Sinopsis C- Drama : Go Ahead Episode 18

 

Original Network : Hunan Tv, iQiyi, Mango TV

Jian Jian mengajak Mingyue untuk menemaninya berbelanja. Dia menceritakan tentang kondisi Ling Xiao yang menderita Imsonia, karena Chen Ting. Jadi dia ingin bisa membantu Ling Xiao menyembuhkan penyakitnya itu.

Kelak mertua seperti ini. Aku harus bagaimana? gumam Mingyue, mengeluh. Tapi Jian Jian tidak mendengar itu.

Setelah menemukan buku yang dicarinya, Jian Jian menarik tangan Mingyue untuk lanjut berbelanja yang lain.






Jian Jian menyuruh orang untuk mengganti wallpaper dikamar Ling Xiao. Lalu dia dan Mingyue bekerja sama menata ulang kamar Ling Xiao. mereka mengganti sprei nya, sarung bantalnya, meletakkan kantong aroma di dekat lampu tidur, meletakkan boneka, dan juga bunga segar didalam kamar.

Setelah selesai, Mingyue bertanya dengan ragu, “Apakah kamu yakin seperti ini ada gunanya?”

“Tentu saja. Orang kalau sudah relaks, perasaan hati pasti nyaman dan mudah tertidur,” jawab Jian Jian dengan yakin.

Ketika Ziqiu akhirnya pulang, dia merasa seluruh tubuhnya sangat gatal sekali, dan dia meminta Ling Xiao untuk bantu memandikannya.


Sungguh baik, aku juga ingin punya seorang kakak,komentar Mingyue.

Ada kakak yang membantumu mandi? ejek Jian Jian. Dan Mingyue tertawa.

Setelah mandi cepat bawalah mereka. Kita makan hot pot, kata Mingyue, mengingatkan. Dan Jian Jian mengiyakan.


Ketika Jian Jian pulang bersama dengan Ling Xiao dan Ziqiu. Tang Can langsung bersembunyi ke dalam kamar.


Jian Jian memperkenalkan Mingyue kepada Zhuang Bei yang ikut datang untuk makan bersama mereka. Dan Mingyue merasa biasa saja. Tapi Zhuang Bei merasa terpesona melihat Mingyue.



Kenapa melongo saja? tanya Ziqiu, menyadarkan Zhuang Bei.

Jian Jian kemudian menanyai Mingyue, apakah Tang Can belum pulang. Dan Mingyue menjawab bahwa semua makanan dimeja ini, Tang Can yang siapkan, namun Tang Can tidak berani bertemu dengan Jian Jian dan bersembunyi di dalam kamar.

Didalam kamar. Tang Can mencoba menguping pembicaraan diluar, tapi tidak kedengaran apapun. Lalu dengan gugup, dia bersiap untuk membuka pintu dan keluar. Tepat disaat itu, Jian Jian datang dan membuka pintunya duluan. Sehingga hidung Tang Can pun terantuk mengenai pintu.



Kenapa kamu berdiri didepan pintu? tanya Jian Jian, terkejut.

Kenapa kamu tidak mengetuk pintu? balas Tang Can.

Dengan rasa sedikit bersalah, Jian Jian memeriksa apakah Tang Can baik- baik saja, lalu dia merasa lega. Dan Tang Can mengomentari bahwa dia akan mengganggap ini bahwa Jian Jian sudah memukulnya satu kali. Dan Jian Jian langsung membela diri bahwa dia tidak sengaja.

Kalau begitu, kamu sengaja pukul aku dua kali, kata Tang Can sambil menyodorkan wajahnya. Aku ini cantik alami.

Apa kamu gila? Mana ada yang minta maaf sepertimu? balas Jian Jian.

Dengan sikap manja, Tang Can meminta maaf kepada Jian Jian dan bersumpah bahwa dia tidak akan melakukan itu lagi. Dan Jian Jian pun memaafkannya.


Melihat mereka berdua berpelukan begitu akrab, Mingyue ikut bergabung dengan mereka berdua. Lalu dia memberitahu Tang Can bahwa Zhuang Bei ada datang.


Wow, aku dandan dulu, kata Tang Can dengan senang.


