Sinopsis K-Drama
: The Uncanny Counter
Episode
03 part 01
Dalam
perjalanan menuju lokasi roh jahat tersebut, Mae Ok memperingati agar So Mun
tidak bertindak sendirian karna takutnya, So Mun bisa cedera atau kehilangan si
inang. Kasus kali ini sangat berbeda dengan kasus ayah anak sebelumnya. Mo Tak
mengingatkan kalau ini akan menjadi praktik lapangan pertama So Mun. Ha Na
menyuruh So Mun untuk tidak melakukan apapun. Karna begitu masuk lapangan,
kemungkinan So Mun hanya dua yaitu : membunuh atau di bunuh. Ha Na mengatakan
hal itu karna latihan mereka pertama kali, So Mun tidak bisa mengontrol
kekuatannya hingga hampir membunuh Ha Na, jika Ha Na tidak menghindar (yang
membuat samsak sampai bolong).
So
Mun menyakinkan mereka semua kalau dia sudah melatih kemampuan mengontrolnya,
tapi semua kompak menyuruh So Mun untuk mematuhi Ha Na.
Begitu
tiba di wilayah, dimana roh jahat berada, semua mulai berpencar. Wilayahnya
terlalu luas dan mereka tidak tahu lokasi pastinya. Ha Na memberitahu kalau
pelaku (tn. Han) dengan anak SMP yang hendak di bunuhnya itu berhubungan karna
dari penglihatannya, korban memanggil tn. Han dengan ramah. Ha Na juga
memberitahu ciri-ciri tn. Han yaitu memakai kemeja kotak-kotak dan tingginya
sekitar 180cm. Sementara si korban
memakai seragam SMP Gyeongjin. Hanya sampai di sana petunjuk yang Ha Na miliki.
Masalahnya,
wilayah itu begitu luas dan entah kapan mereka bisa menemukan pelaku. So Mun terpikir
sesuatu dan langsung menanyakan pada Ha Na, senjata apa yang di bawa roh jahat
itu? Ha Na menjawab sebuah pahat, seperti alat pemecah batu. So Mun ternyata
cukup pintar, dia menggunakan internet itu mencari tahu apakah di daerah itu
ada tukang batu. Ketemu! Di daerah itu ada pabrik Kerajinan Batu Sinwang.
Berdasarkan
hal itu, mereka segera menuju alamat pabrik. Pabrik cukup besar. Mereka juga
menyusun rencana dengan menyuruh Mae Ok menghalangi pintu gerbang dengan mobil.
Tapi, ada masalah lain. Suara mesin penghancur batu di pabrik itu begitu keras
hingga menghalangi alat komunikasi mereka. Mo Tak akhirnya menyuruh So Mun
untuk berjaga di pintu masuk pabrik sementara dia dan Ha Na mencari ke dalam
pabrik.
tn.
Han ada di dalam pabrik. Dia menyekap anak SMP itu dan ayah anak itu yang
adalah pemilik pabrik sekaligus bosnya. Bapak tidak mengerti kenapa tn. Han
tiba-tiba melakukan hal seperti ini padahal dia dan anaknya sudah berencana
akan mengadakan pesta untuk menyambut tn. Han sebagai pekerja baru pabrik. tn.
Han menjawab santai kalau tidak punya alasan.
tn.
Han hanya merasa iri dan tidak senang karna bapak itu hidup terpencil, miskin,
banyak utang dan membuat pabrik seperti ini, tapi masih bisa tertawa. Apa bapak
itu merasa hebat?! Alasan yang sangat tidak masuk akal. Si bapak memohon agar
tn. Han melepaskannya dan putrinya, tapi tn. Han malah bersikap bengis dengan
memukul kepala tn. Han menggunakan alat pemecah batunya.
Ha
Na dan Mo Tak sudah berkeliling pabrik, tapi tetap saja tidak menemukan tn. Han
dan korban.
So
Mun yang sedang berjaga di depan pabrik, melihat wilayah Yung yang mulai
terbuka. So Mun mendekati wilayah Yung tersebut, dan wilayah itu terbuka
semakin lebar mengikuti pergerakan tangan So Mun. So Mun merasa takjub
merasakan sensasi saat wilayah Yung
mengenai tubuhnya. Menakjubkan.
