Sinopsis C- Drama : Go Ahead Episode 23

 


Original Network : Hunan Tv, iQiyi, Mango TV

Demi mengambil hati mertua, Tang Can melakukan banyak hal baik. Dia menemani Ibu Zhuang bermain mahjong dan juga memberikan hadiah kalung kepada Ibu Zhuang. Dan Ibu Zhuang merasa sangat senang dengan Tang Can. Lalu dia penasaran dan bertanya, Tang Can begitu cantik dan baik hati, tapi kenapa Tang Can tidak melakukan pekerjaan lain saja daripada pekerjaan ini. Dan Tang Can pun menjelaskan bahwa dulu sewaktu kecil, dia adalah artis dan dia suka berakting. Jadi dia melakukan pekerjaan ini, karena dia ingin bisa memerankan banyak karakter yang berbeda- beda seperti dulu.

Ketika mendengar film- film yang Tang Can ceritakan, Ibu Zhuang tahu dan memuji Tang Can dengan tulus. Dan Tang Can merasa senang.


Saat Tang Can sedang menunggu taksi, Zhuang Bei berhenti didepannya dan menawarkan diri untuk mengantarkan nya pulang. Dan Tang Can merasa sangat senang.


Ketika toko sudah mau ditutup, He Mei datang menemui Ziqiu.



Dengan canggung, Ziqiu duduk dihadapan He Mei. Lalu dia diam dan menatap He Mei. Melihat itu, He Mei pun memulai pembicaraan duluan. Dia menanyai, apakah Zhao Huaguang baik kepada Ziqiu, dan kenapa Huaguang bisa setuju dan membiarkan Ziqiu, kepadahal setahunya Huaguang sangat membutuhkan penerus.

Dia tidak bisa menahanku, jelas Ziqiu dengan singkat.

Meski dia tidak ada sedikitpun kebaikan, tapi uangnya suda cukup banyak, komentar He Mei.

Aku bukan karena uang, tegas Ziqiu. Aku berbeda denganmu.


He Mei kemudian berhenti membahas tentang Huaguang, dan menanyai, kenapa Ziqiu ingin bertemu dengannya, karena dia yakin kalau Li Haichao seharusnya sudah menceritakan yang sebenarnya kepada Ziqiu. Dan Ziqiu mebenarkan, tapi ada hal yang ingin dia tanyakan dengan jelas supaya ini bisa selesai.

Sejak aku meninggalkanmu, diantara kita sudah selesai, kata He Mei.

Itu bagimu, bukan bagiku, balas Ziqiu, merasa terluka, tapi dia tidak menunjukkan lukanya itu. Aku ingin tahu selama ini, aku selalu tidak bisa menerima.

Tanyakan saja, kata He Mei, dengan tenang.


Saat kamu pergi ke Shenzhen, kamu bilang setelah stabil akan menjemputku. Mengapa kemudian menulis surat, tidak menginginkan ku lagi, tanya Ziqiu dengan sedih.

Saat aku ke sana, aku pikir Zhenshen terlalu indah. Setelah sampai disana, aku kira akan ada jalan keluar. Tapi aku tidak sekolah tinggi, bekerja disana, puluhan orang tinggal bersama dalam satu kamar. Aku bahkan tidak bisa bertahan. Bagaimana bisa membesarkan anak? balas He Mei, menjelaskan.

Jadi, aku adalah beban? tanya Ziqiu, sedih. Atau kamu demi kebaikanku, jadi meninggalkan ku pada Ayah Li? tanyanya, ingin tahu.



Dengan jujur, He Mei menjawab. Saat itu dia merasa tidak bisa dan tidak sanggup lagi menjaga Ziqiu, jadi dia tidak menginginkan Ziqiu. Intinya ini demi kebaikan mereka berdua. Dengan besar hati, Ziqiu menerima jawaban He Mei. Kemudian dia menegaskan bahwa sekarang He Mei sudah punya keluarga sendiri dan dia juga tidak membutuhkan He Mei, lalu dulu He Mei tidak mau menjaganya, jadi kelak, dia juga tidak akan menjaga He Mei.

