Qingtong membawa Jinbu ke game center. Mereka memainkan mesin capit
boneka. Tapi, keduanya benar-benar payah. Sudah menghabiskan satu toples koin,
mereka tetap saja gagal mendapatkan satupun boneka. Qingtong merasa kalau
inilah takdir mereka, tidak bisa mengandalkan satu sama lain. Jinbu jadi kesal. Qingtong nawarin untuk
belikan dia boneka saja.
Episode
08
-Prajurit
wanita yang kalah-
Guru
matematika memerintahkan Zhixun untuk membangunkan Qingtong. Jinbu langsung
mengangkat tangan dan berbohong kalau Qingtong bukannya tidur tapi sedang
sakit. Guru MTK nggak percaya sama Jinbu. Zhixun akhirnya ikutan bohong kalau
Qingtong sakit karna wajahnya pucat dan dahinya berkeringat. Karna Zhixun yang
murid baik sudah bilang begitu, Guru MTK memilih percaya padanya.
Sampai
jam istirahat, Qingtong masih saja tidur. Dia sempat terbangun sebentar. Zhixun
nanya, apa benar Qingtong semalaman belajar. Qingtong membenarkan. Dia bahkan
berani menjaminnya hal tersebut dengan harga dirinya. Zhixun menasehatinya
untuk tidak begitu lain kali. Dia kemudian permisi keluar sebentar.
Begitu
Zhixun udah pergi, Fan Pang, Ba Dan dan Jinbu menghampirinya. Ba Dan memuji
Qingtong yang sangat hebat karna Zhixun sampai mau berbohong untuknya. Qingtong
tidak mengerti maksud ucapan Ba Dan dan menyuruhnya untuk tidak mengganggunya
tidur. Fan Pang dengan baiknya, menawarkan jaketnya yang di gulung sebagai
bantal untuk Qingtong gunakan.
Zhixun
ternyata pergi ke ruang guru. Dia meminta maaf pada guru MTK karna tadi udah
berbohong. Guru MTK tertawa karna dia udah tahu Zhixun berbohong tadi. Zhixun
menjelaskan kalau Qingtong nggak tidur semalaman karna mengerjakan tugas yang
diberikannya. Dia merasa itu salahnya, jadi dia meminta guru tidak menyalahkan
Qingtong. Zhixun bahkan menjamin kalau Qingtong sungguh belajar.
Guru
MTK memilih percaya pada Zhixun. Tapi, dia tetap menyuruh Zhixun menyampaikan
pada Qingtong kalau belajar juga ada caranya. Bukan memaksakan diri seperti
ini. Kalau seperti ini, sama saja tidak ada yang Qingtong pelajari.
--
Saat
jam pulang, Zhixun menyebutkan materi apa saja yang sudah Qingtong lewatkan
karna tertidur. Dia sudah membuatkan catatannya dan menyuruh Qingtong
mempelajarinya. Qingtong beneran ngantuk hingga nggak fokus mendengarkan. Dia sampai
nggak sadar kalau sudah jam pulang sekolah.
Zhixun
tidak menjelaskan lagi dan hanya meminta Qingtong memberikan kertas ulangannya
selama ini.
--
Udah
tidur seharian, malampun, Qingtong udah tidur lenyap. Jinbu sampai heran
melihatnya.
--
Zhixun
mempelajari semua kertas ulangan Qingtong untuk mengetahui letak kelemahannya.
Di saat dia sedang melihat kertas ulangan Qingtong, ibunya masuk untuk
mengantarkan susu. Ibunya sempat melihat kertas ulangan Qingtong. Zhixun
menyadari hal itu, jadi dia segera menutupinya dengan tangan dan menyuruh
ibunya keluar karna dia mau belajar.
Masalahnya,
ibu menyampaikan hal itu pada suaminya. Dari kertas ulangan Qingtong, Ibu juga
menilai kalau Qingtong bukan murid yang baik. tn. Wu sangat emosi dan ingin
memarahi Zhixun. Ibu langsung menghalangi karna jiwa memberontak Zhixun
sekarang sedang tinggi, jadi jangan terus bertengkar dengannya. Dia akan
mencari tahu terlebih dahulu, jadi biarkan saja sekarang ini. tn. Wu
mengingatkan istrinya untuk mengawasi Zhixun dengan ketat karna sebentar lagi
udah mau ujian kenaikan kelas.
