Original Network : jTBC Netfix
Byeol berjalan pulang ke rumah sambil
bertelponan dengan Kang Sol A. Dengan agak cemburut, Byeol menceritakan bahwa
dia pulang sendirian, karena semua temannya ada les dan sibuk, hanya dia yang
tidak ada.
“Bertahanlah. Akan kucari uang banyak setelah
lulus dan akan kusewa tutor terbaik untukmu,” kata Kang Sol A, menghibur Byeol.
“Kudengar pengacara pun kesulitan belakangan
ini. Nilaimu kurang untuk masuk firma terkenal,” balas Byeol, tidak percaya.
Dan Kang Sol A merasa kesal.
Kang Sol A kemudian menasehati Byeol uang
jangan bermain ponsel terus, nanti dia sita. Dan Byeol membalas bahwa ini punya
Dan. Lalu Kang Sol A menyuruh Byeol untuk berhati- hati kepada Man Ho, karena
Man Ho berbahaya. Juga jangan lupa untuk selalu membawa semprotan kemana- mana.
“Jangan cemaskan aku. Belajarlah,” kata Byeol,
mengerti. “Tapi dia tampak amat berbeda. Anak-anak tak akan kenal. Aslinya jauh
lebih jelek. Dia mengerikan,” komentarnya.
Tepat ketika Byeol sudah selesai bertelponan
dengan Kang Sol A, Man Ho muncul didepan nya sambil tersenyum padanya.
“Aku tampak lebih jelek? Hei, perhatikan,”
kata Man Ho sambil mendekati Byeol. Dan karena takut, Byeol tidak sengaja
menjatuhkan ponsel yang dipegang nya. Dan Man Ho tertawa. “Kurasa aku tidak sejelek itu.”
Dengan ngeri, Byeol mengeluarkan semprotan
yang dibawanya untuk berjaga- jaga. “Mundur atau
kusemprot,” ancamnya.
“Hei, Nak. Aku tidak mengerikan lagi,” bujuk Man Ho,
mencoba menenangkan Byeol.
“Aku tak peduli. Aku takut, jadi menyingkirlah,” kata Byeol, takut.
“Aku baca undang-undang, bukan kitab suci saat aku dipenjara,” balas Man Ho, terus berjalan mendekati Byeol. “Kau bisa dituntut atas penyerangan jika kau gunakan…”
Sebelum Man Ho selesai bicara, Byeol langsung
menjerit dan menyemprot matanya. Lalu dia berlari masuk ke dalam rumah, serta
meninggalkan ponselnya yang terjatuh.
Wakil Dean Ju mengaku kepada Jong Hoon bahwa
pada hari itu, dialah yang membawa
kemasan gula itu dan membunuh Byung Ju.
Ketika Kang Sol B menghubungi Jong Hoon, Wakil
Dean Ju langsung merebut ponsel Jong Hoon dan mematikannya. Lalu dia
mengeluarkan bir yang dibawanya.
Dengan gelisah, Kang Sol B terus mencoba
menghubungi Jong Hoon. Saat Ibu Kang B mengetahui itu, dia langsung mengomelinya.
“Seharusnya dengarkan Ayah dan berhenti. Kau memaksaku menjiplaknya
agar Ayah kesal,” kata Kang Sol B, menyalahkan Ibu Kang B.
“Kulakukan untukmu, bukan aku,” balas Ibu Kang B, membela diri. Lalu Ibu
Kang B menyuruh Kang Sol B belajar dan dia akan memanggilkan tutor untuk Kang Sol B.
Dibalai sidang. Wakil Dean Ju terus meminum
bir yang dibawanya. Sementara Jong Hoon hanya diam saja dan memperhatikannya.
Flash back
Wakil Dean Ju : “Aku menyusupkan obat itu ke dalam kopinya.”
Flash back end
Jong Hoon menghentikan Wakil Dean Ju yang
ingin minum lagi. Dia ingin Wakil Dean Ju berbicara dalam keadaan sadar, bukan
dalam keadaan mabuk seperti ini. Karena itu, dia menyarankan agar mereka
berbicara lain kali saja. Kemudian dia berniat untuk pergi duluan.
