Sinopsis C-Drama : I Don’t Want to Be Friends with You Episode 07



Sinopsis C-Drama : I Don’t Want to Be Friends with You Episode 07

Qingtong diantar pulang sama pelanggannya. Jinbu yang udah remaja, mau tahu siapa yang mengantar pulang Qingtong. Qingtong menjawab kalau di jelaskannpun, Jinbu nggak akan ngerti. Jinbu jadi emosi dan menyuruh Qingtong untuk tidak memperlakukannya seperti anak kecil. Lagian, mereka kan sudah sepakat jadi teman.



“Siapa yang sepakat, Li Jinbu? Kau itu anakku, aku ini Ibumu. Tidak bisa diubah,” ujar Qingtong.

“Li Qingtong, kenapa kau begitu? Aku mengganggapmu teman, tapi kau menganggapku anak.”


Episode 07

-Aku menganggapmu teman, tapi kau menganggapku anak-


tn. Wu menanyakan darimana saja Zhixun? Zhixun berbohong kalau dia dari perpustakaan. Suara tn. Wu yang keras, menarik perhatian perhatian istrinya. Dia mau tahu apa yang terjadi? tn. Wu tidak menjelaskan apapun padanya dan hanya fokus memarahi Zhixun yang sudah bisa berbohong sekarang. Dia tadi melihat Zhixun di depan pintu rumah sakit! Sedang apa dia di sana? Dan siapa wanita-wanita tadi?


Zhixun tetap berbohong kalau kedua gadis tadi adalah temannya. Waktu pulang, dia melihat temannya terluka, jadi dia membantu mengantarkan ke rumah sakit. tn. Wu masih setengah tidak percaya karna beberapa hari ini, Zhixun selalu pulang larut malam. Dia juga sudah menelpon ke sekolah Zhixun, dan pihak sekolah bilang tidak ada kelas tambahan! Jadi, kemana dia selama ini?


tn. Wu tidak memberikan kesempatan Zhixun menjelaskan dan hanya terus mengomelinya untuk fokus belajar dan tidak berteman dengan siapapun! Ny. Wu setuju dengan suaminya dan menyuruh Zhixun untuk tidak berteman dengan orang yang tidak jelas. Zhixun yang sedari tadi hanya diam dan mendengarkan, protes kalau kedua gadis itu adalah teman sekelasnya, bukan orang yang tidak jelas dan tidak berpendidikan.



tn Wu semakin marah dan malah bilang jika berteman dengan orang-orang itu, seumur hidupnya, Zhixun tidak akan bisa keluar dari daerah kecil (Tieyuan) ini! Zhixun muak mendengar ayahnya terus berkata bahwa daerah ini adalah daerah kecil padahal ayahnya pun besar di sini! Tapi, kenapa ayahnya malah merendahkan orang-orang di kota ini!


Pembicaraan mereka berakhir dengan pertengkaran. Zhixun yang cepak, memilih masuk ke dalam kamarnya sambil membanting pintu. Dari dalam kamarnya, dia bisa mendengar ayahnya yang sedang memarahi ibunya. Untuk meredam suara mereka, Zhixun memakai earphone dan memainkan kubiknya. Dia muak terhadap omelan ayahnya.

--



Esok harinya,

Duan Xiao bertanya pada Qingtong mengenai Jinbu yang tidak masuk. Qingtong terpaksa berbohong kalau Jinbu jatuh dan terluka.