--
Esok
harinya,
Zhixun
memberitahu letak kelemahan Qingtong dalam pelajaran matematika. Dari kertas
ulangan Qingtong, dia menyadari kalau Qingtong bisa menghafal beberapa rumus,
tapi tidak tahu cara pemakaiannya. Jadi, soal-soal ulangan, langsung di
kerjakan Qingtong dengan rumus yang diketahuinya tanpa memikirkannya dulu. Ada
yang rumusnya sudah jelas salah, Qingtong tetap memakainya. Ada yang rumusnya
benar, tapi Qingtong nggak tahu cara memakai yang benar.
Qingtong
mendengarkan tapi tetap tidak mengerti. Zhixun sadar itu. Jadi, dia bilang
kalau dia sedang memikirkan cara membenarkan cara berpikir Qingtong dalam
mengerjakan soal. Namun, belum terpikirkan. Tapi, Qingtong tidak bisa hanya
mengandalkannya. Dia juga harus mencari caranya belajar. Dan juga, jika di
ujian berikutnya Qingtong tidak ada kemajuan, dia akan mundur.
Qingtong
dengan percaya diri menyuruh Zhixun untuk tenang. Jika ulangannya bulan depan
tidak ada kemajuan, dia yang akan mundur sendiri!
--
Dan
hari ulangan pun tiba,
Zhixun
selesai lebih dulu. Dia tampak cemas dengan Qingtong, tapi Qingtong juga tampak
berusaha keras mengerjakan soal.
Saat
jam istirahat, Qingtong pamer sama teman-temannya kalau ulangan kali ini, dia
pasti akan lulus! Tapi, bagi teman-temannya, ucapan Qingtong hanyalah omong
kosong.
--
Hari
pembagian nilai ulangan,
Nilai
Qingtong mengalami peningkatan! Naik 6 point. Dari 9 point, dia sekarang dapat
15 point. Siapa coba yang kesal. Qingtong juga malu sama diri sendiri karna
udah belajar, tapi masih saja mendapat nilai rendah. Zhixun pun marah. Sebelum
Zhixun memarahinya, Qingtong langsung bilang kalau nilainya sekarang naik 6
point dari ulangan kemarin. Ada sedikit kemajuan.
Huft.
Apapun yang di katakan, tetap saja Zhixun marah. Jinbu pun nyerah. Dia udah
nggak peduli lagi sama Qingtong.
--
Guru
Wu membicarakan hasil ulangan bulan ini. Ada banyak siswa yang mengalami
peningkatan nilai yang artinya metode kelompok belajar ini cukup berhasil.
Tapi, di antara semua siswa yang nilainya meningkat, hanya nilai Fan Pang dan
Ba Dan yang nggak ada peningkatan. Saat ujian mid, Ba Dan peringkat 80-an, tapi
kal ini, malah dapat peringkat 104. Fan Pang juga, saat mid, peringkat 70-an,
tapi kali ini jadi 105. Sangat hebat, bisa menurun bersama.
Karena
itu, Guru Wu ingin mengganti kelompok mereka. Ba Dan dan Fan Pang langsung
ceria dan setuju. Guru Wu menyuruh Zhixun bertukar kelompok jadi dengan Ba Dan.
Soalnya, sekelompok dengan Qingtong juga tidak ada perubahan nilai pada
Qingtong. Yang ada, nilai Zhixun malah ikut menurun. Lebih baik bersama Ba Dan.
Jinbu
nggak nerima. Kalau Zhixun sama Ba Dan, gimana dengan Qingtong? Guru Wu
menyuruh Jinbu bertukar kelompok dan jadi sama Qingtong. Dan Duan Xiao akan
sekelompok dengan Fan Pang. Kali ini, Duan Xiao ikuta protes. Xuewei malah
memanasi dengan mengejek Duan Xiao dan Qingtong tidak terpisahkan.