“Kau juga menganggapku sebagai lelucon?” tanya Wakil
Dean Ju, menghentikan Jong Hoon. “Kau pikir… aku menetap di
sini karena tak percaya diri bahwa aku akan lolos ujian yudisial?” tanyanya dengan tajam. Lalu dia lanjut minum lagi.
Tiba- tiba Kang Sol A mendapatkan telpon dari
kantor polisi mengenai Byeol. Dan dengan panik, Kang Sol A langsung membereskan
barang nya dan berlari pergi ke sana. Melihat itu, Joon Hwi merasa heran ada
apa.
Dikantor polisi. Petugas menasehati Kang Sol A
untuk tidak seharusnya menyebarluaskan informasi mantan pelaku pelecehan
seksual, walaupun hanya dalam bentuk foto. Namun Kang Sol A merasa tidak ada
yang salah sama sekali. Adiknya, Byeol, menyebarkan foto Man Ho kepada teman-
temannya digrup, supaya mereka semua tahu dan lebih berhati- hati. Dan
menurutnya, itu tidak melanggar hukum.
“Kau belajar hukum, seharusnya kau paham,” jelas si Petugas.
“Ya, aku
paham hukum pencemaran nama baik. Tapi aku tak pernah dengar aturan begini,” balas Kang Sol
A, bersikap keras kepala.
Disaat
itu, Joon Hwi datang. “Itu ada.
Pasal 55, Pelanggaran Terhadap Perlindungan Pelaku Pelecehan Anak,” jelasnya.
Lalu dia menunjukkan buktinya untuk Kang Sol A baca.
“Lihat? Sudah
kubilang,” kata si
Petugas, lega
karena Joon Hwi datang dan membantunya menjelaskan. Karena sebenarnya, dia
malas juga mengurus kasus Man Ho ini.
Selesai
membaca undang- undang yang Joon Hwi sebutkan. Kang Sol A langsung membanting
ponsel Joon Hwi dengan kesal. “Ini gila.
Mereka prioritaskan hak pelaku kriminal di atas keselamatan anak-anak? Sialan! Siapa yang harus dilindungi? Warga sipil atau
para penjahat?” keluhnya.
“Jadilah
anggota dewan,” gumam si
Petugas.
Kang
Sol A kemudin protes, kenapa foto Man Ho dibrosur yang diberikan dengan wajah
Man Ho sekarang agak berbeda. Jika orang- orang tidak waspada, mereka tidak
akan sadar siapa Man Ho.
Kemudian
disaat itu, Man Ho datang. Dia menyuruh Kang Sol A untuk menyuruh Byeol, adik
Kang Sol A yang menggemaskan, untuk membuang foto itu. Lalu dia mengeluhkan
matanya yang sakit sebelah, karena di semprot lada. Mendengar keluhan itu, Kang
Sol A menatap Man Ho dengan tajam. Dia khawatir Man Ho melakukan sesuatu kepada
Byeol.
“Aku tak
melakukan apa pun! Tidak bisa lihat? Adikmu yang menyerangku,” keluh Man
Ho, tanpa tahu malu. Lalu dia memperhatikan wajah Kang Sol A. “Astaga.
Kalian memang mirip sekali,”
komentarnya, takjub.
Mendengar
komentar itu, Joon Hwi menatap Kang Sol A dengan heran. Lalu tiba- tiba ponsel
Man Ho berbunyi, jadi Man Ho mengangkatnya dan menjauh untuk berbicara kepada
si penelpon. Dan Kang Sol A langsung mengikutinya.
Saat
Kang Sol A menjauh, Joon Hwi memohon kepada si Petugas agar jangan menahan Kang
Sol A. Dan si Petugas juga ingin begitu, tapi ada begitu banyak hukum khusus,
jadi dia juga pusing.
