Hello, bagi yang
mau membaca Go Go Squid 1, bisa baca di sini (klik di sini)
Sinopsis C-Drama - Dt.Appledog's Time (Go Go
Squid 2) E01
Hari ini adalah babak terakhir
Liga Pertarungan Robot Tiongkok 2017. MC memandu acara dan menunjukkan kedua
robot mobil yang akan bertanding malam ini. Robot mobil pertama yang mempunyai
senjata tajam berbentuk bundar dengan ujung yang tajam, Tornado, adalah milik
finalis bernama Ai Qing. Ai Qing dulunya adalah anggota tim SOLO dan telah
memenangkan kejuaraan nasional. Robot
mobil kedua adalah robot yang berbentuk sederhan dan kelihatan tidak memiliki
senjata tajam seperti Tornado, Nobody, adalah milik finalis bernama Wu Bai.
Hari saat itu sedang hujan
deras. Wu Bai dengan code name DT, tiba di gedung pertandingan
sambil memakai jas hujan hitam. Dia datang dengan di temani oleh 2 orang
anggotanya, Ling Shan (code name 97) dan Zhou Yi (code name One).
Sementara itu, lawannya Ai Qing
(code name Appledog) sedang terjebak macet. Sadar kalau dia bisa terlambat
jika menunggu, Ai Qing memutuskan untuk berlari saja menuju gedung
pertandingan. Kopernya sudah sedikit rusak dan terbuka, sehingga Ai Qing
merekatkannya dengan menempelkan hansaplast.
Pihak penyelenggara menyambut
Wu Bai dan anggotanya dan mengarahkannya ke ruang ganti mereka. Saat menuju
ruang ganti, tanpa sengaja, Wu Bai mendengar seorang petugas sedang menelpon
dan melaporkan kalau Ai Qing kelihatannya sedang terjebak macet dan entah bisa
tiba tepat waktu atau tidak.
Mendengar hal itu, tanpa pikir
panjang, Wu Bai segera memberikan tasnya pada 97 dan berlari keluar dengan
membawa payung yang tersedia di gedung. Dia akan pergi mencari Ai Qing.
Ai Qing sedang sial. Saat
hampir tiba di gedung, seseorang menyenggol bahunya dengan keras hingga membuat
kopernya terjatuh dan terbuka. Isi kopernya, sebuah remote, terjatuh ke dalam
lubang selokan. Ai Qing mengulurkan tangan ke lubang tersebut untuk mengambil
remotenya, tapi karna hujan, aliran air selokan membuat remotenya terseret
menjauhi lubang.
Di saat yang tepat, Wu Bai tiba
dengan payungnya dan menawarkan bantuannya.
--
Para penonton mulai cemas karna
pertandingan belum juga dimulai.
Wu Bai akhirnya kembali bersama
Ai Qing tanpa berhasil mengambil remote controlnya yang terjatuh tadi. Keduanya basah kuyup. Pihak penyelenggara yang sudah menanti
dengan cemas, segera menyuruh semuanya untuk segera bersiap.
97 sempat berkomentar heran
melihat Wu Bai yang basah kuyup padahal pergi dengan membawa payung. Wu Bai
tidak menjawab komentarnya dan hanya menyuruh 97 untuk membawakan handuk
untuknya.
Ai Qing mendekati Wu Bai dan
berterimakasih atas bantuannya. Dia juga mengulurkan tangan sembari memberitahukan
nama dan code namenya. Wu Bai memegang sedikit ujung tangan Ai Qing dan balas
memperkenalkan nama dan code namenya.
--
Pertandingan akhirnya dimulai,
Sangat sengit dan seru. Kedua
robot mobil saling beradu menghindari rintangan yang ada sembari saling
menjatuhkan sama lain. Selama pertandingan, Wu Bai sering sekali melihat Ai
Qing. Dia ternyata sudah ternyata sudah menunggu selama 7 tahun agar bisa
berdiri melawan Ai Qing dan bukan hanya duduk di kursi penonton. Yap, Wu Bai
mencintai Ai Qing dan ingin menjadi setara dengannya.
