Sinopsis C- Drama : Go Ahead Episode 17

 


Original Network : Hunan Tv, iQiyi, Mango TV

Malam hari. Saat Jian Jian pulang, dia tidak sengaja bertemu dengan Ling Xiao yang pergi membawa koper besar. Dan diapun langsung mengejar Ling Xiao serta menanyai, apakah Ling Xiao mau pindah ke rumah Ling Heping. Dan Ling Xiao menjawab tidak.


Jadi, kamu kembali ke Singapura? tanya Jian Jian. Lalu dia menahan tangan Ling Xiao. Kamu kan sudah bekerja dirumah sakit.

Dengan tajam, Ling Xiao menatap tangannya yang dipegang oleh Jian Jian. Dan dengan canggung, Jian Jian melepaskan tangan Ling Xiao. Lalu dia menasehati Ling Xiao. Dan Ling Xiao mengiyakan sambil terus berjalan.

Dengan panik, Jian Jian meminta maaf dan mengakui bahwa dia salah, serta dia akan intropeksi diri. Dan dia juga mengakui bahwa mereka berdua adalah kakak kandung nya. Mendengar itu, Ling Xiao mengabaikan Jian Jian dan membuka kopernya.

Kalian kembali memang hal yang membahagiakan. Aku juga sangat senang, tapi kita memang tidak bisa seperti saat kecil lagi, kata Jian Jian, menjelaskan. Kalian berikanlah aku waktu untuk menerimanya, pintanya.



Ketika koper Ling Xiao terbuka, Jian Jian merasa terkejut. Karena ternyata isinya hanyalah sampah. Dan Ling Xiao berniat untuk membuang itu.

Kamu bukan mau pergi? Kenapa tidak bilang dari awal, keluh Jian Jian.

Kamu juga tidak tanya, balas Ling Xiao.


Tepat disaat itu, Mingyue pulang. Dan dengan senang, Jian Jian langsung memeluknya serta membantunya membawakan barang- barang belanjaan. Kemudian dia langsung berlari pergi. Dan melihat itu, Ling Xiao tersenyum geli.



Kalian bertengkar? tanya Mingyue, cemas.

Tidak, kami berbagi isi hati,jawab Ling Xiao.

Kalau begitu, baguslah. Aku kira, aku perlu beri kesempatan agar kalian bisa bicara, balas Mingyue, merasa lega.

Terima kasih.

Mingyue kemudian memberitahu Ling Xiao bahwa akhir pekan nanti, mereka akan makan hotpot. Dan Ling Xiao menerima undangan makan bersama itu dengan senang. Lalu mereka berjalan pulang bersama- sama.

Ketika Jian Jian keluar dari lift, dan melihat Ziqiu berdiri didepan pintu apatermennya. Dia langsung bersembunyi dan memperhatikan nya secara diam- diam.


Ziqiu merasa bingung, apakah dia harus membunyikan bel atau tidak. Lalu tepat disaat itu, Zhuang Bei menelpon. Dan diapun meninggalkan kue yang dibawanya didepan pintu. Lalu dia buru- buru masuk ke dalam apatermennya sendiri.

Melihat itu, Jian Jian pun langsung masuk ke dalam apatermennya.


Zhuang Bei menghubungi Ziqiu untuk melaporkan tentang berita He Mei, Ibu Ziqiu, yang tempo hari Ziqiu lihat didekat lampu merah. Lalu setelah itu, Zhuang Bei, menanyai, jika He Mei benar ada di kota ini, kenapa Ziqiu tidak meminta bantuan Ling Heping saja untuk mencarinya, karena itu pasti akan lebih mudah. Dan mendengar itu, Ziqiu hanya diam saja.

Tepat disaat itu, Ling Xiao pulang. Dan Ziqiu pun langsung menutup telponnya dengan Zhuang Bei.


Malam hari. Ziqiu kesulitan untuk tidur. Dia terus kepikiran Ibunya, He Mei.

Tang Can bertemu dengan Ayah nya diresotran hot pot. Dan mereka makan bersama. Lalu Ayah Tang memberikan uang kepada Tang Can untuk kebutuhan sehari- hari. Tapi Tang Can menolak, karena dia punya uang sendiri.

Aku lihat lebih baik kamu cari pekerjaan yang lebih stabil, kata Ayah Tang, menasehati.

Kamu datang mengajariku? Tidak perlu katakan, kemarin aku sudah katakan dengan jelas pada Ibu, balas Tang Can, tidak senang.


