Sinopsis K-Drama : The Uncanny Counter Episode 09 part 01

 

Sinopsis K-Drama : The Uncanny Counter

Episode 09 part 01


Mun berlari mengejar Cheong Sin.


Wi Gen yang berada di Yung, tiba-tiba merasa sesak. Dia seperti itu karna perasaan Mun yang gusar mempengaruhinya. Dia pun segera menghubungi Mun dengan telepati dan menanyakan apa yang terjadi. Saat tahu Mun mengejar Cheong Sin, Wi Gen menyuruhnya untuk menunggu anggota tim yang lain. Sayangnya, Mun menolak sarannya. Dia ingin segera menangkap Cheong Sin, karna jika tidak, Cheong Sin mungkin tidak akan tertangkap jika lolos kali ini.



Mun sudah diliputi perasaan dendam. Dia tidak mendengarkan apapun perkataan Wi Gen. Wi Gen meminta Mun tidak menyerang Cheong Sin sendirian, tapi menggiringnya ke tempat sepi kemudian memanggil anggota yang lain. Berulang kali dia memanggil Mun, tapi Mun menutup telinganya rapat-rapat.




Bukannya dia yang menggiring Cheong Sin, malah Cheong Sin yang menggiring Mun ke tempatnya. Mereka akhirnya saling berhadapan. Entah apa yang Mun pikirkan, karna tiba-tiba saja, wilayah Yung terbuka di belakang Cheong Sin. Mun semakin yakin kalau dia bisa menghadapi Cheong Sin sendirian. Dia hanya harus membuat Cheong Sin masuk ke wilayah Yung yang terbuka.



Tapi, bukan hal yang mudah untuk menggiring Cheong Sin ke sana karna kekuatan Cheong Sin jauh berada di atasnya. Dia babak belur di hajar Cheong Sin. Walau begitu, dia tetap berusaha memancing Cheong Sin masuk ke wilayah Yung.


Cheong Sin tidak tahu apa yang Mun rencanakan dan malah berujar kalau orang tua Mun terasa lezat saat dia menguyahnya. Emosi Mun terpancing sehingga dia mendorong paksa Cheong Sin masuk ke wilayah Yung. Berhasil. Berada di wilayah Yung, kekuatan Mun meningkat pesat. Cheong Sin merasa heran karna tiba-tiba saja Mun menguat. Apalagi, Mun berhasil membuat beberapa tulang rusuknya patah dan bahkan mematahkan pergelangan sebelah tangannya.





Dan tiba-tiba saja, saat dia menyentuh Mun, dia seperti melihat Mun yang bermain dengan wilayah Yung (tapi Cheong Sin tidak bisa melihat wilayah Yung). Mun sudah tersulut emosi karna perkataan Cheong Sin mengenai orang tuanya tadi sehingga dia lengah hingga Cheong Sin menggunakan kekuatannya untuk mendorong tubuh Mun. Tubuh Mun terdorong terlalu jauh hingga keluar dari wilayah Yung.


Kondisi tubuh Mun yang sudah babak belur, tentu mempengaruhi Wi Gen juga. Wi Gen dalam bahaya. Tubuhnya mulai menjadi transparan. Gi Ran, U Sik dan Soo Ho panik saat mendapatinya tiba-tiba demikian. Wi Gen dengan terbata-bata, meminta mereka segera menghubungi rekan masing-masing dan menemukan Mun. Gi Ran yang sudah sangat panik, menghubungi Mo Tak dan berteriak agar segera menemukan Mun.


Mo Tak, Mae Ok dan Ha Na segera bergegas untuk mencari Mun.


Mun yang terlempar keluar dari Yung, berada dalam posisi terancam. Cheong Sin mulai menyadari ada sesuatu yang membuat Mun tiba-tiba menjadi kuat. Dia mengulurkan tangan dan menyentuh wilayah Yung. Jika di perhatikan, walau dia tidak bisa melihat wilayah Yung, tapi ketika tangannya menyentuh pembatas wilayah Yung, terasa seperti ada kabut dingin yang mengenai tangannya. Cheong Sin tertawa senang menyadari kalau berada di luar wilayah Yung, Mun bukanlah apa-apa.




