Sinopsis K-Drama : The Uncanny Counter Episode 11 part 02

 

Sinopsis K-Drama : The Uncanny Counter

Episode 11 part 02



Esok hari,

Hye Kyeong memberikan list nama anggota dewan yang ingin masuk tim kampanye. Saking bagusnya reputasi tn. Shin sekarang di mata masyarakat, sampai ada anggota dewan yang mendukung calon lain, beralih mendukungnya. Hye Kyeong memberitahu kalau dengan bergabungnya anggota dewan-dewan tersebut, kesempatan menang tn. Shin akan semakin besar.


tn. Shin beneran puas dengan apa yang akan di capainya.  Apalagi saat Hye Kyeong bilang kalau tn. Shin pasti menang dan tidak akan ada yang bisa menghalanginya sekarang. Ah, membayangkan akan menjadi Presiden,membuat tn. Shin tertawa bahagia.

--


Cheong Sin kembali pergi ke loker di stasiun. Di dalam lokernya, ada sebuah tas berisi banyak uang.


Saat dia pulang, dia mendapati Hyang Hee baru keluar dari dalam kamarnya. Hyang Hee beralasan kalau dia mengambil baju Cheong Sin karna tidak mungkin dia berkeliaran dengan memakai baju tahanan. Cheong Sin percaya padanya dan menanyakan dimana Jang Su? Hyang Hee menjawab kalau Jang Su ada di kamar mandi. Hyang Hee juga curhat kalau Jang Su sangat kotor dan dia tidak tahan seruangan dengannya.


Cheong Sin mengabaikan keluhanya dan hanya memberikan dua gepok uang. Ekspresi Hyang Hee menjadi sumringah dan mulai menanyakan berapa yang mereka dapatkan? Cheong Sin tidak menjawab pertanyaannya dan hanya memberikan kantongan hitam yang didalamnya berisi baju untuk Hyang Hee. Hyang Hee melihat baju dress sederhana itu dan mengejek Cheong Sin yang pasti belum pernah beli hadiah untuk pacar.


Cheong Sin hanya terus diam dan mengecek barang di tasnya yang ada di kamar. Ekspresinya berubah menyeramkan dan dia langsung mencengkeram Hyang Hee. Dengan sangat serius, dia menanyakan apa yang sudah Hyang Hee lakukan di kamarnya? Apa yang dia cari?

“Lepaskan aku. Kubilang, lepaskan. Aku tidak mencari apa pun! Aku hanya pinjam bajumu! Ada apa denganmu?” teriak Hyang Hee.


Cheong Sin akhirnya melepaskannya, “Buat foto untuk paspor hari ini.”

“Foto paspor? Kenapa? Kau mau pergi berlibur bersamaku?”

“Kita pergi ke luar negeri.”

“Kau berani menyuruhku? Jika kau mau pergi, pergi sendiri,” teriaknya, membantah.



Cheong Sin mengambil gunting yang ada di dapur dan itu membuat Hyang Hee merasa takut, “Kau bisa ikut denganku, atau mati sekarang juga. Kau ada di daftar buron. Potong rambutmu,” perintahnya sambil melemparkan gunting ke meja.

“Bagaimana bisa aku memotong rambut dengan ini?” gerutunya.

Cheong Sin lanjut ke kamar dan memeriksa barangnya lagi. Hyang Hee berdiri di depan pintu menatapnya dan kemudian berujar : “Lalu apa yang akan kau lakukan saat kita kembali ke Korea? Rekaman suara itu… akan bernilai tinggi saat Shin Myeong-hwi menjadi presiden.”


Di tangannya, Cheong Sin sedang menggenggam rekaman suara. Dan ucapan Hyang Hee membuktikan kalau dia membongkar barangnya tadi dan mendengarkan isi rekaman tersebut. Dengan kekuatan psikokinesisnya, dia pun menutup pintu tepat di depan wajah Hyang Hee.



Hyang Hee menjadi emosi dan menancapkan gunting hingga menembus pintu, “Jika kau kembali bertindak seenaknya padaku, akan kupotong tubuhmu.”

