Sinopsis K-Drama : The Uncanny Counter Episode 07 part 02


Sinopsis K-Drama : The Uncanny Counter

Episode 07 part 02




Kantor Polisi Songju,

Ada kasus pembunuhan baru. Kali ini, pelakunya adalah seorang pria bernama Song Man Ho yang di duga melakukan pembunuhan terhadap pegawainya yang bernama, Han Seung Woo. Saat diinterogasi, Man Ho di dampingi pengacaranya dan menyangkal tuduhan pembunuhan tersebut. Dia membantah tidak ada pergi ke toilet yang menjadi TKP dan juga tidak mengenal pegawai bernama Han Seung Woo karna tidak mungkin baginya mengingat semua nama pegawainya. Tapi, ketika dia menyangkal tuduhan tersebut, dia mengingat jelas saat dia membunuh Seung Woo karna memang dialah pembunuhnya. Pengacara tn. Song menyuruh tn. Song untuk berhenti bicara dan biar saja dia yang menjelaskan. Dia meminta tn. Song untuk tenang. Tapi, tn. Song terus saja merepet, merasa tidak terima di tuduh.

--



Berita mengenai CEO Firma Konstruksi Dajeong, Song Man Ho yang dituduh melakukan pembunuhan terhadap karyawannya, masuk ke berita. Hasil penyelidikan menyatakan kalau tn. Song tidak bersalah dan dibebaskan dari tuduhan.



Ha Na yang berada di kedai dan mendengar nama Song Man Ho, tampak terkejut. Dia melihat di berita saat tn. Song keluar dan bicara pada para wartawan kalau dia tidak bersalah dan merasa di perlakukan tidak adil. Saat itu, ibu korban, melemparkan batu padanya karna marah dan berteriak agar dia mengembalikan putranya. tn. Song yang kepalanya berdarah terkena lemparan, mulai memaki ibu korban, tanpa peduli walau ada banyak wartawan.

Ha Na yang melihat wajah tn. Song, menjadi berkaca-kaca.



Flashback

Ha Na yang masih SMA, pergi menemui tn. Song yang adalah pamannya. Ketika dia tiba, tn. Song bicara panjang lebar kalau dia bukannya merebut bisnis ayah Ha Na. Ha Na berusaha menahan emosinya dan berkata kalau dia datang bukan untuk masalah itu melainkan untuk meminjam uang.




Mendengar itu, tn. Song bersikap congkak. Dia menanyakan berapa uang yang di inginkan Ha Na. Dia dengan sengaja mengeluarkan 2 lembar uang 10.000 won dan berpura-pura salah mengambil uang. Ha Na menggenggam erat tangannya, berusaha untuk menahan perasaannya. Dengan menelan harga dirinya, Ha Na mengambil 2 lembar uang 10.000 won tersebut.


Begitu keluar, Ha Na menangis terisak-isak.

End


Rasa dendam masih ada di hati Ha Na. Buktinya, sendok yang di genggamnya sampai bengkok dan matanya berkaca-kaca.

--



Begitu bebas dan kembali ke kantor, tn. Song memanggil karyawannya yang bernama Yoo Yeong Jae  dan menghajarnya habis-habisan. Alasannya, karna Yeong Jae lah yang melaporkan tn. Song sebagai pelaku pembunuh Seung Woo.



Flashback

Saat itu, detektif menginterogasi Yeong Jae dan berjanji kalau identitas Yeong Jae tidak akan terbongkar. Yeong Jae sangat ketakutan dan menceritakan semua yang di ketahuinya.



Hari pembunuhan itu terjadi, tn. Song sangat marah padanya karna hanya meninggalkan memo di mejanya mengenai seseorang menelpon. Saking marahnya, dia memukuli Yeong Jae. Seung Woo yang melihat itu, tidak tahan, dan menahan tangan tn. Song agar tidak memukul lagi. Tapi, tn. Song tidak suka dengan yang di lakukannya.



Kemudian, ketika Yeong Jae pergi ke toilet untuk mencari Seung Woo, dia menemukan Seung Woo yang tidak bernyawa di salah satu bilik dengan bekas cekikan di lehernya.

