Original Network : Channel 7
Malam hari. Ketika sudah selesai
mandi, Paul mendapatkan sms ‘selamat
malam’ dari Net.
Dan dengan sengaja, dia mengabaikannya.
Paul menatap ke cermin dan
tersenyum puas.
Flash back
Ketika Net meluapkan emosinya dan
menghancurkan ruangan rias. Paul ada disana dan memperhatikannya dari jauh.
“Sejak apa
yang kamu pilih hampir di hancurkan, anggap aku mempersembahkan bantuan untuk
mempercepat kerusakannya,” gumam Paul.
Flash
back end
Keesokan harinya. Paul mulai
bekerja di toko cabang. Dan hasil pekerjaannya sangat bagus, sampai Manajer
memuji Paul dihadapan Nai, yang datang berkunjung untuk mengawasi hasil
pekerjaan Paul.
“Mungkin Khun Net tidak salah menilai dia,” komentar Patcharee.
Tepat disaat itu, Paul menatap ke
arah mereka berdua. Dan dengan gugup, Patcharee serta Nai langsung berpura-
pura menatap ke arah lain.
“Ini sudah
hampir waktunya untuk makan siang, kamu mau makan siang bersama ku?” tanya Paul
dengan ramah.
“Apa?!” balas Nai.
“Kelihatannya
kamu memiliki banyak pertanyaan untukku,” kata Paul sambil
tersenyum.
Nai mengira Paul mau membawanya
makan siang ke restoran terdekat, tapi dia tidak menyangka bahwa Paul ternyata
malah membawanya ke warung makan biasa. Pantas saja Paul tidak mau mengemudi
dan hanya berjalan kaki saja.
“Ini
restoran?” tanya Nai,
agak ragu.
“Makanan
mereka sangat lezat. Tapi aku tidak tahu, jika
seseorang sepertimu bisa memakan makanan pinggir jalan atau tidak,” sindir Paul.
Net datang ke toko untuk
menjemput Paul, tapi dia tidak menyangka bahwa ternyata Paul sedang pergi makan
siang bersama Nai. Dan dia merasa agak tidak senang.
Ketika Nai bertanya, Paul
menjawab dengan tenang. Dia menjelaskan bahwa ketika dia bertemu dengan Net,
dia tidak tahu kalau Net mengenal Nai. Lalu Paul sengaja menanyai, kenapa Nai
memakai nama keluarga Net, bukannya Paramee. Dan Nai pun menjelaskan bahwa Net
adalah istri Ayahnya, dan bukan orang lain, jadi sama saja nama keluarga mana
yang dia pakai.
“Kelihatannya
keluargamu lumayan rumit,” komentar Paul.
“Aku tidak
berpikir bahwa aku perlu menceritakan masalah keluargaku
kepada seseorang yang baru aku temui,” balas
Nai dengan ketus.
Tiba- tiba Paul mendapatkan
telpon dari Net, dan tanpa rasa ragu, dia langsung menjawabnya dihadapan Nai.
Dan dengan jujur dia memberitahu Net bahwa dia sedang makan siang bersama Nai.
“Aku ingin
mengajakmu makan siang bersama, karena aku pikir
sejak ini hari pertama mu bekerja, kamu mungkin belum memiliki teman,” jelas Net
dengan nada agak cemburu.
“Oh, aku akan
segera kembali ke sana,” balas Paul.
“Kamu bisa
menungguku kan?” tanyanya
dengan lembut.
“Cepat ya,” balas Net.
Paul mengabaikan tatapan tajam
Nai, dan dengan tenang dia memakan makanannya yang belum habis.
Ketika kembali ke toko, Paul
meminta maaf kepada Net, karena telah membuat Net menunggu lama. Lalu dia
menjelaskan bahwa barusan Nai mengajaknya makan di pinggir jalan. Mendengar
itu, Nai menatap tajam pada Paul. Sedangkan Net merasa agak heran.
“Aku biasanya
melihat kamu makan dicafe perusahaan,” kata Net, menyuarakan rasa herannya kepada Nai.
