Hello
J Setelah nulis
‘The Little Nyonya’ kini aku kembali lagi nulis drama China lainnya. Genre-nya
masih romance, tapi kelihatannya lebih berat karna settingnya yah dunia bisnis
gitu. Semoga aja kalian suka ya. Episode awal memang masih agak boring karna kan baru perkenalan
karakter, tapi semakin bertambah episode semakin menarik kok. Aku akan coba
nulis dan semoga bisa sampai tamat ya (lihat respon pembaca juga sih). Kalau
drama Korea sekarang ini belum ada yang menarik perhatianku sih. Ada yang
bagus, tapi kalau di tulis kayaknya berat.
---===---
Sinopsis
C-Drama : This World Does Not Look At Appearance E01
Adegan dimulai dengan memperlihatkan seorang pria berusia
30-an bernama Lian Sheng yang sedang memikirkan, haruskah dia pulang ke
negaranya atau tidak? Lian Sheng dulunya bekerja di sebuah perusahaan bernama
Ounuo, tapi 6 tahun yang lalu, dia sudah meninggalkan perusahaan dan negaranya.
Dan sekarang, 6 tahun kemudian, dia mendapat kabar mengenai SJ yang berencana
mengambil alih Ounuo. Bukan hanya itu, tapi juga ada seseorang yang
mengirimkannya foto Ketua Ounuo bersama seorang wanita di kamar hotel. Lian
Sheng tidak bisa hanya diam menyaksikan semuanya. Karna itu, dia pun memutuskan
untuk kembali ke Shenzhen.
--
Shenzhen, di Jeff Club
Begitu tiba, hal pertama yang Lian Sheng urus adalah mengenai
foto-foto skandal Ketua Ounuo. Dia berjanji bertemu dengan pria itu di sebuah
café bernama Jeff Club yang adalah milik temannya, Jeff. Sebelum Lian Sheng
tiba tadi, Jeff sudah mencoba negosiasi dengan pria tersebut mengenai bayaran
untuk foto-foto skandal itu. Mereka sudah sepakat dengan harga 200.000
yuan. Tapi, begitu Lian Sheng tiba, pria
itu tiba-tiba menaikkan harganya menjadi 500.000 yuan. Jeff ngamuk karna harga
dinaikkan sesuka hati, tapi Lian Sheng tidak masalah. Dia siap membayar harga
yang diminta si pria tersebut. Tanpa membuang waktu, Lian Sheng segera membuka
cek dan meminta pria itu menyerahkan data foto itu semuanya.
Mereka saling bertukar antara cek dengan Flashdisk. Lian
Sheng pun memeriksa isi flashdisk dan setelah memastikan bahwa isinya memang
benar adalah semua foto skandal Ketua Ounuo, dia baru memberikan ceknya. Jeff
pun dengan tampang garang memperingati pria tersebut untuk tidak bermain-main
dengan mereka! Jangan sampai pria itu mempunyai copy foto itu dan memberikan
atau menceritakannya pada orang lain!
Pria itu menyakinkan kalau dia tidak mungkin berani
berbuat seperti itu. Setelah transaksi usai, dia pun pergi.
Sekarang hanya tinggal Jeff dan Lian Sheng. Jeff
benar-benar nggak habis pikir karna Lian Sheng rela membayar semahal itu hanya
untuk beberapa foto! Apakah dia melakukan ini demi Qiu Zhijie (Ketua Ounuo)
atau Yu Jiajie (istri Qiu Zhijie)?
“Tidak penting,” jawab Lian Sheng, singkat.
Jawaban itu membuat Jeff bisa menyadari kalau Lian Sheng
masih belum bisa move on. Dia bisa
mengerti sih karna bagaimanapun, Lian Sheng dulu bersama Yu Jiajie sangat lama.
Lian Sheng langsung menempeleng kepalanya dan beralasan kalau dia dengan Jiajie
hanyalah berteman dan tidak ingin terjadi hal buruk pada Jiajie.
“Jenderal (Julukan Lian Sheng), kau tahu apa yang paling
ku kagumi darimu adalah semangat dan toleransi yang kau punya. Kau mampu
mencapai sesuau yang besar seperti seorang Jenderal,” ujar Jeff. “Jika aku
tidak mengirimkanmu foto-foto itu, entah kapan kau akan kembali.”