End



tn. Song mencengkeram kerah baju Yeong Jae dan dengan suara mengintimidasi berkata, apa Yeong Jae mengira dia tidak akan tahu kalau Yeong Jae melaporkannya? Yeong Jae sangat ketakutan dan meminta maaf. tn. Song menendangnya dan menyuruhnya berlutut. Dia bahkan ingin menyiram badan Yeong Jae dengan air panas yang ada di termos. Yeong Jae menangis dan memohon agar tn. Song tidak melakukan itu.

“Aku tahu semua, tempat tinggalmu dan apa yang kau lakukan. Sekali lagi kau katakan omong kosong pada polisi, lihat saja apa yang terjadi pada adikmu,” ancam tn. Song.


Yeong Jae berlutut ketakutan dan mengiyakan. tn. Song kemudian mengeluarkan beberapa lembar uang dan memberikannya pada Yeong Jae.

--



Tengah malamnya, tn. Song pergi ke klub malam. Dia sudah sangat mabuk hingga memberitahu pada wanita penghibur yang menenaminya kalau dia membunuh karyawannya dengan tag name yang di kenakan pekerjanya tersebut. tn. Song sangat puas dengan yang dilakukannya dan merasa bangga. Dia bahkan mengalungkan tag name itu di leher wanita penghibur tersebut sebagai hadiah.

--




Det. Pyo menemui Kep. Choi dan memberikan sebuah dokumen. Itu adalah dokumen untuk analisis darah milik Kim Yeong Nim. Det. Pyo menjelaskan pada Kep. Choi kalau Jeong Yeong membuat pengajuan ke Layanan Forensik Nasional. Tapi, siapa itu Kim Yeong Nim?

“Bukan urusanmu,” jawab Kep. Choi, tajam. “Bagaimana kasus Ketua Jeon?”

“Di urus dengan baik sesuai perintah Anda.”


“Cepat selesaikan,” perintahnya.

“Baik, pak.”

Begitu det. Pyo keluar, muka Kep. Choi menjadi pucat. Dia tahu kasus mengenai Kim Yeong Nim.

--


Chang Gyu menunjukkan foto Mo Tak pada Hang Gyu. Hang Gyu memerintahkan Chang Gyu untuk segera menyingkirkan Mo Tak dan jangan melibatkan polisi karna dia yakin Kep. Choi tidak akan tinggal diam jika mereka mengusik bawahannya lagi.

“Kita akan jerat dia dengan berbagai alasan agar kita bisa mengendalikannya. Untuk saat ini, tangkap Ga Mo-tak,” perintah Hang Gyu.

“Lalu bawa dia kemari?” tanya Chang Gyu.


“Kau pikir kita ada di mana? Untuk apa dibawa kemari? Kalau saja kau bukan adikku…” kesal Hang Gyu dan mencubit pipi Chang Gyu dengan keras. “Kurung di gudang penyimpananmu. Aku harus melihatnya mati di depan kedua mataku. Kerja yang benar. Jika reservoir ini terekspos, lupakan saja pembangunan ulang ICT ketiga dan status kepresidenannya.”

“Presiden? Wali Kota Shin akan menjadi presiden?”

“Tentu. Kau pikir kita lakukan semua ini hanya untuk dapatkan Jungjin?”

“Apa kita akan pindah ke Gedung Biru?” tanya Chang Gyu, bersemangat.

--


Jang Mul mengunjungi kedai mie Eonni. Dia protes karna mereka memperlakukannya seperti detektif pribadi untuk mencari tahu latar belakang Noh Hang Gyu. Walau begitu, dia tetap membantu mereka. Mae Ok memberitahu Jang Mul kalau mereka bahkan membaca pikiran orang dengan kekuatan Counter mereka dan itu membuatnya khawatir jika Yung tahu, mereka akan di singkirkan.


“Dua bersaudara itu bertahan hidup dengan cara kotor, bahkan bagi anak yang tumbuh tanpa orang tua dan hidupnya kurang beruntung,” ujar Jang Mul, memberitahu hasil penyelidikannya mengenai Noh bersaudara.

“Ini sulit dipercaya. Bagaimana bisa orang dengan 11 jenis tuntutan menjadi direktur eksekutif Taesin?” tanya Mae Ok, membaca dokumen pemberian Jang Mul.