--


Mun sudah keluar dari rumah sakit. Jari jempolnya juga menggunakan penyangga karna masih patah. Dia menatap tangannya dan bergumam kalau waktu itu, dia memanggil wilayah Yung tanpa hasrat membunuh.

Ketika dia sedang memikirkan itu, Wi Gen mengirimkan pesan telepati untuk datang ke Yung karna para penyidik memanggil.



Di Yung, Inspektur mengumpulkan banyak sekali anggota dan membuat pengumuman mengenai So Mun. Komite memutuskan kalau So Mun di tugaskan kembali menjadi counter.

Semua orang bertepuk tangan bahagia atas kabar tersebut. Wi Gen, Gi Ran dan U Sik bahkan menyambutnya. Mereka merasa berhutang budi pada Mun.



“Kurasa aku bekerja sebagai Counter bukan karena ayah dan ibuku.”

“Lalu, mengapa kau melakukannya?” tanya Wi Gen.

“Akan kucari alasannya.”

“Aku merasa sebelumnya, aku kurang memercayaimu.”

“Aku juga tak memercayai diriku sepenuhnya. Terima kasih banyak telah memberiku kesempatan,” ujar Mun, tulus.


Semua tersenyum melihat kedua partner itu akhirnya mulai bisa mengerti dan mempercayai satu sama lain.

Di tengah kebahagiaan itu, Gi Ran mendapatkan telepati buruk. Dia segera memberitahu mereka kalau Soo Ho tampaknya mulai menghilang. (Jika Soo Ho menghilang, artinya Mae Ok meninggal).

--



So Mun segera ke rumah sakit.  Mo Tak dan Ha Na sudah ada di sana. Ha Na bahkan menangis terisak-isak. Itu karna kondisi Mae Ok mendadak kritis dan para dokter sedang berusaha melakuakn CPR padanya. Mun mulai menangis terisak-isak. Semuanya benar-benar tidak ingin Mae Ok meninggal.

Perlahan, tanda titik di jari Mae Ok juga memudar dan menghilang.



Flashback

7 tahun yang lalu,

Mae Ok terbaring koma tanpa satupun sanak keluarga.




Dalam kondisi komanya, di dunia lain, Mae Ok sedang berada di studio fotonya, menatap foto pernikahan putranya, Soo Ho. Tatapannya penuh dengan kesedihan.


“Chu Mae Ok-ssi,” panggil Wi Gen,berulang kali. Tapi, Mae Ok tidak menoleh sama sekali. “Apakah kau Nn. Chu Mae Ok yang berusia 45 tahun?” tanyanya.

Saat itu, Mae Ok baru berbalik, “Ya.”


“Aku telah lama mencarimu.”


“Sudah lama tak ada yang memanggilku dengan namaku. Aku tak tahu kau berbicara padaku. Itulah yang terjadi kepada para ibu. Tidak ada yang memanggil namaku. Orang-orang memanggilku… ibu Su-ho. Seperti itu,” cerita Mae Ok dengan mata berkaca-kaca.


Ketika itu, Soo Ho muncul di samping Wi Gen dan berujar, “Ibu.”




Ucapannya membuat Mae Ok berbalik. Matanya menjadi berkaca-kaca dan tampak penuh keharuan serta kerinduan melihat putranya ada di hadapannya sekarang. keduanya, tidak bisa menutupi rasa rindu mereka dan berpelukan dengan erat sembari menangis.



End



Mae Ok benar-benar dalam kondis di ambang maut. Berbagai cara dilakukan demi menghidupkan kembali detak jantungnya.



Flashback

Wi Gen memberitahu Mae Ok yang sudah koma selama 1 bulan. Mae Ok membenarkan sambil menangis. Dia menatap Soo Ho dan meminta maaf karna sudah bertahan sendiri. Dia menyalahkan dirinya sendiri karna melepaskan tangan Soo Ho di air dan hanya menyelamatkan dirinya sendiri.




Saat itu, Mae Ok dan Soo Ho berada di dalam air. Mae Ok berusaha menggenggam tangan Soo Ho, tapi pegangannya terlepas dan Soo Ho tenggelam semakin dalam. Mae Ok berusaha keras untuk meraih tangan Soo Ho, tapi tubuhnya pun tidak sanggup. Di dalam air, kita bisa melihat wajah putus asa Mae Ok yang tidak bisa meraih tangan putranya. Wajah yang penuh kesedihan yang teramat sangat!