Lian Sheng menjelaskan bahwa beberapa foto-foto itu
(yang dibelinya tadi dari si pemeras) bisa mempengaruhi perusahaan Ounuo. Dan
juga, 2 tahun yang lalu, dia pernah bilang kan kalau ada perusahaan asing yang
mencoba mengakuisisi Ounuo. Walau kelihatan tidak jadi selama 2 tahun ini, tapi
perusahaan asing itu, baru-baru ini menghubunginya. Jeff langsung bisa
menyimpulkan kalau perusahaan asing itu ingin bantuan Lian Sheng. Dia pun jadi
penasaran berapa tawaran yang ditawarkan perusahaan asing itu? Apa masih sama
seperti 2 tahun yang lalu?
“Double,”
jawab Lian Sheng.
Jeff tercengang. Angkanya dua kali lipat dari yang dulu
dan itu sangat besar. Kenapa mereka berani menawarkan sampai sebesar itu? Lian
Sheng menjawab kalau berdasarkan rencana mereka, partisipasinya akan mampu
membuat mereka menghemat ratusan juta dollar (berarti, kemampuannya berbisnis
diakui oleh perusahaan itu).
“Apa kau menerima tawaran mereka?”
“Jika kau diposisiku, kau akan bagaimana?” tanya Lian
Sheng, balik.
“Tidak akan ada yang menolak uang sebanyak itu.”
Tidak ada jawaban dari Lian Sheng. Hanya sebuah senyum
misterius.
--
Setelah menyelesaikan masalah foto skandal itu, Lian
Sheng pergi menemui Qiu Zhijie. Dia mencegat mobilnya di tengah jalan. Tidak
diduga, Zhijie ternyata sangat senang melihat Lian Sheng. Lian Sheng tidak mau
basa-basi dan hanya menunjukkan dua berkas ditangannya. Berkas pertama entah
mengenai apa, tapi Zhijie tampak serius setelah membacanya dan berkata bahwa
dia tahu ada beberapa orang yang berusaha melakukan ‘sesuatu’ pada
perusahaannya, Ounuo. Jadi, menurut Lian Sheng, ,bagaimana caranya mengatasi
hal ini?
“Satu-satunya jalan keluar adalah membiarkanku kembali
ke Ounuo sebagai CEO,” jawab Lian Sheng.
Zhijie tidak keberatan. Sebaliknya, dia sangat senang.
Dia memang sangat berharap Lian Sheng bisa kembali ke Ounuo. Dan mengenai
posisi CEO, dia merasa bahwa itu memang seharusnya menjadi milik Lian Sheng
demi kepentingan bisnis dan hubungan pribadi mereka! Tidak ingin membuang
waktu, Zhijie mengajak Lian Sheng untuk ikut dengannya segera ke perusahaan.
Lian Sheng menyuruhnya untuk tidak terburu-buru. Dia pun
menyerahkan berkas lainnya. Isi dari berkas itu adalah foto-foto skandal
Zhijie. Ah, lebih tepatnya, foto perselingkuhan Zhijie. Wajah Zhijie menjadi
pucat.
“Dulu, kau, Qiu Zhijie menikahi Yu Jiajie. Dan sekarang,
kau malah berhubungan dengan Yan Peixi. Kau cukup kuat untuk usia mu,” sindir
Lian Sheng.
Zhijie kelabakan dan ingin membuat alasan. Tapi, Lian
Sheng tidak mau mendengarkan alasannya dan juga tidak peduli. Dia hanya tidak
mau skandal itu mempengaruhi Ounuo. Dia sudah membantu dengan menyingkirkan
foto-foto itu. Dan dia punya sebuah nasehat untuknya. Jika dia ragu untuk
mengakhiri hubungan, dia akan mendapat masalah. Urus dulu masalah pribadinya,
baru mereka bicarakan mengenai bisnis.
Zhijie mengerti maksud Lian Sheng. Dia tidak bisa
berkata-kata sama sekali.
--
Sementara itu, di tempat lain, di sebuah café di dalam
hotel,
Seorang waitress bernama
Tao Xiaodi sedang sibuk melihat para tamu pria café yang berkunjung. Sikapnya
sangat ramah jika melihat tamu pria itu datang sendirian. Tapi, sikap ramahnya
itu pun berubah dengan sangat cepat jika tahu pria itu tidak begitu kaya. Yap, dia mengincar pria-pria kaya.
Makanya, waktu dia melihat soerang pria muda dan tampak
kaya masuk ke dalam café, dia pun segera melayaninya dengan sangat-sangat
ramah. Dia semakin tertarik saat melihat kalau pria itu mempunyai kunci kamar
VIP. Sayang sekali, pria itu hanya mampir sebentar karna dia masih ada urusan
lain. Tao Xiaodi tentu tidak mau kehilangan kesempatan, jadi dia menawarkan
untuk mengantarkan pesanan minuman pria tersebut ke kamar hotelnya.
