Sinopsis K-Drama : The
Uncanny Counter
Episode 16 part 01
Pertarungan antara tn. Shin dan
counter dimulai. Selama pertarungan, Mun bisa merasakan kalau roh jahat Cheong
Sin semakin kuat. Padahal, roh jahat itu hanya sendirian, tapi dia mampu
menjatuhkan empat orang counter. Dia bahkan mematahkan kaki Mun dan
menghajarnya habis-habisan.
Mo Tak segera membantu. Mae Ok
ingin segera menyembuhkan kakinya, tapi Mun menolak. Mun teringat saat berlatih
bersama Mo Tak, Ha Na dan Mae Ok. Saat itu, Mo Tak memberikan nasehat padanya :
Pada akhirnya, kami mungkin tidak
bersamamu. Kau paham maksudku kan? Shin Myeong Hwi adalah iblis murni. Kau
mungkin harus menghabisinya sendirian, Mun. Maka bangkit dan lawanlah, apapun
yang terjadi.
Sekarang demi menyelamatkannya,
semua berkorban nyawa. Mae Ok bahkan bilang kalau mereka bertiga sudah pernah
koma, jadi mereka rela mati lagi untuk Mun. Karna itu juga, Mae Ok mau
menyembuhkan kaki Mun walaupun itu berbahaya baginya yang sedang dalam kondisi
lemah dan terluka. Mun tidak mengizinkannya. Dia berterimakasih dan bersyukur
karna memiliki mereka, dan juga dia lebih nyaman dengan kakinya yang seperti
itu.
Mun memaksa berjalan dengan
menyeret kakinya. Hal yang sudah dilakukannya selama 7 tahun ini karna
kecelakaan itu. Dengan kekuatan dan tekadnya, Mun mampu mengangkat bebatuan
besar di sana dan melemparkanya pada tn. Shin. Semua sangat terkejut karena Mun
mampu mengontrol kemampuan psikokinesisnya.
tn. Shin terkena beberapa lemparan
batu besar dan itu membuatnya cukup terluka. Pada akhirnya, dia berhasil di
jatuhkan oleh Mun. Walau begitu, dia tampak tidak takut karna dia sudah
menyiapkan rencana lain. Dia sudah menculik kakek dan nenek Mun dan
mengurungnya di dalam mobil.
Mobil itu di gerakkan dengan
psikokinesisnya dan di berhentikan di tengah jalan. Sementara itu, sebuah truk
di ujung jalan, di gerakkan untuk menabrak mobil tersebut. Supir truk juga
ketakutan karna tidak bisa mengatur mobilnya yang bergerak sendiri. tn. Shin
menggunakan hal itu dan menyuruh Mun memilih : orang tuanya yang sudah mati
atau kakek neneknya yang masih hidup?
Mun sangat panik karna mobil itu di
bawa ke depan matanya agar dia bisa melihat kecelakaan itu dengan mata
kepalanya. Mo Tak dan Ha Na menyuruhnya tidak ragu karna mereka akan menolong
kakek dan nenek Mun. Keduanya berlari untuk menghentikan truk tersebut. Mo Tak
bertugas menahan truk sementara Ha Na mendorong mobil ke sisi jalan. Karna hal
itu diluar wilayah Yung yang dibuat Mun, mereka jadi kesulitan mendorong.
Apalagi di tambah dengan kekuatan psikokinesis roh jahat yang kuat.
Mun menguatkan hati dan percaya
kalau Mo Tak dan Ha Na akan mampu menolong kakek neneknya.
Di saat terdesak itu, Jang Mul
muncul untuk membantu.
“Aku percaya pada ahjussi, noona dan kebersamaan kami
sebagai team. Aku mempercayai mereka, keparaat!” teriak Mun.
Dia lanjut memanggil roh jahat ke
Yung. Tapi, tn. Shin tidak menyerah dan merubah wujudnya menjadi ibu Mun. Mae
Ok menjadi panik dan meminta Mun untuk tidak terpedaya. Mun sempat hampir
terkecoh, tapi hati dan kepercayaannya lebih kuat.
Setelah berbagai cobaan itu,
akhirnya Mun mampu memanggil roh jahat itu ke Yung. Dengan menghilangnya roh
jahat itu, kekuatan psikokinesisnya pun menghilang dan kakek dengan nenek Yung
berhasil di selamatkan.