“Maafkan aku telah meninggalkanmu, Bu.”


“Tidak. Tidak, aku yang minta maaf. Ibu bersalah,” tangis Mae Ok, histeris dan penuh rasa bersalah. “Maafkan aku.”



“Jangan berkata begitu,” tangis Soo Ho, tidak ingin ibunya menyalahkan diri sendiri.

“Putraku. Su-ho…”

(silahkan nonton adegan ini, benar-benar sedih menurutku).

End


Dokter masih terus berusaha untuk mengembalikan detak jantung Mae Ok. Dalam keadaan di ambang maut tersebut, Mae Ok bermimpi.




Di mimpinya, dia dan Soo Ho berada di dalam air. Tapi, kali ini, Soo Ho berhasil bertahan dan berenang menghampiri ibunya. Mae Ok sudah menunggu dengan mengulurkan tangan sambil tersenyum.


“Soo Ho, pegang tangan Ibu yang erat. Ibu tidak akan melepas tanganmu. Kita tidak akan pernah melepaskan satu sama lain,”  ujarnya dan menggenggam tangan Soo Ho dengan erat.


Dalam keadaan tidak sadarkan diri, Mae Ok meneteskan air mata.


Hal yang sama juga terjadi pada Soo Ho di Yung.


Mae Ok berhasil bertahan. Dia kembali hidup.


Dengan hidupnya Mae Ok, Soo Ho pun tidak jadi menghilang. Semua yang ada di Yung sangat bahagia. U Sik bahkan memeluknya dengan erat.


Tanda Yung di tangan Mae Ok, perlahan kembali. Dengan perlahan, dia mengangkat tangannya dan memberikan tanda ‘oke’ pada semua yang menunggunya dengan cemas di luar.

Ha Na, Mo Tak dan Mun menangis bahagia melihat Mae Ok bertahan.

--



Mae Ok yang sudah dalam kondisi lebih baik, diizinkan keluar rumah sakit. Begitu tiba di kedai, Jang Mul menyambutnya dengan membuatkan bubur abalone. Jang Mul ini emang tampak sekali menyukai Mae Ok dan suka menggodanya walaupun Mae Ok kadang ketus padanya.

Begitu duduk, Mae Ok berjanji akan menyembuhkan Mo Tak, Ha Na dan Mun begitu kondisinya membaik. Dengan cepat, semua langsung meolak dan menyuruhnya untuk istirahat. Mae Ok tersenyum melihat perhatian mereka padanya.

Jang Mul juga berujar kalau Mae Ok selalu menyembuhkan orang lain yang terluka, tapi tidak ada yang menyembuhkannya saat dia terluka. Ha Na juga menambahkan kalau saat Mae Ok terluka, itu sangat menakutkan.

“Hubungan kalian seerat sebuah keluarga,” ujar Jang Mul.


Mo Tak tiba-tiba saja mengangkat tangan dan bilang ingin membuat pengakuan yang mengejutkan. Semua Mae Ok langsung bilang untuk tidak bilang ‘mencintai kalian.’ Eh, benar saja, Mo Tak memberikan tanda hati dengan jemarinya. Tapi, selain itu, ada hal lain. Dia mendapatkan ingatannya kembali.

Tentu saja itu kabar membahagiakan. Tapi, Mo Tak menambahkan kalau dia hanya mendapatkan setengah ingatannya. Walau begitu, semua tetap bergembira.

--



Hang Gyu masih di tahan di kantor polisi. Tidak ada siapapun baik Tae Sin ataupun tn. Shin yang berusaha membebaskannya. Di ruang interogasi, Jeong Yeong menunjukkan laporan yang berisi pembicaraan Hang Gyu dengan yang lain, yang tersimpan di ponsel cadangannya.

“Pada tanggal 21, kau menabrak Tn. Ga Mo-tak dan tiga orang lainnya menggunakan truk ini. Kau kira hidupmu akan baik setelah membunuh orang?” marah Jeong Yeong.


Interogasi tersebut di pantau oleh Kep. Choi di ruangan pemantauan.

