Sinopsis C- Drama : Go Ahead Episode 22



Original Network : Hunan Tv, iQiyi, Mango TV

Saat makan, seperti biasa Ziqiu suka memberikan dagingnya kepada Jian Jian. Dan melihat itu, Bibi Qian memberitahu Li Haichao betapa sayang nya Ziqiu kepada Jian Jian, dan dia menyarankan agar Li Haichao menjadikan Ziqiu sebagai menantu saja.


Mendengar itu, Ziqiu hanya diam saja. Sedangkan Li Haichao tertawa sambil menjelaskan bahwa sekarang Jian Jian sudah punya pacar.


Ketika Jian Jian telah pergi dan Li Haichao pergi ke dapur, Bibi Qian mendekati Ziqiu dan menanyai, apakah ada kabar dari He Mei. Dan Ziqiu menjawab dengan jujur bahwa Ibunya tidak pernah menghubungi nya.

Kamu harus baik- baik nasehati Ayahmu. Jangan selalu dimanfaatkan wanita. Ayah mu masih mudah, masih bisa mencari. Jika beberapa tahun lagi, akan sulit mencari lagi, kata Bibi Qian, membujuk Ziqiu untuk bantu membicarakan ini kepada Li Haichao.

“Baik, baik,” jawab Ziqiu.



“Kamu jangan hanya ‘baik, baik’ saja,” omel Bibi Qian. “Kamu harus perhatikan. Jika kalian semua sudah menikah, seperti burung yang terbang meninggalkan sarang, Ayahmu bagaimana? Tidak seperti aku. Jika aku sampai punya masalah otak atau yang lainnya, aku masih ada suamiku untuk memanggil ambulans,” jelasnya.

Tepat disaat itu, Li Haichao keluar dari dapur. Dan dia menghentikan Bibi Qian untuk berbicara aneh- aneh. Dan Ziqiu tertawa geli.



Ketika Jian Jian sedang berbaring diatas sambil memandangi langit malam, Ling Xiao datang. Tapi Jian Jian mengira itu adalah Ziqiu, jadi diapun memanggil nama Ziqiu dan berbicara padanya. Dan saat dia menyadari bahwa ternyata yang datang adalah Ling Xiao, dia langsung berdiri dengan panik.

“Kenapa kamu pulang?” tanya Ling Xiao.

“Aku mengunjungi Ayah,” jawab Jian Jian, canggung.

“Ziqiu juga pulang?” tanya Ling Xiao, lagi. Dan Jian Jian mengangguk. Menghindariku? tebaknya.

Tidak, tidak, jawab Jian Jian dengan cepat.


Ling Xiao kemudian duduk ditempat Jian Jian berbaring barusan, dan melihat itu, Jian Jian merasa ragu, apakah dia harus duduk atau pergi saja. Lalu diapun memutuskan untuk memulai pembicaraan. Dia menanyai, apa yang sedang Ling Xiao pikirkan.


Kamu lebih suka Ziqiu, kan? tanya Ling Xiao dengan yakin. Setelah Ziqiu datang, jika kamu ditindas, kamu langsung berpikir untuk minta Ziqiu membalas. Kalian diam- diam ke tempat bermain, ke warnet, dan membuat masalah. Tidak pernah membawaku, tuduh Ling Xiao, merasa terluka.

Kamu tidak izinkan aku berkelahi, tidak izinkan aku bermain, kamu selalu mengaturku, omel Jian Jian, membela diri.

Kalian tengah malam makan cemilan diselimut juga tidak membawaku, tuduh Ling Xiao lagi, masih merasa terluka.

Hei. Karena kamu tinggal diatas, bagaimana mengajakmu? balas Jian Jian, bertanya. Lagian kamu setelah gosok gigi tidak mau makan lagi, keluhnya.



Mendengar itu, Ling Xiao diam dan menatap Jian Jian dengan tajam. Dan Jian Jian pun langsung terdiam dengan canggung. Lalu dia berusaha untuk memperbaiki suasana. Dia beryanyi dan mengulurkan kedua tangannya. Tapi Ling Xiao malah mengabaikan uluran tangannya.

Saat seseorang terluka, akan mengepal tangan melindungi telapak tangan, kata Ling Xiao. Dan dengan bingung, Jian Jian menatap kedua tangannya. Aku telapak atau punggung? tanyanya.

Mendengar itu, Jian Jian tertawa frustasi. Lalu dia duduk ditempatnya dan meminum bir nya.