Walau menyukai Ai Qing, Wu Bai
tidak menyerah ataupun mengarah dalam pertandingan. Dia tetap berusaha
menunjukkan kemampuan terbaiknya. Ketika mobil robot Ai Qing hendak
menyerangnya dengan senjata yang ada di robotnya tersebut, Wu Bai mengeluarkan
senjata rahasia yang dimiliki robot mobilnya. Jadi, bagian mobil robotnya bisa
terbuka. Sehingga, saat Ai Qing menyerang dari depan, dia membuka bagian depan
secara tiba-tiba hingga membuat mobil robot Ai Qing terlempar. Robot mobil Ai Qing
terbalik, tapi Ai Qing mampu memanfaatkan serangan robot Nobody selanjutnya
hingga membuat robot Tornado miliknya, bisa kembali ke posisi.
Serangan tiba-tibanya itu
membuat Wu Bai mendapat skor yang tinggi. 97 bahkan menyuruh Wu Bai untuk tidak
bertarung dengan Ai Qing lagi karna mereka sudah pasti akan menjadi juaranya.
Wu Bai tidak mau dan tetap melanjutkan pertarungan dengan Ai Qing. Dia akan
melakukannya dengan serius hingga saat terakhir.
Tornado sempat memojokkan
Nobody, tapi Nobody berhasil membalikkan keadaan di detik terakhir. Kedua robot
terlempar karna taktik Nobody dalam menangkis serangan Tornado. Sekarang, yang
bisa menjadi pemenang adalah robot mobil mana yang bisa kembali memulihkan
kemampuan mobilitasnya terlebih dahulu.
Tornado masih bisa bergerak.
Sementara Nobody masih terbalik. Tapi, dengan kepintarannya, Nobody menggunakan
bagian depan mobilnya yang bisa terbuka, untuk mendorong sendiri agar membalik.
Di detik terakhir, Tornado juga mendadak mati. Sehingga, pemenangnya adalah Wu Bai.
Ai Qing menatap ke arah Wu Bai
begitu pertandingan berakhir. Dia bersikap suportif dengan memberikan semangat
pada Wu Bai yang menjadi pemenang dan bisa mewakili tim Tiongkok pergi ke
Singapura mengikuti pertandingan. Dia menasehat Wu Bai agar tidak mempermalukan
Tiongkok (maksudnya, agar jangan kalah). Wu Bai mengiyakan.
Wu Bai kemudian di panggil naik
ke atas panggung untuk menerima piala dan medali-nya.
Ai Qing yang sudah selesai
bertanding, dihampiri oleh temannya, Hua Ti. Hua Ti adalah anggota komite dan
dia ingin menanyakan pendapat Ai Qing mengenai pertandingan hari ini. Ai Qing
sebenarnya sedikit menyesal karna kalah dalam pertandingan hari ini. Hua Ti
protes karna menurutnya tidak ada yang perlu di sesali, toh Ai Qing sudah
pernah dua kali juara se-Asia dan itu sudah sangat hebat.
Ai Qing merasa sedikit malu
karna kalah dari orang baru. Dia juga jadi penasaran mengenai siapa Wu Bai? Hua
Ti memberitahu kalau Wu Bai sekarang masih kuliah di luar negeri dan selagi
liburan musim panas, dia kembali dan mencari klub. Membentuk tim. Kemampuan Wu
Bai sangatlah hebat sehingga tidak memalukan jika Ai Qing kalah darinya. Hua Ti
tau kalau penyesalan Ai Qing adalah gagal untuk ikut serta dalam Kejuaraan
Asia. Tapi, untuk hal itu, dia bisa membantu. Karena, dalam Kejuaraan Asia hari
ini, dia adalah pemimpian grup perwakilan Tiongkok. Dia menawarkan Ai Qing
untuk ikut bergabung dengan DT sebagai wakil ketua.
Ai Qing merasa kalau untuk hal
itu, mereka harus menanyakan pendapat Wu Bai terlebih dahulu. Hua Ti menjawab kalau
Wu Bai tidak akan keberatan karna tujuan mereka berdua kan sama, yaitu demi
Tiongkok mendapat juara pertama di pertandingan international. Ai Qing menolak
tawaran tersebut.
