Sinopsis Lakorn- Fah Mee Tawan Episode 1/3

 


Original Network : Channel 7

Malam hari. Ketika sudah selesai mandi, Paul mendapatkan sms selamat malam dari Net. Dan dengan sengaja, dia mengabaikannya.

Paul menatap ke cermin dan tersenyum puas.


Flash back

Ketika Net meluapkan emosinya dan menghancurkan ruangan rias. Paul ada disana dan memperhatikannya dari jauh.

Sejak apa yang kamu pilih hampir di hancurkan, anggap aku mempersembahkan bantuan untuk mempercepat kerusakannya, gumam Paul.

Flash back end


Keesokan harinya. Paul mulai bekerja di toko cabang. Dan hasil pekerjaannya sangat bagus, sampai Manajer memuji Paul dihadapan Nai, yang datang berkunjung untuk mengawasi hasil pekerjaan Paul.

Mungkin Khun Net tidak salah menilai dia, komentar Patcharee.



Tepat disaat itu, Paul menatap ke arah mereka berdua. Dan dengan gugup, Patcharee serta Nai langsung berpura- pura menatap ke arah lain.


Ini sudah hampir waktunya untuk makan siang, kamu mau makan siang bersama ku? tanya Paul dengan ramah.

Apa?! balas Nai.

Kelihatannya kamu memiliki banyak pertanyaan untukku, kata Paul sambil tersenyum.


Nai mengira Paul mau membawanya makan siang ke restoran terdekat, tapi dia tidak menyangka bahwa Paul ternyata malah membawanya ke warung makan biasa. Pantas saja Paul tidak mau mengemudi dan hanya berjalan kaki saja.

Ini restoran? tanya Nai, agak ragu.

Makanan mereka sangat lezat. Tapi aku tidak tahu, jika seseorang sepertimu bisa memakan makanan pinggir jalan atau tidak, sindir Paul.


Net datang ke toko untuk menjemput Paul, tapi dia tidak menyangka bahwa ternyata Paul sedang pergi makan siang bersama Nai. Dan dia merasa agak tidak senang.



Ketika Nai bertanya, Paul menjawab dengan tenang. Dia menjelaskan bahwa ketika dia bertemu dengan Net, dia tidak tahu kalau Net mengenal Nai. Lalu Paul sengaja menanyai, kenapa Nai memakai nama keluarga Net, bukannya Paramee. Dan Nai pun menjelaskan bahwa Net adalah istri Ayahnya, dan bukan orang lain, jadi sama saja nama keluarga mana yang dia pakai.

Kelihatannya keluargamu lumayan rumit, komentar Paul.

Aku tidak berpikir bahwa aku perlu menceritakan masalah keluargaku kepada seseorang yang baru aku temui, balas Nai dengan ketus.


Tiba- tiba Paul mendapatkan telpon dari Net, dan tanpa rasa ragu, dia langsung menjawabnya dihadapan Nai. Dan dengan jujur dia memberitahu Net bahwa dia sedang makan siang bersama Nai.

Aku ingin mengajakmu makan siang bersama, karena aku pikir sejak ini hari pertama mu bekerja, kamu mungkin belum memiliki teman, jelas Net dengan nada agak cemburu.

Oh, aku akan segera kembali ke sana, balas Paul. Kamu bisa menungguku kan? tanyanya dengan lembut.

Cepat ya, balas Net.


Paul mengabaikan tatapan tajam Nai, dan dengan tenang dia memakan makanannya yang belum habis.


Ketika kembali ke toko, Paul meminta maaf kepada Net, karena telah membuat Net menunggu lama. Lalu dia menjelaskan bahwa barusan Nai mengajaknya makan di pinggir jalan. Mendengar itu, Nai menatap tajam pada Paul. Sedangkan Net merasa agak heran.

Aku biasanya melihat kamu makan dicafe perusahaan, kata Net, menyuarakan rasa herannya kepada Nai.