Dan
karna itu juga, So Mun tanpa sengaja melihat kalau di belakangnya, ada
panggangan daging tapi tidak ada siapapun. Saat dia melhiat kejauhan, dia
melihat sebuah gedung. Dan sama seperti Ha Na, dia mendapatkan sedikit
penglihatan mengenai roh jahat yaitu tn. Han, berada di dalam gedung itu
bersama para korban.
Bapak
sudah terluka sangat parah tapi dia tetap memohon pada tn. Han untuk
membiarkannya dan anaknya hidup. tn. Han tertawa sinis dan berujar akan
membuatnya menderita. Bapak yang dalam keadaan tidak berdaya, memaki tn. Han
sebagai orang brengsek dan orang gila. Ucapannya itu, membuat tn. Han kembali
memukul kepalanya dengan alat pemecah batunya.
Si
anak SMP sudah sadar dari pingsannya. Melihat tn. Han memukuli kepala ayahnya,
dia menjadi sangat ketakutan dan dengan merangkak, berusaha pergi dari sana.
Tapi, tiba-tiba saja, tn. Han menarik kakinya.
Di
tempatnya, Ha Na mendapatkan penglihatan lagi kalau tn. Han memukuli gadis itu
dan hendak menggunakan alat pemecah batunya pada anak itu.
Untungnya,
sebelum hal fatal sempat terjadi, So Mun muncul dan mendorong tn. Han hingga
terjatuh. Dengan panik, melalui alat komunikasi yang terpasang di telinganya,
So Mun memberitahu semuanya kalau tn. Han ada di sini dan meminta mereka segera
datang. So Mun sangat panik and berusaha sekuat tenaga untuk mengulur waktu
hingga yang lain datang. Mo Tak berteriak menyuruh So Mun memberitahu dia ada
dimana sekarang? So Mun menjawab kalau dia ada di gudang besar, di sebelah
kanan pabrik. Semua bergegas ke sana.
Saat
menahan tn. Han dengan tenaganya, So Mun malah melihat sedikit ingatan tn. Han.
Di ingatan tn. Han, dia sedang mendaki gunung dan ketika turun, dia berjumpa
dengan sepasang suami istri yang menyapanya dengan ramah. Tapi, tn. Han tiadk
menyukai sapaan itu dan malah membunuh suami istri tersebut. So Mun sangat
terkejut dengan yang dilihatnya, bukan hanya karna dia melihat pembunuhan yang
dilakukan tn. Han, tapi juga karna suami istri yang di bunuh itu adalah orang
hilang yang di cari Hui Yeong dengan membagikan selebaran di jalan (adegan di
episode 01).
Yang
membuat So Mun menjadi semakin emosi adalah tn. Han tahu kalau Hui Yeong sedang
mencari orangtuanya yang sudah di bunuhnya, tapi dia malah tertawa senang.
Karna
emosinya yang sesaat tadi, So Mun menjadi tidak fokus menahan tn. Han sehingga
tn. Han memanfaatkan hal itu untuk menjatuhkan So Mun. Setelah itu, tn. Han
mengambil pemecah batu dan mengarahkannya ke So Mun.
Mae
Ok yang berada di mobil dan menjaga gerbang agar si pelaku tidak bisa kabur
keluar, terkejut mendengar suara So Mun di alat komunikasi mereka. Mae Ok takut
terjadi sesuatu dan menanyakan keadaan So Mun, tapi tidak ada jawaban sama
sekali. Ha Na jadi ikutan panik.
Saat
Ha Na tiba di sana, So Mun dalam keadaan shock. Dan terlihat kalau alat pemecah
batu tn. Han, tertancap di dinding, tepat di samping So Mun. Ha Na berteriak
menyuruh So Mun untuk tetap sadar dan fokus. Dia juga memarahi So Mun karna
sudah ke gudang padahal mereka sudah memerintahkannya untuk berjaga di depan.
Mo Tak yang baru tiba, segera di beritahu Ha Na kalau pelaku sudah keluar
gudang.