Acara makan dimulai. Yang lain makan duluan, kecuali Tang Can, karena dia  mau berdandan dulu. Lalu ketika akhirnya dia keluar, Zhuang Bei merasa sangat terkejut dan tersedak.



Ziqiu berkatan mau makan hot pot, makanya aku datang, kata Zhuang Bei, menjelaskan dengan agak gugup dan malu.

Ah, kamu jangan sungkan, makanlah lebih banyak. Lagipula kamu adalah klienku, balas Tang Can. Lalu dia mengajak Zhuang Bei untuk bersulang. Selamat bekerja sama.

Kerja sama yang menyenangkan, balas Zhuang Bei, dengan agak canggung.

Melihat itu, Jian Jian tersenyum secara diam- diam.



Selesai makan, Tang Can dan Mingyue menyanyi bersama. Dan Zhuang Bei terus saja memperhatikan Mingyue. Lalu dia menanyai, apakah Mingyue sudah punya pacar dan bagaimana dengan Ling Xiao serta Ziqiu. Dan Mingyue menjawab bahwa dia belum punya pacar, dan dia biasa saja dengan Ling Xiao serta Ziqiu. Mendengar itu, Zhuang Bei merasa sangat senang.


Jangan mau dengan laki- laki yang dikontrol oleh adiknya. Didalam dunia dia, adik selamanya nomor satu, kata Zhuang Bei, sengaja, supaya Mingyue jangan sampai tertarik kepada Ling Xiao maupun Ziqiu.

Kenapa? Lihatlah, betapa baiknya sama adiknya. Pasti akan baik terhadap pacarnya, balas Mingyue.


Selagi Zhuang Bei berusaha mendekati Mingyue. Tang Can menyanyi sendirian. Dan dimeja makan, Jian Jian, Ziqiu, dan Ling Xiao, mengobol bersama.

Aku sebenarnya, dari kemarin sudah kepikiran. Kalau kak Ziqiu benar- benar mati ditabrak, aku pasti akan menyesal sekali. Jadi, aku tulus menyambut kalian kembali, kata Jian Jian sambil tersenyum.

Mendengar itu, Ling Xiao dan Ziqiu merasa senang. Lalu mereka bertiga bersulang bersama.

Setelah minum, Ziqiu tiba- tiba ingin ke kamar mandi. Dan dengan terpaksa, Ling Xiao pun membantunya serta meninggalkan Jian Jian sendirian di meja makan.

Tepat ketika mereka berdua pergi, ponsel Ling Xiao berbunyi, dan Jian Jian tidak sengaja mengangkatnya. Dan ternyata itu adalah telpon dari Meiying, adik Ling Xiao.

Kapan kakak ku pulang? tanya Meiying.

Kakakmu sedang di kamar mandi. Dia nanti juga akan pulang. Setelah pulang aku suruh dia menelponmu, jawab Jian Jian.

Aku tanya kapan dia akan pulang ke Singapura? Bukankah dia bilang hanya akan bermain selama satu bulan saja disana? balas Meiying. Sudahlah, kamu suruh dia menelpon kembali ke aku. Dah.

Mendengar itu, Jian Jian merasa terkejut dan terdiam.


Dengan kesal, Jian Jian kemudian berbaring disofa dan menolak untuk menyanyi. Melihat itu, Tang Can serta Mingyue merasa bingung.

Saat Ling Xiao kembali dan melihat itu, dia mengendong Jian Jian untuk kembali ke kamar dan tidur disana. Dan Mingyue pun membantunya.


Setelah Ling Xiao membaringkan Jian Jian ditempat tidur, dia mengelus rambut nya dengan lembut sambil tersenyum. Dan melihat itu, Mingyue ikut bergabung. Dia duduk disebelah Ling Xiao dan mengobrol bersama dengan Ling Xiao, membicarakan tentang Jian Jian yang sudah dewasa.


Lalu Mingyue bantu membersihkan wajah Ling Xiao. Sedangkan Ling Xiao bantu melepaskan kaus kaki yang Jian Jian pakai, karena Jian Jian merasa tidak nyaman dengan itu.

Tang Can mengantarkan Zhuang Bei ke lift. Dan Zhuang Bei merasa agak kecewa, karena Mingyue tidak ikut mengantarnya. Lalu sebelum pintu lift tertutup, Mingyue datang sambil berteriak tunggu sebentar. Dan mendengar itu, Zhuang Bei langsung menahan pintu lift.