Ketika
Man Ho telah selesai bertelponan, Kang Sol A menanyai, apa yang Man Ho maksud
dengan ‘mirip dia’. Dan Man Ho
menyebut nama Kang Dan.
“Dari mana
kau kenal?” tanya Kang
Sol A, heran. “Kau
memata-matai rumah kami? Jangan bilang…” tuduhnya dengan yakin.
“Aku harus
bicara pada Dan tentang sesuatu,” sela Man Ho sambil tersenyum lebar. “Jika
penasaran, suruh dia menemuiku. Jangan khawatir soal adikmu,” jelasnya.
Lalu dia pergi duluan.
Joon
Hwi datang dan menghampiri Man Ho. “Lepaskan dia,” pintanya.
“Ya,
akan kulepaskan,” kata Man Ho dengan
sikap dermawan. “Tujuanku juga sudah tercapai,” katanya dengan puas.
Setelah
Man Ho berjalan pergi, Joon Hwi memperhatikan Kang Sol A. “Kau baik-baik saja?”
tanyanya, perhatian.
“Tidak.
Aku tak baik saja,” jawab Kang Sol A dengan jujur. Lalu dia berjalan pergi dan
hampir saja terjatuh. Untungnya, Joon Hwi cepat menangkapnya.
Jong
Hoon mengantarkan Wakil Dean Ju yang sudah mabuk berat untuk pulang ke rumah.
Dan didalam perjalanan, Wakil Dean Ju terus mengoceh untuk membuat Jong Hoon
percaya bahwa perkataannya benar, dialah yang telah membunuh Byung Ju.
Wakil
Dean Ju menyerah diujian yudisial agar bisa mengajar. Tapi Ibu Kang B malah
meremehkannya dan memuja Byung Ju yang langsung lulus ujian. Namun walaupun
begitu, dia tetap menerima dan bersabar, karena Ibu Kang B adalah Ibu dari
anaknya. Kemudian saat Byung Ju mengatakan didepan mukanya dengan nada
angkuh bahwa dia paham kenapa Ibu Kang B
menyesal menikahinya, dia tidak bisa mengendalikan amarahnya.
Mendengar
ocehan itu, Jong Hoon hanya diam saja.
Kang
Sol B merasa tidak tenang, dia terus memikirkan tentang Ayahnya, Wakil Dean Ju.
Ketika
Kang Sol B mendengar suara bel rumah, dia langsung keluar dan membukakan pintu.
Lalu dia merasa terkejut, saat melihat Jong Hoon.
Kang
Sol B kemudian membantu Wakil Dean Ju masuk ke dalam rumah. Setelah itu, dia
menanyai, kenapa Jong Hoon bisa bersama dengan Wakil Dean Ju. Dan Jong Hoon
diam sambil menatap foto keluarga Kang Sol B.
“Apa
yang kalian bicarakan?” tanya Kang Sol B, ingin tahu.
“Tanya
ayahmu,” balas Jong Hoon, singkat. Lalu dia berniat untuk pergi. “Pertama, beri
tahu dia bahwa aku melihatmu,” katanya, mengingatkan.
Kang
Sol A menelpon Ibu Kang A dan menenangkannya untuk jangan khawatir, juga malam
ini dia akan tinggal dengan Byeol. Lalu selesai bertelponan, Kang Sol A
memberitahu Joon Hwi yang menemaninya pulang bahwa mereka sudah sampai di
rumahnya, jadi Joon Hwi boleh pulang dan dia mengucapkan terima kasih.
“Lalu
Lee Man-ho?” kata Joon Hwi, menanyai yang mana rumah Man Ho. Dan Kang Sol A
menunjuk rumah sebelah dengan mulutnya.
Byeol
keluar dari rumah dan memanggil Kang Sol A dengan khawatir. Dan lalu Kang Sol A
memperkenalkan Joon Hwi kepada Byeol.
“Yang
lolos ujian tahap dua?” tanya Byeol, mengenali Joon Hwi. “Sol banyak bercerita
tentangmu. Tapi kau tidak tampak arogan dan sok pintar,” komentarnya. Mendengar
itu, Kang Sol A langsung menutup mulut Byeol dengan panik.
