Sinopsis C-Drama : This World Does Not Look At Appearance
E27
Entah apa yang ada
dipikirannya Fei’er, dia malah datang tengah malam hanya untuk memaksa bertemu
Yingshu. Xiaoting nggak mengizinkan karna dia udah susah payah menidurkan
Yingshu dan juga ini sudah tengah malam. Tidak selayaknya Fei’er mencari
Yingshu seperti ini.
Fei’er nggak mau dan mendorong
Xiaoting. Xiaoting refleks juga mendorongnya. Tidak disangka, Fei’er terjatuh
dan merasa sangat sakit diperutnya. Dia juga mengalami pendarahan. Dengan
panik, Xiaoting segera membawanya ke rumah sakit (Yang
membingungkan, sih Yingshu tidur kayak apa sih sampai nggak dengar suara
ribut?).
Xiaoting tambah terkejut saat
tahu Fei’er hamil dan mengalami keguguran. Fei’er juga shock karna keguguran
sebelum dia sempat memberitahu kehamilannya pada Yingshu. Fei’er langsung
histeris. Hal pertama yang diteriakkannya adalah kenapa Xiaoting tidak
mengizinkannya bertemu Yingshu! Itu! Dia bukannya meratapi kegugurannya, tapi
malah mengamuk karna tidak sempat memberitahu pada Yingshu. Setelah itu, dia
baru menyalahkan Xiaoting atas kegugurannya.
Xiaoting sangat shock dan
merasa bersalah. Setelah sitausi agak tenang, Xiaoting baru menanyakan kenapa
kakaknya tidak memberitahu kehamilannya pada Yingshu lebih awal? Fei’er
menjawab kalau saat dia hendak memberitahu, Yingshu terluka dan juga Yingshu
mencintai Xiaoting.
“Aku memikirkan banyak hal
setelah hamil. Aku sadar kalau aku beneran jatuh cinta dengan Yingshu. Namun,
aku tidak ingin menggunakan anak ini untuk membuatnya berada disisiku. Karna
itu bukan hubungan yang sebenarnya. Sekarang mau bilang apapun, percuma,” ujar
Fei’er. Hm, maaf ya, tapi apa yang dikatakannya berbeda dengan apa yang
diperbuatnya. Buktinya, dia ingin memberitahu Yingshu mengenai kehamilannya.
Dia juga bilang sama bayi diperutnya akan memberikan keluarga lengkap. Artinya,
dia ingin menggunakan bayi itu untuk mengikat Yingshu. Dan juga, dari awal,
tidak pernah diperlihatkan sedikitpun perubahan sifatnya. Dia nggak pernah
kelihatan tulus mencintai Yingshu tanpa mengincar harta.
Fei’er mengusir Xiaoting pergi
walaupun Xiaoting bilang ingin menjaganya. Dia malah menyalahkan Xiaoting yang
membuat Yingshu terluka dan dirinya keguguran. Dia tidak mau melihat wajah
Xiaoting. Jika melihat Xiaoting, dia akan teringat akan anaknya yang meninggal.
“PERGI!” bentaknya.
Xiaoting tidak bisa mengatakan
apapun lagi dan pergi dengan hati yang penuh rasa bersalah dan kepedihan. Rasa
bersalah itu menggerogoti hati Xiaoting. Dan itu membuatnya pergi dari studio
Taizhe daripada dia harus melihat Yingshu, pria yang dicintai kakaknya.
Penyebab semua hal ini.
Seolah mempunyai telepati, Lian
Sheng menelpon Xiaoting. Xiaoting mengangkat telepon itu dengan menangis, tapi
dia juga tidak bisa mengatakan apapun. Lian Sheng menjadi sangat panik dan
meminta Xiaoting memberitahu dia ada dimana? Xiaoting tidak sanggup mengatakan
apapun dan hanya menangis kemudian menutup telepon.