Tenang saja. Aku punya anak, aku tidak perlu kamu jaga, kata He Mei.

Mendengar itu, Ziqiu mengembalikan foto He Mei yang ada padanya. Kamu melahirkanku, aku berterima kasih. Kelaku bertemu dijalan, anggap tidak kenal, katanya sambil tersenyum sedih. Lalu dia berniat untuk pergi.


Ziqiu, panggil He Mei. Dan Ziqiu berhenti berbicara serta mendengarkannya. Aku melahirkanmu, tidak membesarkanmu. Aku bersalah padamu. Jika kelak kamu ada masalah, kamu bisa minta bantuanku, katanya, memberitahu.

Tidak perlu, balas Ziqiu. Lalu dia pergi.


Setelah Ziqiu pergi, He Mei memegang cermin yang Ziqiu kembalikan kepadanya dengan perasaan sedih.


Sambil mengendarai motornya, Ziqiu menangis sedih.

Ketika Mingyue pulang dan melihat Jian Jian sedang berjongkok didepan rumah nya. Dia berniat untuk mengabaikannya saja. Tapi ketika Jian Jian terjatuh dan menjerit kesakitan, dia langsung kembali dan membantu Jian Jian.

Tidak bisa berdiri. Kaki ku kebas. Aku menunggumu satu jam lebih, aku lelah, kata Jian Jian, menjelaskan.

Siapa minta kamu berdiri disini? balas Mingyue, tidak mau peduli.


Kamu tidak menerima telpon dan tidak balas WeChatku. Aku hanya bisa menunggu mu didepan rumahmu, jelas Jian Jian sambil bersandar ditubuh Mingyue untuk menyanggahnya. Dan Mingyue berusaha melepaskannya. Jangan bergerak. Kakiku kebas, aku tidak tahan, pinta Jian Jian.

Berdiri, paksa Mingyue, kesal.

Tepat disaat itu, seorang tetangga lewat. Jadi Mingyue pun menyeret Jian Jian untuk pergi ke taman dan duduk disana.


Ditaman. Dengan perhatian, Mingyue mengobati kaki Jian Jian. Dan dengan gugup, Jian Jian meminta agar Mingyue jangan pindah. Dia tahu, karena dia melihat pesan Mingyue di Wechat Ling Xiao. Mengetahui itu, Mingyue merasa kesal, kenapa Jian Jian  bisa melihat pesan tersebut. Dan Jian Jian langsung menjelaskan bahwa ponsel Ling Xiao rusak dan lalu ketika dia menginstalkan aplikasi diponsel baru Ling Xiao, dia tidak sengaja melihat pesan tersebut. Mendengar penjelasan itu, Mingyue hanya diam saja sambil menatap Jian Jian dengan tajam, dia menunggu Jian Jian untuk berbicara jujur.

Mm Ling Xiao yang memperlihatkanya padaku, kata Jian Jian, jujur.


Apa maksud kalian? Dulu aku begitu membantu, ingin kalia baikan. Sekarang kalian melihatku terlalu percaya diri, tidak beritahu aku! terik Mingyue, menuduh. Sengaja mempermainkanku? Merasa aku sangat konyol? tanyanya sambil tertawa dan menangis.

Jian Jian mencoba untuk menenangkan Mingyue dan menjelaskan padanya. Mereka berdua sudah berteman begitu lama dan dia tidak mungkin melakukan hal konyol itu kepada Mingyue. Dan Mingyue membalas bahwa selama dua hari ini dia telah berpikir, dan dia merasa diri nya sangat bodoh sekali, karena mereka berdua mempermainkan nya. Dan Jian Jian membela diri bahwa dia juga baru tahu dan dia tidak menyangka kalau kedua kakak nya menyukainya.



Ziqiu juga menyukaimu? tanya Mingyue. Dan Jian Jian mengiyakan. Kamu hari ini datang untuk pamer padaku. Kamu jelas- jelas tahu, saat SMA, aku pernah menyukai Ziqiu, kamu datang pamer padaku? tanyanya, marah.

