Sinopsis K-Drama : The Uncanny Counter
Episode
02
Hyeok
U tidak mampu memukuli So Mun karna So Mun berhasil menangkap tinjunya dan
mencengkeram tangannya begitu kuat. Sayangnya, Cheon Jung ikut campur. Dia
menendang So Mun dari samping hingga cengkeram So Mun terlepas. Geun Yeong pun
ikut memukulinya. Pengecut! Mereka bertiga memukuli So Mun.
Hyeok
U yang gila malah terus memukuli So Mun terus menerus. Cheon Jung dan Geun
Yeong sampai harus menahannya kalau tidak, So Mun bisa mati. Ung Min ketakutan
karna So Mun tidak sadarkan diri, tidak peduli betapa kerasnya dia berteriak
memanggilnya.
Saat
itu, Mae Ok, Mo Tak dan Ha Na tiba. Ketiganya sudah ketakutan mengira mereka
polisi. Tapi, pas tahu bukan, mereka malah mengucap serapah. Mo Tak berjalan
mendekat pada mereka dan memberitahu kalau So Mun adalah anggota organisasi
mereka, Geng Eonni.
Ucapan
itu membuat ketiganya tertawa. Mereka meremehkan Mo Tak yang hanya seorang ahjussi dan Mae Ok yang seorang wanita
tua. Mo Tak memperingati mereka yang bisa masuk penjara karna melakukan tindak
kekerasan. Cheon Jung tidak takut dan lama pamer kalau ayahnya adalah anggota
dewan.
Ha Na memeriksa kondisi So Mun. So Mun masih hidup. Ha Na segera mengajak Ung Min untuk pergi dengannya. Ha Na sangat kuat hingga dia bisa menggendong So Mun dengan mudahnya.
Hyeok
U and the gang, menghalangi mereka
pergi. Hyeok U bahkan menyebut Ha Na dengan sebutan ‘jalang.’ Ha Na menatapnya
dengan bengis dan memperingatinya kalau memanggilnya dengan sebutan itu lagi,
dia akan membunuhnya! Mo Tak juga memperingati mereka kalau mengganggu So Mun
lagi, mereka tidak akan memaafkan! Camkan itu!
Ketiganya
tidak punya rasa takut sama sekali dan malah tertawa. Saat itu, wilayah Yung
terbuka.
Padahal,
Hyeok U dan antek-anteknya bisa hidup nyaman karna Mo Tak melepaskan mereka
kali ini. Tapi, mereka malah membangunkan singa yang tertidur. Dengan kurang
ajarnya, mereka melempar tongkat So Mun mengenai kepala Mo Tak. Mereka juga
menyebut So Mun si ‘pincang’ dan berakting pincang kemudian tertawa
terbahak-bahak. Kali ini, Mo Tak tidak bisa membiarkannya.
Ha
Na membawa So Mun dan Ung Min pergi dari sana. Setelah mereka pergi, Mo Tak
baru menghajar ketiga anak kurang ajar tersebut. Hanya dengan sekali lompatan,
dia sudah tiba di depan mereka bertiga dari depan pintu hingga ke tengah
halaman. Ketiganya terkejut.
Satu
persatu mereka mencoba menghajar Mo Tak. Tapi, hanya dengan sekali tinju, Mo
Tak mampu mematahkan tulang tangan mereka bertiga. Ketiganya terkapar di lantai
dan berteriak kesakitan.
“Mari
hapus ingatan mereka sebelum wilayah kita hilang,” ujar Mae Ok.
“Tidak,
biarkan mereka kesakitan sebentar. Sakit itu harus dibagi!”
--
Ha
Na membawa So Mun ke dalam mobil, kemudian, dia menyuruh Ung Min untuk pulang.
Ung Min mau ikut karna khawatir sama So Mun. Ha Na tetap menyuruhnya pulang dan
janji akan menyuruh So Mun menelpon Ung Min jika sudah sadar nanti.
--
Mo
Tak masih sangat kesal dengan kelakuan Hyeok U dan antek-anteknya! Bagaimana
bisa sampah seperti mereka bisa masuk sekolah tanpa mendapatkan hukuman?!
Harusnya mereka itu di skors.
Mae
Ok mengingatkan kalau salah satu anak itu adalah anak dari anggota dewan. Mo
Tak makin marah karna ketidak adilan yang terjadi.
Mereka
bertiga selalu sok jagon tapi begitu kena hajar sedikit, ketiganya langsung
merengek kesakitan. Mo Tak jadi kesal karna mereka mempunyai peraturan tidak
menyakiti warga sipil. Jika mereka melanggarnya, hak counter mereka akan di
cabut.