--



Ny. Li kedatangan tamu. Ibu Ba Dan. Dia datang untuk merajut bersama Ny. Li. Sambil merajut, mereka tentu bergosip. Saat itu, Jinbu kebetulan keluar kamar untuk ke kamar mandi. Ny. Li langsung membantunya. Saat Jinbu di kamar mandi, Ny. Wang mulai membahas Jinbu yang terus tinggal di rumah Li. Kemana orang tua Jinbu? Apa orang tuanya tidak khawatir? Dia juga membahas mengenai Jinbu yang tinggal dan makan secara gratis di rumah Li. Ny. Li menanggapi dengan bilang kalau Jinbu hanya makan sedikit jadi tidak usah terlalu perhitungan. Sayangnya, Ny. Wang merasa tidak demikian. Lagian, untuk apa mereka membesarkan anak orang lain? Tapi karna Ny. Li tetap mau mengurusi Jinbu, Ny. Wang hanya bisa bilang kalau dia tetap menjadi orang baik, dia yang akan kesusahan nantinya.

Sikap ny. Wang berubah berbeda saat Jinbu keluar kamar mandi.

--


Begitu jam pulang, Duan Xiao langsung menarik Qingtong pulang ke rumah. Dia sampai bilang akan memboncengnya. Saking terburu-burunya, Duan Xiao sampai meninggalkan tasnya. Ba Dan lah yang membawakan tasnya. Fan Pang mau ikutan juga, jadi dia meminta Ba dan untuk memboncengnya.

--


Ny. Wang udah mau pulang dan kebetulan sekali Qingtong dkk tiba. Semua datang untuk menjenguk Jinbu. Karna bertemu ibunya, Duan Xiao meminta uang 50yuan dengan alasan menjenguk Jinbu.



Nah, karna image Junhe udah sangat jelek di mata Qingtong dkk, mereka malah menuduh Junhe yang melukai Jinbu. Jinbu dengan tegas membantah hal itu. Dia hanya berhati-hati dan terjatuh. Qingtong bisa menjadi saksinya. Qingtong membenarkan, tidak ada yang melukai Jinbu. Hanya kecelakaan.


Jinnbu juga menyuruh mereka pulang karna dia baik-baik saja. Duan Xiao tiba-tiba saja terpikirkan sesuatu dan langsung pulang.

--



Begitu tiba di rumah, Duan Xiao mulai sibuk mengumpulkan barang untuk membuat kereta luncur ala-nya.                

 –



Esok hari, hari minggu,

Walau Jinbu terluka, Zhixun tetap melakukan latihannya seperti biasa. Pagi-pagi dia udah pergi ke lapangan basket untuk berlatih. Qingtong pun datang ke sana. Zhixun merasa nggak enak dan menyurh Qingtong untuk pulang saja. Qingtong malah menolak dan tetap di sana, melihat Zhixun berlatih.

--


Masih pagipun, Duan Xiao sudah ke rumah Li. Dia menyuruh Jinu mengikutinya karna sudah ada hal spesial yang di persiapkannya.

--



Lagi asyik latihan, 3 orang pria muncul dan ingin bermain basket di sana. Mereka bilang kalau ini lapangan mereka biasa bermain, jadi dia mengusir Zhixun. Qingtong tidak terima dan balas berteriak menyuruh mereka yang pergi karna mereka yang memaka duluan lapangan ini. Sementara Zhixun hanya diam memperhatikan.


Perdebatan semakin sengit. Pria itu tidak peduli dan tetap bermain. Qingtong malah tetap keras kepala. Dia merebut bola mereka dan melemparkannya ke arah lain. Salah seorang pria mulai emosi dan mau memukuli Qngtong. Untung saja, kedua temannya menghalangi dan mengajaknya pergi daripada berdebat dengan wanita. Sebelum pergi, pria itu sempat berteriak menyuruh Zhixun untuk mengurus pacarnya (Qingtong) dengan baik. Qingtong balas berteriak, menyangkal sebagai pacar Zhixun (soalnya, dia segan sama Zhixun).

--



Duan Xiao memperlihatkan Jinbu, kereta luncur yang di buatnya untuk membantu Jinbu ke sekolah besok (karna kakinya terluka dan sulit berjalan). Dia juga mengukirkan bunga matahari yang sedang tersenyum di kereta luncur itu karna teman-teman mereka yang lain kan memanggil Jinbu, Hua (bunga).