Untuk apa dendam pada Ibumu? Hampir tiga bulan, kamu tidak pulang, bahkan tidak menelpon. Apakah perlu sampai begitu? tanya Ayah Tang.

Dia sudah bilang, kan? Jika aku tidak patuh, tidak cari pekerjaan, maka tidak perlu pulang, balas Tang Can. Dia ingin aku dapat banyak uang. Dia selalu mengeluh dirumah, jika tahu akan begini, dulu saat bisa bekerja, seharusnya syuting lebih banyak iklan dan dapat uang banyak untuk beli rumah, katanya, mengulangi perkataan Ibu Tang.



Ayah Tang meminta Tang Can untuk lebih mengerti dan mengalah pada Ibu Tang. Tapi Tang Can tetap bersikap keras. Akhirnya Ayah Tang pun tidak membahas itu lagi serta mulai lanjut makan.



Saat sampai dikompleks apatermen, Tang Can mengingatkan Ayah Tang untuk menyetir dengan hati- hati. Dan Ayah Tang mengiyakan. Lalu dia meminta Tang Cang untuk pulang dan merayakan ulang tahun Ibu Tang beberapa hari lagi.

Teman dan sepupu ada disana, aku pergi, dia akan merasa malu, kata Tang Can, menolak.

Cancan, dia Ibumu, kata Ayah Tang.

Baik, aku akan hadir, balas Tang Can, dengan malas.

Pagi hari. Ziqiu meminta beberapa vitamin Ling Xiao. Dan Ling Xiao menolak. Dan Ziqiu mengeluh bahwa Ling Xiao begitu pelit.

Kamu lupa. Setengah uang beli sayurmu itu uangku juga, kata Ling Xiao, mengungkit.

Begitu perhitungan antar saudara. Pelit, keluh Ziqiu.


Ketika Jian Jian sedang dalam perjalanan ke tempat kerja, dia tiba- tiba mendapatkan telpon bahwa Ziqiu mengalami kecelakaan.

Mendapatkan kabar itu, dengan panik, Jian Jian meminta supir bus untuk berhenti. Tapi supir bus menolak, karena mereka sekarang sedang berada dijembatan. Dan dengan cemas, Jian Jian pun langsung menghubungi Tang Can dan memintanya bantuannya untuk mengambilkan kartu ATM nya dan pergi ke rumah sakit Changgeng, karena Ziqiu kecelakaan, dan Ayahnya bilang bahwa keadaan Ziqiu cukup parah.

Berapa lama lagi, Pak? Kenapa jembatan ini panjang sekali? keluh Jian Jian, karena panik.

Jangan panik, Dik, balas supir bus.

Ziqiu yang tidak sadarkan diri dibawa ke rumah sakit.

Setelah turun dari bus, Jian Jian langsung merebut taksi penumpang lain.


Ketika telah sampai dirumah sakit, Jian Jian langsung menanyai Tang Can, bagaimana kondisi Ziqiu. Dan Tang Can kesullitan untuk menjelaskan.

Saat diantar wajahnya penuh darah. Dokter bilang sudah berusaha, jelas Tang Can sambil menangis sedih. Dan Jian Jian merasa sangat syok.


Dengan histeris, Jian Jian mulai menangis. Dan dia sama sekali tidak bisa mendengar, ketika Tang Can menjelaskan bahwa dia hanya bercanda saja.

Ada apa? tanya Ling Xiao, cemas.

Kak Ziqiu…” jawab Jian Jian sambil menangis keras.

Aku hanya bercanda, bilang He Ziqiu…” kata Tang Can, menjelaskan. Dan Ling Xiao mengerti.

Dengan lembut, Ling Xiao menenangkan Jian Jian dan menjelaskan bahwa Ziqiu baik- baik saja dan masih hidup. Mendengar itu, Jian Jian tertegun dan berhenti menangis selama sesaat. Lalu Ling Xiao langsung memeluknya, dan Jian Jian lanjut menangis lagi.

Kamu tidak bisa bedakan? Hal ini kenapa dijadikan candaan? kata Ling Xiao, memarahi Tang Can. Dan Tang Can merasa bersalah.

Perawat menjelaskan kondisi Ziqiu kepada Li Haichao dan Ling Heping. Alasan Ziqiu mengalami kecelakaan adalah karena Ziqiu memakan begitu banyak obat penenang. Untungnya, Ziqiu cuma menabrak pohon saja. Jika Ziqiu menabrak mobil, maka nyawa Ziqiu pasti akan melayang.

Terima kasih, kata Li Haichao dan Ling Heping.