Guru
Wu semakin marah. Dia sudah memberikan kesempatan bagi mereka menentukan
kelompok sendiri dan seharusnya mereka menunjukkan hasilnya. Guru Wu
benar-benar sangat marah. Zhixun tiba-tiba saja berdiri dan mengemukakan kalau
dia juga tidak mau tukar kelompok. Dia hanya ingin keluar dari aktivitas ini.
Dia merasa tidak ada kemampuan mengajari orang lain dan juga, hal ini telah
mempengaruhi nilainya. Apa tidak bisa?
“Bisa.
Tentu bisa. Jika merasa kelompok belajar ini mempengaruhi kalian, kalian boleh
keluar. Namun menurutku, masalah ini, tidak pantas dibahas saat ini. Selesai
kelas, temui aku untuk membicarakan hal ini,” ujar Guru Wu.
--
Begitu
jam istirahat, Jinbu berusaha membujuk Zhixun dan mengingatkan janjinya. Zhixun
jadi marah karna dia sudah mencoba mengajarkan Qingtong, tapi mau sampai kapan?
Setahun? Sepuluh tahun?!
Qingtong
yang mendengar pembicaraan mereka, jadi merasa bersalah. Dia mengizinkan Jinbu
untuk memarahinya. Tapi Jinbu juga udah nyerah dan merasa kalau dari awal
memang salahnya.
Qingtong
mengejar Zhixun. Dia hanya ingin memberitahu kalau dia sudah belajar dengan
keras dan tidak meremehkan pengajar Zhixun sama sekali. Zhixun menghela nafas.
Dia malah meminta maaf dan merasa kalau kemampuannya yang tidak pantas. Jadi,
lebih baik mereka menjadi teman satu meja saja.
--
Untuk
menghibur Qingtong yang bersedih, Jinbu mengajak Qingtong makan diluar. Dia
berusaha keras menghiburnya. Qingtong jadi terharu karna dia mengira kalau
Jinbu juga marah padanya.
Dengan
begitu, pembimbing tampan yang kubuat dengan sepenuh hati, dengan nilai 15 yang
di dapatkan Li Qingtong, berakhir.
Mungkin,
ini adalah takdirnya.
Aku
tidak bisa mengubahnya.
Walaupun
Zhixun bilang sudah menyerah pada Qingtong, nyatanya dia malah membuat rencana
belajar untuk Li Qingtong.
Namun,
yang tidak ku ketahui adalah, akhir yang kupikir di dalam hati seseorang belum
tentu berakhir.
Lalu,
yang kupikir sudah berakhir, sekali lagi menimbulkan gelombang kecil.
Suatu hari yang tenang, tn. Li mendapat
telepon dari temannya yang pindah ke Shenzhen. Temannya itu memberitahu kalau
dia melihat Ibu Da Hua (Jin Bu) di bus dan juga saling menyapa. Jadi nggak
mungkin salah orang. Mendengar hal itu, Ny. Li kan jadi nggak tenang. Kalau ibu
Jin Bu udah pulang dari luar negeri, kenapa tidak menjemput atau
menghubunginya? tn. Li tidak suka mendengarnya karna kalau nanti kedengaran
sama Jinbu, Jinbu bisa mengira mereka pelit dan mengusir mereka.
Ny
Li semakin marah. Dia bukannya pelit, tapi keuangan mereka juga sudah susah.
Mereka saja hampir tidak bisa makan, tapi masih harus memikirkan anak orang
lain?
Perdebatan
mereka berakhir karna mendengar suara teriakan Qingtong yang baru pulang.
--
Akhirnya,
saat jam makan malam, Ny. Li menanyakan pada Jinbu, apa ibunya tidak pernah
menghubunginya selama ini? Jinbu berbohong kalau ibunya ada telepon. Ny. Li
nanya lagi, apa Ibu Jinbu tidak masalah Jinbu sekolah di sini? tn. Li segera
memotong ucapan Ny. Li dengan bilang kalau ibunya kan di luar negeri.