Pria muda itu bernama Qiu Yingshu. Dia terburu-buru
pergi karna fotografer kenalannya, Hong Taizhe, meminta bantuannya untuk
menjadi model pemotretannya. Yingshu sempat protes karna harusnya tujuannya
hari ini adalah menjadi asisten Taizhe, tapi kenapa dia malah menjadi modelnya.
Taizhe menanggapi dengan ringan bahwa dia menerima Yingshu menjadi asisten
karna rekomendasi dari Lian Sheng.
Setelah mengambil beberapa foto, Taizhe memberikan
kameranya pada Yingshu sementara dia bersiap-siap karna model sebenarnya akan
datang sebentar lagi. Ketika Taizhe meninggalkannya, tidak lama terdengar suara
ketukan pintu.
Tao Xiaodi datang mengantarkan pesanan minuman Yingshu
ditambah sebuah kue. Penampilannya juga sangat berbeda dari tadi. Dia berias
sangat cantik. Sekali lihat saja sudah ketahuan tujuannya yang ingin memikat
Yingsu. Yingshu yang masih nggak mengerti keadaan, memberitahu Xiaodi kalau dia
tidak memesan kue tadi.
“Aku yang traktir,” jawab Xiaodi.
Dia pun masuk ke dalam kamar hotel dan meletakkan
minuman serta kue di atas meja kecil yang ada di samping set pemotretan. Xiaodi
juga tidak langsung pergi tapi malah melihat peralatan memotret dan mengajak
berbincang mengenai fotografer. Dia berbohong bahwa cita-citanya dulu adalah
menjadi fotografer dan menurutnya pria yang memotret itu tampan. Yingshu tidak
curiga sama sekali dengan tujuannya dan malah menawarkan untuk mengambil
beberapa foto Xiaodi. Xiaodi langsung setuju dan mulai berpose.
Ditengah-tengah proses foto, terdengar suara Taizhe dari
dalam kamar yang memerintahkan Yingshu untuk pergi menjemput klien. Yingsu
balas menjawab ‘ya’ sambil menyebut Taizhe dengan panggilan ‘boss.’
Jederr!
Sikap Xiaodi langsung berubah 180 derajat. Dia mengira
kalau Yingshu hanyalah seorang asisten. Karna itu, dia pun menunjukkan sifat
aslinya dan memerintahkan Yingshu untuk menghapus semua foto-foto yang
diambilnya tadi.
“Semua hasil fotonya sangat bagus. Kenapa harus dihapus?
Berikan emailmu dan aku akan mengirimkannya,” ujar Yingshu.
“Kau pikir kau punya untuk memotretku,” balas Xiaodi dengan
nada meremehkan.
Sikapnya yang berubah sangat cepat membuat Yingshu sadar
tujuan Xiaodi. Xiaodi pasti mengira dia adalah pemuda tampan dan kaya. Tapi,
ternyata dia hanyalah seorang asisten. Xiaodi tidak menyangkal sama sekali dan
malah terang-terangan menghina Yingshu yang hanyalah seorang asisten tapi
bertingkah seperti seniman.
“Orang-orang bilang, gadis dengan penampilan biasa-biasa
saja biasanya baik. Tapi, kenapa aku merasa kau orang yang licik?” balas
Yingshu.
Xiaodi tersinggung saat disebut ‘gadis dengan penampilan
biasa’. Dia pun melampiaskannya dengan menampar wajah Yingshu menggunakan kue
yang dibawakannya tadi.
--
Xiaodi mempunyai seorang adik yang mempunyai wajah
sangat mirip dengannya, Tao Xiaoting. Dan secara kebetulan, Xiaoting hari ini
datang ke Shenzhen. Penampilan mereka sangat serupa, tapi sifat mereka bertolak
belakang. Xiaoting datang ke Shenzhen untuk bekerja dan akan tinggal bersama
Xiaodi. Kedatangannya tidak disambut cukup baik sama Xiaodi.
Xiaodi pun menyuruh Xiaoting untuk menunggunya sampai
selesai bekerja dan jangan berkeliaran. Xiaoting pun menurut. Dia duduk di
depan toko dekat tempat parkir. Lagi asyik duduk, sebuah mobil putih tiba-tiba
berhenti di depannya. Pengendara mobil itu adalah Yingshu.