Karna
itu, setelah membiarkan mereka merasa kesakitan sebentar, Mae Ok menggunakan
kekuatanya untuk menyembuhkan dan
menghapus ingatan. Satu persatu mendapatkan gilran. Hyeok U dan antek-anteknya
sangat ketakutan dan memohon agar di ampuni. Yang terakhir adalah Hyeok U.
Melihat teman-temannya pada pingsan setelah di pegang Mae Ok, dia sangat
ketakutan dan berteriak kalau ayahnya adalah walikota, jadi, jangan macam-macam
dengannya!!!
Plak! Mae
Ok menampar wajah Hyeok U dengan sangat keras dan menyebutnya sampah! Mae Ok
sangat terkejut dengan tamparan tersebut hingga terdiam. Setelah merasa cukup
mengajari Hyeok U, Mae Ok pun menggunakan kekuatannya menghapus ingatan Hyeok
U.
Bersamaan
dengan selesainya, tugasnya menghapus ingatan mereka bertiga, wilayah Yung
perlahan menghilang.
--
So
Mun terbangun dari pingsanya. Ketika dia sadar, luka di wajahnya sudah
menghilang. Yang membingunkan bagi So Mun, kenapa dia bisa berada di kedai mie
Eonni? Mo Tak mengingatkan kalau tadi So Mun dipukuli dan pingsan, makanya kami
bawa ke sini.
Mae
Ok menyuruh So Mun untuk bangun dan ikut makan mie bersama mereka. So Mun
bangun, tapi begitu bangun, kakinya terasa aneh.
“Kau
sudah lupa caranya berjalan dengan benar? Aku sudah berjanji akan sembuhkan
kakimu,” ujar Mae Ok.
So
Mun mencoba berdiri kembali. Dan benar saja, kakinya yang pincang, bisa
berjalan dengan normal. Mata So mun menjadi berkaca-kaca. Berbagai perasaan
berkecamuk di benaknya. Dia seperti anak yang baru belajar berjalan, karna
kakinya terasa aneh. Dia terus menerus terjatuh.
Mae
Ok ingin membantu, tapi Mo Tak menghalangi. Dia memberi tanda pada So Mun untuk
mencoba berjalan ke arahnya. Perlahan, So Mun mencobanya. Dengan tertatih-tatih
dan akhirnya menjadi langkah yang benar. Dia bisa berjalan.
So
Mun masih merasa seperti bermimpi. Karna itu, dia pamit keluar sebentar. Dia
mencoba berlari. Bisa!!! Dia sekarang bisa berjalan dan berlari sepuasnya!!!
Sama seperti saat masih kecil dulu!! Rasanya, begitu bebas.
So
Mun terus berlari, sangat jauh. Dia menangis. Dia teringat saat berlari di
pantai bersama kedua orangtuanya. Begitu membahagiakan.
--
Setelah
puas berlari, So Mun kembali ke kedai mie Eonni. Mae Ok menyajikannya semangkok
mie. So Mun berterimakasih pada mereka karna sudah menyembuhkan kakinya dan
memberinya makanan. Tapi, kemudian dia menangis.
“Aku
merasa bersalah kepada orangtuaku,” ujar So Mun.
Suasana
menjadi hening sesaat.
“Orang
tuamu sudah meninggal?” tanya Mae Ok, hati-hati.
“Ya.
Kecelakaan mobil. Kudengar pengemudi yang satunya mabuk.”
“Itukah
penyebab kakimu cedera?” tanya Mo Tak.
“Ya.”
“Kau
pasti telah melalui banyak kesulitan,” ujar Mae Ok, prihatin. “Begitu juga
kami, Mun. Kami semua pernah hampir mati. Kami pernah menderita. Kami hidup
dengan luka batin. Pria ini (Mo Tak)? Dia kehilangan ingatan.”
“Apa?
Hilang ingatan?”
“Tengkorak
kepalaku hancur. Aku terjatuh dari gedung,” beritahu Mo Tak.
So
Mun semakin terkejut karna Mo Tak masih bisa hidup walau tengkorak kepalanya
sudah hancur. Mo Tak memberitahu kalau orang di Yung yang menghidupkannya dan
membuatnya menjadi counter. Mo Tak
kemudian mengemukakan rasa herannya, kenapa So Mun bisa masuk ke dunia lain
padahal tidak koma. Mereka semua pernah koma dan memasuki dunia lain.
“Aku
juga koma selama sebulan setelah kecelakaan itu,” ujar So Mun.
“Itu
tidak termasuk. Itu beberapa tahun lalu. Saat ini kau tak koma.”
“Kapan
kecelakaan itu terjadi?” tanya Mae Ok.
“Tujuh
tahun lalu.”
“Tujuh
tahun? Tujuh tahun… Kau juga, 'kan? Kalian
berdua koma di tahun yang sama,” ujar Mae Ok.
“Dia
koma satu bulan. Aku enam bulan. Level kami berbeda,” ujar Mo Tak.