Jinbu
bohong kalau dia sudah memberitahu orang tuanya. tn. Li tidak mau memperpanjang
masalah, jadi berusaha menyuruh Ny. Li tidak membahasnya lagi. Ny. Li nggak
bisa. Dia memberitahu Jinbu kalau ibu Jinbu udah pulang dan ada di Shenzhen.
Kenalan mereka yang di sana, yang memberitahu. Jinbu panik dan membuat alasan
kalau ibunya mungkin sudah kembali, tapi pergi lagi ke luar negeri.
Ny.
Li meminta nomor telepon Ibu Jinbu. Jinbu terus membuat alasan. Qingtong
membela Jinbu dan tn. Li mendukung kalau susah berteleponan karna biaya yang
mahal dan perbedaan waktu. Qingtong juga
bilang kalau ibu Jinbu kan peduli sama Jinbu makanya Jinbu bisa sekolah dan
membayar uang sekolah.
Walau
Qingtong dan tn. Li mencoba mengalihkan pembicaraan. Ny. Li tidak peduli. Dia
tetap penasaran dengan ibu Jinbu yang tidak menghubungi sama sekali.
--
Selesai
makan, Jinbu kelihatan stress. Dia beneran bingung untuk menyelesaikan masalah
ini. Qingtong juga sebenarnya penasaran dengan ibu Jinbu. Setelah diam sesaat,
Jinbu meminta Qingtong untuk menjaga rahasianya. Ada sesuatu yang ingin di
beritahunya.
--
Esok
harinya, Qingtong mengumpulkan Fan Pang, Ba Dan dan Da Mao di hotel Mudan.
Mereka ingin mencari jalan keluar untuk masalah Qingtong. Sebelum memulai
ceritanya, Qingtong menyuruh mereka semua berjanji untuk tidak memberitahu
masalah ini pada siapapun, termasuk orang tua mereka. Tidak boleh berkhianat.
Ini
adalah cerita mengenai kenapa Jinbu bersekolah di tempat mereka.
“Orangtuaku
cerai. Aku tinggal bersama ibu dan ayah tiriku. Dua hari lalu, ibuku dinas
keluar negeri. Aku tidak mau tinggal dengan ayah tiriku, jadi aku keluar. Aku
sangat senang sekolah dengan kalian. Untuk sementara, aku tidak ingin kembali.
Kalian bantulah aku,” bohong Jinbu.
Qingtong
percaya 100 persen dengan Jinbu, jadi dia ingin membantu. Dia ingin mereka
membantu mencari seseorang untuk menyamar menjadi Ibu Jinbu dan menelpon
orangtuanya untuk memberi kabar. Selesai.
Ba
Dan dengan pede mengangkat tangan dan menawarkan diri agar dia yang menelpon.
Dia sangat pede karna gaya bicaranya sangat dewasa. Qingtong menolak dengan
mentah karna suara Ba Dan itu udah di hafal sama ibunya. Fan Pang mengangkat
tangan juga dan bilang akan menyuruh ayahnya yang menelpon. Dia tahu rahasia
ayahnya yang diam-diam mempunyai uang pribadi, jadi, ayahnya sekarang sangat
patuh padanya. Qingtong menolak lebih keras lagi, karna ayah Fan Pang dan
ayahnya sangat mengenal, jadi bisa ketahuan.
Gantian
Da Mao. Dia bisa menyuruh pamannya yang tinggal di luar kota dan tidak mengenal
siapapun di Tieyuan. Jinbu nggak yakin kalau paman Da Mao mau membantu menipu.
Akhirnya, Duan Xiao bilang kalau dia bisa membantu. Serahkan masalah ini
padanya.
--
Duan
Xiao mengajak Yezi makan BBQ. Dia mentraktir dan berusaha membujuknya agar mau
membantu. Dengan tegas, Yezi menolak. Duan Xiao tidak menolak dan merayunya
dengan berbagai alasan dan juga memberikan hadiah seperangkan alat makeup.
