Sinopsis C-Drama : I Don’t Want to Be Friends with You Episode 08

 

Sinopsis C-Drama : I Don’t Want to Be Friends with You Episode 08



Qingtong membawa Jinbu ke game center. Mereka memainkan mesin capit boneka. Tapi, keduanya benar-benar payah. Sudah menghabiskan satu toples koin, mereka tetap saja gagal mendapatkan satupun boneka. Qingtong merasa kalau inilah takdir mereka, tidak bisa mengandalkan satu sama lain.  Jinbu jadi kesal. Qingtong nawarin untuk belikan dia boneka saja.


Episode 08

-Prajurit wanita yang kalah-


Guru matematika memerintahkan Zhixun untuk membangunkan Qingtong. Jinbu langsung mengangkat tangan dan berbohong kalau Qingtong bukannya tidur tapi sedang sakit. Guru MTK nggak percaya sama Jinbu. Zhixun akhirnya ikutan bohong kalau Qingtong sakit karna wajahnya pucat dan dahinya berkeringat. Karna Zhixun yang murid baik sudah bilang begitu, Guru MTK memilih percaya padanya.


Sampai jam istirahat, Qingtong masih saja tidur. Dia sempat terbangun sebentar. Zhixun nanya, apa benar Qingtong semalaman belajar. Qingtong membenarkan. Dia bahkan berani menjaminnya hal tersebut dengan harga dirinya. Zhixun menasehatinya untuk tidak begitu lain kali. Dia kemudian permisi keluar sebentar.

Begitu Zhixun udah pergi, Fan Pang, Ba Dan dan Jinbu menghampirinya. Ba Dan memuji Qingtong yang sangat hebat karna Zhixun sampai mau berbohong untuknya. Qingtong tidak mengerti maksud ucapan Ba Dan dan menyuruhnya untuk tidak mengganggunya tidur. Fan Pang dengan baiknya, menawarkan jaketnya yang di gulung sebagai bantal untuk Qingtong gunakan.



Zhixun ternyata pergi ke ruang guru. Dia meminta maaf pada guru MTK karna tadi udah berbohong. Guru MTK tertawa karna dia udah tahu Zhixun berbohong tadi. Zhixun menjelaskan kalau Qingtong nggak tidur semalaman karna mengerjakan tugas yang diberikannya. Dia merasa itu salahnya, jadi dia meminta guru tidak menyalahkan Qingtong. Zhixun bahkan menjamin kalau Qingtong sungguh belajar.

Guru MTK memilih percaya pada Zhixun. Tapi, dia tetap menyuruh Zhixun menyampaikan pada Qingtong kalau belajar juga ada caranya. Bukan memaksakan diri seperti ini. Kalau seperti ini, sama saja tidak ada yang Qingtong pelajari.

--


Saat jam pulang, Zhixun menyebutkan materi apa saja yang sudah Qingtong lewatkan karna tertidur. Dia sudah membuatkan catatannya dan menyuruh Qingtong mempelajarinya. Qingtong beneran ngantuk hingga nggak fokus mendengarkan. Dia sampai nggak sadar kalau sudah jam pulang sekolah.

Zhixun tidak menjelaskan lagi dan hanya meminta Qingtong memberikan kertas ulangannya selama ini.

--


Udah tidur seharian, malampun, Qingtong udah tidur lenyap. Jinbu sampai heran melihatnya.

--


Zhixun mempelajari semua kertas ulangan Qingtong untuk mengetahui letak kelemahannya. Di saat dia sedang melihat kertas ulangan Qingtong, ibunya masuk untuk mengantarkan susu. Ibunya sempat melihat kertas ulangan Qingtong. Zhixun menyadari hal itu, jadi dia segera menutupinya dengan tangan dan menyuruh ibunya keluar karna dia mau belajar.