“Aku
bukan sok pintar. Aku memang pintar,” balas Joon Hwi sambil tersenyum penuh
percaya diri.
“Itu
terlihat. Kau tidak tampak memuakkan,” kata Byeol. Dan dengan panik, Kang Sol A
langsung menariknya untuk masuk ke dalam rumah.
Didalam
rumah. Byeol berpikir keras, dimana dia pernah melihat Joon Hwi. Dan Kang Sol A
tidak percaya kalau Byeol pernah melihat Joon Hwi. Lalu dia menutup jendela
rumah menggunakan kertas koran untuk sementara, setelah ada tirai, baru
dipasang nantinya. Kemudian dengan perhatian, dia menasehati Byeol untuk tidur
duluan, karena hari ini Byeol pasti sempat ketakutan.
Dengan
patuh, Byeol bersiap untuk tidur. Tapi dia terus memikirkan. “Di mana aku
melihatnya?” gumamnya.
Jong
Hoon bermain puzzle sambil memikirkan misteri kematian Byung Ju, apakah benar
Wakil Dean Ju adalah pelaku yang telah membunuh Byung Ju. Atau Kang Sol B kah
pelaku yang sebenar nya?
Setelah Wakil Dean Ju agak tersadar, Kang Sol B memberikannya segelas air. Lalu dia memberitahu bahwa barusan Jong Hoon yang telah mengantarkan Wakil Dean Ju pulang, dan Jong Hoon bertemu dengannya. Karena sekarang Jong Hoon sudah mengetahui kalau dirinya adalah putri Wakil Dean Ju, maka dia ingin Wakil Dean Ju katakan saja bahwa Wakil Dean Ju bohong pada polisi untuk merahasiakan hubungan mereka. Dan Wakil Dean Ju mengiyakan.
Melihat
sikap Wakil Dean Ju yang seperti tidak ingin bercerita apa- apa, maka Kang Sol
B pun bertanya langsung. “Dia suruh aku tanyakan langsung kepadamu. Kutanya
kalian bicara apa,” katanya, ingin tahu.
“Itu…
“ gumam Wakil Dean Ju, ragu. “Bukan apa-apa, sungguh. Aku terlalu mabuk,”
katanya, menenangkan.
“Aku
tak perlu cemas?” tanya Kang Sol B, memastikan. Dan Wakil Dean Ju mengiyakan.
Lalu dia berniat pergi ke kamar.
“Kau
tahu… aku mau menjadi hakim bukan karena
Ibu,” kata Kang Sol B, menghentikan Wakil Dean Ju. Lalu dia menatap foto
keluarga mereka. “Aku mau kenakan jubah hakim dan mengganti foto itu,” jelas
nya.
Mendengar
itu, Wakil Dean Ju diam dan ikut menatap foto keluarga mereka.
Kang
Sol A mendengarkan ulang pelajaran Hukum Perdata yang diajarkan oleh Eun Suk
dan yang telah direkamnya. Lalu secara perlahan, dia mulai merasa mengantuk dan
kemudian kepalanya terantuk ke meja dan dia langsung terbangun. Setelah itu,
Kang Sol A meregangkan dirinya dan menampar pipinya sendiri supaya tetap sadar
dan jangan sampai tertidur lagi
Lalu
tiba- tiba terdengar suara gonggongan anjing. “Anjing itu tak membantu. Anjing
sialan!” keluh Kang Sol A, kesal.
Ketika
Kang Sol A keluar dari rumah. Dia melihat anjing yang sedang menggonggong dan
Joon Hwi yang berdiri diatas tembok dengan raut wajah takut. Melihat itu, dia
merasa geli dan mendengus. Lalu dia membantu Joon Hwi mengusir anjing tersebut
untuk pergi. Setelah itu, barulah Joon Hwi berani turun.
“Kau
sedang apa?” tanya Kang Sol A sambil tersenyum manis. Dan dengan canggung, Joon
Hwi balas tersenyum dan diam.
