Sinopsis C- Drama : Go Ahead Episode 14

 

Original Network : Hunan Tv, iQiyi, Mango TV

Jian Jian mengakui bahwa dia sebenarnya merasa sangat canggung sekali dengan Ling Xiao dan Ziqiu. Tapi jika mereka bertiga tidak rukun, maka Li Haichao dan Ling Heping pasti akan merasa sedih. Lalu diapun terpikir sebuah cara. Dan dengan serius, Tang Can serta Mingyue mendengarkannya.


Dengarkan. Setiap kali pulang kampung sembahyang leluhur, para sepupu itu, semakin tidak kenal, semakin tidak dekat, mereka semakin ramah, kata Jian Jian, menjelaskan. Jadi kita anggap mereka sebagai sepupu jauh yang lama tidak jumpa saja, katanya, memutuskan.

Benar, seperti saat aku bertemu klien, kata Tang Can, setuju. Hidup seperti film, tergantung akting. Lain hari kulatih kamu, jelasnya.


Mendapatkan cara seperti itu, Jian Jian merasa sangat senang, karena bebannya terasa sudah hilang sekarang.

Asal beri ide,” keluh Mingyue, kepada Tang Can.



Pagi hari. Ziqiu merasa terkejut, karena tiba- tiba saja Jian Jian datang ke apatermennya. Dengan gugup, sebelum dia membukakan pintu, dia memastikan nafasnya tidak bau dan penampilan nya rapi. Lalu setelah itu, dia membukakan pintu untuk Jian Jian. Dan dengan ramah, Jian Jian menyapanya. Dan itu membuatnya merasa agak heran serta aneh.


Jumat lalu hari ulang tahun Ayah Ling. Tapi dia lembur, jadi kami lupa merayakannya. Hari ini aku telpon Ayahku, dan malam ini kami mau merayakannya, kata Jian Jian dengan cepat dan nada ceria. “Kue buatanmu sangat enak, mau kamu tunjukkaan?” tanyanya.

Oh, baik, jawab Ziqiu dengan gugup.

Jadi sebelum malam nanti, apa kamu mau beritahu mereka, kamu sudah pulang? tanya Jian Jian.

Oh, ya, ya, jawab Ziqiu.


Apa kamu masih ingin memberi kejutan untuk Ayahku? tnaya Jian Jian, memastikan. Dan Ziqiu bingung untuk menjawab bagaimana. Tidak perlu. Asalkan kamu pulang, mereka akan sangat terkejut, jelas Jian Jian dengan cepat.

Oh, benarkah. Jadi kamu terkejut? tanya Ziqiu, dengan kurang yakin.


Iya. Sangat terkejut! jawab Jian Jian sambil tertawa dan melompat- lompat pelan. Lalu dia pamit dan pergi.

Nanti aku jemput kamu, kata Ziqiu dengan senang.

Tidak perlu. Sampai jumpa nanti malam, balas Jian Jian. lalu diapun pergi.


Dengan senang, Ziqiu tertawa keras sambil menutupi wajahnya. Lalu tiba- tiba dia teringat akan Li Haichao.


Ziqiu membuat satu buah kue tart.


Ditempat kerja. Jian Jian tiba- tiba mendapatkan pesan dari teman online nya yang bernama Rang. Jian Jian, kita berpacaran saja.

Membaca pesan tersebut, Jian Jian merasa terkejut dan berpikir.


Ketika Ling Xiao sedang bekerja, Chen Ting terus saja menelponnya. Dan dengan sengaja, dia tidak mengangkatnya dan fokus mengobati pasien.


Saat Ling Xiao melihat pasien anak kecil yang takut untuk diperiksa giginya, dia jadi teringat akan Jian Jian. Dan dia berusaha bersikap lucu untuk menenangkan anak tersebut.

Jangan takut. Aku akan memusnahkan semua ulat digigimu. Nanti kamu bisa makan banyak coklat, jelas Ling Xiao. Lalu dia memberikan terompet mainan kepadanya sebagai hadiah.


Melihat sikap ramah dan lucu Ling Xiao yang begitu pengertian, si anak kecil menjadi tenang dan suka padanya. Jadi dia ingin diobati oleh Ling Xiao. Dan mendengar itu, Dokter lain merasa tidak keberatan, malah dia berharap Ling Xiao bisa membantunya.

Dokter lain barusan adalah Feng Xixi. Ketika dia bertemu dengan Ling Xiao di café, dia memperkenalkan dirinya dengan ramah. Lalu dia mengucapkan terima kasih, karena Ling Xiao telah membantunya barusan, sebab sebenarnya dia takut dengan anak kecil.