Ketika toko sudah duduk, Ziqiu kembali dan mengajak Li Haichao untuk berbicara dengan serius. Dan Li Haichao merasa agak bingung ada apa.


Dengan gugup, Ziqiu menceritakan kepada Li Haichao bahwa Jian Jian sudah putus dengan Ran. Dan dia menyukai Jian Jian. Tapi dia belum memberitahu Jian Jian, karena dia ingin meminta persetujuan dari Li Haichao terlebih dahulu.

Jika aku tidak setuju? tanya Li Haichao dengan hati- hati.

Aku akan tunggu kamu setuju, baru kuberitahu dia, jawab Ziqiu.

Jika Xiao Jian menolak? tanya Li Haichao, ingin tahu.

Aku akan kejar dia. Dan lebih baik lagi padanya. Akan ku kejar, jawab Ziqiu dengan sangat serius.



Mendengar itu, Li Haichao tertawa. Lalu dia menceritakan pendapatnya. Selama ini orang- orang selalu bilang, kalau Ziqiu itu pendiam seperti He Mei dan tidak punya perasaan, Ziqiu selalu membawa Jian Jian keluar dan membuat masalah. Namun menurutnya, diantara mereka bertiga, Ziqiu adalah anak yang paling polos. Ziqiu selalu mengikuti Jian Jian, karena takut Jian Jian akan ditindas. Tapi Jian Jian selalu saja menyalahkan Ziqiu, dan Ziqiu malah menerima disalahkan demi Jian Jian. Kemudian Ling Xiao, saat dia tidak bisa mengatur Jian Jian, dia akan melampiaskan nya kepada Ziqiu.

Dia sebenarnya bukan melempar kesalahan, dia takut kalian akan menyalahkan nya, kata Ziqiu, membela Jian Jian.

Kalian sudah dewasa. Punya pemikiran sendiri. Aku tidak bisa urus lagi, balas Li Haichao sambil menghela nafas.


Ayah, aku merasa Ayah sedang marah, kata Ziqiu dengan gugup.

Aku tidak marah, balas Li Haichao sambil tertawa. Begini berikan aku waktu, ya. Biarkan aku pikirkan, pintanya. Dan Ziqiu mengiyakan. Kamu juga harus pikirkan dengan baik, katanya, mengingatkan.


Ya, Ayah. Aku tulus…”

Aku tidak mencuriga ini, sela Li Haichao dengan tegas. Ziqiu, kamu harus janji, meskipun hal ini tidak berhasil, juga harus bisa mundur. Kamu harus tetap menjadi kakak nya. Bagaimana? tanyanya.

Baik. Ayah, aku janji, jawab Ziqiu sambil memegang tangan Li Haichao.

Saat pulang ke rumah, Jian Jian mengeluh karena tubuhnya banyak digigiti oleh nyamuk, sedangkan Ling Xiao tidak ada sama sekali. Lalu dia berniat untuk memakai obat, tapi Ling Xiao merebut obatnya dan membantunya memakaikannya. Dan Jian Jian merasa sedikit canggung.

Hal yang aku katakan, kamu pikirkan baik- baik. Kamu bisa coba dengan Ran, kenapa tidak denganku? tanya Ling Xiao, membujuk.

Hal ini tidak bisa asal coba, keluh Jian Jian, menolak. Aku dan Ran adalah contoh gagal.

Dengan tegas, Ling Xiao memaksa Jian Jian untuk mengubah pola pikir. Dia ingin Jian Jian menganggap nya sebagai pria. Dan dengan frustasi, Jian Jian memberikan perumpamaan bahwa kalau sapi tidak mau minum air, maka tidak bisa dipaksa. Dan Ling Xiao membalas bahwa dia tidak memaksa, tapi jika Jian Jian ingin meminum air, maka hanya ada satu yaitu dirinya. Lalu supaya tidak ada penghalang didalam hubungan mereka, maka dia akan memberitahu orang- orang terdekat mereka. Contohnya dia sudah memberitahu Xixi.


Mengetahui itu, Jian Jian merasa terkejut sekaligus merasa lega, karena setidaknya Ling Xiao belum memberitahu Mingyue. Kamu tenang dulu. Menurutku masalah ini bukan masalah besar, kata Jian Jian sambil mengipasi Ling Xiao menggunakan bantal.

Seperti apa? tanya Ling Xiao, ingin tahu.

Aku akan pikirkan. Aku akan pertimbangkan. Aku taruh air ini didepanku dulu. Bagaimana? tanya Jian Jian, mencoba bernegosiasi.