Sebenarnya, Ai Qing sudah tahu
cara lain baginya ikut berpartisipasi dalam Kejuaraan Asia kali ini. Dia akan
mengikuti pertandingan kecepatan. Karna menjadi Juara Kecepatan Tunggal sama
juga bisa ikut pertandingan. Hua Ti speechless
karna Ai Qing ternyata tidak menyerah dan sudah memikirkan rencana ke
depannya. Keren!
Saat keluar dari gedung
pertandingan, Ai Qing menatap ke langit dan lampu yang berkelap kelip. Dia
sadar kalau kemampuan generasi baru tidak bisa diremehkan. Dan dia akan
mengingat nama Wu Bai. Semoga Wu bai bisa membawa pulang Piala Kejuaraan Asia.
Ai Qing tidak sadar bahwa
begitu sesi foto berakhir, Wu Bai segera berlari keluar untuk mencarinya.
Sayangnya, Ai Qing sudah tidak ada.
Flashback,
Han
Shangyan, paman Wu Bai, pernah menasehati Wu Bai.
“Wu
Bai, ingatlah. Ai Qing adalah pacar Solo (nama : Wang Hao). Wu Bai, jangan kira
aku tidak tahu alasan kenapa kau mengambil nama DT,” ujar Shangyan.
Tapi,
Wu Bai mengabaikannya dan berjalan meninggalkannya.
End
--
di Singapore,
Dengan kemampuannya sendiri, Ai
Qing bisa ikut serta dalam Kejuaraan Asia. Dia pun menginap di hotel yang sama
seperti Wu Bai dkk. Saat tiba di hotel, dia menelpon Hua Ti. Hua Ti memberitahu
kalau mereka menunggu di kamar no. 1206.
Resepsionis memberikan kunci
kamar pada Ai Qing dan juga kalung bunga sebagai ucapan selamat datang ke hotel
mereka.
Dengan kunci kamar yang
dimiliknya, Ai Qing membuka kamarnya dan meletakkan barang-barangnya. Baru
kemudian, dia pergi ke kamar 1206. Saat itu, yang membuka pintu adalah Wu Bai
yang bertelanjang dada karna baru selesai mandi.
Flashback
Saat
pertemuan pertama mereka, 97 kembali membawa handuk untuk Wu Bai. Melihat
ekspresi wajah Wu Bai, 97 ngerti kalau handuk itu untuk Ai Qing, jadi dia
memberikannya pada Ai Qing. Ai Qing berterimakasih, tapi tiba-tiba saja Wu Bai
menundukkan badan. Alasannya karna dia melihat ada hansaplast yang tertempel di
sepatunya dan dia ingin mencabutnya. Tapi, Ai Qing salah paham dan berpikir
kalau Wu Bai ingin dia mengeringkan rambutnya.
Jadi,
dengan polosnya, Ai Qing menggunakan handuk pemberian 97 dan mengeringkan
rambut Wu Bai. Wu Bai terkejut dan berdiri sembari menunjukkan hansaplast yang
dicabutnya. Ai Qing langsung sadar kalau dia sudah salam paham. Suasana menjadi
canggung sesaat.
End
Keduanya saling menyapa. Wu Bai
mengira Ai Qing datang untuk menonton pertandingan. Ai Qing menjawab kalau dia
datang untuk ikut pertandingan kecepatan. Dengan canggung, Wu Bai menyuruh Ai
Qing untuk masuk.
97 yang usil, malah menarik
handuk yang menutupi bagian bawah tubuh Wu Bai. Untungnya, Wu Bai udah pakai
celana. Tentu saja, suasana jadi canggung lagi. Wu Bai pamit kembali ke kamar
untuk berpakaian. 97 juga ikutan pamit dengan alasan ada urusan.
Ketika di tinggal sendirian, Ai
Qing melihat di atas meja ada laptop yang menyala dan menampilkan pertandingan
team SOLO, team Ai Qing dulu. Saat Ai Qing mau melihatnya, Wu Bai sudah kembali
dan segera menutup laptop. Ai Qing tersenyum sembari bertanya apakah Wu Bai
menyelidikinya? Wu Bai mengalihkan pandangan dan menjawab kalau itu untuk
pertandingan. Data video.