Jangan sungkan, Dokter Feng, kata Ling Xiao dengan sopan.

Kamu pandai menghadapi anak kecil. Ada teknik apa? Berbagilah, pinta Xixi.

Aku punya adik perempuan, jawab Ling Xiao, singkat.



Xixi kemudian meminta mainan aneh milik Ling Xiao barusan, karena dia ingin satu. Dan Ling Xiao menjawab bahwa dia masih punya tiga, tapi itu untuk adiknya. Adik perempuannya berumur 25 tahun. Dan adik laki- lakinya berumur 27 tahun. Jadi sudah tidak ada sisa lagi, karena satunya juga sudah dia pakai.

Bilang saja, kalau kamu memang tidak mau kasih, kata Xixi sambil tertawa kering. Dan Ling Xiao diam sambil tersenyum saja.


Dengan gugup, Ziqiu masuk ke dalam toko mie Li Haichao sambil membawa sekotak kue tart buatannya. Lalu saat didalam, dia melihat karyawan Li sedang kesulitan berkomunikasi dengan tamu asing, jadi diapun membantu karyawan Li untuk berbicara dalam bahasa Inggris. Tapi malunya, tenyata orang asing tersebut sama sekali tidak mengerti bahasa Inggris, malahan dia lebih mengerti bahasa Cina.



Kamu bukan orang barat? tanya Ziqiu, merasa canggung.

Aku dari Sichuan, jawab si orang asing tersebut.

Oh, Sichuan? Kulihat kamu lama melihat menu, ku kira kamu…”

Zodiak ku libra, jadi sedikit pemilih. Tidak boleh? balas si orang asing. Lalu dia mulai memesan. Dan Ziqiu merasa agak malu.


Karyawan Li mengenali siapa Ziqiu, karena Li Haichao ada menaruh foto mereka bertiga (Ling Xiao, Jian Jian, dan Ziqiu) dimeja kasir. Dan Ziqiu mengiyakan. Lalu mereka berbincang- bincang sedikit.



Li Haichao yang sedang berada didapur, ketika dia mendengar suara Ziqiu, dia langsung keluar. Dan begitu dia melihat Ziqiu, dia merasa sangat senang sekali.

Ayah, aku sudah pulang, sapa Ziqiu.


Sudah lama tidak pulang, bersujudlah pada Ayahmu, kata karyawan Li. Dan Ziqiu langsung berlutut sampai ke lantai dihadapan Li Haichao.


Melihat itu, Li Haichao langsung menarik Ziqiu untuk berdiri. Dia hanya bercanda. Kamu malah anggap serius, katanya, mengomeli sedikit. Lalu dia memeluk Ziqiu dengan senang.

Jian Jian sama sekali tidak mendapat inspirasi untuk memahat apa. Jadi Du Juan pun mengajaknya untuk menyanyi nanti malam. Tapi Jian Jian menolak, karena dua sepupunya akan datang, makanya dia harus pulang. Dan Du Juan pun tidak memaksa.


Oh ya, kak. Apa aku sudah harus pacaran? tanya Jian Jian, meminta pendapat. Mendengar itu, Du Juan merasa bersemangat dan menjawab iya, karena sekarang Jian Jian sudah berumur 25 tahun, jadi memang sudah waktunya pacaran.

Du Juan kemudian menjelaskan kepada Jian Jian, apa untungnya berpacaran. Belakangan ini kan Jian Jian sulit mendapatkan inspirasi, jadi jika Jian Jian berpacaran dan jatuh cinta, maka ini bisa membantu Jian Jian. Mendengar itu, Jian Jian merasa bahwa penjelasan itu ada benarnya juga dan tertawa.

Hei, tapi kapan muncul pria yang tidak ku kenal? tanya Du Juan, ingin tahu.

Teman sosial, jawab Jian Jian, menjelaskan. Kamu kenal. Aku sudah lama kenal dia. Ran. Ini berseni, kan?

Mendengar nama Ran, Du Juan merasa bersemangat. Sudah pernah bertemu?

Tidak. Terakhir kali kami berjanji dipameran. Tapi semuanya kacau, aku harus ke kantor polisi, jadi tidak bertemu, jelas Jian Jian dengan kecewa.


Du Juan berpikir sejenak, lalu dia berkomentar bahwa menurutnya Ran tidak cukup bagus. Karena berdasarkan hasil karyanya, dia merasa Ran suka mengkagumi wanita yang sangat tinggi. Perasaan kagumnya ini indah, tapi perasaanya sangat lemah. Jadi orang seperti Ran, pasti akan sangat jelek. Karena itu, Du Juan menyarankan Jian Jian untuk melihat foto Ran terlebih dahulu, sebelum setuju. Dan itu harus foto asli.