Khun Nai takut aku tidak memiliki teman makan. Aku begitu beruntung ada orang yang peduli padaku, balas Paul sambil tersenyum.

Mendengar itu, Net merasa cemburu dan menatap tajam ke arah Nai. Dan dengan ngeri, Nai menundukkan kepalanya.


Dikantor. Net memarahi Nai. Dia menyuruh Nai, sebagai pejabat tinggi, Nai harus menjaga sikap. Nai tidak seharusnya mengajak Paul pergi makan siang bersama, karena itu akan menimbulkan gosip nantinya. Dan Nai membela diri dengan menjelaskan bahwa Paul lah yang mengajaknya untuk makan siang bersama. Tapi Net sama sekali tidak percaya serta menuduh Nai berbohong.

Dimana pacarmu? Aku tidak ada melihat dia, kata Net, penuh rasa curiga.

Aku agak sibuk, jadi aku tidak membiarkan Dan untuk mengunjungi ku, jawab Nai dengan jujur.

Dan adalah putra Menteri. Keluarganya kaya. Para wanita ingin mendapatkannya. Jadi belajarlah untuk mengurusnya, sebelum kamu menyesal nantinya, kata Net, mengingatkan dengan ketus.

Ya, jawab Nai dengan patuh.


Ketika Dr. Kashane baru saja siap bertelponan dengan Paul, tepat disaat itu, Parawee datang untuk melakukan pemeriksaan.


Paul datang berkunjung ke tempat kerja Dr. Kashane untuk mengajaknya makan bersama. Dan disana, dia melihat Parawee. Ketika melihat Parawee, Paul langsung bersembunyi dan memperhatikannya dari jauh.



Nai datang menjemput Parawee. Dan dia serta Parawee bersikap sangat akrab sekali. Melihat itu, Paul teringat akan kenangan ketika dia masih akrab dengan Ayahnya dulu. Dan saat Paul mendengar Parawee menyebut Nai sebagai putrinya, Paul merasa sangat terluka sampai dia meneteskan air mata.



Net mengeluh ketika Parawee dan Nai pulang telat. Lalu saat dia mengetahui bahwa barusan Parawee dan Nai makan malam bersama diluar, dia merasa marah, karena mereka berdua sama sekali tidak ada menghubungi ataupun mengajaknya.

Aku berpikir kamu sudah tahu bahwa Ayah pergi ke rumah sakit hari ini, kata Nai, menjelaskan.

Bukankah itu pekerjaanmu untuk mengingatkanku?! bentak Net, kesal.

Kamu yang tidak memperhatikan, jadi jangan salahkan putri kita, balas Parawee, membela Nai.


Net merasa sangat marah. Namun Parawee sama sekali tidak mau peduli dengannya. Dia juga menyuruh Nai untuk kembali ke kamar duluan.

Setelah Nai pergi, Parawee juga berniat untuk kembali ke kamarnya. Dan Net pun mengikutinya. Lalu mereka berdua bertengkar. Parawee tidak senang, karena Net terus menyebut Nai sebagai anak angkat. Tapi Net tidak merasa bersalah, karena itu benar. Lalu dia merasa, Parawee terlalu menyanyangi Nai, sehingga Parawee kurang menyanyangi nya sekarang.

Dari jauh, Nai mendengarkan bertengkaran mereka berdua. Dan dia merasa sedih, karena dia merasa ini semua karena dirinya.


Aku tidak mengira kalau suatu hari kamu akan menjadi tidak masuk akal seperti ini! bentak Parawee.

Apapun yang aku lakukan selalu salah sekarang. Sebelumnya kamu mengatatakan bahwa kamu mencintaiku, keluh Net, kesal. Kamu sekarang ingin bilang bahwa kamu salah membuat keputusan? Kamu seharusnya tidak meninggalkan wanita baik dan anakmu untuk bersamaku?! teriaknya. Apa kamu ingin membuat keputusan baru? Nai. Pada waktu itu, kamu mencintai ku, seperti kamu mencintai dia sekarang!