Yingshu salah mengenali Xiaoting sebagai Xiaodi. Jadi,
dia pun menghina Xiaoting yang duduk di sana untuk mencari ‘mangsa.’ Dia juga
masih sakit hati dengan tamparan kue Xiaodi waktu itu, jadi dia pun melemparkan
slice cake yang dimilikinya ke
hadapan Xiaoting.
“Kau gila!” maki Xiaoting.
Yingshu mengabaikannya dan pergi begitu saja. Xiaoting
beneran nggak habis pikir dengan kelakuan Yingshu yang sangat aneh. Padahal
mereka nggak saling kenal, tapi tiba-tiba Yingshu bicara aneh dan melemparinya
kue.
--
Qiu Zhijie tidak bisa tenang sejak perselingkuhannya
diketahui Lian Sheng. Dia pun memikirkan perkataan Lian Sheng. Akhirnya, dia
pun menelepon Peixi (selingkuhannya) untuk bertemu di hotel perusahaannya jam 8
malam nanti. Mereka akan bertemu di kamar 1808.
Lagi teleponan, tiba-tiba saja Yingshu muncul dengan
kameranya dan memotretnya. Zhijie yang sedang dalam mood jelek, menjadi sangat marah dan melampiaskannya pada Yingshu,
putranya. Yingshu nggak terima dimarahi begitu padahal dia hanya memotret
beberapa foto. Dan juga, walau sangat marah, tidak seharusnya ayahnya
membanting kameranya!
Zhijie masih tetap saja marah. Dia mengungkit Yingshu
yang kuliah di jurusan keuangan dan managemen, tapi Yingshu malah berhenti
ditengah jalan. Ah, seperti orang tua pada umumnya, dia pun membandingkan
Yingshu dengan anak dari temannya, tn. Wang, yang sekarang sudah membantu
perusahaan keluarga dan membuat perusahaan masuk ke bursa efek. Tapi, Yingshu
malah tidak melakukan apapun dan hanya berkeliaran tanpa tujuan. Setelah balik
dari Inggris, tidak pernah sekalipun dia tinggal di perusahaan!
“Aku tidak pernah mau bekerja di perusahaan. Aku hanya
ingin menjadi fotografer. Apa yang salah dengan itu? Kalau ayah mau bantuan,
bahwa saja Jenderal (Lian Sheng) kembali! Dia pilihan terbaik untuk perusahaan
ini,” balas Yingshu, teriak. Tidak terima dimarahi.
“Masalah Lian Sheng kembali atau tidak, itu urusanku!
Yang kita bahas sekarang adalah kau! Kau mengabaikan tugasmu! Jangan campur
adukkan dua masalah ini!” teriak Zhijie.
Yingshu balas teriak. Dia merasa kalau keduanya masalah
yang sama. Dia pun mengancam akan pergi seperti Lian Sheng jika ayahnya terus
menekannya! Dan ketika itu terjadi, ayahnya tidak akan mempunyai siapapun di
sisinya! Itu karna ayahnya adalah orang egois, diktator dan tirani!
Usai marah-marah, Yingshu langsung pergi. Dia tidak
menyadari bahwa jantung ayahnya terasa sakit usai mereka bertengkar.
Di tengah suasana hati yang buruk itu, dia mendapat
telepon dari Yu Jiajie, istrinya. Dilihat dari wajahnya, usianya berbeda cukup
jauh dari Zhijie. Dan dia bukanlah ibu Yingshu.
Jiajie menelpon untuk mengingatkan peringatan lima tahun
ulang tahun pernikahan mereka tinggal 1 minggu lagi. Dan Yingshu bilang ingin
mengambil foto mereka. Zhijie baru teringat dan meminta maaf karna dia terlalu
sibuk. Dia pun menyerahkan pesta perayaan ulang tahun pernikahan itu untuk
diatur oleh Jiajie, temasuk list tamu yang akan diundang.
Saat Jiajie menanyakan apakah dia akan pulang, Zhijie
menjawab tidak. Dia beralasan bahwa rumah sedang direnovasi dan dia tidak tahan
dengan suara bising perbaikan. Jiajie mengerti dan hanya menyuruhnya untuk
minum obat dan beristirahatlah lebih bawal. Zhijie mengiyakan dan menyuruhnya
tidak khawatir karna dr. Huang ada di hotel, jadi dia bisa menelponnya
kapanpun.