Setelah perawat pergi, Li Haichao menanyai, kenapa Ziqiu memakan begitu banyak obat penenang. Dan Ziqiu menjelaskan bahwa dia tidak ada meminum obat penenang, dia hanya meminum vitamin milik Ling Xiao saja.

Pantas saja dia tidak mau memberikannya padaku, gumam Ziqiu, akhirnya paham. Dia sering tidak tidur, kukira dia baca novel, ternyata dia tidak bisa tidur,katanya, menjelaskan.



Mengetahui hal itu, Li Haichao dan Ling Heping merasa terkejut. Lalu ketika Ling Xiao masuk ke dalam kamar, mereka berdua menatapnya dengan serius. Dan Ling Xiao merasa sangat heran dan bingung.



Ling Heping memberitahu Li Haichao bahwa dia mau berbicara berdua dengan Ling Xiao. Dan Li Haichao mengerti serta pergi.

Nak, kamu tidak tidur, atau tidak bisa tidur? tanya Ling Heping, secara langsung.

Tidur, hanya tidak bisa tidur lama, jawab Ling Xiao dengan jujur. Pagi kadang aku tidur juga, tambahnya, supaya Ling Heping tidak terlalu khawatir.

Ling Heping mengeluh kesal, kenapa Ling Xiao tidak memberitahunya. Dulu setiap kali dia menelpon, Ling Xiao selalu saja menjawab aku baik- baik sajasemuanya baik- baik saja. Kepadahal kenyataannya tidak. Dan Ling Xiao menjawab bahwa dia takut, Ling Heping akan khawatir.a


Semalam Ibumu menelponku. Dia bilang, kamu kali ini datang mengunjungiku, begitu? tanya Ling Heping, membahas masalah yang satu lagi. Dan Ling Xiao diam, tidak menjawab. Kamu sudah bekerja. Bisa membohongi hal ini?

Dia tidak akan setuju, jawab Ling Xiao, pelan.

Dia tidak setuju, kamu juga harus jelaskan. Bisa bohong sampai kapan? tanya Ling Heping, menasehati. Dan Ling Xiao diam lagi.

Ling Heping akhirnya memutuskan bahwa dia akan menelpon Chen Ting. Walaupun harus memakai cara paksa, dia akan melakukannya, karena hak asuh Ling Xiao ada padanya. Dan Ling Xiao menjawab bahwa sekarang dia sudah dewasa, jadi Ling Heping tidak memiliki hak asuhnya lagi. Juga untuk Chen Ting, dia yang akan menghubunginya sendiri. Karena percuma Ling Heping berbicara kepada Chen Ting. Dan Ling Heping mengerti serta setuju.

Baiklah, kita diskusikan satu hal. Nak, kelak jika ada masalah. Tidak peduli baik atau buruk, bisa tidak katakan pada Ayah? pinta Ling Heping. Kamu sudah dewasa. Ayah juga tidak bisa bantu apa-apa. Tapi kamu menderita, kamu harus biarkan aku tahu. Bagaimana? tanyanya. Dan Ling Xiao mengganggukkan kepalanya.

Ziqiu merasa bahwa kecelakaannya ini sepandan, karena Jian Jian menangisinya dengan keras, yang berarti Jian Jian masih sayang padanya. Dan dengan kesal, Jian Jian menjepit hidung Ziqiu, karena telah berbicara sembarangan.

Ada apa dengan kakak? tanya Jian Jian, kemudian. Ingin tahu.

Bagaimana aku tahu? balas Ziqiu.

Kalian tinggal bersama, kamu malah tidak tahu, keluh Jian Jian.

Dia tidak menceritakan setiap hal, balas Ziqiu.

Ziqiu menjelaskan bahwa dulu Ling Xiao sering sekali bercerita kepada Jian Jian. Tapi sekarang Jian Jian jarang mau mendengarkan. Dan menyadari itu, Jian Jian merasa agak tidak nyaman serta merasa bersalah. Lalu tanpa mengatakan apapun, dia menyuapi buah ke dalam mulut Ziqiu.


Disaat itu, Ling Xiao datang. Dan melihat nya, Ziqiu langsung bertanya. Hei. Jian Jian tanya, kenapa masih muda tidak bisa tidur?

Kamu juga ingin tahu, kan? keluh Jian Jian sambil menjepit hidung Ziqiu lagi. Dan Ziqiu mengingatkan Jian Jian untuk hati- hati, nanti lukanya robek.