“Khun Nai
takut aku tidak memiliki teman makan. Aku
begitu beruntung ada orang yang peduli padaku,” balas Paul sambil tersenyum.
Mendengar itu, Net merasa cemburu
dan menatap tajam ke arah Nai. Dan dengan ngeri, Nai menundukkan kepalanya.
Dikantor. Net memarahi Nai. Dia
menyuruh Nai, sebagai pejabat tinggi, Nai harus menjaga sikap. Nai tidak
seharusnya mengajak Paul pergi makan siang bersama, karena itu akan menimbulkan
gosip nantinya. Dan Nai membela diri dengan menjelaskan bahwa Paul lah yang mengajaknya
untuk makan siang bersama. Tapi Net sama sekali tidak percaya serta menuduh Nai
berbohong.
“Dimana pacarmu? Aku tidak ada melihat dia,” kata Net,
penuh rasa curiga.
“Aku agak
sibuk, jadi aku tidak membiarkan Dan untuk mengunjungi ku,” jawab Nai
dengan jujur.
“Dan adalah putra Menteri. Keluarganya kaya.
Para wanita ingin mendapatkannya. Jadi belajarlah untuk mengurusnya, sebelum
kamu menyesal nantinya,” kata Net,
mengingatkan dengan ketus.
“Ya,” jawab Nai
dengan patuh.
Ketika Dr. Kashane baru saja siap
bertelponan dengan Paul, tepat disaat itu, Parawee datang untuk melakukan
pemeriksaan.
Paul datang berkunjung ke tempat
kerja Dr. Kashane untuk mengajaknya makan bersama. Dan disana, dia melihat
Parawee. Ketika melihat Parawee, Paul langsung bersembunyi dan memperhatikannya
dari jauh.
Nai datang menjemput Parawee. Dan
dia serta Parawee bersikap sangat akrab sekali. Melihat itu, Paul teringat akan
kenangan ketika dia masih akrab dengan Ayahnya dulu. Dan saat Paul mendengar
Parawee menyebut Nai sebagai putrinya, Paul merasa sangat terluka sampai dia
meneteskan air mata.
Net mengeluh ketika Parawee dan
Nai pulang telat. Lalu saat dia mengetahui bahwa barusan Parawee dan Nai makan
malam bersama diluar, dia merasa marah, karena mereka berdua sama sekali tidak
ada menghubungi ataupun mengajaknya.
“Aku berpikir kamu sudah tahu bahwa Ayah pergi
ke rumah sakit hari ini,” kata Nai, menjelaskan.
“Bukankah itu pekerjaanmu untuk
mengingatkanku?!” bentak Net, kesal.
“Kamu yang tidak memperhatikan, jadi jangan
salahkan putri kita,” balas Parawee, membela Nai.
Net merasa sangat marah. Namun
Parawee sama sekali tidak mau peduli dengannya. Dia juga menyuruh Nai untuk
kembali ke kamar duluan.
Setelah Nai pergi, Parawee juga
berniat untuk kembali ke kamarnya. Dan Net pun mengikutinya. Lalu mereka berdua
bertengkar. Parawee tidak senang, karena Net terus menyebut Nai sebagai anak
angkat. Tapi Net tidak merasa bersalah, karena itu benar. Lalu dia merasa,
Parawee terlalu menyanyangi Nai, sehingga Parawee kurang menyanyangi nya
sekarang.
Dari jauh, Nai mendengarkan
bertengkaran mereka berdua. Dan dia merasa sedih, karena dia merasa ini semua
karena dirinya.
“Aku tidak mengira kalau suatu hari kamu akan
menjadi tidak masuk akal seperti ini!” bentak
Parawee.
“Apapun yang aku lakukan selalu salah
sekarang. Sebelumnya kamu mengatatakan bahwa kamu mencintaiku,” keluh Net, kesal. “Kamu sekarang ingin bilang bahwa kamu salah
membuat keputusan? Kamu seharusnya tidak meninggalkan wanita baik dan anakmu
untuk bersamaku?!” teriaknya. “Apa kamu
ingin membuat keputusan baru? Nai. Pada waktu itu, kamu mencintai ku, seperti
kamu mencintai dia sekarang!”