--
Zhijie sudah bersiap di kamar hotel dari sebelum waktu
yang dijanjikan. Dan 15 menit sebelum jam 8 malam, Peixi sudah tiba. Peixi
langsung memeluk Zhijie saat pintu dibuka, tapi berbeda dari biasanya, Zhijie
melepaskan pelukannya dengan dingin.
Peixi sadar kalau ada masalah. Apalagi, Zhijie terus
menjaga jarak darinya. Zhijie pun tidak mau berlama-lama karna dia masih ada
janji temu dengan orang lain. Dia langsung mengutarakan keinginannya kalau dia
ingin putus. Dia hanya mencintai Jiajie. Dia juga sadar bahwa tindakannya melukai Peixi, karna itu, dia
akan memberikan sejumlah uang sebagai kompensasi.
“Kau tahu kalau aku bersamamu bukan demi uang. Aku
beneran menyukaimu. Aku hanya ingin bersamamu,” tegas Peixi.
“Kenapa kau tidak bisa mengerti? Baiklah. Aku minta
maaf.”
Peixi tetap tidak mau putus dari Zhijie. Walaupun dia merasa marah karna Zhijie
memperlakukannya demikian, memanggil dan mengusirnya sesuka hati, tapi tetap
saja dia tidak mau melepaskannya. Zhijie juga tetap pada pendiriannya! Dia
ingin mengakhiri perselingkuhan mereka! Dia tidak mau lagi mereka saling
bertemu!
“Apa salahku? Kau tidak bisa mencampakkanku seperti ini!
Aku tahu! Aku tahu kalau kau mencintai Yu Jiajie. Tapi , apa Yu Jiajie
mencintaimu? Sudah lima tahun. Kau harusnya sudah memenangkan hatinya sekarang.
Tapi, apa yang kau dapatkan? Apa dia beneran jatuh cinta padamu? Kau hanya
berbohong pada dirimu sendiri sama seperti aku! “
“CUKUP!” teriak Zhijie.
“Dia tidak pernah berhenti mencintai seorang pria. Dan
pria itu adalah Lian Sheng. Aku mencintaimu. Kau mencintainya (Yu Jiajie). Dia
(Yu Jiajie) mencintainya (Lian Sheng),” ujar Peixi, tidak mau berhenti.
(Untuk lebih jelasnya. Lian Sheng dulunya adalah pacar Yu
Jiajie. Tapi, entah masalah apa yang terjadi, Yu Jiajie malah menikah dengan
Qiu Zhijie. Qiu Zhijie ini adalah pemilik perusahaan Ounuo, tempat dimana Lian
Sheng bekerja 6 tahun yang lalu. Kemampuan bisnis Lian Sheng sangat hebat,
makanya Zhijie sangat senang saat Lian Sheng kembali dan mau Lian Sheng bekerja
lagi untuk Ounuo).
Ucapan Peixi membuat penyakit jantung Zhijie jadi kumat.
Tapi, Peixi masih juga tidak mau berhenti dan tetap saja ngotot nggak mau
putus. Dia terus memakai alasan kalau dia mencintai Zhijie.
“Aku sudah bersalah pada Jiajie. Aku juga bersalah
padamu. Aku tidak bisa membiarkan
kesalahan ini terus berlanjut. Aku tidak mau hubungan kita bertahan lebih lama.
Kau mengerti?! Apapun yang kau inginkan, akau ku berikan. Aku sudah memutuskan.
Kita harus putus!” tegas Zhijie.
“Kau sudah memutuskan?”
“Ya. Sudah kuputuskan,” jawab Zhijie, yakin.
Peixi sangat kecewa. Dia pun mendorong Zhijie dan lari
keluar. Dorongan itu memicu penyakit jantung Zhijie menjadi lebih kuat. Dia pun
kolaps.
Semua adegan itu ternyata disaksikan oleh pria yang
memeras Lian Sheng. Dia sudah memasang kamera pengintai di kamar tersebut
(pantesan dia bisa dapat foto perselingkuhan Zhijie). Makanya, pas dia melihat
Zhijie pingsan karna penyakit jantung, dia jadi takut.
Peixi yang udah mau pergi, mendengar erangan kesakitan
Zhijie. Dia berbalik dan panik karna Zhijie mengerang kesakitan dan
terbata-bata menyuruhnya untuk segera menelpon dr. Huang. Peixi tidak mengulur
waktu, langsung menelpon dr. Huang dan menyuruh untuk segera datang ke kamar
1808. (Dia menelpon menggunakan ponsel Zhijie).