“Itu
lebih dari satu bulan. Mungkin hampir dua bulan,” balas So Mun, tidak mau
kalah.
Mae
Ok langsung menegur mereka berdua karna hal itu bukan hal yang patut di
banggakan. So Mun tiba-tiba penasaran, bagaimana Ha Na bisa koma? Belum selesai
dia bertanya, Ha Na meletakkan sumpitnya dengan keras dan memberitahu kalau ada
satu roh jahat.
Semua
bergegas pergi. So Mun bingung karna dia tidak mengerti apa yang mereka
bicarakan. Ha Na memberitahu kalau roh jahat ini level satu, jadi dia bisa
mengatasinya seorang diri. Mae Ok tetap ikut dengan Ha Na. Sementara Mo Tak di
minta untuk membereskan kedai dan mengantarkan So Mun pulang. Sebelum pergi,
Mae Ok memperingati So Mun untuk tidak lari dulu karna kakinya baru sembuh.
Jadi, masih harus berhati-hati.
Eh,
tapi, diam-diam, Mae Ok memberi tanda pada Mo Tak.
So
Mun masih bingung dan nanya sama Mo Tak, mau kemana Mae Ok dan Ha Na? Mo Tak
memberitahu kalau mereka berdua pergi menangkap roh jahat. So Mun jadi
penasaran dan menanyakan arti level satu yang mereka bicarakan. Apa artinya,
roh itu lemah atau kuat? Mo Tak menjawab, artinya roh itu lemah.
“Lalu,
apa level tertinggi?” tanya So Mun, lagi.
“Tadi
di ruang olahraga kenapa kau tak menghabisi mereka?” tanya Mo Tak, membahas
topik lain. “Hei. Kau tak tahu kau punya kekuatan sekarang? Kemampuan fisik
kita tiga kali lebih kuat daripada orang normal.”
“Sesuatu
memang terasa janggal.”
Agar
So Mun lebih mengerti, Mo Tak menyuruhnya untuk meninju telapak tangannya. So
Mun melakukannya dengan percaya diri. Mo Tak menantang So Mun lagi. Dan saat So
Mun menyiapkan ancang-ancang, Mo Tak mengangkat sebuah kursi kayu. Dan kursi
kayu itu langsung hancur berkeping-keping setelah terkena tinju So Mun.
So
Mun beneran kaget dan terkejut melihat kursi itu hancur.
“Bagaimana?
Mau bertemu dengan roh jahat?” tanya Mo Tak dan memberikan earphone yang mereka gunakan untuk berkomunikasi.
--
Akhirnya,
Mo Tak dan So Mu berlari menuju tempat Ha Na dan Mae Ok.
“Level satu adalah roh jahat yang
baru merasuki manusia. Manusia tak bisa rasakan kehadiran roh jahat,” jelas Mo
Tak, sambil berlari.
“Level satu berarti mereka belum
membunuh.”
“Benar. Mereka lemah, mudah untuk
ditangkap. Mereka harus ditangkap di level ini karena kekuatan mereka meningkat
setelah membunuh.”
“Lalu itu level dua?”
“Benar. Kekuatannya membuat mereka
terkagum dan tak terkendali.”
Lari
So Mun semakin cepat. Mo Tak menegurnya untuk tidak berlari secepat itu. So Mun
juga bingung karna kakinya tidak terkontrol. Saking cepatnya dia berlari, saat
melewati persimpangan, So Mun sampai berlari di dinding.
Wow!!!
So Mun berseru kaget karena merasa dirinya sendiri keren.
Mo
Tak melapor pada Mae Ok kalau dia dan So Mun sudah berada di wilayah roh jahat
muncul. Mae Ok tampak bahagia. Karna itu tujuannya tadi. Dia sengaja
meninggalkan Mo Tak dengan So Mun, agar Mo Tak bisa membuat So Mun ikut dalam
misi mereka.
Ha
Na menguraikan pada mereka mengenai apa penglihatannya tadi. Manusia yang di
rasuki roh jahat itu, memakai baju abu-abu dan celana biasa. Ada tahi lalat
besar di belakang leher. Dia membeli soju dan camilan bersama anak kecil dan
memasuki gang. Pria itu tampak agak mabuk.
Dengan
petunjuk yang Ha Na uraikan, So Mun dan Mo Tak berpisah dan menyelidiki
rumah-rumah yang ada di gang.
Ha
Na tiba-tiba mendapatkan penglihatan lagi. Rumah si pria ada di seberang jalan
tempat sauna. Semua mulai berlari menuju seberang jalan tempat sauna. So Mun
hendak mengikuti, tapi dia mendengar suara benda jatuh.
So
Mun mencari asal suara yang ternyata berasal dari rumah bawah tanah. Dari sela
jendela, So Mun melihat snack yang
berserakan di lantai. Di samping snak itu, ada seorang anak kecil yang pingsan.