Jinbu merasa terharu dan juga senang. Tapi, senyumannya menjadi lenyap saat Duan Xiao bilang akan mengantarkannya ke sekolah menggunakan kereta luncur itu. Jinbu menolak karna hal itu memalukan. Duan Xiao jadi kecewa mendengarnya dan bilang akan memperbaikinya kalau Jinbu merasa itu jelek. Jinbu meralat ucapannya dengan berkata bahwa kereta luncur itu imut dan Duan Xiao bisa memberikannya padanya. Duan Xiao beneran senang mendengarnya.

--


Karna takut kalau anak-anak itu akan datang lagi, Qingtong akhirnya memilih duduk di kursi tinggi milik wasit untuk mengawasi. Zhixun jadi nggak tega dan menyudahi latihannya. Dia juga mengulurkan tangan untuk membantu Qingtong turun.



Hanya dengan sebuah uluran tangan dari Wu Zhixun sudah membuat wajah Qingtong memerah. Tidak hanya mengulurkan tangan, Zhixun pun mengajaknya makan bersama.

--



Jinbu pun juga berdebar dengan kebaikan dan perhatian yang Duan Xiao tunjukkan padanya.

--



Qingtong membawa Zhixun untuk makan di restoran BBQ favoritnya. Sambil makan daging yang di panggang, Qingtong memberitau teori makannya kalau lemak dan daging itu harus di makan bersama. Jika hanya memakan dagingnya saja tiadk akan menarik. Tidak lupa, di tambah dengan minuman soda. Sangat enak.

Sementara Qingtong asyik makan, Zhixun hanya dia memperhatikan. Qingtong heran dan menyuruhnya untuk makan serta minum. Zhixun menjawab kalau dia tidak minum minuman karbonat. Dan juga, saat makan dia merasa tidak ada hal yang menarik.

Qingtong tidak terima dengan pendapat Zhixun. Waktu paling membahagiakan itu adalah waktu makan. Ayahnya juga bilang, bisa makan bersama di satu meja adalah takdir. Hal paling penting bagi manusia adalah makan dan tidur. Makan dengan baik adalah keberuntungan.

Walau sudah di jelaskan begitu, Zhixun hanya tetap memperhatikan Qingtong makan. Qingtong jadi nggak enak karna dia makan terlalu banyak, jadi kali ini, dia yang akan mentraktir.

--


Suasana hati Qingtong beneran baik setelah makan dengan Zhixun. Sampai rumah saja, dia masih terus tersenyum. Dia dengan bangga curhat sama Jinbu kalau Zhixun memegang tangannya dan mereka juga makan bersama.

--



Esok pagi,

Duan Xiao datang ke rumah keluarga Li pagi-pagi sambil membawa kereta luncur dan menyuruh Jinbu naik. Sebagai bentuk ucapan terimakasihnya, Jinbu memberikannya roti bakpao yang sudah di baginya dua dan di di isi dengan sayuran. Dia memberitahu Duan Xiao kalau nama makanan itu adalah sandwich. Dan juga, dia membuat itu dengan bahan seadanya. Lain kali, dia akan membuatkannya sandwich yang sebenarnya.



Qingtong yang baru datang setelah mengambil tas, merasa sangat senang melihat kereta luncur Duan Xiao. Tanpa menanyakan apapun, dia naik ke kereta luncur itu dan mengajak semuanya pergi bersama. Wkwkw.

--


Guru Wu melihat papan nama kelompok belajar yang belum terisi penuh. Jadi, dia menyuruh orang yang belum mempunyai kelompok untuk angkat tangan. Qingtong, Fan Pang, Ba Dan, Zhixun, Xuewei, Da Mao dan Zhixun mengangkat tangan. (Btw, Xuewei nggak jadi sekelompok dengan Da Mao).