Lian Sheng segera pergi ke
studio Taizhe. Saat dia sampai, Taizhe juga baru pulang dan hanya menemukan
sebuah catatan dari Xiaoting yang isinya : “Jaga Yingshu menggantikanku. –Tao
Xiaoting.” Taizhe juga nggak tahu Xiaoting kemana karna setaunya Xiaoting tidak
punya keluarga atau teman di Shenzhen.
“Didekat sini, dimana ada
penginapan murah?” tanya Lian Sheng.
Pertanyaannya yang sangat
pintar. Taizhe mencoba berpikir dan menjawab kalau didekat sini ada beberapa
penginapan murah dipinggir pantai.
Lian Sheng langsung mencari ke
semua penginapan yang ada di tepi pantai sambil menunjukkan foto Xiaoting
kepada resepsionis. Dan akhirnya, setelah mencari ke beberapa tempat, dia
berhasil menemukannya.
Xiaoting ada dipinggir pantai
setelah meletakkan barang-barangnya di kamar. Dia marah pada dirinya sendiri
karna sudah membuat kakaknya keguguran. Yang paling menyakitkan adalah saat
Fei’er bilang setiap melihat wajahnya, dia akan teringat akan anaknya. Dalam
rasa marah, Xiaoting membuang buku berharganya yang berisi semua catatannya.
Buku itu hampir tersapu ombak
jika Lian Sheng tidak memungutnya. Hatinya sakit melihat Xiaoting terluka
seperti ini. Dia tidak memaksa Xiaoting bercerita dan hanya duduk menemani
disisinya.
“Aku tidak tahu apa yang
terjadi padamu. Yang aku tahu, hidup manusia tidak selamanya mulus. Semua
tergantung bagaimana kau menghadapinya.”
“Berhenti menasehatiku
mengenai keberanian menghadapi kesulitan di saat sulit, karna beberapa hal
tidak bisa diselesaikan hanya dengan keberanian. Itu kenyataannya!! Jangan
bicara apapun padaku! pergi! Aku tidak mau bertemu siapapun sekarang,” teriak
Xiaoting sambil menangis histeris.
“Aku tahu sebuah tempat. Saat
kau di sana, kau tidak perlu bicara dengan siapapun,” ujar Lian Sheng, dengan
sabar.
Dia membantu Xiaoting membawa
barang-barangnya ke tempat yang dimaksudnya. Tempat itu adalah rumahnya. Dia
juga merapikan tempat tidurnya dan membiarkan Xiaoting tidur disana. Dia juga
bilang Xiaoting bisa melakukan apapun dan tidak akan ada yang mengganggunya.
“Hanya janji satu hal padaku.
jangan menghilang lagi,” ujar Lian Sheng. Tapi, Xiaoting hanya tetap diam.
“Kalau gitu, deal ya.”
--
Yingshu masih saja mencoba
menelpon Xiaoting sejak tahu Xiaoting pergi. Taizhe sampai lelah melihatnya dan
menyuruhnya berhenti menelpon karna tidak akan diangkat. Dia juga sudah
menelpon dan tidak diangkat. Yingshu nggak mau nyerah dan mulai berpikir siapa
yang tahu dimana Xiaoting? Yang terpikir olehnya adalah Fei’er, teman satu
kampung Xiaoting (ingat, Fei’er berbohong mengenai identitasnya pada Yingshu).
Tapi, bahkan Fei’er juga tidak
mengangkat teleponnya. Taizhe menyuruhnya berhenti dan istirahat saja.
Lagipula, Lian Sheng sudah pergi mencari Xiaoting. Kalau ketemu, dia pasti akan
memberi kabar.
Bukannya lega, Yingshu
kelihatan marah dan cemas.
--
Lian Sheng pulang dengan
membawa banyak belanjaan bahan makanan. Saat dia tiba, Xiaoting sudah tertidur
lelap di sofa setelah menangis seharian. Dengan lembut, Lian Sheng
menggendongnya dan memindahkanya ke tempat tidur. Dia juga menyelimuti
Xiaoting.