Akhirnya, Yezi mau membantu.
--
Di hari yang di tentukan, Yezi menelpon ke
rumah keluarga Li. Kebetulan yang mengangkat adalah Jinbu. Jinbu tentu girang
karna Duan Xiao udah membantunya, dia segera memberikan telepon pada tn. Li.
Yezi menelpon sambil membaca catatannya, jadi bicaranya campur-campur bahasa
Inggris. Ny. Li yang tahu ibu Jinbu menelpon, mau ikut bicara, tapi Yezi udah
mengakhiri pembicaraan. tn. Li menyuruh istrinya untuk tidak cemas sekarang
karna ibu Jinbu sudah menelpon.
Sialnya,
Yezi menelpon saat kerja di pemandian umum. Dan tanpa sengaja, Junhe
mendengarnya. Dia jadi penasaran alaasn Yezi berpura-pura menjadi Ibu Jinbu.
Tapi, Yezi tidak mau memberitahu. Dia hanya membantu dan tidak tahu tujuannya
apa. Junhe cukup pintar karna dia tahu pasti kalau Duan Xiao yang membantu.
--
Masalah
orangtua sudah selesai, jadi Ny. Li bisa merasa tenang. Dan karna suasana hati
yang cukup baik, Ny. Li mengajak keluarganya pergi ke bazaar. Mereka berjumpa
dengan Ba Dan yang kebetulan membeli undian dan menang hadiah utama. Waktu
dengar itu, keluarga Qingtong mengira Ba Dan hanya di bodohi.
Tapi
nyatanya, Ba Dan memang menang hadiah utama. tn. Li jadi nggak mau kalah dan
ingin ikut membeli undian juga.
Huft.
Nasib tiap orang memang berbeda. Undian yang di cabut tn. Li hanya mendapatkan hadiah
sabun. Sangat banyak! Ny. Li sangat marah karna uang 30 yuan habis hanya untuk
sabun. Wow, tn. Li malah menggombal kalau seluruh keberuntungannya sudah di
pakainya habis saat berhasil menikah dengan tn. Li.
--
Jinbu
benar-benar bahagia hidup di masa lalu. Gimana nggak, dia bisa punya banyak
teman dan di kelilingi orang baik. Contohnya sekarang saja, dia pergi ke tempat
Duan Xiao dan ibu Duan Xiao membuatkannya makanan. Dia seperti sudah di anggap
seperti anak sendiri.
Setelah
cukup lama berteman, Jinbu baru menanyakan, dimana ayah Duan Xiao? Duan Xiao
menjawab kalau ayahnya adalah tentan dan berjaga di perbatasan. Beberapa tahun,
hanya kembali sekali. Dia juga baru tadi malam bertelepon dengan ayahnya dan
bercerita mengenai Jinbu. Tidak lupa, Duan Xiao bilang akan membawa Jinbu
jalan-jalan ke tempat ayahnya berjaga, di bagian paling Utara Mohe. Jinbu
langsung setuju.
Duan
Xiao kemudian menanyakan mengenai keluarga Jinbu. Dia khawatir kalau ayah tiri
Jinbu menindasnya. Jinbu jadi nggak enak dan bilang kalau kehidupannya tidak
semenyedihkan itu. Duan Xiao jadi makin bersemangat dan berjanji akan terus
melindungi Jinbu.
--
Guru
Wu mengajar kelas dan tidak membahas mengenai pertukaran tempat duduk lagi. Hal
itu membuat Qingtong heran. Walau begitu, dia senang karna dia memang masih
ingin terus duduk dengan Zhixun.
Demi
mendekatkan diri dengan Zhixun, Qingtong sampai pergi ke perpustakaan. Dia
ingin membuktikan diri sama Zhixun kalau dia sangat serius belajar. Sayang,
setiap kali bicara, Zhixun hanya terus mengabaikannya. Dan karena kegigihanya
itu, Zhixun menanyakan serius, kalau Qingtong masih ingin dia membimbing, maka
ada syaratnya.
“Apa
itu?” tanya Qingtong, antusias.