Mendengar itu, Jian Jian jadi merasa stress.

Ketika pulang ke rumah, Ziqiu merasakan perasaan rindu dengan kenangan dulu, saat dia tinggal dirumah itu.


Ziqiu, kali ini kamu pulang, apa pendapat Ayahmu? tanya Li Haichao agak khawatir.

Dia tidak bisa mengaturku. Lagipula kamulah Ayah kandungku, balas Ziqiu. Dan Li Haichao merasa senang.

Tapi selama ini, dia membiayai sekolahmu dan hidupmu adalah pemberian dia. Jika kamu tidak akrab dengannya, dia juga akan sedih, kata Li Haichao, menasehati. Dan Ziqiu mengiyakan serta meminta Li Haichao untuk jangan membahas itu lagi. Dan Li Haichao pun mengerti.


Dengan gugup, Ziqiu masuk ke dalam kamarnya dulu untuk melihat-lihat. Ayah. Kamarku ini, ada yang tinggal? tanyanya, dengan agak curiga dan agak kecewa, karena kondisi kamar itu sangat rapi dan bersih.


Pagi ini, Xiao Jian menelponku. Katanya akan ada yang datang. Aku tebak, itu pasti kamu, jelas Li Haichao sambil tersenyum bangga.


Flash back

Li Haichao bisa tahu dan sangat yakin. Karena saat direstoran, ketika dia sedang melihat foto- foto mereka bertiga. Karyawan Li menjelaskan bahwa tampaknya dia ada melihat Ziqiu, lalu dia menunjukkan video yang ada direkaman CCTV.

Flash back end



Ziqiu mengakui bahwa ketika dulu dia berjanji kalau setelah lulus, dia akan langsung pulang, tapi ternyata tidak, dia merasa tidak enak. Dan Li Haichao menjelaskan bahwa dia tidak pernah menyalahkan Ziqiu sedikit pun. Sebab dia ini tidak berdidikan dan hanya bekerja didapur saja, jadi dia berharap anaknya bisa belajar lebih banyak, agar bisa memiliki masa depan yang lebih baik. Namun walaupun anak nya tidak memiliki masa depan yang baik, dia juga tidak masalah, asalkan anak nya senang melalui hidup. Jadi karena itu, Ziqiu tidak perlu merasa bersalah dan khawatir.

Mendengar itu, Ziqiu merasa tersentuh dan terharu. Ayah, aku suka berbincang dengan Ayah. Berbicara dengan Ayah, tidak akan pernah puas, katanya sambil memainkan kukunya dengan gugup.



Menyadari itu, Li Haichao tertawa. Bicara saja, kenapa mengopek tangan? Jika kamu senggang, bantu aku pilah sayur, ajaknya. Dan dengan senang, Ziqiu pun langsung membantunya.

Li Haichao kemudian menanyai, kapan Ziqiu akan pindah kembali ke sini. Dan Ziqiu menjelaskan bahwa sekarang dia ada menyewa apatermen didepan apatermen Jian Jian, dan dia serta Ling Xiao sepakat untuk tinggal bersama seperti dulu untuk menjaga Jian Jian. Karena itu tidak jauh, maka dia bisa sering pulang.

Bagus, kata Li Haichao, senang.

Ayah, aku akan tetap disini, hanya menjaga dia, tegas Ziqiu.


Ketika Jian Jian pulang, dia berpapasan dengan Bibi Qian. Dan Bibi Qian membahas tentang Ling Xiao dan Ziqiu yang akhirnya pulang juga. Dan Jian Jian menanggapi sambil tertawa.


Lalu Jian Jian melihat jalanan yang becek, karena genangan air, dan ada dua anak kecil yang sedang bermain disana. Dan melihat itu, dia teringat akan kenangan saat kecil dulu.

Flash back

Ziqiu menawarkan Jian Jian untuk naik ke atas punggungnya, dan dia akan membawa Jian Jian untuk menyebrangi jalan yang becek. Tapi Jian Jian menolak, karena barusan Ling Xiao bilang akan mengambilkan mereka sepatu hujan, jadi lebih baik mereka menunggu.

Begitu lama, dia belum kembali, pasti dia pulang dan diam-diam makan bakso ikan, kata Ziqiu.


Mendengar itu, Jian Jian pun setuju dan naik ke atas punggung Ziqiu. Tepat disaat itu, Ling Xiao datang sambil membawakan sepatu hujan untuk mereka berdua.