Bukan hanya itu, dia melihat seorang wanita sedang membekap seorang pria dengan
bantal. So Mun panik apalagi anak itu hanya diam.
Semua
mengira kalau So Mun sudah salah orang. Tapi mendengar si wanita berusaha
membunuh pria, mereka memperingati So Mun untuk menunggu hingga mereka tiba. Mo
Tak menyuruh Ha Na dan Mae Ok melanjutkan pencarian sementara dia akan segera
menyusul ke tempat So Mun.
So
Mun tidak bisa diam saja karna merasa ada yang nggak beres sama anak itu.
Dengan kekuatannya, So Mun berusaha mencabut atau menghancurkan jeruj besi
jendela. Dan setelah bersusah payah, dia berhasil melepasnya. Tepat saat itu,
Mo Tak tiba.
Mo
Tak awalnya mau menghentikan So Mun, tapi dia melihat seorang wanita berusaha
membunh. Mo Tak langsung masuk ke dalam dan menarik si wanita agar tidak
membunuh.
So
Mun lebih fokus untuk membangunkan si anak.
Mo
Tak menggunakan kekuatannya, menghentikan si wanita. Wajah wanita itu babak
belur. Setelah wanita itu berhasil di minggirkan, Mo Tak memeriksa nadi si
pria. Saat memegang tubuh si pria, Mo Tak mendapatkan kilasan kejadian yang
terjadi sebelumnya. Si pria ini adalah manusia yang di rasuki roh jahat yang di
lihat Ha Na melalui penglihatannya. Sebelumnya, si pria terus memukuli
istrinya. Anaknya yang berusaha menghentikan, tanpa sengaja terdorong hingga
menabrak dinding dengan keras. Itulah kenapa istrinya mengambil vas bunga yang
ada di meja dan menghantamkannya ke kepala si pria kemudian berusaha membunuhnya.
So
Mun sangat panik karna si anak tidak bernafas. Dia berusaha memberikan CPR dan
memompa dadanya tapi si anak tetap tidak sadarkan diri.
Mae
Ok dan Ha Na akhirnya tiba. Mo Tak memberitahu yang terjadi dan untungnya si
pria belum mati. Mae Ok menggunakan kekuatannya, berusaha menyembuhkan si anak.
Mae Ok juga memerintahkan agar Mo Tak menggunakan kekuatannya untuk menidurkan
si wanita.
“So
Mun, anak ini, kau menyelamatkannya,” ujar Mae Ok, lega.
So
Mun sangat senang mendengarnya. Dan dia juga melihat kelopak mata si anak yang
sedikit bergerak. Anak itu hidup.
Ha
Na memeriksa leher si pria. Dan benar saja, ada tahi lalat besar di belakang
lehernya. Pria itu sudah di rasuki roh jahat. Ha Na mulai melakukan tugasnya.
Dia meletakkan tangannya di tangan pria itu dan mengarahkannya ke dada si pria.
Kemudian, dia memenjamkan matanya.
Dada
si pria tiba-tiba menjadi bercahaya. Wajahnya pun tampak kesakitan dan
memunculkan wajah roh jahat yang merasukinya.
“Apa
itu roh jahatnya?” tanya So Mun.
Si
roh jahat tersenyum dan berujar kalau dia hampir saja membunuh anak itu. Tapi,
sebelum dia menyelesaikan kalimatnya, Ha Na semakin menekan tangannya dan
akhirnya roh itu lenyap.
Si
wanita sudah sadar. Mae Ok menasehatinya.
“Dengarkan
baik-baik. Jika kau hidup seperti ini, entah kau, suamimu, atau anak itu akan
mati. Aku hanya ingin katakan satu hal ini. Kami semua di sini berpihak padamu.”
Si wanita menatap ke arah suaminya yang dalam
keadaan lemah, “Jangan pukul Seong-hyeon. Jangan pukul aku juga. Seong-hyeon
dan aku tak akan tinggal diam lagi. Kami tak ingin melihatmu lagi! Jika kulihat
kau kembali, walau hari ini aku gagal… Lain kali, aku tak akan gagal.”
“Itu
tak akan terjadi. Jangan kotori tanganmu untuk menghajar bedebah itu. Kami ada
di pihakmu,” ujar Mae Ok, menenangkan si wanita sekaligus menasehatinya.
--
Kejadian
tadi sangat berkesan bagi So Mun. Apalagi, Mae Ok dan Mo Tak terus bilang kalau
dia berhasil menyelamatkan nyawa anak itu tadi. Berkat dirinya, hidup anak itu
dan ibunya berubah dalam satu malam. Dan seperti inilah pekerjaan mereka.