Di saat yang sama, ada seseorang mengetuk pintu kamar.
Peixi awalnya ragu untuk membuka pintu saat tahu yang mengetuk adalah Lian
Sheng. Tapi, karna ini adalah keadaan darurat, dia pun memutuskan membuka
pintu. Dia segera memberitah yang terjadi pada Zhijie. Lian Sheng panik dan
segera melakukan pertolongan pertama. Dia melonggarkan kerah baju dan melakukan
CPR. Dia juga mencari obat jantung yang ada di saku baju dan meminumkannya pada
Zhijie. Tidak lama, dr. Huang juga tiba. Mereka berusaha melakukan pertolongan
pertama. Sayang, semua sudah terlambat. Qiu Zhijie meninggal dunia.
Peixi langsung menangis terisak-isak dan menyalahkan
diri sendiri. Dia menyesal sudah keras kepala dan berdebat dengan Zhijie tadi.
Lian Sheng juga sangat marah dan mengusir Peixi. Peixi tidak mengatakan apapun
dan pergi.
Lian Sheng berusaha menenangkan diri dengan pergi keluar
kamar. Tapi, dia malah melihat sosok pria yang memerasnya waktu itu keluar dari
sebelah kamar. Ah! Dia sadar kalau pria itu pasti berkhianat dan diam-diam
masih mengintai Zhijie (Yah, walaupun gagal karna Zhijie meninggal dunia tanpa
diduga). Lian Sheng pun segera berlari mengejar pria tersebut! Karna
terburu-buru, dia tidak sengaja bertabrakan dengan Xiaoting (yang entah kenapa
pergi ke lantai kamar hotel tersebut).
Tanpa Lian Sheng sadari, flasdisk yang berisi foto
perselingkuhan Zhijie, terjatuh dari kantong bajunya saat bertabrakan tadi. Dan
flashdisk itu di pungut tanpa sadar oleh Xiaoting dan dimasukkan ke dalam
tasnya.
--
Yu Jiajie dan Qiu Yingshu mendapatkan kabar meninggalnya
Qiu Zhijie. Kedukaan meliputi mereka.
Lian Sheng juga sangat berduka. Dia pun teringat
pertemuan pertamanya dengan Zhijie dulu.
Flashback
Dulu
sekali, disuatu malam, ketika Lian Sheng sedang berolaharaga menaiki sepeda
dengan Jeff, mereka tanpa sengaja melihat sebuah mobil terbalik di tepian
pantai. Dia dan Jeff segera memeriksa mobil tersebut dan didalam mobil itu ada
Zhijie dan seorang gadis (ini aku kurang yakin, kayaknya cewek sih).
Sejak
Lian Sheng menyelamatkan nyawanya, Zhijie jadi berhubungan baik dengannya. Dia
juga menyukai paper yang Lian Sheng masukkan di perusahaannya. Dia sadar kalau
Lian Sheng berbakat dalam bisnis.
Bukan
hanya Zhijie yang menyukai Lian Sheng, tapi juga Yingshu. Yingshu yang waktu
itu masih bocah, bahkan menyuruh ayahnya memperkerjakan Lian Sheng agar dia
bisa bermain setiap hari dengannya.
Waktu
itu, Lian Sheng secara tegas menolak. Dia buka tipe orang yang menggunakan
koneksi untuk mendapatkan pekerjaan. Dia akan membuktikan dirinya sendiri
dengan kemampuannya untuk masuk ke Ounuo.
End
Dan sekarang, semua hanya tinggallah kenangan. Qiu
Zhijie telah meninggal dunia.
--
Setelah pekerjaannya selesai, Xiaodi membawa adiknya ke
rumah. Xiaoting memuji rumah sewa Xiaodi yang bagus dan besar. Dulunya, Xiaodi
menyewa kamar itu bersama temannya. Tapi, temannya baru-baru ini menikah dan
pindah. Jadi, hanya dia sendiri yang menempati kamar itu sekarang.
Xiaoting tiba-tiba teringat dengan pacar Xiaodi, You
Wei. Apa mereka tidak tinggal bersama? Xiaodi menjawab kalau pabrik kecil milik
ayah You Wei baru saja tutup, jadi You Wei harus memberikan setengah gajinya
untuk orangtuanya setiap bulan. Dan juga, walau You Wei mau tinggal bersamanya,
dia tidak akan setuju.
Xiaoting suka dengan jawaban kakaknya. Menurutnya,
wanita memang harus melindungi diri. Tidak boleh tinggal bersama sebelum
menikah.