--
Yingshu nggak tahan
membayangkan Xiaoting dengan Lian Sheng, jadi dia mau pergi mencari Xiaoting.
Taizhe segera menghentikannya pergi karna tangannya masih terluka! Mau kemana
dia?!
Pas sekali Lian Sheng tiba.
Lian Sheng datang dengan kemarahan dan menanyakan apa yang sudah Yingshu
perbuat pada Xiaoting hingga Xiaoting berubah setelah pergi dari sini?!
“Aku sudah menebaknya! Kau
tahu dia dimana! Cepat bawa aku untuk menemuinya,” perintah Yingshu dengan
congkak.
“Jika kau tidak menjelaskan
apa yang terjadi, aku tidak akan membiarkanmu bertemu dengannya.”
“Apa hakmu?”
“Dia orang yang ku suka. Itu
alasannya.”
“Akhirnya kau mengatakannya!”
“Sedari awal aku tidak pernah
menyembunyikannya.”
Emosi Yingshu meledak dan mau
sok meninju Lian Sheng padahal tangannya terluka. Untungnya Taizhe menghalangi.
Dia terus saja berteriak untuk dipertemukan dengan Xiaoting.
“Mulai sekarang, aku yang akan
menjaganya,” ujar Lian Sheng (ini nih yang baru gentleman. Bukannya kayak Yingshu yang mau Xiaoting menjaganya).
--
Xiaoting akhirnya bangun.
Ketika dia bangun, dihadapannya sudah ada meja yang penuh dengan makanan. Di
dekat sana juga ada kaca transparan yang dituliskan dengan spidol : “Aku
keluar.” Xiaoting tidak bangkit dari kasurnya. Dia tidak makan. Hanya terus
menutupi tubuh dengan selimut.
Lian Sheng tidak langsung
pulang usai menemui Yingshu. Dia berusaha mencaritahu apa yang sebenarnya
terjadi sama Xiaoting. Dan orang yang mungkin tahu adalah Fei’er. Maka, dia
datang ke sana. Dia mengetuk pintu dan mencoba mengajaknya bicara. Fei’er ada
di dalam rumah, tapi dia tidak mau menemui siapapun.
“Walaupun kau tidak mau
membuka pintu, setidaknya tolong jawab pertanyaanku. Aku tahu kalian berdua
kakak adik kandung. Aku juga tahu kalau kau mengajukan cuti hari ini. Aku tidak
akan menanyakan masalah pribadimu. Aku hanya mau kau memberitahuku, apa yang
sebenarnya terjadi sama Tao Xiaoting? Dia tidak seperti dirinya hari ini. Itu
membuatku takut. Itulah kenapa aku datang mencarimu. Tolong beritahu aku, apa
kalian berdua bertengkar? Jika kalian bertengkar, apa kalian tidak bisa
menyelesaikannya? Apa kau ingin terus begini? Tao Fei’er, jika kau bersedia,
aku akan membawa Xiaoting sekarang.”
Tidak ada jawaban. Padahal di
dalam, Fei’er kaget saat tahu Lian Sheng tahu hubungannya dengan Xiaoting.
Walau begitu, dia masih berduka karna keguguran.
--
Lian Sheng pulang dengan
tangan kosong. Dia tidak tahu apapun yang terjadi pada Xiaoting. Ketika dia
pulang, Xiaoting hanya berbaring dan tidak menyentuh makanannya sama sekali.
Lian Sheng benar-benar pria baik karna dia tidak marah dan menanyakan apa yang
ingin dimakan Xiaoting. Walau Xiaoting nggak menjawab, dia nggak menyerah dan
pergi membelikan kaki babi kesukaan Xiaoting.
Xiaoting tidak berbicara sama
sekali dan hanya terus berbaring. Lian Sheng nggak menyerah dan menulis di kaca
beberapa menu makanan yang bisa dipilih Xiaoting. Dia tahu Xiaoting nggak mau
bicara, makanya dia menulis di sana agar Xiaoting bisa memilih sendiri jika
sudah merasa baikan.