Mendengar
perkataan Net, Parawee langsung menamparnya. Lalu dengan menyesal, dia ingin
meminta maaf. Tapi Net tidak memperdulikannya dan pergi.
Dirumah. Paul menanyai tentang
Parawee kepada Dr. Kashane. Dan Dr. Kashane pun memberitahunya, Paramee
Suriyakan, pemilik Crown Diamond. Dulu Parawee sempat menderita penyakit
jantung, tapi sekarang penyakitnya sudah agak mendingan. Mengetahui itu, Paul
diam dan berpikir.
“Ada apa? Aku menyadari kamu diam sejak makan
tadi,” tanya Dr. Kashane. Tapi Paul tidak mau
memberitahu. Dan Dr. Kashane tidak memaksanya.
Dikamar. Paul mengingat kejadian dulu, saat Paramee dengan sikap dingin memberikannya selembar cek dan pergi begitu saja.
Flash back
Dirumah sakit. Paul duduk
menunggu Ibunya yang sedang diperiksa, sambil menangis dan memegang selembar cek
yang sudah basah ditangannya. Lalu disaat itu, Pamannya datang.
“Ibumu sudah sakit seperti ini, Khun Paramee masih
menolak untuk datang?” tanya Paman. Dan Paul diam. “Kamu dan Ibumu, ikutlah serta tinggallah
bersama ku di Hongkong,” ajak Paman. Mendengar itu, Paul menatap
pamannya.
Flash back end
Net tiba- tiba menelpon, dan
dengan kesal, Paul mengeluh. Tapi kemudian dia bersikap seperti biasa, ketika
dia menjawab telpon dari Net.
Net mengajak Paul untuk keluar
dan menemaninya minum. Dan dengan senang hati, Paul mengiyakan.
“Kamu benar- benar cantik malam ini,” puji Paul. Dan Net merasa senang. Lalu Paul
duduk disebelah Net dan menyentuh rambutnya. “Khususnya
dengan sepasang anting ini…”
“Ini
koleksi baru dari Khun Thara. Aku mengambilnya sebelum orang lain memakainya.
Ini masih rahasia,” jelas Net sambil bersandar didada Paul.
“Tapi
menurutku, kamu terlihat lebih cantik daripada model. Aku cemburu kepada Khun
Paramee. Dia sangat beruntung bertemu wanita seperti mu,” kata Paul dengan
sengaja.
“Tapi
sekarang tidak lagi,” balas Net sambil cemberut. “Semua yang dia bicarakan
sekarang adalah Nainapha.”
“Normal
bagi Ayah untuk mencinta dan melindungi putrinya,” komentar Paul.
“Tapi
Nai bukan putri kandung kami. Dia diangkat karena …” kata Net, kemudian dia
berhenti berbicara dan kembali bersandar di dada Paul. “Ah, aku mulai berbicara
agak ngawur,” gumamnya.
Dengan
nakal, Net mengelus dada Paul. Dan Paul membiarkannya. Lalu ketika Net sudah
tertidur, dia menjauhkan dirinya dari Net.
“Inikah
wanita yang Ayah pilih untuk menggantikan Ibu? Jika dia tahu kalau kamu keluar
bersama pria lain, apa yang akan terjadi Khun Net?” tanya Nai dengan sinis
kepada Net yang tertidur dengan nyenyak.
Nai
datang ke ruang kerja Parawee dan membujuknya untuk berhenti bekerja serta
beristirahat. Tapi Parawee tidak mau menurut. Dan disaat Parawee sedang
mengambil dokumen, Paul menelpon ke ponselnya menggunakan nomor Net. Dan Nai
yang mengangkatnya.
“Halo
Khun Paramee,” sapa Paul. Dan Nai merasa terkejut saat mengangkatnya. “Dimana
Ayahmu? Mengapa dia tidak datang menjemput?”