Awalnya Ling Xiao merasa agak ragu untuk bercerita, tapi pada akhirnya dia bercerita juga. Dia menderita imsonia, dan kata Dokter ini tidak apa- apa. Lalu dia sengaja meletakkan pil tidur ke dalam botol vitamin, karena dia tidak ingin Ibu serta adiknya tahu. Sebab dirumah, dia orang yang tidak boleh sakit.

Mendengar itu, Ziqiu dan Jian Jian sama- sama terdiam. Mereka tidak tahu harus berkomentar apa.

Dicafe. Jian Jian memesankan segelas teh buah untuk Ling Xiao, karena Ling Xiao tidak boleh lagi meminum kopi.

Li Jian Jian kami, masih perhatian seperti saat kecil, bahkan lebih dewasa seperti orang dewasa, puji Ling Xiao.

Sekarang aku bisa mengatasi masalahku,kata Jian Jian dengan bangga. Lalu dia menceritakan tentang studionya.


Secara perlahan dan tanpa sadar, Jian Jian tidak merasa canggung lagi kepada Ling Xiao. Serta mereka mulai berhubungan seperti dulu. Mereka mengobrolkan banyak hal dan macam- macam hal.

Ling Xiao memberitahu Jian Jian bahwa dia ada menyukai seseorang. Wanita itu sangat cantik dan manis. Mendengar itu, Jian Jian jadi ingin tahu lebih lanjut. Tapi Ling Xiao langsung mengalihkan pembicaraan.


Ling Xiao menceritakan tentang luka dibahunya. Saat masak bubur, aku tidak sengaja menjatuhkannya. Semuanya mengenai bagian bahu. Tidak terasa terlalu panas, jadi aku bersihkan pecahan mangkuk. Kemudian saat ke kamar mandi, aku baru menyadari bahwa baju dan kulit sudah menyatu.

Dengar saja sudah sakit, komentar Jian Jian.

Dengan lembut, Ling Xiao mengelus kepala Jian Jian dan memberantakin rambut nya. Tenang, sudah tidak sakit lagi.

Kubilang jangan sentuh kepalaku, keluh Jian Jian, kesal. Karena rambutnya jadi berantakan.

Mingyue datang menjenguk Ziqiu. Sambil membawakan buket bunga dari Tang Can. Dia meminta Ziqiu untuk jangan marah lagi, karena dia sudah memarahi Tang Can. Dan Ziqiu membalas bahwa dia sama sekali tidak marah, malahan dia ingin berterima kasih. Jika bukan karena ini, dia akan mengira Jian Jian sungguh membencinya.

Otakmu rusak?ejek Mingyue.


Disaat itu, Jian Jian dan Ling Xiao pulang sambil membawakan segelas kopi untuk Mingyue. Sedangkan tidak untuk Ziqiu.

Jian Jian mengantarkan Mingyue yang ingin pergi. Mingyue menjelaskan bahwa dia sudah membawakan semuanya untuk Jian Jian dan Ling Xiao, seperti peralatan mandi dan pakaian ganti. Lalu dia tidak bisa menemani Jian Jian malam ini, karena dia ada wawancara. Dan Jian Jian mengerti, serta tidak masalah.


Mingyue kemudian menanyai tentang Imsonia yang Ling Xiao derita. Lalu dia menebak, apakah ini ada hubungannya dengan Chen Ting. Dan Jian Jian membenarkan. Hati- hati nanti kakak mu kembali ke sana lagi. Adiknya itu sangat manja dengannya, kan? kata Mingyue, menasehati.

Aku sudah besar, dia punya kaki sendiri, mau kemana terserah padanya. Lagipula pria lebih mandiri, mungkin suatu hari akan dibawa pergi oleh wanita liar, balas Jian Jian dengan sikap acuh.

Kalau itu mau gimana lagi? balas Mingyue sambil tertawa dengan gugup. Lalu dia pamit dan pergi.


Ziqiu menatap Ling Xiao dan Jian Jian makan ubi dengan begitu nikmat. Dan dia juga ingin, tapi mereka berdua tidak mengizinkannya. Jadi Ziqiu pun menatap ke arah langit malam.

Aku ingat saat kecil langit tidak seperti ini, komentar Ziqiu. Kalian masih ingat? Saat musim panas berteduh di komplek, Ayah bilang selain bulan dilangit, bintang yang paling terang adalah Dewa Taibai.

Apapun tidak terlihat, kata Jian Jian sambil ikut menatap ke langit.

Tentu tidak terlihat. Sekarang lampu kota sangat terang. Berbeda dengan saat kecil, balas Ling Xiao, sambil menatap langit juga.