Ziqiu tanpa sengaja tergelincir dan terjatuh. Dengan kesal, Jian Jian pun langsung mengeluh dan menyalahkan Ziqiu. Dan kemudian Ling Xiao juga ikut menyalahkan Ziqiu.

Mendengar itu, Ziqiu merasa sedih dan diam.

Flash back end

Jian Jian tersenyum mengingat kenangan itu. Tapi kemudian dia tersadar dan berhenti tersenyum.


Ziqiu memberikan hadiah sepatu kepada Ling Heping serta Li Haichao, dan mereka berdua merasa senang menerima hadiah pemberiannya. Lalu Ziqiu juga memberikan hadiah kepada Jian Jian, dia memberikan tas kepadanya. Dan Jian Jian menerima itu serta berterima kasih, tapi kemudian dia merasa ragu untuk menerimanya, karena tas nya sangat mahal. Namun Ziqiu memaksa, jadi diapun menerimanya. Sedangkan untuk Ling Xiao, Ziqiu sama sekali tidak ada menyiapkan apapun untuknya. Dan Ling Xiao tidak masalah, sebab dia juga tidak ada menyiapkan hadiah untuk Ziqiu.



Saat makan, suasana sangat menyenangkan. Tapi saat Ziqiu tidak sengaja melihat luka besar dibahu Ling Xiao, suasana pun menjadi tidak nyaman dan serius.

Kapan ini terjadi? tanya Ling Heping, menuntut jawaban.

Lukamu begitu besar. Kenapa tidak beritahu kami? tanya Li Haichao.

Aku jauh disana. Jika kuberitahu, kalian akan khawatir, jawab Ling Xiao, menenangkan mereka.




Jian Jian berusaha mencairkan suasana dengan menyuruh mereka untuk mulai makan saja. Tapi suasana sudah keburu tidak nyaman. Tapi pada akhirnya, makan malam berjalan dengan baik kembali serta berakhir dengan baik juga.



Saat akan pulang, Ziqiu menawarkan diri untuk mengantarkan Jian Jian pulang. Tapi karena motor bekas yang baru dibelinya sama sekali tidak bisa menyala, maka Jian Jian pun memilih untuk naik taksi saja. Apalagi pacarnya ada mengirimkan pesan padanya. Mendengar itu, Ling Xiao dan Ziqiu merasa terkejut.

Dan ketika Jian Jian sudah pergi, motor Ziqiu menyala. Dan diapun langsung menyusul Jian Jian serta meninggalkan Ling Xiao.

Didalam taksi. Jian Jian menceritakan tentang kedua kakak nya kepada Ran.

Dibelakang, motor Ziqiu tiba- tiba mogok dan tidak mau menyala lagi. Jadi dengan terpaksa, diapun harus mendorong motornya.


Diatas atap. Ling Xiao duduk menyendiri sambil memandangi ponselnya dengan gugup. Dia menghubungi Jian Jian, tapi nomor Jian Jian sedang sibuk. Dan dia merasa kecewa.

Jian Jian masih mengobrol dengan Ran ditelpon.





Didekat lampu merah. Ziqiu berpapasan dengan sebuah mobil putih. Dan didalam mobil tersebut, ada seseorang yang dikenalnya.

Melihat orang didalam mobil, Ziqiu langsung meninggalkan motornya dan berlari mengejar mobil tersebut. Tunggu! teriaknya, memanggil. Tapi sayangnya, dia gagal mengejar mobil tersebut.


Saat Ling Xiao sedang menunggu panggilan dari Jian Jian, dia malah mendapatkan pesan suara dari Chen Ting yang berbicara sangat banyak. Chen Ting menanyai kabar Ling Xiao, mengingatkan Ling Xiao untuk jangan terlalu lama disana dan segera pulang, memberitahu Ling Xiao bahwa dia sedang belajar memasak karena memiliki banyak waktu.

Mendengar semua itu, Ling Xiao tampak tidak bersemangat sama sekali.


Ziqiu duduk didalam kamar sambil meringkuk sedih. Dia mengingat tentang orang yang dilihatnya didalam mobil putih barusan. Orang itu adalah Ibunya.


Direstoran. Bibi Qian menanyai Li Haichao, diantara Ling Xiao dan Ziqiu, siapa yang Li Haichao inginkan menjadi menantu. Sebelum Li Haichao sempat menjawab, Ling Xiao langsung mengatakan bahwa dia akan berusaha. Mendengar itu, semua orang tertawa.


1 Comments

  1. 💞💞💞💞💞💞lanjut semangat🔛🔥

    ReplyDelete
Previous Post Next Post