Masalahnya, ibu menyampaikan hal itu pada suaminya. Dari kertas ulangan Qingtong, Ibu juga menilai kalau Qingtong bukan murid yang baik. tn. Wu sangat emosi dan ingin memarahi Zhixun. Ibu langsung menghalangi karna jiwa memberontak Zhixun sekarang sedang tinggi, jadi jangan terus bertengkar dengannya. Dia akan mencari tahu terlebih dahulu, jadi biarkan saja sekarang ini. tn. Wu mengingatkan istrinya untuk mengawasi Zhixun dengan ketat karna sebentar lagi udah mau ujian kenaikan kelas.

--


Esok harinya,

Zhixun memberitahu letak kelemahan Qingtong dalam pelajaran matematika. Dari kertas ulangan Qingtong, dia menyadari kalau Qingtong bisa menghafal beberapa rumus, tapi tidak tahu cara pemakaiannya. Jadi, soal-soal ulangan, langsung di kerjakan Qingtong dengan rumus yang diketahuinya tanpa memikirkannya dulu. Ada yang rumusnya sudah jelas salah, Qingtong tetap memakainya. Ada yang rumusnya benar, tapi Qingtong nggak tahu cara memakai yang benar.

Qingtong mendengarkan tapi tetap tidak mengerti. Zhixun sadar itu. Jadi, dia bilang kalau dia sedang memikirkan cara membenarkan cara berpikir Qingtong dalam mengerjakan soal. Namun, belum terpikirkan. Tapi, Qingtong tidak bisa hanya mengandalkannya. Dia juga harus mencari caranya belajar. Dan juga, jika di ujian berikutnya Qingtong tidak ada kemajuan, dia akan mundur.

Qingtong dengan percaya diri menyuruh Zhixun untuk tenang. Jika ulangannya bulan depan tidak ada kemajuan, dia yang akan mundur sendiri!

--




Dan hari ulangan pun tiba,

Zhixun selesai lebih dulu. Dia tampak cemas dengan Qingtong, tapi Qingtong juga tampak berusaha keras mengerjakan soal.

Saat jam istirahat, Qingtong pamer sama teman-temannya kalau ulangan kali ini, dia pasti akan lulus! Tapi, bagi teman-temannya, ucapan Qingtong hanyalah omong kosong.

--



Hari pembagian nilai ulangan,

Nilai Qingtong mengalami peningkatan! Naik 6 point. Dari 9 point, dia sekarang dapat 15 point. Siapa coba yang kesal. Qingtong juga malu sama diri sendiri karna udah belajar, tapi masih saja mendapat nilai rendah. Zhixun pun marah. Sebelum Zhixun memarahinya, Qingtong langsung bilang kalau nilainya sekarang naik 6 point dari ulangan kemarin. Ada sedikit kemajuan.

Huft. Apapun yang di katakan, tetap saja Zhixun marah. Jinbu pun nyerah. Dia udah nggak peduli lagi sama Qingtong.

--



Guru Wu membicarakan hasil ulangan bulan ini. Ada banyak siswa yang mengalami peningkatan nilai yang artinya metode kelompok belajar ini cukup berhasil. Tapi, di antara semua siswa yang nilainya meningkat, hanya nilai Fan Pang dan Ba Dan yang nggak ada peningkatan. Saat ujian mid, Ba Dan peringkat 80-an, tapi kal ini, malah dapat peringkat 104. Fan Pang juga, saat mid, peringkat 70-an, tapi kali ini jadi 105. Sangat hebat, bisa menurun bersama.


Karena itu, Guru Wu ingin mengganti kelompok mereka. Ba Dan dan Fan Pang langsung ceria dan setuju. Guru Wu menyuruh Zhixun bertukar kelompok jadi dengan Ba Dan. Soalnya, sekelompok dengan Qingtong juga tidak ada perubahan nilai pada Qingtong. Yang ada, nilai Zhixun malah ikut menurun. Lebih baik bersama Ba Dan.

