Sinopsis C-Drama : This World Does Not Look At Appearance E28

 

Sinopsis C-Drama : This World Does Not Look At Appearance E28




Lucy menggertak akan memberikan bukti pengkhianatan Lian Sheng pada SJ. Lian Sheng tidak takut dan tidak peduli karna baginya, setiap orang berhak memutuskan apa yang ingin mereka lakukan. Pada akhirnya, Lucy tidak akan memberitahu SJ karna dia sadar tidak akan bisa menang melawan Lian Sheng. Akan tetapi, ada hal yang harus Lian Sheng ingat. Jika dia pergi, dengan keadaan Ounuo sekarang yang memiliki dua serigala yang mulai menunjukkan taringnya, apa Lian Sheng siap menghadapi mereka sendiri?

“Terimakasih atas perhatianmu. Aku rasa sebaiknya kau mengurus dirimu duluan,” balas Lian Sheng.

--



Rumah Lian Sheng kedatangan tamu. Karna Lian Sheng nggak ada, Xiaoting lah yang membukakan pintu. Yang berkunjung adalah seorang nenek bernama Zhang. Dia adalah tetangga Lian Sheng. Karna penampilan Xiaoting yang berantakan, dia mengira Xiaoting adalah pembantu baru Lian Sheng. Tanpa sungkan, nenek Zhang masuk ke dalam rumah. Dia kaget melihat keadaan rumah yang sangat berantakan. Dan itu mengiranya Lian Sheng adalah bos yang baik karna tidak memecat Xiaoting walau tidak bekerja dengan benar.


Setelah bicara banyak hal, nenek Zhang baru teringat tujuan awalnya datang. Dia ingin menagih uang iuran bulanan komplek mereka. Karna Xiaoting kelihatan nggak ada uang, dia meminta Xiaoting menyampaikan kedatangannya saja pada Lian Sheng.

Sebelum pergi, nenek Zhang menceramahinya agar lebih rapi dan bersih walaupun seorang pembantu.

--


Yingshu  menemui Lian Sheng dan masih memohon agar Lian Sheng memberitahu dimana Xiaoting. Lian Sheng tidak bisa. Dia meminta Yingshu memberikan waktu karna Xiaoting belum pulih dari lukanya. Dia akan menjaganya.

“Tao Xiaoting adalah temanku! Aku berhak tahu keberadaannya!” ujar Yingshu. Tapi percuma, Lian Sheng tidak mau memberitahu.

--


Karna ucapan nenek Zhang tadi, Xiaoting sedikit sadar dengan keadaan rumah yang berantakan. Dia mulai membersihkan seluruh rumah dan merapikan semua barang. Setelah membereskan semuanya, dia beristirahat dan akhirnya tertidur.




Ketika dia bangun, kaca rumah sudah penuh dengan coretan. Dia mengikuti tanda panah yang ditunjukkan dicoretan di kaca. Dan saat dia mengikutinya, ternyata setiap kaca mempunya sebuah gambar. Di gambar itu, seorang perempuan berjalan sendirian, mengalami kesulitan seperti jatuh ke lubang, di hujani panah, melewati jalan berbatu, memanjat tangga tinggi dan menghadapi sebuah batu yang sangat besar.

Gambar-gambar itu membuat Xiaoting mampu tersenyum. Dari luar, Lian Shseng mengawasinya.

Gadis di gambar itu, berusaha keras mendorong batu yang menghalanginya. Dan gambar berakhir. Dari luar kaca, Lian Sheng menunjukkan selembar foto. Itu adalah akhir cerita dari si gadis.


Xiaoting keluar dan mengejar Lucky yang membawa kabur foto itu. Isi foto itu adalah foto Xiaoting yang tersenyum saat melihat gambar si gadis. Gambar itu baru saja dipotret Lian Sheng menggunakan kamera polaroid.

Untuk pertama kalinya sejak hari itu, Xiaoting mampu tertawa. Dan semua itu berkat Lian Sheng.


Kesabaran dan kebaikan Lian Sheng, menyentuh hati Xiaoting. Dan ketika Lian Sheng membantu mengeringkan rambutnya, Xiaoting memberitahu yang terjadi.

“Kakakku keguguran. Aku penyebabnya. Dia kehilangan anaknya.”



“Tao Fei’er?”