Mae
Ok dan Mo Tak tampak sekali ingin membujuk So Mun untuk bergabung. Huft,
sayangnya bicara lembut bukan tipe Mo Tak. Dia akhirnya nyerah dan bertanya
dengan berteriak, apa So Mun mau bergabung atau tidak?! Mae Ok menyikut
tangannya, tanda agar diam. Dengan sangat lembut, Mae Ok menyuruh So Mun untuk
memikirkan hal ini dengan baik-baik selama seminggu. Untuk lebih menyakinkan,
Mae Ok memberikan So Mun pakaian seragam mereka.
Sayangnya,
Mo Tak tidak mau memberikan waktu seminggu bagi So Mun untuk
mempertimbangkannya. Dia memberitahu juga kalau mereka sudah menghapus ingatan
para penindas So Mun tadi, jadi mereka tidak akan tahu apa-apa. Dan waktu yang
di berikannya bagi So Mun untuk memutuskan hanya sampai besok pagi. Jika So Mun
mau bergabung, dia hanya harus ke lapangan di seberang besok pagi. Kalau tidak,
mereka akan cari orang baru dan menghapus ingatan So Mun.
Lebih
lucunya, agar So Mun takut, Mo Tak malah mengancam kalau So Mun mau makan mie
di kedai mereka, dia harus mengantre selamanya. Wkwkwk. So Mun nggak peduli dan
langsung lari pulang ke rumah. Dia ingin menikmati kakinya yang sudah bisa
berjalan lagi.
Mae
Ok beneran kesal dan memarahi Mo Tak karna begitu galak dan mungkin itu
menakuti So Mun. Tapi, baik Mo Tak ataupun Ha Na, tidak ada yang mau
mendengarkannya.
--
Saat
So Mun sampai di rumah, Nenek lagi mau keluar rumah untuk mencari Mun Yeong,
ibu So Mun. Penyakit pikun nenek sedang kambuh dan dia lupa kalau putrinya
sudah meninggal. So Mun tentu menahan nenek dan berusaha membuatnya masuk ke
rumah. Dia juga berusaha menenangkan dengan bilang akan mencarikan Mun Yeong.
Untuk
mengalihkan perhatian Nenek, So Mun memberitahu kalau dia sudah berjalan dan
melompat. Melihat itu, nenek menangis bahagia. So Mun terkejut, apa neneknya
sekarang mengenalinya? Sayangnya, tidak. Nenek tidak tahu siapa So Mun, tapi
entah kenapa dia menangis karna merasa senang. So Mun sangat bahagia karna
walaupun nenek tidak mengenalinya, tapi jauh di dalam diri nenek, dia
menyanyanginya.
Untung
kakek juga keluar dan melihat mereka. Dia segera membantu membawa nenek masuk.
Di depan kakek, So Mun masih berpura-pura pincang.
--
So
Mun tidak bisa tidur. Dia terus menatap tangannya dan memikirkan sesuatu.
Setelah berpikir sesaat, So Mun meletakkan tangannya di dada. Dia akan menemui
Wi Gen lagi.
Wi Gen tersenyum ramah menyambut kedatangan So Mun.
--
Esok
hari,
Mo
Tak, Ha Na dan Mae Ok begitu gugup dengan keputusan So Mun karna mereka pergi
pagi sekali ke taman. Walau membuat alasan pada diri sendiri kalau mereka
kepagian, tapi tetap saja mereka tidak bisa menyembunyikan kegugupannya.
Dan
rasa gugup berubah menjadi rasa senang. So Mun datang dengan mengenakan seragam
team geng Eonni.
Flashback
Wi Gen memberitahu
peraturan yang harus So Mun patuhi saat menjadi counter.
Satu : Jangan
gunakan kekuatanmu untuk membalas dendam.
Dua : Tidak boleh
campur tangan dalam urusan manusia.
Tiga : Jangan
beritahu siapapun bahwa dia adalah Counter.
Jika So Mun
melanggar satu dari tiga syarat itu, maka So Mun akan kehilangan haknya sebagai
Counter. So Mun mengerti dan dia bersedia menjadi Counter. Tapi, dia mempunyai
satu syarat.
“Orang lain dihidupkan
kembali jika menerima pekerjaan ini,” ingatkan So Mun.
“Katakan. Apa yang
kau inginkan?”
“Aku ingin bertemu
dengan orang tuaku. Aku ingin sampaikan sesuatu.”
End
Dan
begitulah alasan So Mun mau bergabung menjadi counter.
Sebelum
So Mun tiba di hadapan mereka, Mae Ok berkata pada Mo Tak dan Ha Na kalau
mereka harus menempa So Mun menjadi kuat. Itu karna So Mun tidak tahu betapa
bahayanya pekerjaan mereka. Mereka harus melindungi dan membantu So Mun menjadi
counter yang hebat!