Ziqiu kemudian menceritakan bahwa saat dia barusaja ke Inggris, setiap hari dia ingin pulang. Karena dia tidak mengerti bahasa disana, tidak terbiasa makanannya, dan tidak tahan menghadapi Zhao Huaguang setiap harinya. Asalkan dia melihat pesawat dilangit, dia ingin lompat naik dan pulang. Mendengar itu, Jian Jian berkomentar bahwa dia sangat mengerti. Saat di televisi, penerus kedua tidak ingin mewarisi kekayaan keluarga, dia sangat ingin mewakilinya, tapi tidak ada yang datang mencarinya.

Aku cari kamu. Kelak aku cari banyak uang untukmu, kata Ziqiu, menawarkan.

Tidak, mulut pria tidak bisa dipercaya, tolak Jian Jian.

Mendengar itu, Ling Xiao mengetok kepala Jian Jian. Kamu hanya pandai bicara. Jika pintar, cepat putuskan Ran itu.

Benar, putuskan. Dilihat saja, dia bukan orang baik, kata Ziqiu, setuju.

Dengan tegas, Jian Jian menolak untuk memutusi Ran. Dan dengan serius, Ling Xiao menyuruh Jian Jian untuk berpikir, apakah Jian Jian benar- benar menyukai Ran.

Intinya aku cukup senang, kata Jian Jian, bersikap acuh.

Senang apanya? Kentut…” umpat Ling Xiao, pelan.

Apa? tanya Jian Jian, tidak dengar.

Kakak bilang dia kentut, kata Ziqiu, menfitnah Ling Xiao. Dan Jian Jian tidak percaya.

Jian Jian dan Ling Xiao kemudian sama- sama mempermainkan Ziqiu. Dengan menawarkan ubi mereka, tapi pada akhirnya mereka tidak membiarkan Ziqiu untuk makan sedikit pun. Dan mereka berdua lalu tertawa dengan keras.


Saat hari semakin malam, Ling Xiao dan Jian Jian sama- sama merawat Ziqiu. Ling Xiao memberikannya obat. Dan Jian Jian memberikannya air.


Kemudian Jian Jian dan Ling Xiao membaca buku bersama. Sedangkan Ziqiu tidur.


Judul buku. Dua anak kesepian dikota.

Dia sangat diam, tidak pernah menyapa orang lain. Semuanya merasa, dia anak aneh. Aku merasa biasa saja. Terkadang aku juga tidak suka bicara.


Aku sering melihatnya duduk disudut toko buku, membaca dengan tenang. Sama sekali tidak pedulikan dunia luar. Tidak tahu mengapa, aku selalu bisa bertemu dengannya disini. Dia terlihat kesepian seperti ku.



Membaca cerita dibuku itu, Jian Jian jadi teringat akan Ling Xiao dulu. Saat mereka masih kecil. Lalu dia menatap Ling Xiao yang tertidur di bahunya. Dan diapun berhenti membaca buku tersebut.



Keesokan harinya. Ran datang ke rumah sakit untuk menjenguk Ziqiu. Melihat kedatangannya, Ling Xiao serta Ziqiu merasa tidak senang.

Kak, kamu baik- baik saja? tanya Ran, perhatian.

Menurutmu, baik- baik saja? balas Ziqiu dengan ketus.

Kenapa bicara begitu? tegur Jian Jian.

Ran kemudian memberikan hadiah yang dibawanya. Dan Jian Jian meminta Ling Xiao untuk membukanya. Dan ketika melihat isinya, Ziqiu sama sekali tidak mengerti barang seni apa itu. Begitu juga dengan Ling Xiao. Namun Jian Jian merasa senang menerima itu.



Ketika perawat datang untuk memeriksa Ziqiu, Ran terus menatap ke arah pantat si perawat. Lalu dia mendapatkan inspirasi dan mulai menggambar.

Melihat itu, Ziqiu dan Ling Xiao merasa kesal. Namun Jian Jian langsung menenangkan mereka untuk tidak terlalu memikirkan itu. Karena Ran hanya sedang berkarya saja.

Ketika Ran akan pulang, Ling Xiao mengajak nya untuk makan siang bersama. Dan Ran pun mengiyakan.


Direstoran. Ling Xiao memberitahu Ran bahwa tidak ada salahnya untuk hanya berteman saja dengan Jian Jian, tapi untuk berpacaran, Ran harus lebih serius.


Pacaran harus seserius apa? tanya Ran, tidak mengerti.

Serius pertimbangkan, apakah sepadan karena percintaan singkat, malah mengorbankan teman baik yang satu jiwa, kata Ling Xiao, menasehati.

Post a Comment

Previous Post Next Post