Untunglah, 97 kembali bersama
Hua Ti yang baru kembali dari membeli buah. Karna kejadian tadi, memilih
menghindar dengan mengajukan diri mencuci buah. Dia dan 97 yang akhirnya
mencuci buah. 97 tahu perasaan Wu Bai yang menyukai Ai Qing dan menggodanya
untuk berjuang mendapatkan Dewi-nya.
97 mau mencuci apel, tapi Wu
Bai merebutnya dan menyuruh 97 untuk mencuci pisang saja. 97 yah bingung,
pisang mau nggak usah di cuci. Tinggal kupas kulitnya dan makan isinbya. Tapi,
karna Wu Bai melotot padanya, 97 pun tidak komentar lagi dan membiarkan Wu Bai
mencuci apelnya.
Wu Bai menatap apel di
tangannya dan tersenyum. Dia mengingat saat 7 tahun lalu melihat Ai Qing
berdiri di panggung bersama team SOLO, menerima piala. Dia menghabiskan 7 tahun
agar berhak berdiri di sisi Ai Qing. Sejujurnya, karna Ai Qing lah, maka Wu Bai
memilih masuk ke industri ini.
--
Malam hari,
Ai Qing membaca komentar
netizen mengenai pertandingannya. Isinya kebanyakan negatif yang menyebut
kemampuannya sudah tidak seperti dulu lagi. Semua komentar negatif itu, membuat
Ai Qing menjadi bertanya-tanya, haruskah dia benar-benar pensiun?
Ketika dia tengah bimbang,
terdengar suara letupan kembang api di langit. Dia pun pergi ke balkon kamar
untuk melihatnya. Setelah itu, dia memutuskan untuk berjalan – jalan di tepi
pantai.
Dia menemukan dua ekor anak
kucing yang sedang tiduran bersama di tepian pantai. Melihat kedua anak kucing
tersebut, dia menjadi bertanya-tanya, apakah kedua kucing itu bersaudara,
kakak-adik atau pasangan kekasih?
“Pasangan kekasih,” jawab Wu
Bai yang juga sedang berjalan-jalan.
Mereka pun berbincang berdua
membahas mengenai hubungan kedua anak kucing tersebut. Wu Bai menjawab kalau
kucing itu satunya jantan, satunya betina. Dan mereka juga berbeda spesies,
jadi mereka bukan dari orang tua yang sama. Ai Qing mengajukan berbagai
pertanyaan dan menyimpulkan kalau kedua kucing ini bisa saja adalah saudara
berbeda spesies. Wu Bai tertawa kecil mendengarnya.
Ai Qing tampak sedikit terhibur
setelah berbincang dengan Wu Bai. Dia juga mencoba bermain dengan kucing. Wu
Bai mengajarinya cara membelai kucing dan memegangnya dengan benar agar kucing
merasa nyaman. Ketika sedang menggendong kucing, kucingnya tiba-tiba melompat
hingga membuat keduanya refleks melompat menangkapnya.
Wu Bai berdiri dan menawarkan
diri untuk menarik Ai Qing berdiri. Wu Bai sebenarnya ingin mengungkapkan
perasaannya, tapi tiba-tiba saja, pandangannya menjadi buram dan dia sulit
menjaga keseimbangan dan terjatuh menimpa Ai Qing.
Ai Qing sedikit terkejut dan
menanyakan keadaan Wu Bai. Wu Bai berbohong kalau dia baik-baik saja dan
mungkin terlalu tegang memikirkan pertandingan.
Mereka lanjut jalan-jalan. Ai
Qing menanyakan apa yang ingin Wu Bai katakan tadi, tapi Wu Bai berkata bukan
apa-apa. Sebagai gantinya, dia mengajak Ai Qing pergi ke tempat latihan
menembak besok, sebelum pertandingan. Ai Qing setuju.
--
Esok harinya,
Ai Qing menunjukkan kemampuan
menembaknya. Dia benar-benar lihai dan hebat. Dari semua tembakan yang di
tembakannya, semuanya mengenai titik tengah. Selanjutnya, giliran Wu Bai. Ai
Qing mengajak taruhan. Yang kalah, yang akan membayar latihan ini.