Kakak kelas, apa ini ponselmu? tanya Mingyue sambil memberikan ponsel Zhuang Bei yang ketinggalan. Dan Zhuang Bei mengiyakan serta berterima kasih. Lalu diapun pamit.

Sebelum pintu lift tertutup, Zhuang Bei dengan cepat mengambil foto Tang Can dan Mingyue.

Setelah pintu lift tertutup, Mingyue bertanya dengan heran, kenapa Zhuang Bei mengambil foto mereka. Dan dengan percaya diri, Tang Can menjawab bahwa itu karena Zhuang Bei ingin menyimpan foto orang cantik di ponselnya.


Didalam lift. Zhuang Bei mengedit foto barusan. Dia hanya mengambil bagian foto Mingyue saja dan menyimpannya dengan senang.


Ketika Ling Xiao pulang dan masuk ke dalam kamarnya. Dia melihat kamarnya penuh dengan perubahan. Dan diatas tempat tidurnya, ada sebuah buku cerita yang ditinggalkan oleh Jian Jian untuknya.

Pesan dari Jian Jian yang ditulisnya didalam buku :Kak selamat pulang ke rumah. Tidurlah dengan baik.

Melihat itu, Ling Xiao tersenyum senang.


Pagi hari. Karena Ziqiu sedang terluka, maka Ling Xiao lah yang menggantikan nya untuk membuat sarapan.

Disaat itu, Jian Jian memberitahu Ling Xiao bahwa semalam Meiying ada menelpon, tapi dia tidak sengaja mengangkatnya, karena mengira itu adalah ponselnya. Dan Ling Xiao mengerti.

Apa yang dikatakannya? tanya Ling Xiao, agak gugup.

Dia menyuruhmu menelponnya kembali, jawab Jiao Jiao sambil tersenyum.

Jian Jian kemudian berbisik kepada Ziqiu dan menceritakan tentang Meiying. Dia menceritakan apa yang Meiying katakan semalam, tentang kapan Ling Xiao akan pulang karena ini sudah satu bulan. Dan Ziqiu menjelaskan supaya Jian Jian jangan mendengarkan omong kosong Meiying, karena jika benar Ling Xiao hanya akan tinggal satu bulan saja, maka Ling Xiao tidak akan bekerja disini.

Aku tahu. Jadi kakak membohongi mereka? tanya Jian Jian.

Benar. Aku sudah bilang, Ibunya begitu susah dilepas, bagaimana tiba- tiba bisa setuju. Lalu bagaimana? balas Ziqiu, bertanya.


Bisa bagaimana. Dia juga tidak ada cara, balas Jian Jian. Lalu dia teringat sesuatu. Kamu tidak membohongi Zhao Huaguang untuk kembali, kan?

Bagaimana mungkin? Zhao Huaguang sejak awal sudah tidak memperdulikanku, balas Ziqiu dengan percaya diri.

Ketika Ling Xiao sudah selesai membuatkan sarapan, Ziqiu dan Jian Jian pun langsung berhenti berbisik- bisik.

Bibi Qian menawarkan Ling Heping untuk mengikuti kencan buta, karena Li Haichao tidak mau ikut. Dan Ling Heping memohon supaya Bibi Qian membiarkan nya untuk beristirahat dan jangan mengaturkan pekerjaan untuknya dulu. Dan Bibi Qian mengerti serta meminta Ling Heping untuk menasehati Li Haichao agar mau ikut kencan buta.

Masalah ini bagaimana aku menasehatinya? tanya Ling Heping, menolak.


Menasehatinya melupakan He Mei, jelas Bibi Qian. Dan Ling Heping tertawa mendengar nama itu. Kamu tidak tahu. Waktu itu, Haichao kencan buta beberapa kali, He Mei yang dia paling suka. Kalau mereka berdua lanjut terus, pasti sudah menikah. Akhirnya, He Mei malah mengingkari janjinya.

Mendengar itu, Ling Heping merasa agak tidak menyangka dan merenung.



Li Haichao datang mengantarkan makan siang untuk Ziqiu dicafe. Dan Ziqiu menyambut nya dengan senang. Dan selagi Ziqiu makan, Li Haichao banyak menasehatinya mengenai café.