Baik, jawab Ling Xiao, setuju. Lalu, Ziqiu…”

Ah!!! teriak Jian Jian, panik. Kak Ziqiu tidak boleh tahu. Jika dia tahu, maka habislah. Dia pasti akan merasa kita mengucilkannya. Dia akan ribut, jelasnya, dengan gugup.

Dia itu sangat polos, tidak tahu juga bagus, kata Ling Xiao, setuju. Dan Jian Jian tertawa senang.


Ling Xiao kemudian ingin lanjut memakaikan obat untuk Jian Jian. Tapi saat dia baru saja menyentuh kaki Jian Jian sedikit, Jian Jian langsung melompat ketakutan. Dan melihat sikap manis nya itu, yang seperti kelinci kecil, Ling Xiao tertawa.

Baiklah. Aku pulang mandi. Kamu cepat tidur, pamit Ling Xiao.

Kamu juga tidak nyenyak, tidur nyenyak, balas Jian Jian, merasa lega.


Sebelum Ling Xiao pergi, dia teringat sesuatu. Dia berbalik dan memberitahu Jian Jian bahwa dia sulit tidur. Jika hari ini Jian Jian terus menghindarinya nanti seperti kemarin, maka dia pasti akan lebih sulit tidur. Mendengar itu, Jian Jian merasa kesal, karena Ling Xiao seperti mengancamnya.


Lalu setelah Ling Xiao pergi, Jian Jian pun langsung mulai memekik. Kamu kuliah begitu lama di Singapura sampai otakmu rusak. Dasar bodoh. Siapa yang bisa kamu ancam? Apa aku orang yang bisa kamu ancam? teriaknya, kesal. Lalu dia memukul sofa dengan perasaan frustasi. Kehidupan lalu aku berhutan padamu, keluhnya.



Tepat disaat itu, seseorang datang. Dan Jian Jian mengira itu adalah Ling Xiao, jadi diapun langsung bersembunyi. Tapi ternyata yang datang adalah Ziqiu. Dan dia merasa sangat lega. Lalu dia meminta Ziqiu untuk bantu memakaikan obat nyamuk di kulitnya yang digigit.

Aku masih lebih nyaman bersamamu, komentar Jian Jian, merasa nyaman. Dan mendengar itu, Ziqiu merasa senang. Disini, tunjuk Jian Jian.

Jangan garuk. Aku taruh minyak angin, kata Ziqiu dengan perhatian.


Dengan gugup, Ziqiu kemudian menyatakan cintanya. Dan mendengar itu, Jian Jian langsung menendang Ziqiu dan ingin menjauhinya. Tapi Ziqiu menangkap kakinya dan tidak mau membiarkan nya pergi. Dia terus mencoba menyakinkan Jian Jian untuk mau bersama- sama dengannya, supaya dia bisa menjaga Jian Jian, dan selain itu, tidak akan ada perubahan lain. Juga jika mereka punya anak, maka dia yang akan menjaga anak mereka.

Kamu gila. He Ziqiu, apa kamu gila? teriak Jian Jian sambil memukul- mukul Ziqiu. Aku anggap kamu kakak ku, kamu ingin aku melahirkan anakmu. Jika Ayahku tahu apa yang yang akan dia pikirkan? protesnya.

Aku sudah beritahu Ayah, teriak Ziqiu dengan tegas. Dan Jian Jian langsung berhenti memukulinya. Dia minta aku pikirkan. Dan aku sudah pikirkan.


Mengetahui itu, Jian Jian merasa sangat stress dan menjauhi Ziqiu. Dengan serius, dia menanyai, siapa saja yang sudah Ziqiu beritahu. Dan Ziqiu menjawab Zhuang Bei.


Kamu jangan sampai beritahu Kakak. Sekarang otaknya bermasalah. Kamu jangan buat dia gila lagi, pinta Jian Jian, mengingatkan Ziqiu untuk berjaga- jaga.

Aku tahu otaknya memang kurang baik. Tapi setelah kita bersama…”

Kita tak mungkin bersama, tegas Jian Jian.

Aku akan lebih baik lagi menjagamu, janji Ziqiu.


Jian Jian merasa sangat gila dan dia mulai membacakan puisi mengenai awan gelap, petir, dan badai yang akan datang. Lalu dia masuk ke dalam kamar. Dan Ziqiu merasa bingung.

Aku akan berusaha untuk lebih baik padamu, teriak Ziqiu, berjanji. Dan Jian Jian diam, mengabaikannya.