Mendengar perkataan Net, Parawee langsung menamparnya. Lalu dengan menyesal, dia ingin meminta maaf. Tapi Net tidak memperdulikannya dan pergi.


Dirumah. Paul menanyai tentang Parawee kepada Dr. Kashane. Dan Dr. Kashane pun memberitahunya, Paramee Suriyakan, pemilik Crown Diamond. Dulu Parawee sempat menderita penyakit jantung, tapi sekarang penyakitnya sudah agak mendingan. Mengetahui itu, Paul diam dan berpikir.

Ada apa? Aku menyadari kamu diam sejak makan tadi, tanya Dr. Kashane. Tapi Paul tidak mau memberitahu. Dan Dr. Kashane tidak memaksanya.

Dikamar. Paul mengingat kejadian dulu, saat Paramee dengan sikap dingin memberikannya selembar cek dan pergi begitu saja.


Flash back

Dirumah sakit. Paul duduk menunggu Ibunya yang sedang diperiksa, sambil menangis dan memegang selembar cek yang sudah basah ditangannya. Lalu disaat itu, Pamannya datang.


Ibumu sudah sakit seperti ini, Khun Paramee masih menolak untuk datang? tanya Paman. Dan Paul diam. Kamu dan Ibumu, ikutlah serta tinggallah bersama ku di Hongkong, ajak Paman. Mendengar itu, Paul menatap pamannya.

Flash back end


Net tiba- tiba menelpon, dan dengan kesal, Paul mengeluh. Tapi kemudian dia bersikap seperti biasa, ketika dia menjawab telpon dari Net.

Net mengajak Paul untuk keluar dan menemaninya minum. Dan dengan senang hati, Paul mengiyakan.



Kamu benar- benar cantik malam ini, puji Paul. Dan Net merasa senang. Lalu Paul duduk disebelah Net dan menyentuh rambutnya. Khususnya dengan sepasang anting ini…”

“Ini koleksi baru dari Khun Thara. Aku mengambilnya sebelum orang lain memakainya. Ini masih rahasia,” jelas Net sambil bersandar didada Paul.

“Tapi menurutku, kamu terlihat lebih cantik daripada model. Aku cemburu kepada Khun Paramee. Dia sangat beruntung bertemu wanita seperti mu,” kata Paul dengan sengaja.

“Tapi sekarang tidak lagi,” balas Net sambil cemberut. “Semua yang dia bicarakan sekarang adalah Nainapha.”



“Normal bagi Ayah untuk mencinta dan melindungi putrinya,” komentar Paul.

“Tapi Nai bukan putri kandung kami. Dia diangkat karena …” kata Net, kemudian dia berhenti berbicara dan kembali bersandar di dada Paul. “Ah, aku mulai berbicara agak ngawur,” gumamnya.


Dengan nakal, Net mengelus dada Paul. Dan Paul membiarkannya. Lalu ketika Net sudah tertidur, dia menjauhkan dirinya dari Net.



“Inikah wanita yang Ayah pilih untuk menggantikan Ibu? Jika dia tahu kalau kamu keluar bersama pria lain, apa yang akan terjadi Khun Net?” tanya Nai dengan sinis kepada Net yang tertidur dengan nyenyak.


Nai datang ke ruang kerja Parawee dan membujuknya untuk berhenti bekerja serta beristirahat. Tapi Parawee tidak mau menurut. Dan disaat Parawee sedang mengambil dokumen, Paul menelpon ke ponselnya menggunakan nomor Net. Dan Nai yang mengangkatnya.

“Halo Khun Paramee,” sapa Paul. Dan Nai merasa terkejut saat mengangkatnya. “Dimana Ayahmu? Mengapa dia tidak datang menjemput?”