Ha
Na memeriksa keadaan bapak. So Mun memberitahu kalau tn. Han kabur dengan
membawa anak SMP itu. Ha Na menyuruh So
Mun untuk tetap duduk di sana, kemudian dia menghubungi Mae Ok untuk datang
karna kondisi bapak dalam keadaan kritis. Saat Han Na lagi fokus memeriksa si
bapak, So Mun langsung kabur keluar. Dia ingin menyelamatkan anak SMP tersebut.
Teriakan Ha Na di abaikan oleh So Mun.
Ha
Na segera menghubungi Mo Tak dan memberitahu kalau So Mun mengikuti Mo Tak
mengejar tn. Han. Dan dia akan bergabung dengan mereka setelah Mae Ok datang.
So
Mun pergi ke belakang gudang. Di sana, ada halaman luas yang penuh dengan
ukiran bebatuan. So Mun tampak tergesa-gesa dan menanyakan sama Mo Tak dimana
tn. Han? Mo Tak menegurnya untuk tidak bicara terlalu keras karena tn. Han bisa
mendengar. Mo Tak memberikan instruksi agar So Mun melompat ke batu pagoda
tertinggi yang ada di sana tanpa ketahuan. So Mun menyanggupi dan dengan sekali
lompatan, dia sudah sampai di ujung pagoda. Dari ujung, dia bisa melihat isi
halaman dengan lebih jelas. Dia melihat tn. Han yang menggendong anak SMP yang
tidak sadarkan diri itu menuju ke tempat penyimpanan batu. Dan So Mun segera
melaporkan itu pada Mo Tak.
Mae
Ok masuk ke dalam kompleks pabrik dengan mobil dan segera bergabung dengan Ha
Na. Begitu tiba, dia menyuruh Ha Na untuk menyusul Mo Tak dengan So Mun.
Sementara Mae Ok berusaha menyembuhkan bapak dengan kekuatannya.
Dari
atas, So Mun melihat kalau tn. Han meletakkan anak SMP itu di bawah batu besar
dan kemudian, dia mendorong batu besar itu, jatuh ke arah anam SMP tersebut. So
Mun sangat panik dan menyuruh Mo Tak untuk segera bergegas ke sana. Untung, Mo
Tak berhasil tiba waktu. Dengan kekuatannya, dia berusaha menahan batu. Tapi,
tn. Han tidak membiarkannya dan berusaha menekan batu agar terjatuh dan menimpa
Mo Tak dengan anak itu.
So
Mun yang sudah ke sana, segera menghajar tn. Han. Mo Tak berteriak menyuruh So
Mun untuk menangkap tn. Han. Pertarungan sangat sengit. So Mun cukup kesulitan
melawan tn. Han apalagi tn. Han mempunyai senjata alat pemahat.
Mo
Tak juga sedang kesulitan menahan batu. Untung Ha Na tiba dan segera
membantunya. Dan tiba-tiba saja, wilayah Yung terbuka. Sangat besar.
Dan
seperti yang sudah di katakan, jika mereka berada di daerah wilayah Yung yang
terbuka, kekuatan counter meningkat hingga 5 kali lipat.
Hal
itu membuat Mo Tak mampu menyingkirkan batu besar tersebut. Dan So Mun mampu
menjatuhkan tn. Han.
So
Mun sudah di liputi emosi dan meninju wajah tn. Han terus menerus, walaupun tn.
Han sudah tidak sadarkan diri. Mo Tak
yang sudah selesai mengurus batu, langsung menariknya dan mendorongnya. Mo Tak
berteriak marah memperingati kalau So Mun tidak boleh membunuh tn. Han!!
So
Mun sangat kaget dengan apa yang sudah dilakukannya. Mo Tak segera memeriksa
nadi tn. Han. Wajahnya menjadi sangat serius dan itu membuat So Mun takut kalau
tn. Han mati. Mae Ok yang baru tiba, menanyakan pada Ha Na apa yang terjadi.
Dan
beruntunglah So Mun! tn. Han tidak meninggal, tapi hampir mati. So Mun langsung
menghela nafas sangat lega karna dia tidak membunuh.