Tenang, Ayah. Sebelumnya aku bekerja di kedai kopi, dari dapur sampai pelayan, setiap pekerjaan sudah aku lakukan, kata Ziqiu, bercerita.

Setelah kamu lulus, bukankah kamu magang direstoran hotel? Bagaimana kamu bisa pergi bekerja di kedai kopi? tanya Li Haichao, heran.

Oh. Bukankah aku ingin membuka café? Jadi aku bekerja hanya untuk mempelajari dan memahami caranya mengoperasikan café, jawab Ziqiu, menjelaskan. Dan Li Haichao pun mengerti.


Li Haichao kemudian membahas tentang Ling Xiao. Dia tahu setiap orang memiliki kesulitan sendiri, namun dia ingin agar Ziqiu jangan seperti Ling Xiao, yang saat stress tidak ada memberitahukan apapun pada mereka. Juga dia menasehati Ziqiu bahwa He Mei bukanlah Ibu yang buruk, dan dia ingin tahu, apakah Ziqiu tidak ada berpikiran untuk mencari He Mei.

Untuk apa aku mencari dia? tanya Ziqiu sambil mendengus geli. Dimatamu tidak ada orang jahat, komentarnya.



Jika kamu benar- benar mau mencarinya, aku akan pergi cari tahu, kata Li Haichao, menawarkan bantuan.

Ayah, sudahlah, kata Ziqiu, dengan agak tidak sabaran. Selama bertahun- tahun, dia seharusnya tidak ingat kita lagi. Kamu jangan khawatir lagi. Kalian barulah keluargaku, yang lain adalah orang luar.

Mendengar itu, Li Haichao pun akhirnya berhenti membahas tentang He Mei. Dan Ziqiu dengan tegas mengatakan bahwa kelak dia pasti akan menjaga Li Haichao.


Malam hari. Ziqiu mencari He Mei. Dia mengikuti petunjuk yang Zhuang Bei temukan. He Mei dijemput dijalan Huaxing, dan turun di Perdagangan Internasional Laut Biru.

Jian Jian mengajak Ling Xiao berlari bersama. Karena lari sangat bagus untuk Ling Xiao. Mendengar itu, Ling Xiao menjelaskan bahwa dia adalah dokter, jadi Jian Jian tidak perlu mengajarinya.

Kamu adalah Dokter Gigi. Kamu sakit masih perlu orang yang mengobati, kata Jian Jian, mengingatkan.

Kemudian jadilah Dokterku, kata Ling Xiao dengan senang.

Jadi Dokter tidak bisa. Tapi kamu, aku masih bisa memahamimu. Ini adalah penyakit hati, harus berpikiran terbuka, jelas Jian Jian.

Kamu adalah obat hatiku, balas Ling Xiao. Dan Jian Jian sama sekali tidak percaya dengannya.


Jian Jian kemudian memberitahu Ling Xiao bahwa sabtu ini adalah peringatan meninggalnya Ibunya yang ke 21 tahun. Dan Ling Xiao tahu.

Ayahku sudah duda selama 21 tahun. Semua hidupnya demi menjaga anak- anaknya. Aku cukup meras senang, tapi dia yang sangat menderita. Aku menyesal, kenapa waktu kecil aku sering ribut tidak mau Ibu Tiri, kata Jian Jian, bercerita. Kamu masih ingat Ibu Ziqiu?

Ingat. Walaupun hanya bertemu beberapa kali, saat dia menjemput Ziqiu. Orangnya cantik, pendiam, dan tidak banyak bicara. Kenapa kamu memikirkan dia? balas Ling Xiao, heran.

Aku merasa dia mengingkari janjianya, itu ada hubungannya denganku, jawab Jian Jian. Karena saat itu dia sangat nakal dan menentang pernikahan mereka.


Kemudian dengan optimis, Jian Jian menjelaskan bahwa sekarang Ziqiu dan Ling Xiao akhirnya sudah kembali. Jadi mereka bisa menjaga Li Haichao serta Ling Heping bersama-sama mulai dari sekarang. Dan lalu dia lanjut berlari.

Dengan senang, Ling Xiao berlari mengikuti Jian Jian.