--


Selesai menginterogasi Hang Gyu, Jeong Yeong kembali ke mejanya. Han Ul segera menghampirinya dan berbisik menyampaikan terkait daftar panggilan di ponsel cadangan Noh Hang Gyu. Ada 5 nomor yang di hubungi, salah satunya adalah Chang Gyu. Dan empat nomor lainnya juga memakai ponsel cadangan. Dan di lokasi dimana sinyal di temukan, dia mendapatkan sesuatu.

Han Ul memberikan sebuah amplop yang berisi foto. Saat melihat foto di amplop itu, wajah Jeong Yeong menjadi tegang dan serius. Dia bertanya, sejak kapan Han Ul tahu sejauh ini? Han Ul diam. Jeong Yeong memujinya sudah bekerja dengan bagus. Tapi, dia meminta Han Ul untuk berpura-pura tidak pernah melihat foto-foto itu.


“Apa rencanamu?” tanya Han Ul.

“Kau hanya memberiku nama palsu yang terdaftar di ponsel cadangan itu. Hanya itu. Mengerti?” tegas Jeong Yeon. “Jawab aku.”

“Baik, Bu,” jawab Han Ul.

--



Dengan foto yang di berikan Han Ul, Jeong Yeong kembali ke ruang interogasi. Dia bisa melihat kalau Kep. Choi mengawasi drai ruang pemantauan. Karna itu, Jeong Yeon pun mematikan kamera dan suara di ruang interogasi agar tidak kedengaran sama Kep. Choi. Hal yang dilakukannya itu, membuat Kep. Choi semakin cemas.


Jeong Yeong menunjukkan semua foto itu. itu adalah foto dimana Hang Gyu berkumpul dengan tn. Shin dan Tae Sin. Dan ada juga foto Ji Cheong Sin yang menemui mereka.


“Ini orang-orang yang meneleponmu melalui ponsel cadangan. Teman-temanmu kaya raya dan berpengaruh, tapi mereka tak akan carikan pengacara untukmu. Hari saat penimbunan ilegal terungkap. Balai Kota. Tn. Noh Hang-gyu, Tn. Cho Tae-sin, dan Wali Kota Shin berkumpul, mereka ditemui pria ini. Koneksi macam apa yang dimiliki pembunuh berantai ini, Ji Cheong-sin, dengan Wali Kota Shin dan Tn. Cho?” tanya Jeong Yeong. “Ada 17 rekening bank yang kau daftarkan dengan nama berbeda, dan lima motif pembunuhan. Jika kau tak ingin menjadi tumbal dan rayakan ulang tahun ke-80 di penjara, berhentilah mengelak. Ini waktunya bekerja sama.”


“Pertama-tama, aku perlu tahu apa saja yang akan kudapat jika aku bekerja sama denganmu,” tanya Hang Gyu, mulai tertarik daripada harus menjadi tumbal oleh yang lain.

--


Kep. Choi dan Tae Sin bertemu di sebuah tempat sepi di dalam mobil. Dia menyampaikan kalau Jeong Yeong sudah membekukan semua rekening bank yang dikelola Hang Gyu. Hal itu adalah kabar buruk bagi Tae Sin. Tanpa uang di rekening itu, bagaimana dia bisa mendanai kampanye tn. Shin?

“Chang-gyu dan Hang-gyu ditahan secara mendadak, jadi, mereka tak sempat membersihkan ponsel mereka,” ujar Kep. Choi.


“Apa rencanamu? Kepala Choi, ini tanggung jawabmu. Apa rencanamu sekarang? Katamu jangan cari masalah dengan bawahanmu. Katamu kau takkan diam jika kami mengusik kepolisian.”

“Ketua Cho!” bentaknya.

“Kau pikir posisimu aman, Su-ryong? Hei, kau. Kau kubantu naik jabatan dari hanya kepala bagian bersimbol satu mugunghwa di lencanamu, jadi, jangan bertingkah. Apa kau merasa selevel denganku karena aku baik kepadamu? Jika kau tak singkirkan jalang itu, kau harus mengundurkan diri,” ujar Tae Sin, tanpa menunjukkan rasa hormat lagi. “Keluar dari mobilku, Keparat.”