“Aku pembunuh. Kau tahu? Aku yang mendorongnya. Aku harap aku tidak mendorongnya waktu itu. Kenapa aku mendorongnya,” tangis Xiaoting, histeris.


Ini benar-benar diluar dugaan Lian Sheng. Tidak ada yang bisa dilakukannya selain memeluknya.



Berbeda dengan Xiaoting yang masih berada dalam rasa bersalah, Fei’er sudah baik-baik saja. Dia sudah bisa menemui Yingshu dnegan senyuman lebar. Sayang, Yingshu mengajaknya bertemu untuk membahas Xiaoting. Yigshu ingin memanfaatkan Fei’er yang masih dikiranya adalah teman Xiaoting untuk membujuk Xiaoting kembali. Dia curiga kalau Xiaoting ada ditempat Lian Sheng, jadi dia ingin Fei’er ke sana untuk memeriksa. Dan jika benar, dia ingin Fei’er membujuk Xiaoting agar kembali ke studio dan berhenti merasa bersalah atas tangannya (dia kira Xiaoting pergi karna rasa bersalah membuat tangannya terluka).

“Jangan khawatir, Yingshu. Aku akan mencoba membujuknya,” ujar Fei’er.

Yingshu langsung menggenggam tangannya berterimakasih.


Begitu pertemuan dengan Yingshu selesai, dia langsung menelpon Lian Sheng dan menanyakan, apakah Xiaoting bersamanya? Dia ingin bertemu.


Setelah mencurahkan semuanya, Xiaoting menjadi lebih stabil. Lian Sheng pun akhirnya mengembalikan buku Xiaoting. Di bagian paling belakang buku tersebut, Lian Sheng menuliskan : “Tidak peduli apapun yan terjadi, aku ada di sini!”


Lian Sheng sudah menyampaikan pesan Fei’er pada Xiaoting. Dan sesuai hari yang disepakati, Xiaoting pergi menemui Fei’er yang mengajaknya bertemu di pantai. Hanya berdua.

Begitu bertemu, Fei’er menunjukkan wajah yang sangat dingin.


“Kau satu-satunya adikku. Kau akan mendukungku apapun yang ingin kulakukan kan? Sekarang, telpon Ibu. Beritahu padanya, kau akan kembali ke Hengdian,” perintah Fei’er. Itulah tujuannya mengajak Xiaoting bertemu.


Yingshu yang bodoh, percaya penuh sama Fei’er dan yakin Xiaoting akan kembali. Dia bahkan mengatakan itu pada Jiajie.


Tanpa persetujuan Xiaoting, Fei’er menelpon ibu mereka dan menyambungkan teleponnya pada Xiaoting. Dia mengawasi Xiaoting hingga Xiaoting mengatakan akan kembali ke Hengdian. Ibu tentu kaget saat tahu Xiaoting mau pulang, tapi dia nggak mencegah dan menyuruhnya memberitahu kapan akan pulang.

“Apa benar kau tidak akan pernah memaafkanku lagi?”


“Aku bisa memaafkanmu. Tapi dengan satu syarat. Kau harus meninggalkan Shenzhen. Jika kau tidak pergi, Yingshu tidak akan pernah melupakanmu. Dia akan terus marah pada Lian Sheng dan semua masalah tidak akan berakhir. Pikirkan baik-baik. Jika kau pergi, segalanya akan terselesaikan.” (kakak apaan yang memanfaatkan rasa bersalah adik sendiri!)

“Aku mengerti.”


Setelah pertemuan itu selesai, Xiaoting beranjak pulang. Ternyata, Lian Sheng sudah menunggunya. Dia mengikuti Xiaoting dan menunggu hingga pertemuan Xiaoting dan Fei’er selesai. Kenapa? karna dia takut Xiaoting tiba-tiba menghilang.

Dari raut wajah Xiaoting, dia tahu ada sesuatu yang terjadi. Tapi, Xiaoting berbohong kalau semuanya berjalan baik dan kakaknya mau memaafkannya. Lian Sheng ikutan lega mendengarnya. Xiaoting menyembunyikan fakta kalau kakaknya memaksanya untuk pergi.

--


Begitu Fei’er datang ke kantor, Yingshu langsung memanggilnya ke ruangannya dan menanyakan mengenai Xiaoting. Dengan wajah tanpa rasa bersalah dan penuh ketenangan, dia berbohong kalau Xiaoting bilang akan segera kembali. Yingshu sangat senang mendengarnya hingga refleks memeluk Fei’er.