Hari ini malam terasa sangat panjang bagi setiap orang. Jian Jian merenung didalam kamarnya sambil memainkan senter. Karena dia sama sekali tidak bisa tidur.

Ling Xiao menghabiskan waktu dengan membaca buku didalam kamarnya.

Ziqiu sibuk menghitung pengeluaran cafenya didalam kamarnya.

Li Haichao merenung dan berpikir panjang sambil berbolak- balik, karena dia sama sekali tidak bisa tidur.

Pagi hari. Jian Jian tidak ikut sarapan, karena dia sudah berangkat bekerja duluan. Jadi dimeja makan hanya ada Ling Heping, Li Haichao, Ziqiu, dan Ling Xiao saja.


Saat makan Li Haichao menceritakan dengan jujur kepada Ziqiu tentang He Mei. Pertama, He Mei pernah datang untuk membayar hutang kepadanya. Kedua, dia memberikan alamat He Mei yang sekarang kepada Ziqiu. Ketiga, He Mei sudah mempunyai anak berumur 4 tahun dengan suaminya sekarang. Mengetahui itu, Ziqiu merasa sedih dan kecewa, tapi dia berpura- pura tidak peduli.

Dia dia tahu aku pulang? tanya Ziqiu, memastikan.

Tahu, jawab Li Haichao.

Dia ingin menemuiku? tanya Ziqiu, lagi. Dan Li Haichao tidak bisa menjawab. Aku tidak mau cari dia, kata Ziqiu, memutuskan.


Dengan tegas, Ling Xiao menyarankan Ziqiu untuk pergi menemui He Mei. Dan beritahu He Mei, jika dia tidak mau lakukan tugas orang tua, maka kelak jika ada perubahan, maka jangan datang mencarinya dan meminta tanggung jawab darinya. Seperti yang dilakukan oleh Chen Ting.

Mendengar itu, Ziqiu diam, karena dia merasa sedih. Lalu diam melanjutkan memakan sarapannya tanpa mengatakan apapun.


Ziqiu berhenti didepan restoran McDonald.


Flash back

He Mei membelikan hamburger untuk Ziqiu. Dan Ziqiu memakan itu dengan senang. Lalu He Mei membelikan hamburger satu lagi kepada Nenek. Tapi Nenek tidak mau menerima nya dan membuang nya. Melihat itu, Ziqiu merasa kasihan kepada Ibunya.




Ibu tidak menikah dengan Paman Li? tanya Ziqiu, ingin tahu. Dan He Mei mengiyakan. Kenapa?

Karena diantara kami tidak ada cinta, jawab He Mei.

Cinta itu apa? Jika tidak ada itu, tidak bisa menikah? tanya Ziqiu, heran.

Tidak ada cinta juga bisa menikah, tapi pernikahan itu tidak bahagia, jawab  He Mei, menjelaskan.

Mendengar itu, Nenek berhenti bekerja. Sedangkan Ziqiu terus bertanya- tanya kepada He Mei, karena ingin tahu. Sebab dia juga menyukai keluarga Li Haichao, karena Li Haichao sangat baik padanya. Li haichao membuatkan makanan enak untuknya, tersenyum padanya, dan mencuci baju nya.


Lebih baik dari aku sebagai Ibumu, kata He Mei, sedikit sedih.

Aku paling suka Ibu, tegas Ziqiu, menghibur He Mei.

He Mei kemudian pamit kepada Ziqiu. Dia meminta Ziqiu untuk mendengarkan Nenek dengan baik dan bersikap patuh. Nanti setelah dia mendapatkan pekerjaan, maka dia akan kembali dan menjemput Ziqiu.

Meski Shenzhen adalah ladang emas, apa ada bagianmu? Aku anggap kamu kesulitan, dan sudah jadi pintar. Kamu wanita yang bercerai dan membawa anak, menikah dengan orang baik, apa yang tidak baik? teriak Nenek, mengomeli He Mei. Apa kamu masih ingin cari orang kaya? tuduhnya. Dihadapan anakmu masih bahas tentang cinta. Dasar tidak tahu malu!

Mendengar itu, He Mei merasa sedih. Aku akan mengirim uang pulang.

Kamu hidupi saja dirimu sendiri! Jangan membual disini. Membesarkan putri sungguh tidak berguna. Selama ini kamu tidak membantu keluarga, ya sudahlah. Tapi aku masih harus membiayai anakmu. Dasar tidak berguna! balas Nenek, kesal.