Kondisi Mun juga sudah terlalu parah hingga tidak berdaya melawan Cheong Sin. Walau begitu, dia tetap tidak menyerah. Mun mengulurkan tangannya dan berusaha memanggil wilayah Yung mendekat padanya. Berhasil! Sayangnya, saat tinggal selangkah lagi, Cheong Sin menyadari gerakan tangan Mun tersebut. Dengan kekuatan psikokinesisnya, Cheong Sin mengambil benda tajam dan menusukannya ke wajah Mun. Refleks, Mun melindungi diri dengan mengangkat sebelah tangannya yang berakibat, benda tajam itu melukai pergelangan tangannya dengan dalam. Cheong Sin tertawa puas. Perlahan, wilayah Yung pun menghilang.




Cheong Sin masih ingin membunuh Mun, tapi di saat itu, terdengar suara tembakan pistol. Jeong Yeong menemukan mereka dan segera mengarahkan pistol pada Cheong Sin. Percuma! Dengan kekuatan psikokinesisnya, dia merebut pistol Jeong Yeong. Jeong Yeong benar-benar speechless melihat kejadian tidak masuk akal terjadi di depan matanya.



Untungnya, sebelum Cheong Sin sempat menembak Jeong Yeong, Mo Tak tiba dan menahan tangannya yang memegang pistol dan membantingnya. Cheong Sin sadar kalau kondisinya yang terluka parah sekarang, tidak akan menang jika melawan Mo Tak yang masih segar bugar. Karna itu, Cheong Sin memutuskan kabur.


Mo Tak tidak sempat mengejarnya karna lebih terfokus pada kondisi Mun yang terluka sangat parah. Ha Na dan Mae Ok yang tiba terakhir, panik karna kondisi Mun dalam keadaan kritis. Mae Ok mengenggam tangan Mun dan bisa tahu kalau tulang Mun remuk dan pembuluhnya pecah. Jeong Yeong segera mengeluarkan ponsel untuk menelpon ambulans. Mo Tak melarang karna Mun tidak bisa di sembuhkan manusia.

Mae Ok memberitahu Ha Na kalau wilayah mereka berada sekarang kurang kuat, jadi mereka harus menemukan wilayah yang lebih kuat (agar kekuatan Mae Ok bisa bekerja lebih maksimal). Ha Na menyarankan agar mereka membawa Mun ke taman luas yang ada di dekat sana. Mo tak pun segera menggendong Mun dan membawanya ke sana.

--



Kondisi Cheong Sin tidak lebih baik daripada Mun. Tulang rusuk dan pergelangan tangannya patah sehingga terasa sangat sakit. Ketika dia sedang terduduk menahan sakit, seorang petugas patroli menemukannya. Melihat petugas itu, Cheong Sin tertawa lebar. Hm, sepertinya, dia akan membunuh petugas itu dan memakan jiwanya.

--





Ha Na, Mae Ok dan Mo Tak membawa Mun ke wilayah Yung yang terbuka. Jeong Yeong masih ikut dengan mereka. Mo Tak sangat khawatir karna kondisi Mun terlalu parah untuk disembuhkan. Tapi, Mae Ok yakin akan mampu menyembuhkan Mun. Dia pasti akan menyembuhkan Mun walaupun dia harus mengorbankan nyawanya, jadi, tidak perlu khawatir.

Mae Ok pun mulai menggunakan kekuatannya untuk menyembuhkan Mun.


“Tangan Ibu adalah tangan penyembuh. Tulang Mun keras dan kuat. Tangan Ibu adalah tangan penyembuh. Mun, kau akan baik-baik saja,” ujar Mae Ok berulang kali sembari mengeluarkan segenap kekuatannya untuk menyembuhkan Mun.


Dan terlihat ketika Mae Ok melakukan hal itu, rambutnya perlahan memutih. Sangat banyak. Tubuh Mae Ok pun mengeluarkan banyak keringat, tapi Mae Ok tetap tidak berhenti untuk menyembuhkan Mun. Dia benar-benar ingin Mun selamat. Mae Ok bahkan sampai mimisan dan wajahnya memucat. Wilayah Yung pun perlahan menghilang dan Mun menjadi lemas.

Walau begitu, Mae Ok merasa bahagia karna Mun berhasil diselamatkan.

--


Jeon Yeong beneran masih bingung dan linglung melihat semua yang terjadi. Dia masih terus mengikuti Mo Tak hingga ke kedai Eonni. Mo Tak tahu kalau Jeong Yeong pasti merasa bingung.

“Kami harus hapus ingatan siapa pun yang mengetahui identitas kami. Tapi tak akan kulakukan itu padamu,” ujar Mo Tak.

“Kau bisa menghapus ingatan?”