“Ayah
sedang bekerja. Dimana Khun Net?” balas Nai dengan suara pelan.
“Dia
pergi keluar dan minum denganku. Dia sangat mabuk. Aku tidak bisa mengantarkan
nya pulang,” balas Paul.
“Mengapa
kamu membiarkan dia mabuk?” tanya Nai, marah.
“Tanya
orangnya saja langsung, mengapa dia keluar bersama pria lain, dan mabuk seperti
ini,’ balas Paul sambil mendengus.
“Kirimkan
aku lokasinya. Jangan biarkan dia pergi kemanapun sampai aku tiba,” balas Nai.
Lalu dia langsung mematikan telponnya.
Ketika
Parawee telah selesai bekerja, Nai membujuknya untuk beristirahat, lalu dia
melarang Parawee untuk bermain ponsel juga. Dan Parawee menurut.
Ketika
Nai datang menjemput Net, dia langsung ingin menampar Paul. Tapi Paul menangkap
tangannya dan menghentikannya.
“Apa
yang kamu lakukan?” tanya Paul dengan dingin.
“Kamu
sengaja menelpon Ayahku. Mengapa kamu melakukan itu?” tanya Nai, ketus.
“Kamu
pasti dibesarkan seperti ini. Egois dan sering berasumsi sendiri,” balas Paul.
Lalu dia menangkap tangan Nai yang satu lagi, saat Nai ingin memukulnya. “Khun
Nai! Aku tidak baik seperti Ayahmu. Dan aku bukan tipe pria yang mencium wanita
setelah mereka menampar,” katanya, mengejek Nai dengan sinis. “Bawa Ibumu
pulang!” perintahnya sambil melepaskan tangan Nai dan mendorongnya.
“Jangan
ganggu keluargaku lagi,” balas Nai.
Dirumah.
Nai menyuruh pelayan untuk jangan memberitahukan tentang Net yang mabuk kepada
Parawee. Lalu dia berniat untuk membersihkan Net. Tapi Net malah mengira Nai
sebagai Paul. Dia menaruh tangan Nai ke pipinya dan memanggil nama ‘Paul’.
Mendengar itu, Nai menjelaskan bahwa dia bukan Paul tapi Nai. Dan Net pun
langsung tersadar serta melepaskan tangan Nai.
“Keluar!”
usir Net. Lalu dia berniat untuk menghubungi Paul.
“Khun
Net. Paul kelihatannya bukan pria yang bisa dipercaya. Jangan berhubungan
dengan dia, dan jaga jarak,” kata Nai, mengingatkan.
“Kamu
pikir aku bodoh dan naif?” balas Net dengan tidak senang.
“Tidak
begitu. Aku hanya khawatir. Aku tidak ingin orang lain menipu keluarga kita,”
balas Nai, menjelaskan.
“Keluarga?”
dengus Net dengan ketus. “Perhatikan mulutmu. Aku bukan Ibumu!” tegas nya
sambil memukul basin air kepada Nai. “Lain kali, jangan ikut campur urusanku!
Keluar!”
“Ya,
Khun Net,” jawab Nai dengan perasaan sedih.
Nai
duduk ditangga dan menangis.
Flash
back
Saat
kecil, ketika Nai selesai menggambar, dia langsung menunjukkan nya kepada Net
dan berharap mendapatkan pujian. Tapi Net bukannya memujinya, tapi malah
memarahinya.
“Bukankah
aku sudha memberitahu mu untuk memanggilku apa?” kata Net, dengan keras.
“Khun
Net,” jawab Nai dengan pelan.
“Pergi!
Jangan kotori tempat ini!” usir Net, jijik.
Flash back end
Keesokan
harinya. Net baru menyadari kalau anting yang dipakainya semalam menghilang,
kepadahal anting itu sangat penting. Anting tersebut harus dikirimkan kepada
fashion show Khun Tara.
“Khun
Net. Bagaimana itu bisa menghilang? Sejak kapan?” tanya Net, cemas.