Jian Jian merasa sangat frustasi sekali. Dan dia terus mencoba untuk menjelaskan. Tapi Mingyue sama sekali tidak peduli dengan penjelasan nya, menurutnya Jian Jian, Ling Xiao, dan Ziqiu, mereka sekeluarga terlalu menindas orang. Dan dengan kesal, Jian Jian berteriak bahwa dia tidak ingin berbicara dengan Mingyue lagi.




Kamu kira aku ingin? bentak Mingyue, marah. Lalu dia menghapus air matanya dan menunjuk Jian Jian. Kamu yang mencariku. Siapa yang mencari duluan, dialah yang seperti anjing.

Mendengar itu, Jian Jian merasa sangat sedih dan terluka. Tanpa mengatakan appaun lagi, diapun langsung berlari pergi. Dan dengan kesal, Mingyue mengentakkan kakinya, lalu dia duduk dan menangis keras.


Zhuang Bei dan Tang Can berjalan pulang bersama sambil mengobrol. Mereka mengobrolkan banyak hal tentang Ibu mereka. Lalu Tang Can mengundang Zhuang Bei untuk minum teh yang Mingyue beli. Dan Zhuang Bei setuju. Namun ketika dia tahu, kalau Mingyue sedang tidak berada dirumah, diapun pamit kepada Tang Can, dengan alasan dia masih ada pekerjaan yang harus diselesaikan nya dan karena ini juga sudah cukup malam. Dan Tang Can mengerti. Lalu dia pulang dengan senang.

Ketika Tang Can pulang, dia menemukan Jian Jian sedang menangis. Dan dia merasa sangat khawatir serta bertanya. Tapi Jian Jian tidak mau menjawab. Jadi diapun berlari ke apatermen didepan.


Siapa yang didalam? Cepat keluar! Cepat keluar! teriak Tang Can sambil mengedor- ngedor pintu. Lalu ketika Ling Xiao membukakan pintu, dia langsung memarahi Ling Xiao. Adikmu menangis begitu keras, kamu tidak dengar? Sudah mati? Cepat pergi, perintahnya.

Mendengar itu, Ling Xiao pun mengikutinya.


Dengan lembut, Ling Xiao menanyai Jian Jian ada apa, lalu dia melepaskan selimut yang Jian Jian gunakan untuk menutup dirinya sendiri.

Yueliang. Yueliang bilang, aku seperti anjing, kata Jian Jian, menangis sedih. Lalu dia memukul Ling Xiao dengan marah. Semua salahmu, katanya. Lalu dia mengigit bahu Ling Xiao.


Setelah itu, Ling Xiao membawa Jian Jian untuk ke tempatnya.

Ling Xiao mengambil handuk dingin dan memberikannya kepada Jian Jian supaya matanya tidak terlalu bengkak besok. Setelah menangis lebih baik? tanyanya. Dan Jian Jian tidak menjawab. Qi Mingyue pasti merasa sangat malu. Setelah dia tenang, aku akan meminta maaf, jelasnya.

Kamu tidak menyukainya, apa gunanya minta maaf? balas Jian Jian.


Ling Xiao mencoba mengalihkan pembicaraan dengan memperlihatkan bahu nya yang barusan digigit oleh Jian Jian. Dan melihat itu, Jian Jian merasa agak bersalah dan dia mengobati nya dengan menggosok bahunya supaya bekas gigitan barusan bisa hilang.


Tanganmu dingin sekali, komentar Ling Xiao sambil memegang tangan Jian Jian. Dan Jian Jian langsung menarik tangannya.

Tadi aku memegang ini, jelas Jian Jian sambil menunjukkan handuk barusan. Jangan asal bergerak. Mau diusap atau tidak? keluhnya.

Mau, jawab Ling Xiao, merasa senang.


Tepat disaat itu, Ziqiu pulang. Dia menceritakan kepada mereka berdua barusan dia bertemu dengan He Mei. Mendengar itu, Jian Jian merasa bingung.