“Ayah sedang bekerja. Dimana Khun Net?” balas Nai dengan suara pelan.


“Dia pergi keluar dan minum denganku. Dia sangat mabuk. Aku tidak bisa mengantarkan nya pulang,” balas Paul.

“Mengapa kamu membiarkan dia mabuk?” tanya Nai, marah.


“Tanya orangnya saja langsung, mengapa dia keluar bersama pria lain, dan mabuk seperti ini,’ balas Paul sambil mendengus.

“Kirimkan aku lokasinya. Jangan biarkan dia pergi kemanapun sampai aku tiba,” balas Nai. Lalu dia langsung mematikan telponnya.


Ketika Parawee telah selesai bekerja, Nai membujuknya untuk beristirahat, lalu dia melarang Parawee untuk bermain ponsel juga. Dan Parawee menurut.



Ketika Nai datang menjemput Net, dia langsung ingin menampar Paul. Tapi Paul menangkap tangannya dan menghentikannya.

“Apa yang kamu lakukan?” tanya Paul dengan dingin.

“Kamu sengaja menelpon Ayahku. Mengapa kamu melakukan itu?” tanya Nai, ketus.


“Kamu pasti dibesarkan seperti ini. Egois dan sering berasumsi sendiri,” balas Paul. Lalu dia menangkap tangan Nai yang satu lagi, saat Nai ingin memukulnya. “Khun Nai! Aku tidak baik seperti Ayahmu. Dan aku bukan tipe pria yang mencium wanita setelah mereka menampar,” katanya, mengejek Nai dengan sinis. “Bawa Ibumu pulang!” perintahnya sambil melepaskan tangan Nai dan mendorongnya.

“Jangan ganggu keluargaku lagi,” balas Nai.



Dirumah. Nai menyuruh pelayan untuk jangan memberitahukan tentang Net yang mabuk kepada Parawee. Lalu dia berniat untuk membersihkan Net. Tapi Net malah mengira Nai sebagai Paul. Dia menaruh tangan Nai ke pipinya dan memanggil nama ‘Paul’. Mendengar itu, Nai menjelaskan bahwa dia bukan Paul tapi Nai. Dan Net pun langsung tersadar serta melepaskan tangan Nai.

“Keluar!” usir Net. Lalu dia berniat untuk menghubungi Paul.



“Khun Net. Paul kelihatannya bukan pria yang bisa dipercaya. Jangan berhubungan dengan dia, dan jaga jarak,” kata Nai, mengingatkan.

“Kamu pikir aku bodoh dan naif?” balas Net dengan tidak senang.

“Tidak begitu. Aku hanya khawatir. Aku tidak ingin orang lain menipu keluarga kita,” balas Nai, menjelaskan.

“Keluarga?” dengus Net dengan ketus. “Perhatikan mulutmu. Aku bukan Ibumu!” tegas nya sambil memukul basin air kepada Nai. “Lain kali, jangan ikut campur urusanku! Keluar!”

“Ya, Khun Net,” jawab Nai dengan perasaan sedih.


Nai duduk ditangga dan menangis.



Flash back

Saat kecil, ketika Nai selesai menggambar, dia langsung menunjukkan nya kepada Net dan berharap mendapatkan pujian. Tapi Net bukannya memujinya, tapi malah memarahinya.

“Bukankah aku sudha memberitahu mu untuk memanggilku apa?” kata Net, dengan keras.

“Khun Net,” jawab Nai dengan pelan.

“Pergi! Jangan kotori tempat ini!” usir Net, jijik.

Flash back end

Keesokan harinya. Net baru menyadari kalau anting yang dipakainya semalam menghilang, kepadahal anting itu sangat penting. Anting tersebut harus dikirimkan kepada fashion show Khun Tara.


“Khun Net. Bagaimana itu bisa menghilang? Sejak kapan?” tanya Net, cemas.