Saat Ling Xiao pulang, Ziqiu sedang bertelponan dengan He Lan. Dan setelah Ziqiu selesai, Ling Xiao bertanya. Dan Ziqiu pun menceritakan bahwa He Lan akan datang untuk mengunjunginya. Mendengar itu, Ling Xiao pun langsung masuk ke kamar, karena dia mau mandi.


Tepat disaat itu, ponsel Ling Xiao berbunyi. Dan itu adalah telpon dari Chen Ting.

Karena telpon lama diangkat, Chen Ting pun mengirimkan pesan. Dan Ziqiu tidak sengaja melihat itu. Lalu Ling Xiao kembali dan mengambil ponselnya.

Mau pulang ke Singapura? tanya Ziqiu. Dan Ling Xiao menggangukkan kepala nya. Melihat itu, Ziqiu pun tidak berkomentar.

Keesokan harinya. Xixi mengajak Ling Xiao untuk menonton opera bersama besok malam. Dan Ling Xiao menolak, karena besok dia mau pulang ke singapura. Dan Xixi menebak, apakah Ling Xiao mau pulang untuk menemui wanita yang Ling Xiao sukai.

Orang yang aku suka ada disini, kata Ling Xiao, bercerita.

Teman SMA? tebak Xixi.

Termasuk.

Sekelas? tanya Xixi, lagi.

Lebih kecil dibawa aku dua tingkat.


Jian Jian dan Mingyue kemudian datang bersama- sama. Jian Jian diobati oleh Ling Xiao. Sedangkan Mingyue diobati oleh Xixi.



Diruang 1. Jian Jian dan Ling Xiao mengobrolkan tentang Ran. Jian Jian menjelaskan bahwa Ran itu sebenarnya baik. Dan Ling Xiao membalas bahwa dia hanya tidak menyukai Ran.

Kenapa? tanya Jian Jian, heran.


Dan Ling Xiao menatap Jian Jian dengan serius. Setelah pulang, aku akan memberitahumu.

Kamu mau kemana?

Singapura, jawab Ling Xiao. Dan Jian Jian merasa terkejut. Aku mau pergi menyelesaikan urusan disana, jelasnya.


Diruang 2. Xixi dan Mingyue mengobrolkan tentang siapa wanita yang Ling Xiao sukai saat SMA.


Ketika pulang, Mingyue menanyai Jian Jian, siapa cinta pertama Ling Xiao saat SMA. Dan Jian Jian menjawab bahwa jika itu adalah adik kelas yang dua tingkat dibawah Ling Xiao, masih ada siapa kecuali Mingyue. Dan mendengar itu, Mingyue merasa sangat senang.




Mingyue janjian makan dengan Ibu Ming untuk bertemu kawan lama. Awalnya Mingyue mengira itu adalah acara makan biasa saja. Tapi ternyata, itu adalah acara kencan buta.

Lalu saat Ibu Ming ke kamar mandi, Mingyue pun mengikutinya serta menjelaskan bahwa dia mau pamit, karena dia ada wawancara sebentar lagi. Dan dengan cerewet, Ibu Ming menjelaskan betapa bagus nya pasangan yang dia jodohkan ini. Jadi acara kencan buta ini penting.

“Kamu tidak bertanya padaku, apakah ada orang yang kusukai atau tidak,” keluh Mingyue.


“Baiklah, kalau gitu aku tanya, apakah kamu sudah ada orang yang disukai?” tanyanya. Dan Mingyue menjawab ada. “Siapa? Apakah aku kenal?” tanyanya. Dan Mingyue tidak mau menjawab.

Ibu Ming kemudian membujuk Mingyue untuk mau mendengarkannya. Lalu mengenai masalah pergi bekerja di Beijing, Ibu Ming menyarankan Mingyue untuk jangan memikirkan itu lagi, dan persiapkan dengan baik ujian pengawai negeri.

“Ibu,”protes Mingyue.


“Masalah ini sudah diputuskan,” tegas Ibu Ming, tidak mau dibantah. “Cepatlah pergi ke toilet. Lalu kembali dan selesaikan makan dengan baik,” perintahnya. Dan dengan kesal, Mingyue menghela nafas sambil bermuka cemberut.

1 Comments

  1. Lanjut.... Semangat🔛🔥🔛🔥

    ReplyDelete
Previous Post Next Post