Kep. Choi hanya bisa menurut dan keluar. Baru juga membuka pintu, Tae Sin sudah menendangnya pantatnya. Terlihat jelas, Kep. Choi sangt terhina dengan perlakuan Tae Sin. Keretakan mulai terjadi di hubungan mereka karna tidak lagi rasa hormat satu sama lain.

--


Mae Ok, Mo Tak dan Ha Na sedang sibuk di dapur membuat kimchi. Dan lagi-lagi, Mo Tak merasa sakit kepala. Mae Ok menyuruh Mo Tak untuk tidak memaksakan diri.



“Ini menjengkelkan. Aku… Sial. Aku ingat ditusuk dengan pisau. Tapi itu berarti, aku pasti menemukan sebuah bukti. Bukti itulah… yang tak bisa kuingat. Karena bukti tersebut… Su-ryong…Su-ryong… Sial, ini menjengkelkan,” curhat Mo Tak.

“Butuh bantuan?” tanya Ha Na.

“Caranya?”

“Pertama-tama, ingatanmu mulai kembali saat kau melawan Ji Cheong-sin. Katamu ingatan itu terpecah belah. Aku bisa membantumu… untuk menjadikannya… utuh kembali. Itulah cara kami menyatukan ingatan Mun. Itulah cara kami temukan Ji Cheong-sin… dari ingatan di alam bawah sadarnya,” jelas Ha Na.

“Aku tak yakin dia punya alam bawah sadar. Aku tak yakin ada yang seserius itu di dalam kepalanya,” komentar Mae Ok, pesimis.


“Ha-na. Cobalah,” ujar Mo Tak, merasa tersinggung dengan ucapan Mae Ok.

“Kepalamu bisa sakit,” beritahu Ha Na.

“Pecah pun tak apa-apa.”


Tapi, sebelum Ha Na mulai, Mo Tak meminta Ha Na tidak mencari terlalu jauh. Itu, privasi. Dia punya privasi.

Ha Na tidak mendengarkan dan mulai menggunakan kekuatannya pada kepala Mo Tak.


Saat itu, Jang Mul baru tiba dan heran melihat apa yang Ha Na dan Mo Tak lakukan.


Ha Na mulai bekerja. Dia menyatuhkan semua ingatan Mo Tak. Ada saat Mo Tak dan Su Ryong berdebat. Saat Mo Tak pergi ke kantor kampanye tn. Shin dan di usir. Ketika di bertemu dengan So Gwon.



Flashback

7 tahun lalu,

Mo Tak sedang minum sendirian di sebuah kedai. Saat itu, So Gwon tiba-tiba datang dan duduk satu meja dengannya. So Gwon bersikap sangat ramah denagn Mo Tak dan bahkan ikut makan daging yang di panggan Mo Tak. Mo Tak tidak mengenalinya dan menyuruh So Gwon pergi karna tidak tertarik pada pria. So Gwon tertawa dan membalas kalau dia pun nggak tertarik sama pria.



“Lalu, apa maksudmu kemari?” tanya Mo Tak.

“Kau yang menangani kasus Kim Yeong-nim. Aku menemukan kecurangan dalam pemungutan suara Shin Myeong-hwi,” ujar So Gwon, mulai serius.

“Ada hubungan antara Wali Kota Shin dan Nn. Kim Yeong-nim?”


“Detektif Ga. Namaku So Gwon. Aku juga detektif,” ujarnya dan memberikan kartu namanya.

Mo Tak mulai menyambutnya dan mereka bicara serius.

--



Adegan berpindah ke Mo Tak yang pergi ke kantor kampanye tn. Shin. Di sana, dia menanyakan kepada salah satu staff, mengenai nomor plat mobil 52C4882, siapakah yang mengendarainya pada tanggal 16 September? Dia meminta melihat datanya.


Tidak ada yang mau memberikannya dan mengusir Mo Tak karna di anggap mengganggu. Saat di seret keluar, Mo Tak mengenali seorang wanita sebagai teman dari Kim Yeong Nim (wajahnya tidak di perlihatkan).