Semua sangat lega dengan hal
tersebut. Karna roh jahat sudah keluar dari tubuh tn. Shin, maka tn. Shin
kembali koma (ingat, tn. Shin kan awalnya bunuh diri. Dia dalam keadaan koma.
Tapi, berhasil selamat karna roh jahat merasukinya).
--
Karna menangkap roh
jahat Cheong Sin, Mun sampai tidak sadarkan diri ketika tiba di Yung. Wi Gen
yang membangunkannya dan mengucapkan selamat karna sudah berhasil menangkap roh
jahat tersebut. Semua sudah berakhir. Kakek dan Nenek Mun selamat. Ayah dan
ibunya juga berhasil diselamatkan.
Mun sangat senang
mendengarnya dan mengucapkan terimakasih berulang kali. Wi Gen tersenyum dan
berkata padanya kalau mereka lah yang harus berterimakasih pada Mun. Karna Mun,
seluruh jiwa yang terperangkap akan segera tiba di Yung. Dan sebentar lagi, dia
akan bisa bertemu dengan orang tuanya.
Sekarang saatnya
adalah penghakiman untuk roh jahat Cheong Sin. Dia muncul dengan fisik Cheong
Sin (karna mereka sudah menyatu) tanpa baju dan mengenakan celana rombeng. Tidak
ada bekas luka di kepalanya. Walau sudah tertangkap, tatapan matanya masih
menunjukkan sifat congkaknya.
Dengan kekuatannya,
Wi Gen memunculkan pintu penghakiman. Saat pintu di buka, angin kencang bertiup
untuk menarik roh jahat mask ke dalamnya. Roh jahat Cheong Sin berusaha
bertahan sekuat tenaga.
“Kau pasti berpikir
ini akhirnya. Tapi peperangan ini akan berlangsung selamanya. Takdir terkutukmu
akan membawamu ke kematian yang menyakitkan. Lalu semua orang di sekitarmu akan
mati seperti itu karenamu,” sumpahi roh jahat Cheong Sin.
“Tidak. Aku tak
peduli walau ini hanyalah permulaan. Sampai hari saat tak ada satu pun roh
jahat tersisa, aku akan bertarung tanpa henti. Yang terpenting adalah… hidupmu
sudah berakhir, Berengsek!”
Roh jahat sangat
marah pada ucapan Mun, tapi kekuatannya tidak bisa menandingi kekuatan angin
yang meniupnya. Dia pun masuk ke dalam pintu penghakiman.
Begitu masuk ke
pintu, dia sudah berada di tempat yang gelap gulita yang di penuhi air dangkal.
Para arwah yang dipenuhi lumpur, keluar dari dalamnya dan mulai menarik Cheong
Sin masuk ke dalamnya. Mereka semua menyerangnya.
--
Kakek dan nenek Mun berhasil di
selamatkan dan ingatan mereka mengenai kejadian tadi juga sudah di hapus. Supir
truknya pun demikian. Jang Mul yang akan mengantarkan mereka pulang. Sementara
tn. Shin masih belum sadarkan diri dan mengalami koma. Mo Tak khawatir kalau
tn. Shin akan meninggal. Jang Mul langsung bilang kalau dia akan membawa tn.
Shin ke rumah sakit terbaik untuk menyelamatkannya agar dia bisa menerima
hukuman atas kejahatannya.
Eh, lagi suasana serius,
bisa-bisanya Jang Mul mengejek Mo Tak yang sok kuat menahan truk padahal
terluka. Mo Tak nggak terima dan pamer kalau dia sangatlah kuat. Sayangnya, Mae
Ok dan Ha Na tidak mau mendengarkannya dan langsung memuji basa-basi kalau dia
sudah bekerja bagus.
--
Ada banyak jiwa yang
berkumpul di Yung. Mereka semua adalah jiwa yang di hisap roh jahat Cheong Sin.
Sangat banyak. Chang Gyu dan Jae Cheol adalah salah satu dari para jiwa
tersebut. Jae Cheol jadi ketakutan karna sadar kalau mereka sudah mati. Apakah
tempat ini adalah surga? Chang Gyu mengingatkan Jae Cheol kalau surga tidak
pantas untuk mereka. Jae Cheol nggak setuju karna dia nggak melakukan kesalahan
apapun dan hanya mengikuti perintah dan bekerja keras.