Jinbu nggak nerima. Kalau Zhixun sama Ba Dan, gimana dengan Qingtong? Guru Wu menyuruh Jinbu bertukar kelompok dan jadi sama Qingtong. Dan Duan Xiao akan sekelompok dengan Fan Pang. Kali ini, Duan Xiao ikuta protes. Xuewei malah memanasi dengan mengejek Duan Xiao dan Qingtong tidak terpisahkan.



Guru Wu semakin marah. Dia sudah memberikan kesempatan bagi mereka menentukan kelompok sendiri dan seharusnya mereka menunjukkan hasilnya. Guru Wu benar-benar sangat marah. Zhixun tiba-tiba saja berdiri dan mengemukakan kalau dia juga tidak mau tukar kelompok. Dia hanya ingin keluar dari aktivitas ini. Dia merasa tidak ada kemampuan mengajari orang lain dan juga, hal ini telah mempengaruhi nilainya. Apa tidak bisa?

“Bisa. Tentu bisa. Jika merasa kelompok belajar ini mempengaruhi kalian, kalian boleh keluar. Namun menurutku, masalah ini, tidak pantas dibahas saat ini. Selesai kelas, temui aku untuk membicarakan hal ini,” ujar Guru Wu.

--



Begitu jam istirahat, Jinbu berusaha membujuk Zhixun dan mengingatkan janjinya. Zhixun jadi marah karna dia sudah mencoba mengajarkan Qingtong, tapi mau sampai kapan? Setahun? Sepuluh tahun?!


Qingtong yang mendengar pembicaraan mereka, jadi merasa bersalah. Dia mengizinkan Jinbu untuk memarahinya. Tapi Jinbu juga udah nyerah dan merasa kalau dari awal memang salahnya.

Qingtong mengejar Zhixun. Dia hanya ingin memberitahu kalau dia sudah belajar dengan keras dan tidak meremehkan pengajar Zhixun sama sekali. Zhixun menghela nafas. Dia malah meminta maaf dan merasa kalau kemampuannya yang tidak pantas. Jadi, lebih baik mereka menjadi teman satu meja saja.

--


Untuk menghibur Qingtong yang bersedih, Jinbu mengajak Qingtong makan diluar. Dia berusaha keras menghiburnya. Qingtong jadi terharu karna dia mengira kalau Jinbu juga marah padanya.

Dengan begitu, pembimbing tampan yang kubuat dengan sepenuh hati, dengan nilai 15 yang di dapatkan Li Qingtong, berakhir.

Mungkin, ini adalah takdirnya.

Aku tidak bisa mengubahnya.



Walaupun Zhixun bilang sudah menyerah pada Qingtong, nyatanya dia malah membuat rencana belajar untuk Li Qingtong.

Namun, yang tidak ku ketahui adalah, akhir yang kupikir di dalam hati seseorang belum tentu berakhir.

Lalu, yang kupikir sudah berakhir, sekali lagi menimbulkan gelombang kecil.



Suatu hari yang tenang, tn. Li mendapat telepon dari temannya yang pindah ke Shenzhen. Temannya itu memberitahu kalau dia melihat Ibu Da Hua (Jin Bu) di bus dan juga saling menyapa. Jadi nggak mungkin salah orang. Mendengar hal itu, Ny. Li kan jadi nggak tenang. Kalau ibu Jin Bu udah pulang dari luar negeri, kenapa tidak menjemput atau menghubunginya? tn. Li tidak suka mendengarnya karna kalau nanti kedengaran sama Jinbu, Jinbu bisa mengira mereka pelit dan mengusir mereka.


Ny Li semakin marah. Dia bukannya pelit, tapi keuangan mereka juga sudah susah. Mereka saja hampir tidak bisa makan, tapi masih harus memikirkan anak orang lain?

Perdebatan mereka berakhir karna mendengar suara teriakan Qingtong yang baru pulang.

--



Akhirnya, saat jam makan malam, Ny. Li menanyakan pada Jinbu, apa ibunya tidak pernah menghubunginya selama ini? Jinbu berbohong kalau ibunya ada telepon. Ny. Li nanya lagi, apa Ibu Jinbu tidak masalah Jinbu sekolah di sini? tn. Li segera memotong ucapan Ny. Li dengan bilang kalau ibunya kan di luar negeri.