“Ji Cheong-sin tidak bisa ditangkap oleh polisi. Kau lihat dia merampas pistolmu, 'kan?”

“Apa… yang terjadi tadi?”

“Psikokinesis,” jawab Mo Tak. “Aku harus mulai dari mana? Pistol lepas dari tanganmu. Itu artinya dia tak biasa. Kami pun bukan orang biasa. Kami dikirim oleh mereka yang di atas untuk menangkap roh jahat. Kau tahu mereka apa? Roh jahat? Astaga, aku harus mulai dari mana? Orang lain menyebut kami pahlawan. Tapi kami bukan. Kami hanya penjual mi. Kami butuh kekuatan untuk tangkap para roh jahat. Makanya, Nn. Chu, Ha-na, dan aku ada di sini. Mun juga. Kami berempat di sini untuk menangkap roh jahat. Kau lihat titik-titik itu? (sambil menunjukkan telapak tangannya). Satu, dua, tiga, empat, lima, enam. Ada sebuah tempat bernama Yung. Kami terhubung dengan tempat itu. Apa kau paham sekarang?” ujar Mo Tak, bingung bagaimana harus menjelaskan.


Dan benar saja, setelah dia bicara panjang lebar, Jeong Yeong tetap tidak mengerti dan menganggap Mo Tak hanya bicara omong kosong.

--



Mun sudah selamat, tapi karna peristiwa tadi, dia masih pingsan. Mae Ok lah yang menjaganya dan mengelap keringatnya. Ha Na beneran khawatir dengan Mun dan Mae Ok, apalagi Mae Ok masih mimisan, efek dari menggunakan banyak kekuatannya untuk menyembuhkan Mun tadi. Ha Na berujar kalau umur Mae Ok pasti berkurang setahun saat menyembuhkan Mun (itu karena Ha Na menyadari rambut Mae Ok berubah menjadi putih).


“Aku tak apa-apa. Sudah sepantasnya aku berkorban untuk seorang anak,” ujar Mae Ok.



Saat itu, ponsel Mun berbunyi. Kakek yang menelpon. Mae Ok menyuruh Ha Na untuk mengangkatnya karna kakek pasti khawatir pada Mun yang belum pulang padahal sudah larut malam.

Saat Ha Na mengangkat telepon, kakek langsung nanya, apa dia pacar Mun? Kakek sangat khawatir karena Mun pergi keluar untuk membeli roti, tapi sampai sekarang belum pulang padahal sudah jam 11 malam. Dia meminta Ha Na memberikan telepon pada Mun.

--


Cheong Sin bersembunyi di hotel tak berpenghuni. Dia menjerit sangat keras karna rasa sakit di pergelangan tangannya yang di bengkokan Mun tadi. Dengan menahan rasa sakit yang teramat sangat, Cheong Sin memutar sendiri pergelangan tangannya tersebut.


Saat itu, TV sedang menyiarkan berita mengenai tn. Shin Myeong Hwi yang resmi mencalonkan diri menjadi Presiden dan mendapat banyak dukungan dari masyarakat.

Berita itu, membuat Cheong Sin terpikir sebuah rencana. Di dalam tasnya, ada sebuah alat perekam suara.



Flashback

7 tahun yang lalu,

Saat membaca berita mengenai tn. Shin yang menjadi walikota Jungjin, Sangpil tampak marah. Dia menggerutu kesal karna dia sudah membantu tn. Shin hingga bisa menjadi seperti sekarang, tapi dia malah tidak bisa menghadiri pelantikannya. Dia merasa sangat marah karna mereka yang melakukan pekerjaan kotor untuknya, tapi malah tn. Shin hanya duduk dan menikmati hasilnya.


“Tae-sin dapat proyek konstruksi miliaran won,  dan aku harus berurusan dengan restoran tidak jelas itu? Menjengkelkan,” teriak Sang Pil. “Hei. Perlukah kita putar ini di acara pelantikan Shin Myeong-hwi dan kacaukan semuanya?” tanya Sang Pil pada Cheong Sin, mengenai pendapatnya.


“Apa ini?” tanya Cheong Sin.

End



Entah apa isi rekaman itu, tapi rekaman itu sekarang berada di tangan Cheong Sin dan dia sudah memikirkan sebuah rencana untuk lepas dari daftar buron. Roh jahat yang ada di tubuhnya juga sudah mulai bisa berkomunikasi dengan Cheong Sin. Dan benar, ternyata mereka sudah membunuh petugas patroli tadi dan memakan jiwanya, tapi masih tidak cukup untuk memulihkan tenaga.