“Benar. Tapi semua
itu pekerjaan kotor, Bodoh,” marahin Chang Gyu.
Jae Cheol menangis
dan nggak terima harus masuk neraka. Dia berlutut dan mulai berdoa untuk
memohon pengampunan. Motonya adalah : Lebih
baik telat daripada tidak sama sekali.
Chang Gyu mengejeknya
yang berdoa padahal tidak punya agama. Jae Cheol nggak peduli dan terus berdoa
memohon pengampunan. Dia juga meminta diberi kesempatan untuk hidup kembali dan
akan menjadi orang baik. Chang Gyu yang awalnya mengejeknya, mulai ikut
berlutut dan berdoa. Dia ternyata takut mati dan masuk neraka juga.
Mun sudah tiba di
sana dan berkeliling mencari ayah dan ibunya. Dia menemukan mereka berdua.
Tapi, kedua orangtuanya hanya menatapnya dengan tatapan tidak mengenalinya sama
sekali. Ayah dan Ibunya cemas pada Mun yang mereka tinggalkan padahal baru
berusia 11 tahun. Di ingatan orang tuanya, mereka seolah baru mati.
--
Di dalam mobil, Mae Ok menggunakan
kekuatannya untuk menyembukan kaki Mun yang di patahkan Cheong Sin tadi. Ha Na
sebenarnya khawatir dan bertanya pada Mae Ok, apakah orang tua Mun akan bisa
mengenali Mun? Karna waktu sudah lama berlalu dan Mun sekarang sudah berusia 18
tahun.
--
Wi Gen menghampiri
ayah dan ibu Mun. Dia menyampaikan kalau setelah kecelakaan itu, mereka
terperangkap di dalam roh jahat. Mungkin, mereka hanya merasa seperti baru
terbangun dari tidur yang amat panjang. Tapi, sebenarnya sudah 7 tahun berlalu.
Ibu Mun, Mun Yeong,
tidak bisa menerimanya. Dia merasa sangat bersalah karna sudah meninggalkan Mun
tanpa tahu apapun. Bagi mereka, rasanya baru kemarin Mun duduk di kursi belakang
dan mengajak mereka liburan. Mun Yeong merasa sangat sedih dan bersalah karena
lagi-lagi mereka melanggar janji mereka. Saking shocknya, Mun Yeong sampai
tidak sanggup berdiri.
Wi Gen menunjuk pada
Mun dan memberitahu mereka kalau Mun adalah orang yang sudah menyelamatkan
mereka. Keduanya mengucapkan terimakasih dan larut dalam kesedihan mereka. Mun
juga merasa sangat sedih, tapi dia memberi tanda pada Wi Gen agar tidak
memberitahu pada ayah dan ibunya, siapa dirinya sebenarnya.
Tidak di sangka, Mun
Yeong yang sudah mau pergi melewati pintu, mendadak berhenti dan berbalik
kembali. Dia menatap wajah Mun dengan lekat. Perlahan, matanya menjadi
berkaca-kaca dan suaranya menjadi tercekat. Dia menangis dan memanggil namanya,
“Mun… putraku. Putraku, Mun.”
Mun terus menundukkan
kepala menangis tanpa mengucapkan apapun. Mun Yeong membelai wajahnya sambil
menangis. Dia mengenali Mun. So Gwon tidak menyangka bahwa ternyata putranya
yang telah menyelamatkan mereka.
Mun Yeong menangis dan terus meminta maaf karena
Mun harus tumbuh tanpa ibunya. Dia sangat sangat merasa bersalah karna Mun
harus tumbuh sendiri dan dia tidak bisa melakukan apapun untuknya. So Gwon pun
merasa demikian.
Mun hanya terus diam.
Hal itu membuat Mun Yeong semakin merasa bersalah.
“Itu semua bohong,”
ujar Mun, tiba-tiba. “Saat kubilang perutku sakit, kepalaku sakit, dan aku lupa
membawa buku PR-ku. Itu semua… bohong. Hari itu juga. Di hari kecelakaan itu. Sebenarnya
aku membawa buku PR-ku. Aku ingat untuk membawa semuanya, tapi aku berbohong
pada kalian karena aku sangat merindukan kalian. Maafkan aku,” tangisnya.