Lian Sheng membiarkan Xiaoting
tidur di dalam kamar, sementara dia tidur di tempat tidur santai yang ada di
balkon.
--
Yah kita kembali ke adegan
Yingshu. Malas ku ceritakan. Dia hanya mau ketemu Xiaoting. Huft melelahkan.
--
Pagi tiba. Saat Lian Sheng
melihat ke kaca, di sana, Xiaoting sudah melingkari pilihan makanan yang
diinginkannya. Lian Sheng sangat senang dan langsung bergegas untuk
membelikannya.
--
Sementara itu, Fei’er pergi ke
rumah sakit untuk memeriksa kondisi rahimnya. Dokter berusaha menghibur dan
menyemangatinya untuk tidak terlarut dalam kesedihan. Dia masih muda dan pasti
bisa hamil lagi. Fei’ er akhirnya menanyakan sama dokter, kenapa dia mengalami
keguguran hanya karnan terjatuh sekali padahal sebelumnya baik –baik saja?
Dokter menjawab kalau
berdasarkan laporan diagnosis, tidak ada masalah. Hanya saja, ada beberapa
indeks yang lebih tinggi dari biasanya. Apa mungkin Fei’er ada mengonsumsi
antibiotic dalam dosis besar dalam 6 bulan ini? Fei’er terdiam sesaat dan
menjawab kalau dia menjalani operasi besar baru-baru ini.
“Tidak heran. Inilah
alasannya,” jawab dokter.
Fei’er terdiam dalam rasa
bersalah. Teringat kalau dia menjalani operasi plastik dan operasi pemanjangan
kaki sehingga harus mengonsumsi banyak obat.
--
Sejak Xiaoting menjawab
pesannya yang ditulis dikaca, Lian Sheng dan Xiaoting mulai berkomunikasi
memalui kaca tersebut. Lian Sheng benar-benar baik dan sabar. Dia menepati
ucapannya kalau dia yang akan menjaga Xiaoting mulai sekarang. Dia sangaaat
menjaga Xiaoting.
--
Saat mau pergi dari rumah
sakit, Fei’er tidak sengaja berpas-pasan dengan Jiajie yang entah kenapa ada
disana. Dia sedikit khawatir karna Fei’er mengajukan cuti dan sekarang berada
di sini, apa dia sakit? Fei’er langsung berbohong kalau dia hanya demam. Jiajie
percaya dan memberitau kalau Yingshu jug ada disini untuk melepas gipsnya,
makanya dia kemari.
Dia mengajak Fei’er untuk
sama-sama menjemput Yingshu.
Yingshu meminta dokter melepas
gipsnya, tanpa memotong tulisan yang ada. Setelah
dilepas, dia meminta izin untuk membawa pulang gips tersebut.
Yingshu beneran nggak peka.
Begitu melihat wajah Fei’er, dia malah menanyakan apa dia tahu dimana Xiaoting?
Padahal, Jiajie udah bilang kalau Fei’er kemari karna sakit. Fei’er tentu sakit
hati dan kecewa karna Yingshu sama sekali tidak peduli padanya dan bahkan tidak
menanyakan alasan kenapa dia nggak menjawab teleponnya kemarin.
Dengan kemarahan, Fei’er pergi
dari sana. Jiajie yang cukup peka, menyadari ada sesuatu hal yang Fei’er
sembunyikan. Karna itu, dia mengejar Fei’er dan memaksanya memberitahu yang
sebenarnya. Dia juga memaksa kertas hasil pemeriksaan kesehatan Fei’er yang
sedari tadi dipegang Fei’er. Wajahnya kelihatan shock saat tahu Fei’er hamil
dan mengalami keguguran. Apalagi, saat Fei’er bilang itu anak Yingshu.