Setelah mengantarkan Xiaoting pulang, Lian Sheng langsung pamit untuk pergi berbelanja bahan makanan. Saat ditinggalkan sendirian, Xiaoting kembali menunjukkan raut wajah penuh kesedihan. 




Lian Sheng benar-benar takut kalau Xiaoting akan pergi tanpa memberi kabar, karna itu, dia cepat berbelanja dan pulang dengan mengebut. Namun, saat dia tiba di rumah, Xiaoting nggak ada. Di telepon juga nggak ada. Dengan panik, Lian Sheng mulai menelpon ke studio Taizhe. Yang mengangkat kebetulan adalah Zihan. Dia memberitahu kalau dia belum ada melihat Xiaoting selama beberapa hari ini.



Baru selesai Lian Sheng menelpon Zihan, Xiaoting muncul di belakangnya. Dan untuk pertama kalinya, Lian Sheng meneriaki Xiaoting karna tiba-tiba menghilang dan membuatnya panik. Apa Xiaotig sengaja melakukan ini padanya?! Di telepon nggak bisa. Yang dia inginkan hanya Xiaoting tetap diam di rumah, makan dengan baik, tidur dengan baik, mengurus diri dengan baik. Berhenti membuatnya khawatir dengan terus menghilang!

Xiaoting menangis dan menjawab kalau dia hanya ingin membuat Lian Sheng berhenti khawatir, jadi dia pergi keluar membeli beberapa barang. Dan juga, dia sudah memberitahu kalau dia mau keluar. Dia memberitahunya dengan menulis di kaca. Lian Sheng tetap marah karna kalau yang namanya memberitau adalah kalau dia tahu. Ini tidak. Dia mungkin seperti mengurung Xiaoting di rumah, tapi itu karna keadaan Xiaoting yang begini. Jika Xiaoting sudah pulih, dia akan membiarkannya pergi kemanapun.


Kekhawatiran Lian Sheng menyentuh hati Xiaoting. Sangat menyentuhnya hingga dia memeluknya.

--



Lucy masih belum mengundurkan diri dari Ounuo. Ketika Lian Sheng menanyakannya, dia beralasan kalau Lian Sheng kan bilang akan memberikannya waktu. Dia sepertinya berharap kalau Lian Sheng akan tetap mempertahankannya karna hanya dia yang bisa membantu Lian Sheng saat ini. Lian Sheng tentu tidak mau dan menyatakan itu dengan jelas. Tapi, Lucy ternyata adalah tipe orang pekerja keras dan penuh ambisi. Dia yakin akan ada saatnya Lian Sheng menyadari keberadaannya (yang selama ini membantu Lian Sheng).



Sepertinya, Lian Sheng akan mengalami kesulitan yang lebih sulit daripada sebelumnya. Tn. Zhao waktu itu sudah tahu mengenai pengkhianatan Lucy dan bahwa dia akan dipecat. Hal itu seperti memberi harapan tn. Zhao untuk memanfaatkan Lucy untuk berada dipihaknya. Untuk pertama kalinya, dia mengajak Lucy untuk ngobrol dan minum bersama sepulang kerja.

--


Yingshu bukannya fokus bekerja, hanya terus mencari Xiaoting-Xiaoting dan Xiaoting. Okay, dia mungkin mengkhawatirkan Xiaoting. Tapi, setidaknya, jika di jam kerja, tolong lakukan pekerjaannya kemudian baru mencari Xiaoting. Ini tidak. Dia malah berkeliling mall, mencari Xiaoting yang dikiranya sudah kembali bekerja di bagian logistik. Dia melakukan hal yang sia-sia dan membuang waktu, karna dia hanya perlu menanyakan hal itu langsung ke departemen logistik, apakah Xiaoting sudah kembali bekerja?




Xiaoting berada di rumah Lian Sheng dan tampak jauh lebih bahagia. Dia menghias rumah itu dengan berbagai bunga dan buah yang sudah dibelinya. Dia juga membeli bola lampu yang diletakkannya di bawah tempat tidur dengan harapan bola lampu itu akan bisa membuat Lian Sheng bisa tidur. Dia juga memberi makan Lucky.