Karna
So Mun yang menangkap tn. Han, Mae Ok memberikannya kesempatan untuk memanggil
roh jahat ke Yung. So Mun menanyakan apa yang akan terjadi pada tn. Han setelah
roh jahat di hilangkan?
“Cangkang,
atau tubuhnya, akan menetap dan dihukum. Kau panggil roh jahat di dalam pria
itu dan jiwa-jiwa manusia yang dimangsa olehnya,” jelas Mae Ok. “Ada berapa
jiwa yang terjerat?”
“Dua,”
jawab Mo Tak.
“Aku
juga melihatnya. Mereka tinggal di daerah rumahku. Pasangan yang hilang di
jalur pendakian. Dia membunuh mereka. Aku melihatnya,” ujar So Mun, penuh
kemarahan. “Aku harus apa?”
“Sama
seperti cara kau mencapai Yung. Taruh tangan bedebah ini di dadanya dan
tanganmu di atas tangannya. Tuntun mereka menuju alam baka.”
So
Mun melakukan apa yang di katakan Mo Tak. Dan begitu dia melakukannya, dia dan
roh jahat yang di tangkap, berpindah ke alam baka, Yung.
Wi Gen menghampiri roh jahat tersebut dan berujar kalau sesuai
hukum Yung, pelaku akan di serahkan kepada otoritas peradilan. Roh jahat masih
tidak mengerti dan saat melihat So Mun, dia mau mencekiknya. Tapi, mustahil.
Dia tidak bisa mendekati So Mun sama sekali dan kepalanya juga terasa sangat
sakit.
“Mereka yang kabur akan langsung dihakimi tanpa diberi
kesempatan untuk menjelaskan,” ujar Wi Gen. “Menuju penjara abadi.”
Sebuah pintu tiba-tiba muncul dan terbuka. Dengan kekuatannya, Wi
Gen mendorong roh jahat masuk ke pintu itu. Roh jahat itu berusaha sekuat
tenaga untuk bertahan, tapi percuma. Tubuhnya tidak kuat menagan angin Wi Gen
dan dia terdorong masuk ke pintu. Begitu dia masuk, pintu langsung tertutup.
Saat si roh jahat tersadar, dia sudah berada di tempat gelap. Di
sekelilingnya hanya ada air. Dan dari dalam air, tiba-tiba muncul sekumpulan
manusi berlumpur yang menariknya untuk masuk bersama mereka. Roh jahat sangat
ketakutan dan berteriak. Tapi, percuma, tubuhnya di kerumuni banyak manusia dan
di tarik masuk ke dalam lumpur (entah dimakan atau tidak, aku juga tidak
yakin).
Karna roh jahat tertangkap, maka roh manusia yang di bunuh dan
di serapnya juga terbebas dan bisa ke alam baka. Suami istri itu merasa bingung
berada di tempat yang asing. Wi Gen muncul bersama So Mun. Dia memberitahu
kalau mereka berdua sudah meninggal pada tangal 07 Oktober 2019, pukul 10.28.
Dan sekarang, dia akan menuntun mereka berdua menuju alam baka.
Suami istri itu mengerti. Saat melihat So Mun, mereka mengira
kalau dia juga sudah mati di usia yang masih muda. Wi Gen menjelaskan pada
mereka kalau So Mun adalah malaikat maut yang membawa mereka kemari. Keduany
merasa takjub, tidak menyangka kalau manusia maut beneran ada.
So Mun menundukkan kepala dan meminta maaf.
“Kau tak perlu minta maaf. Kami bergentayangan selama ini, jadi,
kami menderita,” ujar si suami.
Wi Gen pun memuji pekerjaan So Mun yang bagus. Dan kemudian, dia
menyuruh suami istri itu mengikutinya. Belum memasuki pintu, si istri tiba-tiba
berbalik dan meminta waktu sebentar.
“Tunggu sebentar. Anak muda. Boleh aku minta bantuan?” tanyanya
pada So Mun.
--
Karna
So Mun masuk ke dalam alam baka, maka tubuhnya di dunia dalam keadaan tidak
sadarkan diri. Dan yang bertugas untuk menggendongnya adalah Mo Tak.