“Jika
aku tahu, aku tidak akan menyebutnya hilang. Aku baru sadar,” balas Net, tidak
senang disalahkan, karena dia juga merasa stress.
Setelah
berpikir cukup lama, Nai teringat akan Paul yang berada bersama dengan Nai
semalam. Dan dia yakin kalau anting tersebut ada di Paul. Jadi diapun meminta Patcharee
untuk mencari nomor Paul di bagian HRD. Lalu setelah mendapatkannya, diapun
segera menelpon Paul.
Paul tersenyum senang ketika Nai menelponnya, karena dia sudah
menduga itu. Dan saat Nai mengajaknya untuk bertemuan, dia menatap ke arah foto
Parawee yang terpajang di dinding. “Aku ada dibawah lobby perusahaan mu.”
“Dia bilang dia ada dibawah,” kata Nai, memberitahu Patcharee dengan perasaan bingung.
“Apa yang dia lakukan disini?”
tanya Patcharee, bingung juga.
Nai dan Patcharee turun ke bawah
menemui Paul. Dengan ketus, Nai langsung menanyai, apakah Paul datang untuk
menemui Net. Dan Paul menjawab tidak, tapi seseorang yang lain, tapi dia tidak
mau memberitahu siapa itu.
Tepat disaat itu, Parawee datang.
Melihat keakraban Nai dan
Parawee, Paul mengepalkan tangannya dengan erat. Lalu dia menyapa Parawee.
“Paul, apa kita pernah bertemu?”
tanya Parawee, memperhatikan Paul.
“Seseorang dengan status rendah
seperti ku tidak akan mendapatkan kesempatan untuk bertemu dengan seseorang
seperti status mu,” balas Paul.
“Berdasarkan status, aku
menganggap setiap orang bagian Crown Diamond,” kata Parawee dengan serius. “Kamu
terlihat familiar,” komentar nya sambil tertawa.
Mendengar itu, Paul menatap Parawee dengan mata basah.
Nai menghentikan Paul yang ingin
pergi. Dia menyuruh Paul untuk mengembalikan anting yang Paul curi, jika tidak,
dia akan melaporkan Paul. Dan Paul sama sekali tidak takut dilaporkan, jika Nai
memang memiliki bukti.
“Untukmu itu memang masalah
kecil, tapi untukku, itu sangat penting,” pinta Nai.
“Jika kamu tidak bisa menangani
masalah kecil seperti ini, kemudian kamu tidak pantas untuk mengurus Crown
Diamond,” balas Paul. Lalu diapun pergi.
Nai kembali ke kantor dan
memberikan perintah ke para karyawannya. Telpon setiap supplier, cari diamond
yang seukuran dan sekualitas seperti aslinya seperti yang sebelumnya juga, dan
design langsung. Siapapun yang berhasil melakukannya dengan cepat, dia akan
mendouble kan gaji mereka, ketika kejadian ini berhasil di lewati.
Dikamar. Paul menatap foto
keluarganya dulu, ketika keluarganya masih lengkap. “Kamu mungkin sudah
melupakan segalanya. Tapi segera, kamu akan mengingat aku Khun Paramee,” gumam
nya sambil tersenyum.
Perusahaan akhirnya berhasil
menemukan supplier yang bisa menyediakan perhiasaan yang Nai inginkan tepat
waktu. Dan Nai merasa lega. Sedangkan para karyawan merasa senang, karena itu
berarti gaji mereka akan bertambah.
Tapi tiba- tiba dua orang
karyawan datang dan melaporkan bahwa mereka berhasil menemukan anting yang
hilang. Tapi di internet.
Nai datang ke tempat Thara dengan
perasaan gugup. Dia ingin meminta maaf serta menjelaskan tentang anting yang
dia janjikan. Tapi ternyata sebelum dia sempat menjelaskan, Thara malah sudah
memujinya duluan.
“Cantiknya! Sempurna!” puji
Thara.
Lalu disaat itu, Paul muncul
sambil tersenyum. Dan Nai merasa terkejut.