Mae
Ok bicara sangat serius. Tapi, begitu So Mun tiba di depannya, dia langsung
bersikap sangat ramah. Mo Tak memberitahu sebelum So Mun bergabung, So Mun
harus di pelonco dulu.
Mereka
membawa So Mun ke jembatan penyemberangan. Di sana ada dinding beton yang
tinggi. Mo Tak menjelaskan kalau di dindin beton itu ada jejak tangan. Jejak
berwarna hijau adalah milik Mae Ok, merah milik Ha Na, kuning milik Mo Tak dan
biru akan menjadi milik So Mun sama seperti punya Cheol Jung.
So
Mun sangat takjub karna letak jejak tangan itu sangat tinggi, terutama milik Mo
Tak. Mo Tak menuangkan jejak biru di telapak tangan So Mun dan menyuruhnya
melompat dan menempelkan jejak tangannya di dinding beton. Sebelum mulai, So
Mun heran karna tidak ada jejak berwarna biru di dinding beton tersebut.
“Itu
benar. Menurutmu kenapa? Kami akan menerimamu sebagai penerusnya jika kau
temukan jawabannya,” jawab Mo Tak.
So
Mun mulai melompat begitu Ha Na meniup peluit. Woaw!!!! Lompatannya sangat
tinggi hingga melewati rekor Mo Tak dan dia berhasil meletakkan cap tangannya
di puncak dinding beton. Semua sangat terkejut dengan kekuatannya.
Setelah
menempelkan cap tangannya, So Mun naik ke atas jembatan penyemberangan. Dia
menemukan jejak tangan berwarna biru!! Itu punya Cheol Jung!! Yang artinya,
kekuatan Cheol Jung sangat hebat hingga melewati batas dinding. So Mun sangat
bahagia karna menemukan jejak tangan Cheol Jung.
--
Ung
Min tiba di sekolah dengan perasaan kacau. Dia sangat takut terjadi sesuatu
pada So Mun. Ju Yeon ikutan cemas dan menyuruh Ung Min melaporkan hal ini ke
kantor polisi. Ung Min tidak mau karna menurutnya itu percuma saja.
“Kita
harus melindungi So Mun. Itu adalah janji kita,” ingatkan Ju Yeon. “Setelah
kehilangan orang tuanya, So Mun menangis setiap melihat truk atau saat
sendirian. Dia membaik beberapa tahun lalu. Sadarlah, Kim Ung Min!!”
Ketika
itu, Hyeok U dan antek-anteknya muncul dan segera pergi ke kelas So Mun. Ung
Min dan Ju Yeon yang melihat itu, tentu khawatir dan segera mengikuti.
So Mun sudah di dalam kelas. Hyeok U bersikap
congkak dan menanyakan apa yang terjadi kemarin malam? Mereka hanya ingat
memukuli So Mun, tapi setelah itu, mereka tidak ingat apapun lagi. Apa yang
terjadi? So Mun menjawab kalau dia tidak tahu karena dia kan pingsan kemarin
malam.
Hyeok
U tidak menyukai jawaban itu dan menampar pipi So Mun dengan sangat keras. Dia
tidak suka dengan tatapan So Mun yang menurutnya terlihat angkuh. Mereka
bertiga mulai bersikap kelewatan lagi dengan menghina So Mun yang cacat dan
tidak punya orang tua yang mengajarinya.
“Brengsekkkk!!!”
teriak Ju Yeon.
Semua
mata beralih kepadanya. Hyeok U tertawa sinis dan memerintahkan Ung Min untuk
mendekat. So Mun memperingati agar mereka tidak mengganggu So Mun. Tapi, Hyeok
U malah menampar wajah So Mun lagi dan menarik rambutnya. Emosi yang sedari
tadi So Mun tahan, akhirnya meluap.
Dengan
kekuatannya sekarang, sangat mudah baginya menghajar mereka bertiga. Tentu
saja, itu hal memalukan bagi mereka karna bisa di hajar sama anak pincang yang
mereka hina.
“Apa
kau malu? Kalian mempermalukan anak-anak lainnya selama ini. Jadi, jangan
lupakan rasanya dipermalukan hari ini, dan jangan sakiti mereka lagi. Kalian
bisa datangi aku. Tapi jangan… Jangan ganggu Ung-min lagi. Begitu pula dengan
teman Ung-min. Serta teman dari temannya. Jangan sakiti murid sekolah ini, sama
sekali. Jika kau menindas lagi, kupastikan, akan kubalas dua kali lipat. Camkan
itu,” peringati So Mun.
Hyeok
U, Geun Yeong dan Cheon Jung sangat malu dan memutuskan pergi. Semua yang melihat itu beneran terdiam.
Saking marahnya, Hyeok U bergumam akan membunuh So Mun.
Murid
yang duduk di depan So Mun, memuji So Mun yang tadi sangat keren. Ung Min dan
Ju Yeon menghampirinya dan bingung dengan apa yang So Mun lakukan tadi. Sangat
keren!!