Ibu. Kelak aku akan berbakti pada Ibu, janji He Mei. Tapi Nenek tidak mau percaya dan mengusirnya untuk pergi saja.


He Mei kemudian pamit kepada Ziqiu. Dan pamit kepada Nenek juga. Dia mencium dahi Ziqiu. Lalu dia berlutut memberikan hormat untuk Nenek. Setelah itu, dia membawa koper nya dan berjalan pergi.


Ibu! Ibu harus cepat menjemputku, teriak Ziqiu. Dan He Mei tersenyum mengiyakan sambil melambaikan tangannya.

Flash back end


Setelah berpikir sejenak, Ziqiu pergi menuju ke salon He Mei.

Disalon. Ziqiu menjelaskan kepada karyawan disana bahwa dia adalah anak dari teman He Mei. Dan dia meninggalkan alamatnya kepada si karyawan. Karena He Mei sedang tidak berada di salon. Setelah itu dia pergi darisana.


Distudio. Jian Jian memesan banyak buku komik. Komik itu bercerita tentang kakak yang jatuh cinta kepada adiknya. Dan ketika Du Juan datang, dengan panik dia langsung menyembunyikan semua buku komiknya ke dalam laci meja.


Tapi pada akhirnya, Jian Jian tetap ketahuan oleh Du Juan dan juga Zhuo Miao. Dan dengan gugup, dia beralasan bahwa dia hanya penasaran saja. Tapi mereka berdua tidak percaya dan menatap nya dengan penuh arti. Lalu dengan frustasi dia pun pergi untuk mencari inspirasi baru saja.

Ketika Jian Jian pergi, Zhuo Miao menanyai Du Juan dengan berbisik kecil. Karya bos Li Jian Jian, jika kelak lari, apa akan berpisah denganmu? tanyanya, karena ada perusahaan internasional yang tertarik dengan hasil karya Jian Jian dan ingin membeli hak cipta nya.

Tidak mungkin. Semua urusan kantor aku yang urus, kata Du Juan dengan yakin. Pikiran Jian Jian itu ada pada karya. Kami itu ada bagian tersendiri dan selalu bersatu.


Memang seperti itu, jika uang yang didapat sedikit, tidak masalah. Jika sudah banyak pasti berbeda, balas Zhuo Miao, berpikiran cukup picik. Kamu buat kontrak dengannya, katanya, menyarankan.

Aku ingatkan kamu. Kelak jangan bahas ini lagi. Jian Jian tidak seperti itu, tegas Du Juan, kesal.


Mendengar itu, Zhuo Miao langsung mengubah sikapnya dan membujuk Du Juan untuk jangan marah. Lalu diapun lanjut untuk bekerja.

Ziqiu terus berharap dan menunggu He Mei untuk datang ke tempatnya sampai dirinya tidak bisa fokus dalam membuat kue, dan terus membuat kesalahan- kesalahan kecil. Seperti lupa menaruh gula ke dalam kue.


Ling Xiao datang ke studio kerja Jian Jian dan mengajak nya untuk makan siang bersama. Dan disana, Jian Jian memperkenalkan Ling Xiao kepada Du Juan. Lalu mereka pun pergi bersama.




Saat berjalan bersama, Ling Xiao mengulurkan tangannya dan meminta Jian Jian memberiksan satu tangan padanya. Dan Jian Jian menolak. Namun karena Ling Xiao terus memaska, maka Jian Jian pun memegang tangan nya. Dan kemudian mereka berjalan bersama sambil bergandengan tangan.

Setelah membeli ponsel baru untuk Ling Xiao. Mereka berdua pergi ke café. Dan disana, Jian Jian membantu menginstalkan aplikasi untuknya.

Selesai ponsel baru itu diinstal, Jian Jian melihat Mingyue ada mengirimkan pesan. Dan Ling Xiao menyuruh Jian Jian untuk melihatnya saja. Dan Jian Jian pun melihatkan pesan itu.


Tidak perlu memberiku jawaban lagi. Aku melihatmu mencium Li Jian Jian. Sebelumnya aku berpikir berlebihan, aku salah paham. Beberapa hari ini aku akan cari rumah dan segera pindah. Mohon tunggu sampai aku pindah, baru umumkan. Terima kasih.

Membaca pesan itu, Jian Jian merasa terkejut dan stress. Kalian mencelakaiku, keluhnya. Dan Ling Xiao merasa bingung ada apa.

Post a Comment

Previous Post Next Post