Wu Bai mencobanya. Dia lumayan
hebat walaupun meleset beberapa kali. Ai Qing memperhatikannya dari belakang
dan melakukan penilaian. Dia menilai Wu Bai sebagai orang yang fokus dan
tenang. Itu semua kualitas yang paling dibutuhkan untuk pertandingan. Dia bahkan
bisa membandingkan, dibanding dirinya, Wu Bai lebih memiliki potensi memimpin
tim AD dan membawa Tiongkok ke Liga Pertarungan Robot yang lebih maju
kedepannya.
Di tengah-tengah sesi menembak,
lagi-lagi, pandangan Wu Bai menjadi buram. Dia harus memenjamkan mata beberapa
saat sebelum padangannya kembali jelas dan dia bisa menembak.
Hasil dari tembakannbya ada 2
yang meleset. Dia kalah. Ai Qing tersenyum senang karna menang tipis.
“Wu Bai, apakah kau berniat
bergabung dengan timku?” tanya Ai Qing. “Kau tidak perlu menjawabnya sekarang.
Pikirkan dulu baik-baik.”
“Baiklah.”
--
Dalam perjalanan kembali ke
hotel, Wu Bai membelikan Ai Qing sebuah ice cream. Ai Qing memuji postur
menembak Wu Bai tadi sangat profesional. Dia penasaran, apakah Wu Bai pernah
berlatih? Wu Bai hanya menjawab kalau dia tidak mengembangkan kemampuannya
dengan baik.
Wu Bai tiba-tiba menanyakan
alasan kenapa team SOLO bubar? Ai Qing heran karna masih banyak orang yang
menanyakan hal ini padahal sudah lama berlalu. Dia menyuruh Wu Bai untuk jujur,
apakah dia masuk ke dalam industri ini karena mengagumi team SOLO? Dia ingin
tahu siapa idola Wu Bai. Wang Hao? Hang Shangyan? atau dirinya?
“Sudahlah, aku tidak akan
menggodamu lagi,” ujar Ai Qing melihat Wu Bai yang sulit menjawab. “Sebenarnya,
kau sudah pernah melihat di internet, di berita gosip dan catatan sejarahnya
kan? Kau cari saja penjelasan yang masuk akal, percaya saja itu.”
Wu Bai mengangguk. Dia kemudian
mengalihkan topik dengan bertanya, apakah Ai Qing pernah memainkan alat yang
dibawahnya ada kipas angin besar. Dia mengajar Ai Qing untuk mencobanya.
Jadi, ketika berdiri di atas
laat itu, angin kencang mengalir dari bawah. Terasa menyejukkan.
Saat ini, aku sangat berharap dalam hati, cahaya mentari ini,
anak muda yang gembira dapat mengatasi semua rintangan. Tidak menerima
kegagalan. Sampai berdiri di puncak dunia. Mewujudkan impian generasi kita yang
belum tercapai, meraih juara dunia pertama untuk Tiongkok.
--
Pertandingan Kejuaraan Asia
akan segera dimulai,
Ai Qing menerima daftar grouping arrangements. Dia sedikit
protes pada Hua Ti karna 3 grup tuan rumah pertandingan ini mendapat lawan yang
mudah, sementara dia, mendapat lawan yang adalah juara tahun lalu. Dia protes
karna tuan rumah begitu terang-terangan melakukan ini.
Wu Bai ternyata mendengarkan
dari jauh dan mengirim pesan ke seseorang. Dia melaporkan kalau tuan rumah
pertandingan mencurigakan.
Hua Ti mau protes sama tuan
rumah, tapi Ai Qing menghentikannya. Dia tidak ingin karnanya, hal ini bisa mempengaruhi
seluruh tim. Wu Bai yang mendengarkan jadi ingin langsung menelpon orang yang
dikiriminya pesan. Tapi, sebelum dia menekan tombol call, dia mendengar Ai Qing
yang memberitahu Hua Ti alasannya bermain pertarungan robot. Itu karna dia
pernah melihat artikel di forum international yang judulnya tercantum
pertandingan kompetitif Tiongkok bukan apa-apa.