--
So
Mun sudah resmi menjadi counter, jadi dia mulai harus belajar lebih lanjut
mengenai apa itu counter. Mo Tak yang mengajarinya, memberitahu kalau ada lima
counter di negara mereka, yaitu : So Mun, Ga Mo Tak, Do Ha Na, Chu Mae Ok dan
Choi Jang Mul. tn. Choi Jang Mul lah yang menanggung semua pengeluaran mereka. Dan
juga, counter bukan hany ada di negara mereka tapi di semua negara lainnya.
Mo
Tak memberitahu kalau fisik mereka tiga kali lebih kuat daripada orang normal.
Tapi, hal itu tergantung sekeras apa So Mun berlatih, jadi… So Mun langsung
berseru kalau dia akan berlatih sangat giat. Mo Tak menjeaskan lagi kalau ada
saat dimana kekuatan mereka meningkat hingga 5 kali lipat. Yaitu, saat wilayah
terbuka.
“Saat
energi ilahi dan dunia manusia menyatu, gelombang terbentuk. Hanya kita yang
bisa melihat wilayah Yung. Kau sudah lihat gelombangnya. Kemarin di ruang
olahraga,” ujar Mo Tak.
So
Mun berusaha mengingat kejadian kemarin. Dan benar, saat dia tiba di sana dan
berseru penuh amarah, dia melihat cahaya berwarna-warni mengarah ke langit.
Itulah yang namanya pergantian wilayah. So Mun makin bersemangat karna itu
artinya ada wilayah Yung sangat bagus untuk mereka saat menangkap penjahat.
Tapi, kapan saat wilayah itu terbuka?
“Tidak
bisa di prediksi. Seperti air hujan, kita tak tahu kapan dan dimana, itu akan
muncul. Terjadinya tiba-tiba. Biasanya dalam hitungan detik. Tapi, bisa juga
lebih dari satu jam, jika kau beruntung,” jawab Mo Tak.
“Apa
roh jahat juga bisa melihatnya?”
“Tidak
bisa. Itu wilayah kita. Ada satu hal yang lebih penting. Jika roh jahat
memasuki wilayah saat pergantian energi, kita bisa langsung merasakannya.”
“Jadi,
aku pun bisa merasakan kehadiran roh jahat?” tanya So Mun, antusias.
Mo
Tak membenarkan. Tapi, soal menangkap roh jahat itu adalah tugas Ha Na, karna
Ha Na bisa menemukan roh jahat dalam radius ratusan kilometer. Itu keahlian
khusus Ha Na. Bukan hanya itu, Ha Na mempunyai kemampuan membaca ingatan.
Sebagai counter, mereka semua bisa membaca sedikit ingatan milik orang lain,
tapi Ha Na bisa memindai ingatan masa lampau dalam hitungan detik. Intinya, Ha
Na sangat peka.
So
Mun mencatat semua yang Mo Tak ajarkan. Dia membuat kesimpulan kalau Ha Na
mempunyai kemampuan menangkap roh jahat (lebih ke posisinya), Mae Ok bisa
menyembuhkan dan Mo Tak luar biasa kuat. Tapi, bagaimana dengan kekuatannya? Mo
Tak menyuruhnya mencari tahu sendiri.
“Roh
jahat ada dimana-mana, tapi jumlah mereka banyak di Jungjin. Maka dari itu kami
disini.”
“Kenapa
di Jungjin?”
“Aku
tak yakin. Mungkin kota ini penuh dosa?”
Mereka
kembali ke topik utama. Mo Tak memberitahu kaalu pembunuh Cheol Jung adalah roh
jahat level tiga. Artinya, roh itu telah memangsa empat atau lima jiwa. Tapi,
tergantung kasusnya juga. Ada beberapa roh yang tetap berada di level dua meski
sudah membunuh berulang kali. Jika roh jahat cocok dengan inangnya, mereka naik
level dengan cepat. Ketika menjadi level tiga, roh jahat memiliki dua suara.
Dan jika mereka meningkat menjadi level empat, roh jahat dan inangnya dapat
menjadi satu kesatuan.
Mereka
belum pernah melihat roh jahat level empat. Dan juga, pembunuh Cheol Jung
adalah roh jahat level tiga yang baru pertama kali Ha Na temukan. Jika mereka
menemui level empat, mereka harus bertarung bersama untuk menangkapnya. Mae Ok
menambahkan kalau mereka harus melakukannya (bertarung dengan level empat)
hanya saat wilayah mereka terbuka. Alasannya, karna Mae Ok tidak mau kehilangan
anggota lagi.