“Menikah? Hubungan kami tidak sampai ke sana,” ujar
Xiaodi.
--
Saat tahu ayahnya meninggal, orang pertama yang Yingshu
hubungi adalah Lian Sheng. Lian Sheng pun mengajaknya bertemu di pantai.
Setelah selesai teleponan dengan Yingshu, Lian Sheng
baru memeriksa sakunya. Dan baru sadar kalau flasdisknya hilang. Dia langsung
teringat saat bertabrakan dengan Xiaoting tadi.
--
Keesokan harinya,
Sesuai janji kemarin malam, Lian Sheng dan Yingshu
bertemu di sebuah pantai. Baru juga Lian Sheng tiba, Yingshu sudah menceritakan
rasa penyesalannya karna bertengkar dengan ayahnya kemarin. Dia merasa kalau
semua adalah salahnya karna membuat ayahnya marah hingga penyakit jantungnya
kambuh. Walaupun Lian Sheng menghibur dengan berkata bahwa kejadian ini tidak
terduga dan ini bukanlah salah Yingshu, Yingshu tetap saja merasa ini salahnya.
Dia menyebut dirinya sendiri anak tidak berbakti dan tidak pernah membantu
pekerjaan ayahnya. Andai saja, dia tidak bertengkar dengan ayahnya, ayahnya
tidak mungkin meninggal dunia.
“Menangislah jika kau mau. Apapun yang mau kau lakukan,
aku akan menemani. Tapi, sebagiknya kau berhenti berduka. Karna tidak ada
satupun yang peduli pada kesedihanmu. Yang harus kau lakukan sekarang adalah
menjadi pria dewasa dan memikul tanggung jawab Ounuo serta keluargamu! Buat
semua orang menjunjungmu!” nasehati Lian Sheng.
--
Tao Xiaodi dan Tao Xiaoting bersiap-siap bersama.
Keduanya hari ini akan mencari pekerjaan. Tentu saja, pekerjaan yang mereka
cari berbeda. Tao Xiaodi sangat mempedulikan penampilannya, tapi tidak dengan
Xiaoting. Xiaoting memuji kakaknya yang cantik, tapi menurut Xiaodi, wajahnya
tidak cantik mau seperti apapun dia menutupinya dengan make-up. Dia benar-benar
tidak menyukai wajahnya dan ingin melakukan operasi plastik.
Setelah meratapi wajahnya, Xiaodi mulai sibuk mencari
lipstick-nya yang menghilang. Dia sampai membongkar tas Xiaoting dan tanpa
sengaja membuat flashdisk Lian Sheng yang ada di tas Xiaoting, jatuh keluar dan
masuk ke kolong kursi.
Xiaodi benar-benar memanfaatkan Xiaoting. Awalnya dia
membongkar tas Xiaoting untuk mencari lipstick, tapi waktu menemukan kartu ATM
Xiaoting, dia malah mengambilnya. Dia ingin memakai uang tabungan Xiaoting
untuk melakukan operasi plastik. Tentu saja Xiaoting tidak mau memberikannya,
tapi Xiaodi malah mengungkit hutang budi Xiaoting padanya saat kecil dulu.
Jadi, waktu kecil, Xiaoting pernah sakit demam tinggi dan Ibu mereka sedang
tidak di rumah, Xiaodi lah yang menggendongnya dan membawanya ke rumah sakit.
Nah, padahal dia menyelamatkan nyawa adiknya sendiri, tapi dia malah
mengungkitnya sekarang dan meminta bayarannya.
Dengan setengah hati, Xiaoting pun memberikan kartu
ATM-nya. Dia memperingatkan kakaknya untuk tidak pernah mengungkit lagi hutang
budi 10 tahun yang lalu. Dan juga, dia tidak setuju kalau Xiaodi melakukan
operasi plastik.
--
Xiaoting pergi ke sebuah perusahaan untuk interview
kerja. Sementara Xiaodi malah berkeliaran di jalanan setelah memeriksa uang di
kartu ATM Xiaoting. Bukannya bersyukur karna adiknya sudah memberikan uang, di
dalam hatinya Xiaodi malah ngedumel karna uang tabungan Xiaoting sangat kecil
dan tidak cukup untuk biaya operasi plastik.
Ketika sedang menunggu bus di halte, seorang pria berjas
mendekatinya. Pria itu bersikap sangat ramah dan memperkenalkan dirinya sebagai
pencari bakat. Xiaodi menanggapi dengan sinis karna dia tahu pria itu adalah
penipu. Pria itu menyakinkan Xiaodi kalau dia bukan penipu. Dan untuk
membuktikannya, dia menunjukkan foto-fofo model wanita yang ada di ponselnya.