Guru Wu heran karna Xuewei sebagai ketua kelas, belum mendapatkan kelompok. Siswa lain memberitahu kalau banyak yang ingin sekelompok dengan Xuewei, tapi Xuewei menolak mereka. Yang lain mengadukan kalau Xuewei hanya mau sekelompok dengan Zhixun.


Saat yang lain sibuk mengejek Xuewei, Jinbu mendesak Zhixun untuk mengangkat tangan dan bilang ingin sekelompok dengan Qingtong. Zhixun menolak karna mereka belum mencapai kesepakatan (di kesepakatan kan bilangnya, Jinbu akan mengajarkan Zhixun main basket hingga bisa menang melawan anak lain).



Guru Wu pun memutuskan membagi kelompok yang tersisa sendiri. Dia menjadikan Xuewei dan Qingtong satu kelompok. Keduanya menolak dengan tegas. Tiba-tiba saja, Zhixun berdiri dan berjalan ke papan tulis belakang. Dia menuliskan namanya dan nama Qingtong menjadi satu kelompok.

Seluruh kelas tentu terkejut. Guru Wu pun terkejut dan menegur Zhixun untuk lain kali bicara dan tidak tiba-tiba berdiri seperti itu, membuatnya terkejut.

--




Saat jam pelajaran olahraga, Zhixun hanya duduk di pinggir lapangan basket, memperhatikan. Fan Pang memberikan botol airnya pada Qingtong dan menyuruhnya memberikannya pada Zhixun. Baru juga Qingtong mau melakukannya, mereka sudah keduluan sama Xuewei. Tapi, botol air Zhixun juga nggak di terima sama Xuewei.


Murid pria lagi asyik main basket. Ba Dan sempat ngomong kalau tidak ada yang bisa mengalahkan Duan Xiao bermain basket selain dirinya, tapi karna mereka teman, tidak mungkin saling bertanding. Saat itu, Jinbu langsung nimbrung bilang kalau Zhixun bisa mengalahkan Duan Xiao main basket. Ba Dan tertawa sinis meremehkan. Zhixun tidak terima dan langsung menantangan Duan Xiao. Duan Xiao pun menerima tantangannya.




Sebelum bermain, Jinbu memberikan nasehat pada Zhixun mengenai hal yang harus di lakukannya dan juga kelemahan Duan Xiao.



Pertandingan dimulai. Dan berlangsung sangat sengit. Zhixun sudah hampir kalah, tapi dia ingat nasehat Jinbu barusan dan mempraktikannya. Dengan begitu, dia pun bisa memenangkan pertandingan dengan perbedaan skor 1 point. Zhixun tersenyum puas dan bangga.

--



Begitu jam istirahat, Ba Dan menggerutu kesal karna Zhixun ternyata waktu itu nggak omdo. Dia beneran bisa main basket. Dan itu membuatnya jadi iri. Duan Xiao mah tidak peduli dan hanya bersikap santai.

Geng Junhe yang sudah mendengar kabar kekalahan Duan Xiao, sempat mengejeknya. Tapi, Duan Xiao tetap tidak peduli. Mereka lanjut jalan demi menghindari pertikaian.

--

Pas pulang sekolah, Jinbu mengingatkan Zhixun kalau dia sudah menepati janjinya hingga Zhixun bisa menang dari orang terhebat di sekolah. Jadi, Zhixun harus menepati janjinya dan mengajari Qingtong dengan baik. Zhixun menyuruhnya untuk tenang saja karna dia akan menepati janji.

--


Jinbu menemui Duan Xiao di hotel Mudan untuk berterimakasih. Ternyata, sebelumnya, Jinbu meminta tolong Duan Xiao untuk bertanding basket dengan Zhixun dan sedikit mengalah agar Zhixun bisa menang. Itu karna dia ingin membuat Qingtong dan Zhixun sekelompok.