Fei’er memohon agar Jiajie
tidak memberitahu hal ini pada Yingshu. Menurutnya, diberitahu juga percuma
karna anaknya sudah tidak ada. Dia hanya ingin Yingshu tulus mencintainya.
“Fei’er, kau sangat menderita.
Tidak seharusnya Yingshu melakukan ini padamu. Suatu hari, dia akan mengerti
perasaanmu padanya,” hibur Jiajie.
--
Xiaoting memberanikan diri
untuk mengirim pesan pada kakaknya. Dia menanyakan keadaan kakaknya dan juga
meminta maaf. Tidak ada balasan. Dan itu membuatnya semakin merasa bersalah.
--
Jiajie mengantarkan Fei’er
pulang dan membuatkannya sup. Dia menjaga Fei’er dengan sangat baik. Hal itu
benar-benar menyentuh hati Fei’er. Saking ‘tersentuhnya’ dia tidak mempedulikan
pesan Xiaoting. Dia tidak mau membalasnya sama sekali.
--
Ah, Lian Sheng beneran lelaki
idaman. Walau mood Xiaoting menjadi lebih buruk daripada kemarin karna Fei’er
tidak membalas pesannya, tapi dia tetap menjaganya dengan sangat sabar dan
penuh pengertian.
Perlahan, Xiaoting juga mulai
menyadari pengorbanan Lian Sheng, salah satunya Lian Sheng yang rela tidur di
balkon. Dan untuk pertama kalinya sejak Xiaoting dibawa ke rumah Lian Sheng,
dia memasak sarapan untuk Lian Sheng. Suatu kemajuan yang sangat bagus,
walaupun Xiaoting masih menolak bicara.
--
di Ounuo,
Lian Sheng benar-benar pekerja
keras. Walaupun sibuk menjaga Xiaoting, dia tetap tidak mengabaikan
pekerjaannya. Dia tetap mencari bukti lebih banyak kalau Lucy adalah mata-mata
SJ. Dan hari ini, dia langsung mengajak Lucy bicara berdua.
“Kenapa kau melakukannya?”
“Kau sudah memastikan kalau
aku adalah mata-mata yang ditanamkan SJ Grup. Apa alasanku melakukan ini, masih
perlu?”
“Aku percaya padamu. Aku tidak
pernah mencurigaimu. Beritahu aku alasannya.”
Lucy memberitahu alasannya
karna Lian Sheng dan juga dirinya. Intinya, dia sangat mengagumi Lian Sheng dan
selalu berada dipihaknya. Dia merasa kalau Lian Sheng lah yang pantas dan
berhak atas Ounuo karna dia yang membuat Ounuo menjadi demikian, tapi kenapa
Ounuo malah dengan rela memberikannya pada keluarga Qiu! Dan sebagai wanita,
dia membutuhkan sesuatu untuk kemanannya dan SJ menawarkannya sejumlah besar
uang.
“Jadi, semua demi uang?”
“Bisnis adalah bisnis!” jawab
Lucy.
Mereka tidak menyadari kalau
didepan pintu, secara kebetulan, Tn. Zhao lewat dan mendengar suara mereka.
Jadi, dia menguping.
Lucy merasa kalau Ounuo
dibentuk oleh Zhijie and Lian Sheng . Tapi, kenapa Lian Sheng begitu jujur? Dia
benci pada fakta Lian Sheng yang berusaha menjaga Ounuo, tapi semua orang tidak
menghargainya sama sekali!
“Aku akan memberikanmu
beberapa hari untuk meninggalkan Ounuo tanpa masalah,” perintah Lian Sheng,
masih mempertimbangkan mereka yang sudah mengenal selama beberapa tahun.
Lucy heran, apa Lian Sheng
nggak takut dia akan mengadu ke SJ? SJ sudah mulai mencurigai Lian Sheng sejak
konferensi pers 3D tersebut. Dan SJ sedang menunggu bukti pengkhianatan Lian
Sheng. Darinya.