Dan setelah melakukan semua itu, Xiaoting pergi. Meninggalkan Shenzhen.


Yingshu sangat lucu. Hahahahha. Dia tidak menemukan Xiaoting dan menyalahkannya pada Fei’er. Fei’er pura – pura tidak tahu dan menawarkan diri menelpon Xiaoting. Xiaoting sudah berada di dalam taksi yang akan membawanya ke stasiun. Saat mendapat telepon dari Fei’er dan Fei’er menanyakan dia ada dimana, Xiaoting udah langsung tahu kalau Yingshu ada di samping Fei’er, makanya Fei’er bicara dengan nada yang sangat berbeda padanya.



“Aku tahu apa yang harus dikatakan. Yingshu mencariku, kan?” tebak Xiaoting. “Aku akan pulang. Aku hanya melihat-lihat Shenzhen terakhir kalinya. Janji padaku, jaga dirimu sendiri.”


Usai Xiaoting menyelesaikan kalimatnya, Fei’er mematikan ponselnya. Setelah itu, dia berwajah sedih bilang sama Yingshu kalau Xiaoting sudah pergi.

“Dia bilang jika kita menghubunginya lagi, dia tidak akan menjawab,” bohong Fei’er, padahal Xiaoting tidak mengatakan apapun.

Yingshu langsung bergegas pergi menuju rumah Lian Sheng.


Lian Sheng yang baru tiba di rumah, kaget karna Yingshu sudah masuk ke dalam rumahnya tanpa izin (sepertinya Yingshu tahu password rumah Lian Sheng). Sikapnya sangat kurang ajar dan dingin, padahal dia hanya orang yang menyelinap ke rumah orang lain.

“Mana Tao Xiaoting?” tanya Lian Sheng karna Xiaoting menghilang.

“AKU YANG HARUSNYA MENANYAKAN ITU!” teriaknya, barbar. “Kau tahu aku menyukainya. Dan kau malah menyembunyikannya di sini! Apa yang mau kau lakukan? Apa kau mencoba bersaing denganku? Kau ingin merebut Ounuo dan Tao Xiaoting dariku?! Jelaskan! Kenapa dia bisa tinggal disini,” tanyanya dengan kasar sambil menarik jas Lian Sheng.

“Dia terluka. Dia butuh tempat untuk pulih.”

Yingshu yang nggak tahu apapun, hanya terus berteriak teriak dan itu sangat menjengkelkan!!!! Berbeda dengan Yingshu, Lian Sheng hanya memikirkan Xiaoting dan menyesal karna seharusnya dia tidak meninggalkanya sekejap apapun.


“KAU TIDAK BOLEH DEKAT DENGANNYA! DIA MILIKKU!!” teriak Yingshu. (Rasanya, pengen ku sumpel mulutnya. Ribut!)

“Aku tidak punya waktu untuk berdebat denganmu. Lepaskan aku!” perintah Lian Sheng. “Tutup pintunya saat kau pergi.”

Usai mengatakan itu, Lian Sheng pergi untuk mencari Xiaoting.

“ENTAH ITU OUNUO ATAU TAO XIAOTING, KEMBALIKAN PADAKU!!” teriak Yingshu. (Ih, rasa pengen ditampar biar sadar).


Pada akhirnya, Lian Sheng juga tidak bisa menemukan dan menghubungi Xiaoting.


Xiaoting sudah sampai di kampung halamannya, Hengdian. Ibunya sangat senang karna Xiaoting pulang tapi juga terkejut karna Xiaoting pulang begitu cepat setelah menelpon tadi. Ibu mengira Xiaoting pulang karna ada masalah di kantor dan d pecat. Xiaoting menyangkal ha itu karna pekerjaannya baik saja dan dia pulang hanya untuk memberikan kejutan.


Saat mereka akan makan bersama, seorang anak tetangga datang untuk mengambil baju pesanan ibunya. Saat Ibu Xaoting emberikannya, anak itu mengucapkan terimakasih sambil memanggil ibu Xiaoting dengan sebutan ‘nenek’. Ibu tentu senang ada yang memanggilnya ‘nenek.’ Tapi, Xiaoting semakin sedih melihat wajah bahagia ibunya. Andai saja Fei’er tidak keguguran, ibunya pasti sudah menjadi nenek.

 

 

 

 

 

1 Comments

Previous Post Next Post