Duan Xiao yang memang menyukai Jinbu, tidak tega melihat Jinbu yang memohon begitu, jadi dia bersedia menolong. Walau begitu, Duan Xiao tetap memuji kemampuan basket Zhixun yang lumayan dan sempat membuatnya terkejut. Jinbu berkomentar kalau Zhixun adalah tipe orang yang ingin segalanya sempurna. Dari awal mereka latihan, Zhixun selalu memenuhi target latihannya dan itu membuatnya cukup terkejut.

Duan Xiao sempat berkomentar kalau di Tieyuan Tiga, semua orang mengenalnya sebagai master basket, tapi demi Jinbu, dia harus merelakan gelar tersebut.

“Di hatiku kau tetap satu-satunya master,” komentar Jinbu.

“Kalau begitu, ke depannya, aku akan menjadi master untukmu seorang,” balas Duan Xiao.

Keduanya saling bertatapan dan jadi salting.

--


Di malam hari,

Qingtong merasa cemas karna besok sudah akan sekelompok dengan Zhixun. Dia takut kalau Zhixun akan terus memarahinya karna nilainya jelek. Jinbu malah emosi dan menyuruh Qingtong melapor padanya kalau Zhixun memarahinya karna hanya dia yang boleh memarahi Qingtong. Eh, Qingtong malah lebih memilih dimarahi sama Zhixun.

--



Dan tibalah hari semua akan duduk bersama teman kelompok belajarnya. Fan Pang sedih harus berpisah dengan Qingtong, tapi Qingtong sebaliknya. Dia merasa sangat bahagia. Xuewei juga akhirnya duduk dengan siswa pria lain. Jinbu duduk bersama Duan Xiao. Keduanya tampak senang.


Ba Dan duduk di barisan tengah yang berisi 3 orang. Dia duduk bersebelahan dengan Fan Pang. Dan keduanya, tidak tampak senang sama sekali. Gimana mau senang, udah sering bertengkar, nilai keduanya sama-sama jelek. Ba Dan malah memperingati Fan Pang untuk tidak bicara dengannya dan kerjakan tugas masing-masing. Fan Pang jadi kesal dan mau mencari teman sebangku lain. Tapi, Ba Dan menghalangi. Dia merasa malu jika Fan Pang mencari teman sebangku lain hanya karna tidak mau sebangku dengannya.



Zhixun mulai mengajari Qingtong pelajaran. Di mulai dengan matematika. Bukannya serius memperhatikan buka, dia malah sibuk memperhatikan wajah Zhixun.

Baru mengajari sehari, Zhixun udah memarahi Qingtong yang tidak mengerti dasar sama sekali. Dia terang-terangan menyebut Qingtong tidak belajar.

--



Qingtong beneran malu dan terpukul di marahi sama Zhixun. Jinbu juga heran karna baru tiga hari sebangku dengan Zhixun, Qingtong udah dimarahi sebanyak 3 kali. Qingtong membela diri kalau dia udah sangat serius belajar, tapi permintaan Zhixun yang terlalu tinggi. Walau begitu, dia tidak akan menyerah dan akan berusaha keras untuk membuktikan dirinya.

--


Sialnya! Niat tidak selalu sejalan dengan hasil. Niat Qingtong untuk membuktikan diri sangat besar, tapi hasil ulangan matematika menjawab niatnya. Dia hanya mendapat nilai 9! Zhixun yang melihat nilainya itu, kesal setengah mati. Qingtong juga sangat malu sama dirinya sendiri.



Begitu jam istirahat, Zhixun mengajak Jinbu bicara. Dia jujur kalau dia menyerah mengajari Qingtong. Gimana dia mau mengajari kalau Qingtong saja tidak mengerti dasar-dasar dan rumus pelajaran. Dia juga jadi penasaran, entah bagaimaman Qingtong bisa lulus dan naik kelas selama ini. Jinbu memohon karna Qingtong bodohlah, maka dia meminta bantuan Zhixun mengajarinya.