“Jangan. Aku dan
ibumu selalu sibuk. Kami sungguh minta maaf, Mun,” ujar So Gwon dan Mun Yeong,
menangis.
“Sebenarnya, ada
sesuatu yang ingin kukatakan pada kalian. Kecelakaan itu… Kukira kalian
berakhir seperti itu karena… Seumur hidupku, aku merasa itu salahku. Aku… Aku
tak perlu merasa seperti itu lagi, 'kan? Aku tak perlu menganggapnya seperti
itu lagi?” tangisnya tersedu-sedu.
So Gwon dan Mun
Yeong, menganggukan kepala.
“Sekarang, kalian
bisa bangga padaku. Semua orang bilang, wajahku mirip Ayah dan sifat baikku
mirip denganmu, Bu. Jadi… Ibu, Ayah. Istirahatlah dengan tenang. Jangan lagi
merasa bersalah satu sama lain. Aku ingin kalian hidup damai dan bahagia mulai
sekarang. Aku pun… Aku akan melakukan yang sama. Aku… Ibu, Ayah. Aku sangat
menyayangi kalian,” ujar Mun, menangis terisak-isak. Akhirnya, dia mampu
mengatakan semua perasaan terdalamnya.
Sekarang, di benak
Mun, dia merasa seolah berlari di pantai bersama ayah dan Ibunya, seperti
semasa kecilnya.
Kedua orangtuanya,
memeluknya dengan sangat erat.
Wi Gen tersenyum
lega. Dia bahagia karna Mun berhasil bertemu orangtuanya kembali dan mengatakan
apa yang selama ini dirasakannya.
--
Ha Na dan Mae Ok mengantarkan Mun
pulang. Mun masih di alam Yung, sehingga dia masih dalam keadaan tertidur.
Ketika sedang dibaringkan ke tempat tidur, Mun tiba-tiba saja tertawa. Ha Na
dan Mae Ok sampai berseru kaget. Walau begitu, mereka merasa senang melihat
ekspresi wajah bahagia Mun yang tidak pernah di tampakannya selama ini.
--
Saat sudah menyelesaikan semua
urusan, Ha Na, Mo Tak dan Mae Ok berkumpul di ruang tengah kedai. Mereka
bertiga bersiap untuk pergi ke Yung untuk menemui Cheol Jung.
Sriingg!
Pas sadar, mereka masih berada di
kedai. Tentu saja mereka mengira kalau Yung membohongi mereka lagi. Mereka
tidak sadar kalau suasana yang awalnya malam, sudah berubah menjadi siang. Dan
ketika mereka mau mencoba ke Yung lagi, terdengar suara lonceng pintu berbunyi.
Seseorang masuk ke dalam sana. Dan dia adalah Cheol Jung.
Semua sangat terkejut
dan bahagia hingga hampir menangis. Cheol Jung tersenyum dan menyapa mereka
dengan riang. Dia memberitahu kalau dia meminta kepada penghuni Yung untuk
membuat kedai ini sebagai tempat pertemuan mereka di Yung.
Mereka meluapkan rasa
rindu mereka. Cheol Jung berterimakasih karna mereka membuatnya bisa bertemu
mereka lagi. Berterimakasih karna udah menjaga keluarganya. Banyak hal yang
mereka bicarakan. Mae Ok juga menepati janjinya, membuatkan mie untuk Cheol
Jung, tanpa jamur. Hari itu menjadi hari bahagia bagi mereka.
--
Esok harinya,
Mo Tak menemui Han Ul untuk
memberikan bukti rekaman suara tn. Shin yang memerintahkan orang untuk
membunuhnya dan So Gwon. Rekaman yang diberikannya itu adalah rekaman yang
ditemukannya dari Ji Cheong Sin (ingatkan, Ji Cheong Sin ada ngambil rekaman
milik Sang Pil selama pelarian. Nah itu dia rekamannya). Bukan hanya rekaman,
Mo Tak juga memberikan daftar orang yang menghilang setelah menemui tn. Shin. Dan
kelihatannya semua orang yang menghilang itu, dibunuh oleh tn. Shin.
Han Ul beneran nggak menyangka
kalau tn. Shin yang seorang walikota, mampu melakukan hal sekejam itu. Dia
teringat ucapan det. Jeong Yeong dulu padanya, bahwa dia akan sadar kalau
beberapa orang memang iblis.