“Jika aku tahu, aku tidak akan menyebutnya hilang. Aku baru sadar,” balas Net, tidak senang disalahkan, karena dia juga merasa stress.


Setelah berpikir cukup lama, Nai teringat akan Paul yang berada bersama dengan Nai semalam. Dan dia yakin kalau anting tersebut ada di Paul. Jadi diapun meminta Patcharee untuk mencari nomor Paul di bagian HRD. Lalu setelah mendapatkannya, diapun segera menelpon Paul.



Paul tersenyum senang ketika Nai menelponnya, karena dia sudah menduga itu. Dan saat Nai mengajaknya untuk bertemuan, dia menatap ke arah foto Parawee yang terpajang di dinding. “Aku ada dibawah lobby perusahaan mu.”

“Dia bilang dia ada dibawah,” kata Nai, memberitahu Patcharee dengan perasaan bingung.

“Apa yang dia lakukan disini?” tanya Patcharee, bingung juga.



Nai dan Patcharee turun ke bawah menemui Paul. Dengan ketus, Nai langsung menanyai, apakah Paul datang untuk menemui Net. Dan Paul menjawab tidak, tapi seseorang yang lain, tapi dia tidak mau memberitahu siapa itu.



Tepat disaat itu, Parawee datang.

Melihat keakraban Nai dan Parawee, Paul mengepalkan tangannya dengan erat. Lalu dia menyapa Parawee.


“Paul, apa kita pernah bertemu?” tanya Parawee, memperhatikan Paul.

“Seseorang dengan status rendah seperti ku tidak akan mendapatkan kesempatan untuk bertemu dengan seseorang seperti status mu,” balas Paul.

“Berdasarkan status, aku menganggap setiap orang bagian Crown Diamond,” kata Parawee dengan serius. “Kamu terlihat familiar,” komentar nya sambil tertawa.

Mendengar itu, Paul menatap Parawee dengan mata basah.



Nai menghentikan Paul yang ingin pergi. Dia menyuruh Paul untuk mengembalikan anting yang Paul curi, jika tidak, dia akan melaporkan Paul. Dan Paul sama sekali tidak takut dilaporkan, jika Nai memang memiliki bukti.

“Untukmu itu memang masalah kecil, tapi untukku, itu sangat penting,” pinta Nai.

“Jika kamu tidak bisa menangani masalah kecil seperti ini, kemudian kamu tidak pantas untuk mengurus Crown Diamond,” balas Paul. Lalu diapun pergi.

Nai kembali ke kantor dan memberikan perintah ke para karyawannya. Telpon setiap supplier, cari diamond yang seukuran dan sekualitas seperti aslinya seperti yang sebelumnya juga, dan design langsung. Siapapun yang berhasil melakukannya dengan cepat, dia akan mendouble kan gaji mereka, ketika kejadian ini berhasil di lewati.


Dikamar. Paul menatap foto keluarganya dulu, ketika keluarganya masih lengkap. “Kamu mungkin sudah melupakan segalanya. Tapi segera, kamu akan mengingat aku Khun Paramee,” gumam nya sambil tersenyum.


Perusahaan akhirnya berhasil menemukan supplier yang bisa menyediakan perhiasaan yang Nai inginkan tepat waktu. Dan Nai merasa lega. Sedangkan para karyawan merasa senang, karena itu berarti gaji mereka akan bertambah.


Tapi tiba- tiba dua orang karyawan datang dan melaporkan bahwa mereka berhasil menemukan anting yang hilang. Tapi di internet.


Nai datang ke tempat Thara dengan perasaan gugup. Dia ingin meminta maaf serta menjelaskan tentang anting yang dia janjikan. Tapi ternyata sebelum dia sempat menjelaskan, Thara malah sudah memujinya duluan.

“Cantiknya! Sempurna!” puji Thara.


Lalu disaat itu, Paul muncul sambil tersenyum. Dan Nai merasa terkejut.

Post a Comment

Previous Post Next Post