“Aku sudah berusaha semampuku. Orang normal jika belajar pun, tidak akan mendapat nilai 9. Aku juga harus belajar. Tidak ada waktu untuk mengajarinya,” tegas Zhixun.

“Bertahanlah sedikit lagi. Bukannya hubungan kalian cukup baik? Anggap saja membantu teman,” bujuk Jinbu.

Zhixun tetap tidak mau dan juga hubungannya tidak baik dengan Qingtong. Jinbu masih berusaha membujuk dan berjanji akan mengajari Qingtong beberapa dasar rumur untuk mengurangi beban Zhixun.

“Aku berikan list rumus dan beberapa ilmu yang harus dihafal. Suruh dia menghafalnya dulu,” ujar Zhixun.

Selesai bicara dengan Zhixun, Jinbu memanggil Qingtong untuk bicara.



Mereka bicara di tangga. Dan kebetulan sekali, Guru Wu lewat dan mendengarkan pembicaraan mereka. Jinbu memarahi Qingtong habis-habisan karna mendapat nilai rendah. Jadinya, mereka bertengkar hebat. Qingtong juga kesal karna dia udah berusaha semampunya.


Guru Wu akhirnya menghampiri mereka. Dia memberikan nasehat. Qingtong protes sama guru Wu kalau dia menganggap Jinbu sebagai teman, tapi Jinbu mengajarinya seolah dia adalah anak Jinbu. Jinbu emosi mendengarnya. Guru Wu menegur Jinbu untuk tidak terus memarahi dan mendesak Qingtong seperti itu. Prestasi itu di dapat dengan rajin, tapi tidak bisa terlihat dalam waktu dekat, harus ada proses.

Setelah mendengarkan sedikit nasehat Guru Wu, Jinbu jadi sedikit tenang.

--


Walau begitu, saat mereka berkumpul untuk makan bersama, Jinbu masih saja menunjukkan kekesalannya sama Qingtong. Duan Xiao lah yang berusaha menenangkan. Dan sama seperti yang di bilang Guru Wu, cara Jinbu yang terlalu menekan Qingtong ini sangat salah. Walau bermaksud baik, tapi hal itu bisa membuat Qingtong jadi tertekan dan membencinya. Mereka harus memulai semuanya dengan pelan-pelan.


Dan karna itu, Jinbu akhirnya nggak marah lagi dan berbaikan dengan Qingtong.

--



Malam harinya, demi membuktikan diri pada Jinbu kalau dia akan serius belajar, Qingtong sampai mengikat rambutnya ke tiang tinggi agar dia tidak bisa tertidur. Jadi, kalau dia tertidur, kepalanya kan jatuh ke bawah, tapi karna penyangga itu, kepalanya akan tertarik dan dia tidak akan bisa tidur.

Jinbu sedikit senang melihat tekadnya. Dia menyuruh Qingtong untuk belajar sebentar kemudian tidur karna hari sudah larut.

--


Esok harinya,

Qingtong kaget setengah mati karna waktu dia bangun, Qingtong masih di meja belajar. Dia nggak tidur sepanjang malam. Kalau nggak tidur, gimana dia bisa sekolah?

--



Dan benar saja, saat jam pelajaran matematika, Qingtong nggak bisa fokus belajar dan terus terkantuk-kantuk. Zhixun menegurnya dan sekaligus nanya, kenapa Qingtong sangat ngantuk? Qingtong menjawab kalau dia menghafal rumus sepanjang malam dan tidak tidur sama sekali. Karna sudah nggak tahan, Qingtong memilih tidur.

Guru matematika yang lagi menjelaskan pelajaran, marah saat melihat Qingtong tidur di jam pelajarannya. Dengan marah, Guru menyuruh Zhixun membangunkan Qingtong. Dia ingin bertanya, seberapa pintar Qingtong hingga berani tidur di jam pelajarannya?! Zhixun malah tampak ragu.


 

 

 

  

Post a Comment

Previous Post Next Post