“Orang-orang sepertimulah yang bisa
menangkap dan melumpuhkan para iblis itu,” ujar Mo Tak.
Han Ul sedikit tersenyum mendengar
perkataan itu. Dia menanyakan, apakah Mo Tak berencana kembali ke kepolisian? Mo
Tak menggeleng. Setelah menyelesaikan semua ini, dia akan kembali melakukan
pekerjaannya (mungkin, sebagai counter).
--
Hang Gyu kembali di interogasi.
Kali ini, dia melakukan interogasi silang dengan Tae Sin. Detektif masih
menanyakan, apakah dia benar yang melakukan pembunuhan Kim Yeong Nim? Apa benar
insiden itu tidak melibatkan Shin Myeong Hwi maupun Cho Tae Sin? Hang Gyu
membenarkan.
Detektif mengalihkan pertanyaan ke
hal selanjutnya, mengenai Chang Gyu. Hang Gyu bingung, kenapa mereka tiba-tiba
menanyakan Chang Gyu? Detektif nanya balik, apa dia nggak belum dengar? Chang
Gyu ditemukan tewas di kediaman tn. Shin.
Hang Gyu tidak mengerti yang mereka
bicarakan dan mengira semuanya hanyalah kebohongan. Dia menanyaka pada Tae Sin,
apa adiknya meninggal? Tae Sin berpura-pura bodoh dan berbohong kalau ini
pertama kalinya dia mendengar hal itu. Detektif mengeraskan suara, menyuruhnya
berhenti berbohong. Mereka memeriksa rekaman panggilan di ponsel Chang Gyu,
makanya mereka tahu kalau Tae Sin terlibat.
Hang Gyu marah mendengarnya. Awalnya,
dia masih menuntut jawaban Tae Sin dengan sopan, tapi karna Tae Sin terus diam,
akhirnya kesabarannya habis.
“CHOI TAE SIN!!!” teriak Hang Gyu.
“KENAPA ADIKKU BISA MATI?”
Hang Gyu sangat marah karna adiknya
dibunuh padahal dia sudah melakukan perintah mereka. Dia tidak mau lagi menjadi
kambing hitam kematian Kim Yeong Nim. Tae Sin pun tidak terima di teriaki karna
dia tidak membunuh Chang Gyu. Keduanya hampir terlibat perkelahian jika
detektif tidak memisahkan mereka berdua.
--
Mo Tak menemui Hye Kyeong. Dia
sudah tahu kalau Hye Kyeong adalah saksi yang dulu menelponnya untuk memberi
bukti atas kasus Kim Yeong Nim, 7 tahun yang lalu. Tapi, kenapa Hye Kyeong
mengelebaui hati nuraninya dan menutup mata atas kematian temannya? Apa imbalan
yang didapatkannya? Apa dia merasa senang? kenapa di matanya, Hye Kyeong tampak
gusar, merasa bersalah dan tertekan?
Hye Kyeong berusaha mengabaikannya
dan terus berjalan. Mo Tak tidak membiarkannya pergi. Dia meminta Hye Kyeong
membantunya. Mereka mempunyai bukti terkait seluruh tindak kriminal yang pernah
tn. Shin lakukan, kecuali kasus Kim Yeong Nim. Hanya Hye Kyeong satu-satunya
orang yang bisa membantu mereka untuk membuktikan Kim Yeong Nim dibunuh oleh
tn. Shin.
Hye Kyeong terdiam. Rasa bersalah
benar-benar menyelimutinya. Dan itu terlihat di wajahnya.
--
Hye Kyeong pada akhirnya (setelah
di episode terakhir) baru mau memberikan bukti video yang dimilikinya kepada
polisi. Dengan begitu, lengkaplah sudah bukti kejahatan tn. Shin.
Dengan terkumpulnya semua bukti
tersebut, saat tn. Shin sadar dari komanya, dia langsung ditangkap untuk semua
kejahatannya. Walaupun dia mengaku tidak ingat apapun, Han Ul tidak peduli. Dia
akan tetap ditangkap atas semua kejahatannya yang meliputi : pembunuhan, penyuapan
dan pembuangan ilegal.
Lanjut....
ReplyDeleteMantapsss. Lanjooot
ReplyDeleteLanjut., semangat🔛🔥
ReplyDelete