Jinbu bohong kalau dia sudah memberitahu orang tuanya. tn. Li tidak mau memperpanjang masalah, jadi berusaha menyuruh Ny. Li tidak membahasnya lagi. Ny. Li nggak bisa. Dia memberitahu Jinbu kalau ibu Jinbu udah pulang dan ada di Shenzhen. Kenalan mereka yang di sana, yang memberitahu. Jinbu panik dan membuat alasan kalau ibunya mungkin sudah kembali, tapi pergi lagi ke luar negeri.



Ny. Li meminta nomor telepon Ibu Jinbu. Jinbu terus membuat alasan. Qingtong membela Jinbu dan tn. Li mendukung kalau susah berteleponan karna biaya yang mahal dan perbedaan waktu. Qingtong juga bilang kalau ibu Jinbu kan peduli sama Jinbu makanya Jinbu bisa sekolah dan membayar uang sekolah.  

Walau Qingtong dan tn. Li mencoba mengalihkan pembicaraan. Ny. Li tidak peduli. Dia tetap penasaran dengan ibu Jinbu yang tidak menghubungi sama sekali.

--


Selesai makan, Jinbu kelihatan stress. Dia beneran bingung untuk menyelesaikan masalah ini. Qingtong juga sebenarnya penasaran dengan ibu Jinbu. Setelah diam sesaat, Jinbu meminta Qingtong untuk menjaga rahasianya. Ada sesuatu yang ingin di beritahunya.

--


Esok harinya, Qingtong mengumpulkan Fan Pang, Ba Dan dan Da Mao di hotel Mudan. Mereka ingin mencari jalan keluar untuk masalah Qingtong. Sebelum memulai ceritanya, Qingtong menyuruh mereka semua berjanji untuk tidak memberitahu masalah ini pada siapapun, termasuk orang tua mereka. Tidak boleh berkhianat.

Ini adalah cerita mengenai kenapa Jinbu bersekolah di tempat mereka.


“Orangtuaku cerai. Aku tinggal bersama ibu dan ayah tiriku. Dua hari lalu, ibuku dinas keluar negeri. Aku tidak mau tinggal dengan ayah tiriku, jadi aku keluar. Aku sangat senang sekolah dengan kalian. Untuk sementara, aku tidak ingin kembali. Kalian bantulah aku,” bohong Jinbu.

Qingtong percaya 100 persen dengan Jinbu, jadi dia ingin membantu. Dia ingin mereka membantu mencari seseorang untuk menyamar menjadi Ibu Jinbu dan menelpon orangtuanya untuk memberi kabar. Selesai.


Ba Dan dengan pede mengangkat tangan dan menawarkan diri agar dia yang menelpon. Dia sangat pede karna gaya bicaranya sangat dewasa. Qingtong menolak dengan mentah karna suara Ba Dan itu udah di hafal sama ibunya. Fan Pang mengangkat tangan juga dan bilang akan menyuruh ayahnya yang menelpon. Dia tahu rahasia ayahnya yang diam-diam mempunyai uang pribadi, jadi, ayahnya sekarang sangat patuh padanya. Qingtong menolak lebih keras lagi, karna ayah Fan Pang dan ayahnya sangat mengenal, jadi bisa ketahuan.

Gantian Da Mao. Dia bisa menyuruh pamannya yang tinggal di luar kota dan tidak mengenal siapapun di Tieyuan. Jinbu nggak yakin kalau paman Da Mao mau membantu menipu. Akhirnya, Duan Xiao bilang kalau dia bisa membantu. Serahkan masalah ini padanya.

--


Duan Xiao mengajak Yezi makan BBQ. Dia mentraktir dan berusaha membujuknya agar mau membantu. Dengan tegas, Yezi menolak. Duan Xiao tidak menolak dan merayunya dengan berbagai alasan dan juga memberikan hadiah seperangkan alat makeup. Akhirnya, Yezi mau membantu.