Cheong Sin beneran sudah menjadi psikopat. Dia masih ingin membunuh lebih banyak lagi.

--



Mun terbangun dengan nafas terengah-engah. Ingatan terakhirnya adalah saat di tusuk sama Cheong Sin. Dari ruang tamu, terdengar kakek yang memanggilnya untuk sarapan. Ketika turun dari ranjang, Mun tiba-tiba terjatuh. Kakinya kembali pincang seperti dulu.


Syaattt! Ternyata tadi hanyalah mimpi dalam mimpi. Mun terbangun dari mimpi tersebut dan hal pertama yang dilakukannya adalah mencoba berjalan. Kakinya masih baik-baik saja. Mun menghela nafas lega. Dan dia baru tersadar pada pergelangan tangannya yang terluka. Mae Ok yang sempat tertidur, terbangun dan segera menanyakan keadaan Mun. Dia meminta Mun mencoba menggerakan pergelangan tangannya dan sangat lega saat Mun bilang baik-baik saja.


“Mun. Jangan pernah lawan mereka sendirian. Bukan hanya karena tak mungkin menang, kau juga tak bisa panggil mereka. Pikiranmu ada di Yung saat kau memanggil roh jahat, dan itu berbahaya,” pesan Mae Ok.


“Maafkan aku,” sesal Mun.



“Kau pasti terdesak. Aku yakin itu. Kau terdesak menemukan orang tuamu sebelum mereka lenyap. Pasti begitu. Astaga, berhenti menatapku dengan mata sedih itu,” ujar Mae Ok, bisa mengerti perasaan Mun.

“Nn. Chu. Rambutmu menjadi putih karena aku,” tangis Mun, merasa sangat bersalah.


“Cocok denganku, 'kan?” balas Mae Ok, agar Mun tidak sedih. “Jangan sampai terluka. Nanti aku mati karena sedih, bukan karena merawatmu,” lanjutnya.

--


Ha Na ternyata pergi ke rumah Mun dengan membawa bungeoppang. Kedatangannya di sambut baik oleh kakek. Ternyata, di telepon tadi, Ha Na berbohong kalau dia berjumpa dengan Mun saat Mun membeli bungeoppang dan mereka sedikit bertengkar, kemudian Mun lari entah kemana.

“Dia akan segera pulang,” sampaikan Ha Na dan pamit pulang.


Kakek tidak membiarkannya pulang begitu saja dan menyuruh Ha Na untuk makan dulu. Nenek Mun yang pikun, mengira Ha Na adalah putrinya dan memanggil Ha Na dengan panggilan “Mun Yeong.” Melihat ekspresi bingung Ha Na, kakek menjelaskan kalau itu adalah nama Ibu Mun.

Ha Na makan bersama kakek dan nenek Mun. Di tengah-tengah makan, Kakek membahas mengenai hubungan pacaran Ha Na dan Mun yang sudah berjalan 2 bulan. Ha Na sampai keselek mendengar itu. Wkwkkw. Dan Ha Na terpaksa membenarkan.

--



Mun menatap jasnya yang tergantung. Dia teringat saat Cheong Sin sudah mengetahui mengenai wilayah Yung.


“Sekarang bajingan itu tak akan terperangkap di dalam wilayah Yung. Aku harus mampu menciptakannya sendiri,”  tekad Mun. ”Hanya aku yang bisa menyentuh wilayah. Aku harus melakukannya.”


Karna itu, Mun pergi ke gudang tempat Ung Min dan Ju Yeon di sekap dulu. Dia berusaha mengingat apa yang dirasakannya saat itu hingga membuatnya mampu membuka wilayah Yung.




Dan ketika Mun mulai mampu membuka wilayah Yung, tubuh Wi Gen juga menjadi transparan (yang artinya, hal buruk).


“Aku merasa seperti aku dipenuhi oleh amarah,” ujar Mun pada dirinya sendiri, mengingat perasaannya saat itu. “Ya. Saat itu.. Aku ingin …membunuh bedebah itu,” sadar Mun.

Itulah yang Mun rasakan ketika membuka wilayah Yung. Perasaan ingin membunuh.



Ketika Mun menyadari hal itu, wilayah Yung yang terbuka mendadak menghilang. Dan tubuh Wi Gen perlahan kembali utuh.



Tapi, suatu masalah sudah muncul. Inspektur Yung datang menemui Wi Gen dan yang lain.

 

 

Post a Comment

Previous Post Next Post