Tepat
disaat itu, Ibu Kang A pulang.
Akhirnya,
Kang Sol A dan Joon Hwi pulang bersama- sama ke kampus saat dini hari. Dan
didalam bus, Kang Sol A menertawai Joon Hwi, karena tingkah Joon Hwi yang takut
anjing, tidak sesuai dengan citra yang Joon Hwi bangun. Dan Joon Hwi sama
sekali tidak merasa malu, sebab setiap orang memiliki trauma masing- masing.
“Tapi
anjing tadi terlalu mungil,” komentar Kang Sol A, menggoda Joon Hwi.
“Kau
tak bisa gunakan ini untuk mengancamku. Jangan harap,” balas Joon Hwi dengan
emosi berapi- api. “Jika kau sebarkan, akan kutuntut kau atas tindak ancaman
dan fitnah,” gertaknya.
“Tentu!”
balas Kang Sol A sambil tersenyum. Dan dengan kesal, Joon Hwi pun menutup
matanya serta mengabaikannya.
Kang
Sol A merasa bosan dengan reaksi Joon Hwi. Lalu dia mulai menebak- nebak, apa
yang Joon Hwi lakukan didepan rumahnya, apakah Joon Hwi mencemaskan mereka. Dan
Joon Hwi hanya diam saja. Dan Kang Sol A merasa kalau tebakannya pasti benar.
“Kau
menipuku,” kata Joon Hwi, mengingatkan kejadian dulu. “Kau jual bukumu padaku,
kau ingat? Kubeli bukumu karena katamu kau senior di Fakultas Hukum Hankuk,”
jelas nya.
Mengingat
kejadian memalukan itu, Kang Sol A langsung terdiam. Dan Joon Hwi gantian
menertawainya.
Sesampainya
didekat kampus, Kang Sol A mulai berjalan dengan cepat untuk menghindari Joon
Hwi. Tapi Joon Hwi tidak membiarkan itu dan terus mengikuti Kang Sol A sambil
tertawa keras. “Nn. Senior, kau ingat aku?” tanyanya. “Hei, kau tak
mengingatku?” tanyanya, terus.
“Apa?
Aku tak ingat,” balas Kang Sol A, berpura- pura bodoh. “Aku tak ingat sama
sekali,” katanya, menekankan.
Ketika
Kang Sol A dan Joon Hwi sedang berjalan berdua, Kang Sol B yang menaiki taksi,
dia melewati mereka berdua dan memperhatikan mereka berdua.
“Pada
akhirnya ucapanmu benar. Kau diterima. Kau pasti merasa bersalah berbohong
sebagai mahasiswi hukum Hankuk,” kata Joon Hwi, menggoda.
“Aku
tak tahu kau bicara apa,” balas Kang Sol A, terus berpura- pura bodoh.
Tiba-
tiba Kang Sol A dan Joon Hwi mendengar suara teriakan Ye Seul. Dan ketika
mereka melihat ke arahnya, mereka melihat Ye Seul sedang bertengkar dengan
pacar nya. Jadi mereka berdua pun mendekati Ye Seul untuk membantunya.
“Kita
bicara lain kali,” kata Joon Hwi, menengahi.
“Siapa
itu?” tanya si Pacar, cemburu.
“Berhenti.
Dia teman belajarku,” kata Ye Seul, menenangkan si Pacar.
“Apa?
Aku tak tahu ada teman pria,” kata si Pacar, semakin cemburu.
Dengan
cemas, Ye Seul mengajak si Pacar untuk bicara di mobil. Melihat itu, Kang Sol A
menarik Ye Seul untuk jangan mengikuti si Pacar. Dan si Pacar merasa kesal,
karena Kang Sol A ikut campur dalam urusannya.
“Bicaralah
nanti,” kata Joon Hwi, menengahi lagi.
“Aku
tak apa-apa. Pergilah,” balas Ye Seul. Lalu dia mengikuti pacarnya masuk ke
dalam mobil dan pergi bersamanya.