--





Di hari yang di tentukan, Yezi menelpon ke rumah keluarga Li. Kebetulan yang mengangkat adalah Jinbu. Jinbu tentu girang karna Duan Xiao udah membantunya, dia segera memberikan telepon pada tn. Li. Yezi menelpon sambil membaca catatannya, jadi bicaranya campur-campur bahasa Inggris. Ny. Li yang tahu ibu Jinbu menelpon, mau ikut bicara, tapi Yezi udah mengakhiri pembicaraan. tn. Li menyuruh istrinya untuk tidak cemas sekarang karna ibu Jinbu sudah menelpon.



Sialnya, Yezi menelpon saat kerja di pemandian umum. Dan tanpa sengaja, Junhe mendengarnya. Dia jadi penasaran alaasn Yezi berpura-pura menjadi Ibu Jinbu. Tapi, Yezi tidak mau memberitahu. Dia hanya membantu dan tidak tahu tujuannya apa. Junhe cukup pintar karna dia tahu pasti kalau Duan Xiao yang membantu.  

--



Masalah orangtua sudah selesai, jadi Ny. Li bisa merasa tenang. Dan karna suasana hati yang cukup baik, Ny. Li mengajak keluarganya pergi ke bazaar. Mereka berjumpa dengan Ba Dan yang kebetulan membeli undian dan menang hadiah utama. Waktu dengar itu, keluarga Qingtong mengira Ba Dan hanya di bodohi.


Tapi nyatanya, Ba Dan memang menang hadiah utama. tn. Li jadi nggak mau kalah dan ingin ikut membeli undian juga.




Huft. Nasib tiap orang memang berbeda. Undian yang di cabut tn. Li hanya mendapatkan hadiah sabun. Sangat banyak! Ny. Li sangat marah karna uang 30 yuan habis hanya untuk sabun. Wow, tn. Li malah menggombal kalau seluruh keberuntungannya sudah di pakainya habis saat berhasil menikah dengan tn. Li.  

--


Jinbu benar-benar bahagia hidup di masa lalu. Gimana nggak, dia bisa punya banyak teman dan di kelilingi orang baik. Contohnya sekarang saja, dia pergi ke tempat Duan Xiao dan ibu Duan Xiao membuatkannya makanan. Dia seperti sudah di anggap seperti anak sendiri.


Setelah cukup lama berteman, Jinbu baru menanyakan, dimana ayah Duan Xiao? Duan Xiao menjawab kalau ayahnya adalah tentan dan berjaga di perbatasan. Beberapa tahun, hanya kembali sekali. Dia juga baru tadi malam bertelepon dengan ayahnya dan bercerita mengenai Jinbu. Tidak lupa, Duan Xiao bilang akan membawa Jinbu jalan-jalan ke tempat ayahnya berjaga, di bagian paling Utara Mohe. Jinbu langsung setuju.

Duan Xiao kemudian menanyakan mengenai keluarga Jinbu. Dia khawatir kalau ayah tiri Jinbu menindasnya. Jinbu jadi nggak enak dan bilang kalau kehidupannya tidak semenyedihkan itu. Duan Xiao jadi makin bersemangat dan berjanji akan terus melindungi Jinbu.

--


Guru Wu mengajar kelas dan tidak membahas mengenai pertukaran tempat duduk lagi. Hal itu membuat Qingtong heran. Walau begitu, dia senang karna dia memang masih ingin terus duduk dengan Zhixun.


Demi mendekatkan diri dengan Zhixun, Qingtong sampai pergi ke perpustakaan. Dia ingin membuktikan diri sama Zhixun kalau dia sangat serius belajar. Sayang, setiap kali bicara, Zhixun hanya terus mengabaikannya. Dan karena kegigihanya itu, Zhixun menanyakan serius, kalau Qingtong masih ingin dia membimbing, maka ada syaratnya.

“Apa itu?” tanya Qingtong, antusias.  


Post a Comment

Previous Post Next Post