Ayah Li hari ini memberitahu ku bahwa dia sudah menemukan Bibi He, kata Ling Xiao, membantu Ziqiu untuk menjelaskan.

Dia  baik- baik saja? Dia bilang apa? tanya Jian Jian, perhatian.


Cukup baik, sudah dua tahun buka salon kecantikan. Menikah lagi, anaknya sudah 4 tahun, jawab Ziqiu dengan sedih, tapi dia berusaha untuk tampak tegar. Jika Ayah tidak cari tahu, dia mungkin tidak akan mencariku. Hari ini aku berbincang dengannya untuk menjelaskan semuanya. Aku sangat baik, dia juga sudah menikah. Kami lewati hidup masing- masing, anggap tidak saling kenal, jelasnya dengan santai. Lalu dia masuk ke dalam kamar.

Mendengar itu, Jian Jian dan Ling Xiao diam. Mereka tidak tahu harus bagaimana dan berkomentar apa.



Ziqiu menutup dirinya sendiri didalam selimut. Dan kemudian Jian Jian datang serta memberikan coklat kepadanya. Lalu dia pamit. Disaat itu, Ziqiu mengulurkan tangannya lagi.


Aku hanya bawa satu, jelas Jian Jian. Lalu dia mengenggam tangan Ziqiu dan duduk disampingnya untuk menemani nya.


Flash back

Sewaktu masih kecil, Ling Xiao, Jian Jian, dan Ziqiu, mereka bertiga sering diejek oleh anak- anak lain. Karena mereka bertiga tidak punya Ibu. Dan diantara mereka bertiga, yang paling sedih adalah Ziqiu, karena dia juga diejek menumpang hidup dirumah orang lain.


Malam- malam Ziqiu sering menangis sendirian dibawah selimutnya karena hal itu. Dan disaat itu, Jian Jian datang dan memberikan permen kepadanya. Lalu dia berbaring disamping Ziqiu dan menemaninya untuk tidur sambil memegang tangan nya dengan erat,

Jangan dengarkan mereka. Kamu bukan hidup menumpang, kata Jian Jian. Mendengar itu, Ziqiu merasa tersentuh dan senang.

Flash back end


Ling Xiao datang dan melihat Jian Jian tidur didekat Ziqiu sambil mengenggam tangannya. Dan dia mengerti itu. Lalu diapun menutupkan pintu kamar.


Du Juan stress memikirkan siapa orang yang pandai berbahasa inggris. Dan Zhou Miao mengingatkan tentang Ziqiu, kakak Jian Jian. Dan Du Juan mengiyakan.

Jian Jian, kata Du Juan, menghampiri Jian Jian yang baru datang. Penerjemah kita hari ini tidak bisa datang, cepat telpon kakakmu yang kuliah diluar negri. Minta dia jadi penerjemah kita, pintanya.

Itu tidak perlu. Klien kita pasti bawa penerjemah juga, kata Jian Jian dengan yakin.

Hei. Penerjemahnya pasti membantunya bicara. Jika dia lihat kita tidak paham, lalu menipu kita, itu semua uang. Berbisnis, harus saling tahu, jelas Du Juan dengan tegas dan serius.

Akhirnya Jian Jian pun mencoba menghubungi Ziqiu agar datang dan membantunya.




Dengan berpakaian rapi dan sikap keren, Ziqiu datang ke studio kerja Jian Jian. Dan melihat gayanya, Jian Jian, Du Juan, serta Zhou Miao merasa terkesima. Lalu Du Juan mengajak Ziqiu untuk berfoto bersama. Dan melihat itu, Zhou Miao merasa agak cemburu.

Dengan serius, Du Juan menjelaskan kepada Ziqiu tentang hal yang harus dibicarakan nantinya. Dan dia memperlihatkan proposal yang sudah dibuatnya. Dan Ziqiu mengiyakan serta mengerti.

Lalu Jian Jian memuji Ziqiu. Dan Ziqiu merasa sangat senang.