“Mereka temukan penguasa sukses. Ini Cho Tae-sin,” jawab Jang Mul sambil menunjukkan foto Tae Sin. “Cho Tae-sin, pria ini. Dia luar biasa. Dia bandar narkoba.  Ya, kemudian dia bersihkan semuanya, dia mendandani dirinya dan menunjukkannya pada dunia. Lalu Cho Tae-sin mengambil alih sebuah firma konstruksi, dan Noh Hang-gyu dapatkan perusahaan barang dan layanan. Lalu di tahun berikutnya, secara tiba-tiba, Jungjin penuh dengan pembangunan ulang.”

“Tiba-tiba?”


“Tiba-tiba. Aneh, bukan? Ada seseorang yang menjamin mereka.”

“Siapa? Shin Myeong-hwi.”

“Ya, itu benar.  Shin Myeong-hwi adalah kepala dari kota ini waktu itu. Teka-tekinya kini terjawab, 'kan? Mereka jadikan Taesin Group sebagai kedok, tapi mereka mengoperasikan 11 perusahaan lainnya dengan bos palsu, sementara dia menjual narkoba. Ini perusahaan palsu tempat mereka cuci uang untuk dijadikan dana gelap,” jelas Jang Mul.

“Ada artikel tentang ini di tahun 2014. Penyelidik mulai menginvestigasi dana gelap milik Taesin, tapi baik artikel maupun kasus itu lenyap begitu saja,” beritahu Ha Na.

“Mereka mengusik pihak penyelidik?” tanya Jang Mul, karna dia tidak mengetahui informasi tersebut.


“Penyelidik penanggung jawab investigasi tersebut muncul di TV sebagai pengacara Song. Dia anggota tim kuasa hukum Taesin.”

“Bagaimana kau tahu?”

“Perusahaan Song Man-ho, Firma Konstruksi Dajeong… dulunya milik ayahku. Seluruh perusahaan ini dirampas dari pemiliknya, seperti ayahku. Mereka keringkan dana dengan menghentikan subkontraktor, dan berikan pinjaman,” jelas Ha Na. “Sehari setelah pelunasan, CEO-nya dituntut atas penipuan, mengambil alih, dan membuat orang-orang ini mengelolanya.”

Mae Ok baru tahu itu dan tidak menyangka kalau hal seperti ini terjadi pada keluarga Ha Na.



Ketika mereka masih sibuk membahas hal itu, mereka malah kedatangan tamu yang tidak di undang. Yaitu Noh Chang Gyu dan para antek-anteknya. Jang Mul tidak suka melihat mereka dan menggerutu kesal kalau sepreti inilah kelakuan Taesin Grup yang termasuk salah satu dari 50 grup ternama di Korea dan berada 3 peringkat di atas perusahaannya.


Mae Ok menanyakan pada Mo Tak yang mana orang yang sudah menusuk Mo Tak? Mun langsung menunjuk yang mana Chang Gyu. Dan Mo Tak menunjukan semua luka tusukan yang ada di tubuhnya.



Semua berkumpul di depan kedai dan Chang Gyu masuk dengan congkaknya memanggil Mo Tak. Hanya dengan satu serangan dari Mae Ok, tubuh Chang Gyu langsung terlempar keluar kedai. Semua antek-anteknya langsung ketakutan karna Chang Gyu bisa di kalahkan oleh seorang ahjumma tanpa bisa melawan sedikitpun.

Jae Cheol mencoba menyerang dengan menunjukkan pisaunya. Tapi, dengan mudahnya, pisaunya di patahkan sama Jang Mul. Makin ketakutanlah semuanya dan tidak ada satupun yang berani maju membantu Chang Gyu.



Mae Ok ingin menghapus ingatan mereka semua, tapi Mo Tak dan Ha Na merasa itu tidak perlu. Karna walau sudah di hapus pun, mereka yakin para preman yang seperti kecoak ini, akan terus kembali.

“Jika kau datang lagi kemari, akan kutarik lidahmu dan melilitkannya di lehermu. Kau tahu segila apa orang yang kehilangan hidupnya, bukan?” peringati Mo Tak. “Kau masih tak paham? Aku bukan diriku tujuh tahun yang lalu, Berengsek. Kau tak bisa menusukku dengan mainan seperti ini.” ujarnya sambil mencengkeram tangan Chang Gyu dan memelintirnya.