Agar
So Mun tahu bagaimana rupa pembunuh Cheol Jung, Mae Ok menunjukkan sketsa
pelaku yang sudah mereka gambar. Melihat sketsa buatan mereka, So Mun berusaha
menahan tawanya. Wkwkwkw. Gambarnya absurd dan nggak jelas. So Mun akhirnya
tertawa keras saat melihat semua gambar buatan mereka selama ini.
Mae
Ok, Ha Na dan Mo Tak tentu marah karna So Mun tampaknya meremehkan mereka. Tapi,
kemarahan mereka sirna saat So Mun membuat sketsa pelaku Cheol Jung yang jauh
lebih bagus daripada buatan mereka. Gambar So Mun benar-benar berkelas. Dan
benar-benar mirip muka si pelaku.
Mae
Ok, Mo Tak dan Ha Na sangat ingin menangkap si pelaku agar Cheol Jung bisa
beristirahat dengan tenang (roh Cheol Jung di hisap pelaku).
Mae
Ok mengajak semuanya berfoto bersama. Sebelum mulai, Mae Ok berujar kalau dia
mempunyai studio foto dan dengan studio itu, dia bisa membesarkan anaknya.
“Kita
tidak akan kehilangan siapapun di foto ini. Aku berjanji,” ujar Mae Ok.
Di
foto itu ada Mae Ok, Ha Na, So Mun, Mo Tak dan foto Cheol Jung. Mereka
mengambil beberapa pose.
Di
pose terakhir, So Mun ingin merangkul Ha Na, tapi secara refleks, Ha Na langsung
mendorongnya dengan keras hingga menabrak dinding. Mae Ok dan Mo Tak hanya bisa
geleng-geleng kepala. Itu karna Ha Na tidak suka di pegang karna tidak mau
ingatannya terbaca.
Ternyata,
saat pertama kali bertemu Ha Na, Mae Ok juga pernah di dorong hingga menabrak
dinding. Mo Tak pun demikian. Jadi, masing-masing mereka pernah di dorong
sekali sama Ha Na.
“Aku
tak bermaksud membaca ingatanmu!” protes So Mun.
Mo
Tak malah memanasi agar So Mun mencoba mengalahkan Ha Na dan kemudian membaca
ingatannya. So Mun setuju dan bertekad untuk mencoba mengalahkan Ha Na.
Wkwkwk,
sayangnya itu hanyalah angan-angan. So Mun di bawa ke ruang dimana mereka
berlatih menguatkan fisik mereka. Ha Na menyuruh So Mun berkelahi dan mencoba
mengalahkannya. So Mun mencobanya, tapi dia bukan tandingan Ha Na.
Lama
kelamaan, So Mun jadi kesal karna terus di jatuhkan. Dia pun mengeluarkan
tinjunya sekuat tenaga untuk menghajar Ha Na. Ha Na berhasil menghindar. Tinju
So Mun meleset dan mendarat di samsak yang ada di belakang Ha Na. Tinjunya sangat kuat hingga bisa melubangi samsak.
Woah!
Selesai
bertarung dengan Ha Na, So Mun masih harus melalui kelas kedua. Dia harus
melawan Mo Tak. Tujuan latihan ini adalah So Mun harus mencari cara
bertarungnya dan meminimilasir rasa sakit saat terjatuh.
Dan
begitulah, So Mun mulai berlatih
menguatkan fisiknya. Dia terus berlatih setiap hari dan perlahan fisiknya pun
menjadi lebih kuat dan dia sudah bisa menemukan pola latihannya sendiri.
--
Ketika
di sekolah, So Mun nggak langsung pulang tapi melihat Ung Min yang lagi main
bola. Mae Ok menelponnya saat itu dan menyuruhnya segera ke gerbang karna
mereka mendapat kasus. Saat So Mun mau ke gerbang, sebuah bola mengarah padanya.
Ung Min berteriak menyuruhnya menendang. Syuuut!! Tendangan So Mun sangat jauh
hingga mencetak gol di gawang yang ada di ujung lapangan.
Setelah itu, So Mun langsung menghilang. Saat Ung Min berbalik, So Mun udah nggak ada.
Itu
karna So Mun sudah berlari sangat kencang. Mae Ok dan yang lain sudah ada di
depan gerbang sekolahnya dan menyuruhnya untuk segera naik.
--
Di
suatu tempat, seperti di pinggiran kota, seorang gadis SMA sedang bersama
seorang pria. Gadis SMA itu bicara dengan sangat ramah pada si pria dan si pria
pun tersenyum manis dengannya. Tapi, diam-diam, pria itu membawa alat seperti
pemecah yang runcing.
--
Ha
Na memberitahu kalau roh jahat yang akan mereka tangkap ini mungkin sudah
memangsa tiga nyawa. Dan levelnya bisa dua atau tiga.
“Kita
harus ke sana sebelum dia bertindak,” ujar Mo Tak dan mengemudi semakin kencang.