Tapi, lihatlah sekarang, mereka tidak berani satu grup dengan mereka.
Walaupun lawannya tidak di ganti, dia akan tetap meraih juara!
Ucapan penuh tekad Ai Qing
tersebut, membuat Wu Bai mengurungkan niatnya.
--
Dan seperti yang dikatakan Ai
Qing, dengan kemampuannya dan robot balapnya, Ladybug, Ai Qing berhasil menuju
ke final. Di pertandingan terakhir, lawannya adalah team dari Malaysia.
Pertandingan berlangsung sengit.
Dia harus fokus menghindari
rintangan dan juga serangan musuh sambil terus melaju kencang menuju garis
finish. Dan pada akhirnya, dialah yang menjadi pemenang!
Wu Bai juga memulai
pertandingannya. Dia sangat hebat dan bisa mengalahkan lawannya dengan mudah.
Ai Qing juga sangat bangga dengannya dan bertepuk tangan meriah untuknya.
Akhirnya, Wu Bai pun melaju ke babak final.
Pertandingan final Wu Bai akan
di adakan besok.
--
Saat di dalam kamar hotel, Wu
Bai sedang menelpon seseorang. Orang yang ditelepon memberitahu kalau dia sudah
mengaturkan rumah sakit untuk Wu Bai dan menyuruhnya untuk segera membeli tiket
pesawat dan kembali.
“Aku masih ada urusan di sini,
masih belum selesai. Mataku tidak ada masalah untuk sementara waktu,” jawab Wu
Bai.
Pas sekali, 97 baru keluar dari
kamarnya dan mendengar Wu Bai yang menelpon di ruang tamu kamar hotel.
Orang yang ditelepon memarahi
Wu Bai. Dia tahu kalau di pertandingan mata Wu Bai kabur. Pokoknya, dia ingin
Wu Bai segera membeli tiket pesawat.
“Kamu tidak buta. Aku yang
segera buta,” ujar Wu Bai. “Sudah tujuh tahun. Menjadi juara dunia adalah
impiannya. Aku ingin mewujudkannya untuknya.”
“Masih ada kesempatan di
pertandingan. Matamu tidak bisa menunggu. Begini saja, aku akan memesankan
tiket pesawat besok lusa. Aku janji tidak akan memberitahu kakekmu. Tapi, kamu
cepatlah kembali,” ujar si penelpon dan tanpa menunggu jawaban Wu Bai, dia
memutuskan telepon.
Begitu Wu Bai selesai menelpon,
97 menghampirinya dan ingin tahu mengenai apa yang terjadi pada matanya.
“Varises orbital. Meskipun
belum sampai ke tahap yang paling parah, tapi aku sudah mulai mengalami
kebutaan intermitten.”
“Kalau begitu, cepat lakukan
operasi.”
“Resiko operasi sangat tinggi,”
jawabnya. “Bantu aku merahasiakannya,” pintanya.
--
Wu Bai berjalan di
tengah cahaya lampu temaram.
Aku pernah bertanya pada orangtua ku saat kecil.
“Kenapa mata bisa melihat sesuatu?”
Orang dewasa bilang itu karna cahaya.
Setelah melewatinya begitu lama, aku mulai teringat
perkataan ini. Karena cahaya memasukkanya ke dalam mataku, membuatku melihat.
Jelas-jelas ini teori yang paling sederhana, tapi
aku malah merasa, tidak ada yang membuatku lebih tegang dan tersentuh dari ini.
Ai Qing muncul di
hadapannya dan tersenyum padanya. Senyuman yang begitu indah.
Wu Bai menutup matanya, cukup
lama. Dan saat dia membukanya kembali…
Tapi, malah prinsip yang sederhana ini
Ai Qing sudah tidak
ada.
juga bisa menjadi halangan yang sangat besar.
Langit sudah salah paham, aku bersedia menantang.
Tidak ingin menjadi orang biasa. Tapi, aku hanya ingin menjadi sederhana,
melihat dengan normal orang yang ku sukai saja.
Perlahan, dia
meneteskan air mata.