Ketika dia melakukan itu, tanpa sengaja, dia melihat sedikit ingatan Chang Gyu saat berbicara dengan Hang Gyu mengenai tn. Shin yang ingin menjadi presiden.


Chang Gyu beneran ketakutan dan akhirnya semuanya kabur terbirit-birit. Chang Gyu sangat takut kalau Mo Tak akan menghancurkan rencana mereka.


Setelah para preman pergi, mereka melanjutkan rapat. Mo Tak memberitahu apa yang dilihatnya, yaitu tn. Shin yang mengincar posisi presiden. Jang Mul berdecak tidak percaya tapi hal itu bukannya mustahil untuk di capai tn. Shin karna peringkat tn. Shin paling tinggi. tn. Shin punya reputasi yang bagus di masyarakat dan tidak ada yang tahu perbuatan liciknya. Mun tidak bisa membiarkan itu dan menyarankan agar mereka mengekspos kebusukan tn. Shin.

Mo Tak memberitahu hal lain yang dilihatnya di ingatan Chang Gyu. Mereka berusaha membunuhnya karna reservoir. Jika reservoir itu terungkat, kepresidenan dan kontrak pembangunan ulang ICT ketiga akan gagal. Tapi, Mo Tak tidak ingat apapun mengenai reservoir. Ha Na menduga kalau itu mungkin tempat mereka menyembunyikan mayat Kim Yeong Nim.



Mun teringat sesuatu. Di buku catatan ayahnya ada tulisan : Reservoir, 3795D123 61 R33L1. Dia segera menunjukkannya pada yang lain.

--




Kep. Choi menemui tn. Shin, Tae Sin dan Hang Gyu di bar VIP. Begitu tiba, dia melaporkan kalau Ji Cheong Sin membawa buku itu. Tae Sin langsung berteriak frustasi. Dia beneran kesal karna mereka sudah menggenggam Jungjin dan hampir menguasi Korea, tapi Kep. Choi mengacaukan semuanya.

Kep. Choi mengabaikan Tae Sin dan hanya bicara pada tn. Shin. Dia menyerahkan sebuah dokumen sambil berujar kalau Ga Mo Tak sedang bersiap untuk memulai sesuatu. Tae Sin segera mengambil dokumen yang di berikan Kep. Choi dan melihat isinya. Kep. Choi memberitahu tn. Shin kalau itu adalah dokumen sampel darah tersangka di kasus pembunuhan Kim Yeong Nim. Dia sudah menghentikan analisis darahnya di Layanan Forensik Nasional dan memerintahkan mereka untuk membakar sampelnya.


Tae Sin benar-benar cemas dan memastikan kalau mereka tidak akan ditangkap atas perbuatan mereka pada Kim Yeong Nim kan? Kep. Choi mengiyakan. Jawaban itu membuat Tae Sin menghela nafas lega. Dan meluapkan perasaan cemas tadi pada Hang Gyu. Dia marah karna Hang Gyu bilang kalau Mo Tak sudah mati, tapi buktinya, belum.


Chang Gyu yang baru tiba, melihat dari sela pintu kalau kakaknya di pukuli hingga kepalanya berdarah. Dia sangat marah dan tidak jadi masuk ke dalam. Demi kakaknya, Chang Gyu ingin membunuh Mo Tak. Karna itu, dia menelpon Jae Cheol.

tn. Shin menanyakan pada Kep. Choi mengenai Cheong Sin. Kep. Choi memberitahu kalau Cheong Sin sudah masuk ke dalam daftar buron. Mereka tidak bisa menutupinya karna media sudah meliput. Tae Sin malah menggerutu kesal karna dia menyuruh Sang Pil membereskan Cheong Sin, tapi malah dia yang mati terbunuh.


“Biarkan media meliputnya. Ji Cheong-sin si pembunuh berantai. Buat berita ini meledak. Semakin warga takut, semakin bagus. Dia harus segera ditangkap. Tidak hidup-hidup. Bunuh dia,” ujar tn. Shin, memutuskan dan memberi perintah pada Kep. Choi.

“Ya, Pak.”