Mereka
semua kembali ke gudang untuk mengatur posisi si bapak dan anak SMP itu. Mereka
tidak boleh ketahuan kalau terlibat malam ini, jadi mereka harus membuat
skenario seolah si ayah datang untuk menyelematkan putrinya.
Mo
Tak udah mengeluh karna So Mun sangat lama kembali dari alam baka. Umur
panjang, So Mun langsung sadar kembali. Begitu kembali, So Mun meminta maaf
pada semuanya karna tidak bisa mengontrol emosinya tadi.
“Tahu
apa yang terjadi jika si inang mati? Roh jahatnya akan lenyap dan jiwa korban
akan tetap terjerat, hilang selamanya. Lalu kau akan dipenjara atas kasus
pembunuhan. Aku tahu kau marah. Kau lihat dia membunuh, tentu saja kau marah. Tapi
itulah pekerjaan kita. Kau harus belajar kuasai kemarahan dan kesedihanmu. Mengerti?”
“Mengerti.”
Saat
semua posisi sudah di atur, Mae Ok menggunakan ponsel si bapak utnuk
menghubungi 112.
--
Mereka
tetap berada di sana hingga melihat petugas ambulans dan polisi tiba. Mae Ok
memberitahu So Mun kalau tn. Han menjadi orang jahat bukan karna di rasuki roh
jahat, tapi roh jahat hanya merasuki manusia yang memang sudah jahat. Rasa haus
akan darah menciptakan gelombang. Roh jahat mencari suara itu untuk menemukan
inangnya.
Saat
melihat detektif-detektif di TKP, So Mun tersenyum tipis. Dia memberitahu
mereka kalau orangtunya juga petugas kepolisian. Mereka bekerja di Agensi
Polisi Nambu untuk Regu Kriminal Intelektual.
“Siapa
nama ayahmu?” tanya Mo Tak, saat mendengar tempat bekerja orangtua So Mun.
“Namanya,
tn. So Gwon.”
Mendengar
nama itu, wajah Mo Tak mendadak berubah menjadi sangat serius.
Semua
petugas sudah pulang. Mae Ok mengajak semuanya untuk pulang juga dan makan sup
nasi dalam perjalanan pulang. So Mun menolak karna dia ingin ke suatu tempat.
--
Semuanya
termasuk So Mun ada di dalam mobil. Dengan tegas, Mae Ok melarang So Mun untuk
ikut campur dengan yang hidup. Identitas mereka bisa terbongkar jika mereka
ikut campur. Dan juga, jika mereka mengabulkan permintaan para arwah, mereka
akan terus meminta.
“Aku
hanya perlu sampaikan sesuatu ke putri mereka,” ngotot So Mun.
“Diamlah.
Yung tak akan izinkan. Apa yang akan kau katakan? "Hei, orang tuamu meninggal setahun lalu, kini mereka ada di alam
baka, dan ada yang ingin mereka sampaikan."”
“Akan
kulakukan.”
“Kau
bilang apa?”
“Dia
membagikan brosur, susah payah mencari mereka. Mereka berpisah tanpa
peringatan. Ada hal terakhir yang harus disampaikan kepadanya,” jelas So Mun.
Dan
tanpa di duga, Ha Na malah bilang akan membantu So Mun. Dia akan memastikan
tidak ada masalah. Mae Ok berteriak, tetap pada keputusannya, tidak boleh,
Semua
jadi terdiam.
Dalam
keadaan hening tersebut, Mo Tak diam-diam melihat So Mun melalui kaca spion.
Flashback
7 tahun yang lalu,
Setelah koma selama 7 bulan,
mukjizat terjadi. Mo Tak tiba-tiba sadarkan diri. Dan sama seperti So Mun,
rambutnya mendadak menjadi keriting.
Dokter memberitahu kondisi
pemeriksaan Mo Tak setelah dia sadar. Sebelumnya, Mo Tak sudah dinyatakan
mengalami mati otak. Sebagai dokter, dia merasa mustahil bagi Mo Tak untuk
sadar.
Mo Tak menatap telapak tangannya
yang memiliki tanda untuk membuka wilayah Yung. Tapi, yang lebih mengganggunya,
dia tidak ingat apapun mengenai dirinya.
“Berapa lama aku diopname?”