--
Di tempat interview, Xiaoting bersiap untuk wawancara.
Dia sudah mempersiapkan diri dengan matang. Di saat dia sibuk belajar, pelamar
kerja lainnya yang seorang wanita juga, malah sibuk membetulkan make-up nya.
--
Xiaodi tergiur dengan penawaran pria itu dan akhirnya
mau ikut dengan si pria ke studio foto. Xiaodi berusaha bersikap profesional
dengan berlagak tidak mau langsung tandatangan kontrak (ini sikap yang benar),
tapi waktu si pria menyuruhnya untuk langsung tandatangan karna mereka harus
segera memulai photoshoot, Xiaodi
langsung tandatangan tanpa membaca kontrak dengan detail. Kenapa? Karna dia percaya pria itu adalah pencari bakat dan
dia akan menjadi model terkenal.
--
Wawancara Xiaoting berjalan lancar, tapi sayangnya, dia
tidak diterima bekerja di sana. Yang mewawancarainya adalah seorang pria. Dia
hanya menanyai sedikit pertanyaan dan langsung berkata kalau posisi kerja yang
tersedia tidak sesuai untuk Xiaoting.
Sementara itu, pelamar kerja wanita yang tadi
bermake-up, juga sudah selesai wawancara kerja. Hasilnya, dia diterima bekerja
di sana. Xiaoting heran karna wanita itu diterima padahal wanita itu pun tidak
berpengalaman sepertinya. Si wanita dengan semangat bilang kalau yang
menginterview-nya tadi bilang bahwa posisi yang tersedia tidak sesuai dengannya
dan dia pun merasa demikian. Tapi, tiba-tiba, direktur perusahaan menanyainya
mengenai tempat belanja favoritnya dan toleransi alkoholnya. Si direktur juga
memuji make-upnya.
Ah, jawaban si wanita itu membuat Xiaoting menjadi
minder. Sepertinya, dia bisa tahu alasan kenapa wanita itu bisa diterima
sementara dia tidak.
--
Xiaodi udah sangat semangat mau memulai pemotretan.
Sayangnya, pemotretan yang dibayangkannya tidak sama dengan faktanya. Mereka
ternyata penipu. Yang ingin mereka foto bukan wajah Xiaodi melainkan tubuhnya. Foto
telanj***.
Xiaodi ngamuk karna sudah ditipu dan mau pergi. Tapi, si
pria mengingatkan kalau Xiaodi sudah tandatangan kontrak! Kalau Xiaodi mau
berhenti, boleh, dengan syarat dia harus membayar penalti sebesar 50.000 yuan.
Jika tidak mau, dia akan membuat Xiaodi menjadi sangat ‘terkenal’!
Dan untuk membuktikan perkataannya, dia pun memberi kode
pada para anak buahnya untuk melepas baju Xiaodi secara paksa.
--
Xiaoting mencoba interview di beberapa perusahaan lain.
Dan hasilnya, tidak ada satupun yang menerimanya. Alasannya rata-rata adalah
mengenai penampilannya.
--
Xiaodi akhirnya bisa bebas dari tempat pemotretan tadi
dengan cara membayar uang penalti. Caranya membayar adalah menggunakan semua
uang di tabungan Xiaoting.
Harusnya kejadian tadi menjadi pelajaran bagi Xiaodi
untuk lebih berhati-hati dan tidak mudah ditipu dengan iming-iming uang atau
ketenaranan. Sayangnya, Xiaodi memaknai kejadian tadi dengan cara yang sangat
negatif. Dia merasa kejadian tadi terjadi karena wajahnya yang tidak cantik!
“Bagaimana bisa takdir seseorang ditentukan oleh
wajahnya! Baik! Karna takdir sudah menyadarkanku, maka aku tidak mau wajah ini
lagi! Aku akan operasi plastik! Aku pasti akan operasi plastik!!!”
(Kakak beradik dengan wajah yang mirip berusaha menggapai mimpi
mereka dengan cara mereka masing-masing. Xiaodi hendak menggunakan wajahnya dan
kecantikannya dan akhirnya memutuskan operasi plastik. Sementara Xiaoting
memilih untuk bekerja keras demi mencapai impiannya. Cara mana yang akan
membawa mereka menggapai mimpi mereka?)
lanjuut...
ReplyDelete