--



Adegan kembali berpindah ke saat Mo Tak hendak pergi memeriksa tapi Kep. Choi (yang dulunya bukan Kepala Kepolisian) menghentikannya karena apa yang Mo Tak lakukan akan mengganggu pemilihan. Mo Tak tidak peduli karna dia yakin tempat itu pasti adalah tempat dimana jasad Kim Yeong Nim di sembunyikan. Dia juga menanyakan, apa alasan Su Ryong ketakutan? Dia menyuruh Su Ryong untuk tidak menjadi pengecut.


Ketika keluar dari kantor polisi, Mo Tak mendapat telepon dari seorang wanita yang berkata kalau dia tahu siapa pembunuh Yeong Nim dan dia punya buktinya.

Mo Tak pun melihat nomor yang tertera dilayar ponselnya.

End



Dan inilah yang berusaha Mo Tak ingat. Berapa nomor telepon dari saksi yang menghubunginya saat itu?

Jang Mul segera mengambil kertas dan pena untuk mencatat.

Nomornya 010-497-4536. Berhasil, Mereka berhasil mendapatkan nomornya.


Flashback

Saat itu, saksi di telepon bertanya, apakah Mo tak bisa menjamin keselamatannya? Mo Tak mengiyakan dengan yakin dan menjamin kerahasiaan identitasnya. Su Ryong yang masih mengikuti, ingin tahu dengan siapa Mo Tak bicara.

“Kalau begitu, mari bertemu,” ujarnya pada saksi.

--


Adegan pun beralih ke saat Mo Tak di serang dan akhirnya memutuskan melompat dari gedung.

End

Semua ingatannya sudah terkumpul, lengkap.



Mun yang baru tiba, kaget karna semuanya tampak tegang. Jang Mul dengan semangat, memberitahu kalau Mo Tak mendapatkan seluruh ingatannya kembali. Mun pun ikutan senang.

Mo Tak menatap Mun dan berujar kalau dia juga ingat dengan ayah Mun. Ayah Mun sangat mirip seperti Mun.

“Aku yang mirip seperti ayahku,” ujar Mun, meluruskan ucapan Mo Tak.

--



Mo Tak yang sudah mendapatkan ingatannya kembali, menelpon Jeong Yeong. Dia memberitahu kalau 7 tahun lalu, ada seorang informan yang mengetahui pembunuh Yeong Nim. Dan hari dia di serang adalah hari dia ingin pergi menemui informan tersebut. Dia sudah ingat nomor informan waktu itu dan ingin Jeong Yeong membantu menemukan siapa pemilik nomor tersebut.


Karna ingatannya sudah kembali, Mo Tak pun ingat hubungannya dulu dengan Jeong Yeong. Dulu, mereka adalah sepasang kekasih. Bahkan, Mo Tak sudah pernah melamar Jeong Yeong waktu itu.



“Kau ingat… segalanya?” tanya Jeong Yeong, memastikan.

“Ya. Mari bertemu. Detektif Kim. Bukan… Jeong Yeong-ah. Ada banyak hal yang harus kita bicarakan.”



Karna akan menemui Jeong Yeong, Mo Tak pun galau memutuskan baju apa yang akan di kenakannya. Mun dkk yang mengintip, menggoda dan membantu memberikan saran baju yang bagus. Jang Mul juga memberikan kartu kreditnya untuk Mo Tak gunakan sepuasnya. Mae Ok menambahkan kalau Mo Tak tidak perlu pulang hari ini.

--



Jeong Yeong pergi dengan mobil ke tempat pertemuan. Sepanjang jalan, dia terus tersenyum bahagia. Mo Tak pun demikian.


Yang tiba duluan adalah Jeong Yeong. Dia sudah tidak sabar ingin bertemu Jeong Yeong. 


Mo Tak yang tiba terakhir, mulai menelpon sembari berkeliling mencari Jeong Yeong. Dia pun menemukan mobil Jeong Yeong.



Tapi… yang di temukannya adalah Jeong yeong yang mengalami luka tembak di kepala. Dia tidak sadarkan diri. Kepalanya di tembak!!!

(waohhh, ini yang di namakan, ‘cintaku terhalang genre drama).

 

 

 

3 Comments

Previous Post Next Post