Kemudian dengan agak jail, Ziqiu mendekatkan kepalanya kepada Jian Jian, dan menyuruh Jian Jian untuk mencium rambutnya. Dan Jian Jian pun melakukan nya dua kali serta mengatakan bahwa rambutnya wangi.

Aku tiga hari tidak cuci rambut, kata Ziqiu sambil tertawa keras. Dan dengan kesal, Jian Jian memukuli nya.



Ziqiu kemudian melihat- lihat meja kerja Jian Jian dan menemukan buku komiknya. Melihat itu, Jian Jian langsung merasa panik. Dia merebut buku komik tersebut serta menjelaskan bahwa Ziqiu dilarang melihat buku komik milik Du Juan ini.

Kenapa aku tidak boleh lihat? tanya Ziqiu, heran.

Tentu tidak boleh, kamu bukan wanita, balas Jian Jian.

Melihat itu, Du Juan langsung menghentikan mereka berdua untuk jangan bertengkar. Karena klien mereka sudah datang.



Hasil kerjasama dengan klien berjalan sangat baik. Ziqiu menjelaskan dan memperkenalkan studio mereka dengan bahasa inggris yang lancar.


Untuk merayakan keberhasilan hari ini, mereka berempat pergi makan- makan bersama. Selama makan, Zhou Miao dan Du Juan banyak sekali berbicara. Sedangkan Jian Jian dan Ziqiu fokus makan.

Dengar, senior Yufei dan Jian Jian sama- sama murid dari Guru Peng Yu,. Mereka adalah saudara seperguruan, hubungan mereka baik, kata  Du Juan, memberitahu Zhou Miao.


Dia dosen terkenal dikampus kita, kan? tanya Zhou Miao. Dan Du Juan membenarkan. Aku baca dikoran, satu karyanya dilelang sampai 4 juta yuan. Bos Li, ada guru seperti ini, masih khawatir tidak bisa bertahan? Minta dia rekomendasikan mu masuk ke dalam dunia para seniman, kenalan dengan orang hebat. Karyamu pasti akan terjual lebih mahal, jelasnya, menyarankan. Dia tampak seperti orang yang hanya memikirkan tentang, uang, uang, uang, dan uang, saja.

Mendengar itu, Jian Jian merasa kurang senang. Hanya mengandalkan orang, kamu tidak perlu bekerja? tanyanya.

Mengerti kalau Jian Jian merasa tidak senang, Du Juan pun menengahi dan menghentikan Zhou Miao untuk terus berbicara. Tapi Zhou Miao tidak mengerti kode darinya dan terus saja berbicara.

Akhirnya, Ziqiu pun berbicara. Dia menyindir Zhuo Miao. Dia menyuruh Zhou Miao untuk bekerja ditempat lain saja, bekerja dengan bos yang satu pemikiran, dan tidak perlu lagi bekerja distudio sekarang. Karena dia melihat bahwa Zhou Miao adalah orang yang ingin sukses dengan hanya memuji orang- orang hebat saja. Sedangkan Jian Jian adalah orang jujur, yang suka memahat sampai tangannya terluka.


Mendengar itu, Zhou Miao merasa tidak senang dan diam. Menyadari itu, Du Juan pun mengambilkan makanan untuk Ziqiu dan untuk Zhou Miao. Supaya mereka berdua jangan bertengkar lagi dan makan saja.



Saat pulang, Ziqiu bertanya heran, kenapa Du Juan mau berpacara dengan orang seperti Zhou Miao.

Seniorku suka mencari pacar ditong sampah, kata Jian Jian sambil tertawa.

Kamu tidak menasehati dia?

Begitu semangat pacaran, seperti kuda liar, tidak bisa ditahan. Tapi selain otak pacaran, sisanya cukup bagus. Aku perkirakan tidak akan bertahan lama. Biarkan saja dia, biarkan dia bermimpi, jelas Jian Jian. Dan Ziqiu mengerti.

1 Comments

  1. Lanjut💞💞💞 semangat🔛🔥

    ReplyDelete
Previous Post Next Post