“Kau datang pada tanggal 24
Oktober.”
“Aku terbaring selama tujuh
bulan? Bisakah ingatanku pulih?”
“Aku tak bisa menjamin. Itu bisa
kembali besok, atau tidak sama sekali,” jawab dokter.
--
Mo Tak tidak mau berlama-lama di
rumah sakit. Dia ingin segera keluar dan mencari pelaku yang membuat kondisinya
menjadi seperti ini. Rekannya di alam baka, yang menghidupkannya kembali, Kim
Gi Ran, berbicara dengannya melalui telepati, untuk tidak melakukannya.
Karna Mo Tak bicara dengan Gi Ran
yang ada di dalam dirinya, tentu bagi orang biasa, dia seperti bicara
sendirian. Salah satu wali pasien sampai mengira kalau Mo Tak mengalami
gangguan setelah koma sekian lama.
Mo Tak ngotot mau mencari pelaku
karna melihat pakaiannya di hari dia di bawa ke rumah sakit yang penuh lubang bekas tusukan dan ada juga
bekas tusukan di perutnya. Di saat dia mencari ponselnya di saku, dia menemukan
sebuah kartu nama polisi : So Gwon.
“Siapa So Gwon?” gumam Mo Tak.
End
Semua
anggota geng Eonni ketiduran kecuali Mo Tak yang menyetir. Karna itu, dia
meminggirkan mobil dan keluar mengambil nafas sejenak. Kartu nama So Gwon yang
di temukannya di saku, 7 tahun lalu, masih di simpannya.
Nama
So Gwon yang tertera di kartu nama itu, mirip seperti nama ayah So Mun.
--
Perjalanan
di lanjutkan. Mae Ok terbangun di tengah jalan dan menawarkan untuk ganti
menyetir. Tapi, Mo Tak berkata tidak apa-apa. Mae Ok sebenarnya merasa bersalah
karna tidak memberitah So Mun dari awal kalau mereka bisa melihat ingatan orang
yang di bunuh roh jahat, dan hal tadi pasti mengejutkan bagi So Mun.
“Siapa
yang tahu dia mampu membaca ingatan secepat itu?” ujar Mo Tak.
“Seharusnya
ku peringatkan dia sehingga dia siap menghadapinya.”
Mo
Tak mengejeknya yang sudah semakin tua karna terus mengulangi ucapannya.
So
Mun masih tidur nyenyak dan tanpa sadar membaringkan kepala di pundak Ha Na.
Dia kelihatan gelisah di dalam tidurnya, jadi Ha Na menepuk tangannya untuk
menenangkan. Dan hal itu, membuatnya melihat masa lalu So Mun.
Dia
melihat saat So Mun mengalami kecelakaan dan saat seorang pria memeriksa
keadaan mobil yang hancur, berujar : “Mereka
sudah mati. Sudah diurus.”
Ingatan
itu membuat Ha Na sangat terkejut.
--
Ternyata
ketua preman sekolah adalah Baek Jun Gyu. Dia yang mengendalikan anak nakal dan
menyuruh mereka memeras uang dari anak-anak dan menyetorkannya padanya. Geun
Yeong dan Cheon Jung juga sangat takut padanya.
Hebatnya
lagi, Jun Gyu tidak takut pada Hyeok U yang adalah putra walikota. Dia bahkan
berani mengejek Hyeok U yang kena hajar.
“Kau
ingin aku balaskan dendammu? Aku tak peduli soal kuliah, tapi aku harus bekerja
di Taesin. Kuharap kau beri tahu mereka bahwa ada pria yang bertanggung jawab. Ayahmu
seorang diri adalah Taesin Group,” ujar Jun Gyu. “Kau setuju?”
Hyeok
U tidak menjawab dan menyingkirkan tangan Jun Gyu dari pundaknya.
--
So
Mun masih berpura-pura pincang saat di rumah. Tapi, begitu keluar dari rumah,
dia langsung melipat tongkatnya dan berlari dengan kencang menuju sekolah. Dia
bahkan melompat ke sana kemari.
Sialnya,
dia tidak menyadari kalau Ju Yeon dan Ung Min melihatnya. Mereka sampai
terkejut.