--



Jeong Yeong sedang berusaha menghubungkan semua kasus dari So Gwon hingga ke tn. Jeon yang semuanya berkaitan dengan pembunuh bayaran, Ji Cheong Sin. Jika mereka semua di bunuh pembunuh bayaran, pasti ada kaitan dia balik kematiannya. Siapa dan mengapa orang itu menyuruh Ji Cheong Sin membunuh? Itu jawaban yang harus Jeong Yeong temukan.

--


Berita mengenai Ji Cheong Sin sudah masuk ke dalam berita. Wajahnya sudah di tunjukan di semua media dan makin sulit baginya untuk bersembunyi.


Ketika dia sedang berbelanja di minimarket, kasir minimarket sedang melihat berita. Tentu saja, saat melihat wajah Cheong Sin, kasir itu menjadi ketakutan. Dia menundukkan wajah dan berpura-pura tidak mengenali Cheong Sin. Dia berusaha secepat mungkin untuk menyelesaikan belanjaan Cheong Sin.

Cheong Sin sadar kalau kasir itu mencurigainya, jadi dengan kekuatan psikokinesisnya, dia mengunci pintu minimarket dari dalam. Kebetulan sekali, hanya dia pengunjung.


Untunglah nyawa si kasir masih cukup panjang karna tiba-tiba segerombolan anak SMA datang untuk berbelanja. Anak SMA itu menggedor pintu meminta agar di buka. Dan mereka adalah Hyeok U and the gang. Akhirnya, dengan kekuatannya, Cheong Sin membuka kembali pintu dan bergegas pergi. Kasir itu juga sangat ketakutan hingga tidak berani bersuara sedikitpun.


Ketika mau keluar, Cheong Sin berpas-pasan dengan Hyeok U. Dan roh jahat yang ada di tubuhnya, berujar di kepalanya kalau Hyeok U adalah bagian dari mereka.

“Sampai jumpa,” ujarnya pada Hyeok U sambil tersenyum lebar.

Hyeok U hanya memandanginya dengan tatapan heran.

--




Mun melakukan rutinitasnya, berlari pagi dengan mengenakan earphone.  Ha Na yang melihat itu, menegurnya untuk tidak berlari dengam menutupi telinga seperti itu karna berbahaya. Ji Cheong Sin sudah melihat wajah Mun dan mungkin sudah tahu wajahnya, jadi harus lebih berhati-hati.

Ha Na juga memberikan Mun alat komunikasi mereka. Mun malah berkata menantang kalau dia menunggu kemunculan Cheong Sin. Ha Na menegurnya untuk tidak bertindak gegabah.

--



Seseorang diam-diam menempelkan alat pelacak di bawah mobil Mo Tak. Setelah memasangnya, dia melapor pada Jae Cheol.

--


Team kedai mie Eonni akan pergi ke daerah Songwon, tepat di sebelah Jungjin. Dulunya, Songwon adalah bagian dari Jungjin tapi pecah di tahun 2013. Mereka ke sana karna itu adalah lokasi video yang di ambil ayah Mun dan yang di foto Mo Tak dulu, 7 tahun yang lalu.



Ketika dalam perjalanan, Ha Na tiba-tiba mendapatkan penglihatan roh jahat. Kali ini, roh jahat yang dilihatnya adalah yang merasuki tn. Song, pamannya. Level 2.

Di penglihatannya, tn. Song sedang memukuli seseorang dan bahkan mematahkan kakinya. Jika mereka tidak segera bergegas, tn. Song akan membunuh orang.

--




Di Yung, semua sedang bersantai. Wi Gen dan Gi Ran bermain baduk. U Sik menyusun menara. Soo Ho menata rak.




Sementara itu, sebuah truk mengikuti mobil Mo Tak dengan kecepatan tinggi. Truk itu menabrak mobil Mo Tak dan mendorongnya hingga ke sebuah gudang kosong!




Semua yang ada di Yung langsung kesakitan seperti mengalami serangan jantung.




Pengemudi truk itu adalah Chang Gyu dan Jae Cheol. Dia sangat puas dan keluar untuk memotret mobil yang sudah remuk sambil bersiul. Dan tiba-tiba saja, pintu mobil terhempas. Semua yang ada di dalam mobil, keluar hidup – hidup.




  

Post a Comment

Previous Post Next Post