Sinopsis Lakorn : Praomook E01 - 1

 

Sinopsis Lakorn : Praomook E01 - 1


Praomook (Mook) remaja berlari dengan penuh semangat menuju lapangan sepak bola untuk melihat pertandingan pujaan hatinya, Chalunthorn (Lan). Begitu dia tiba, Lan menolah ke arahnya dan tersenyum dengan sangat manis.



Eit, sayangnya, senyuman itu bukan ditujukan untuknya tapi untuk seorang gadis cantik yang duduk di bangku penonton. Mook jelas kecewa. Tapi, rasa kecewa itu hilang saat dia menatap cincin berlian yang terpasang di jari manisnya. Itu adalah cincin pernikahannya dengan Lan.


Apa yang terjadi? Pernikahan itu bukan pernikahan resmi dan bukan dilakukan atas dasar cinta. Selama prosesi pertukaran cincin, Lan juga kelihatan tidak suka. Tapi, dia terpaksa melakukan pernikahan tersebut atas paksaan kedua orangtuanya. Menurut ‘orang pintar’ yang menyuruh diadakannya pernikahan tersebut, elemen api Lan lemah sehingga membuatnya mudah sakit. karna itu, dia harus menikahi wanita yang lahir pada hari ke-15 bulan sabit keempat. Pernikahan itu akan membuat keduanya saling melengkapi dan memperkuat elemen mereka.



Berbanding terbalik dengan Lan yang tidak menyukai pernikahan tersebut, Mook sangat menyukainya. Makanya, di tengah pertandingan sepak bola, Mook berlari ke area pemandu sorak dan merebut toa yang dipegang pemandu sorak. Dengan toa tersebut, dia berteriak menyatakan cintanya pada Lan. Dia juga menyatakan kalau Lan pasti juga mencintainya, jadilah pacarnya!

Teriakan Lan itu benar-benar membuat Lan terkejut hingga dia gagal menendang bola yang ada dihadapannya untuk mencetak gol. Dengan penuh amarah, dia menghampiri Mook sambil menyebutnya gila.


“Siapa yang mau mencintaimu? Meski hanya kau gadis di dunia ini, aku tidak akan memilihmu!” teriak Lan.

Suaranya cukup keras hingga terdengar ke bangku gadis yang disukainya.

Dan bertahun-tahun kemudian…




Mook remaja tumbuh menjadi wanita cantik dan menawan. Dia kini bekerja sebagai DJ di sebuah klub di Korea Selatan dengan nama DJ Prao. Dan saat ini, ditempatnya bekerja, Lan dan sahabatnya, Marut (Rut) sedang berada di dalam mobil dan menyaksikan penampilannya. Keduanya terlihat terpesona dengan penampilan Mook. Dan tambah senang saat Mook menyapa semua orang dengan bahasa thai + english + korea. Yang artinya, Mook adalah orang Thailand, sama seperti mereka.  



Begitu penampilan Mook selesai, Lan segera keluar dari mobilnya untuk menemui Mook. Rut tidak mau kalah, jadi dia ikutan keluar.


Yang berhasil menemukan Mook duluan adalah Lan. Lan sudah tidak mengenali Mook lagi yang penampilannya sudah jauh berbeda dibandingkan dulu. Dia sempat berbasa-basi, menanyakan, apakah mereka pernah bertemu? Mook dengan cool menyindir kalau itu kalimat klise.



Lan tidak menyerah dan malah semakin bertingkah agresif. Dia menyatakan rasa sukanya pada Mook. Mook menyindirnya yang terlalu cepat menyatakan rasa suka pada pertemuan pertama. Bukannya menyerah, Lan malah menyentuh lengan Mook dan bicara dengan gaya menggoda kalau mereka bisa saling mengenal semalaman. Saat Mook tidak memberikan respon, dia semakin berani mendekatkan wajahnya untuk mencium Mook.


“Tapi, aku tidak menyukaimu,” ujar Mook, berbisik ditelinga Lan yang mencoba menciumnya.


Lan kaget dengan penolakan tersebut. Tambah kaget, saat Mook mencengkeram kerah bajunya dan berteriak dengan bahasa Korea meminta tolong karna Lan melecehkannya. Rut yang tiba terlambat langsung menarik Lan untuk kabur. Manager Mook, Oak, yang mendengar teriakan Mook dari ruangannya, segera keluar dan berteriak memanggil penjaga agar mengejar Lan dan Rut.


Oak beneran khawatir kalau Mook benar-benar dilecehkan. Tapi, dengan senyum misterius, Mook menjawab : “Kau pikir mereka bisa mengusikku?” Jawaban itu membuat Oak tersenyum simpul dan menyebutnya jahat.


Lan dan Rut berusaha kabur dari kejaran para penjaga dengan bersembunyi di gang kecil. Lan sangat kesal karna merasa dipermainkan oleh Mook dan bertekad akan balas dendam kalau bertemu lagi.



“Kau masih ingin menemuinya lagi? Kau tidak jera?”

“Kenapa aku harus jera? Aku tidak mau menemuinya lagi.”

“Jadi, kau tidak mau berurusan dengannya lagi?” tanya Rut, memastikan.

“Tidak. Kenapa kau bertanya?”


Tidak ada jawaban dari Rut. Dia segera mengalihkan fokus dengan menganalisa keadaan sekitar dan merencanakan jalur kabur terbaik. Dia juga menyarankan agar mereka berpencar untuk mengalihkan perhatian para penjaga dan nanti bertemu di hotel.


Rencana Rut berhasil. Para penjaga teralihkan olehnya sehingga Lan bisa kabur dan kembali ke hotel lebih duluan. Sayangnya, ada hal tidak terduga terjadi. Ada seorang pria bermasker yang sedari tadi sudah menguntit Lan. Lan juga bisa merasakan ada seseorang yang mengikutinya, tapi saat dia menoleh, tidak ada siapapun dibelakangnya.

Rut masih berusaha kabur dari para penjaga. Dia sampai melepas jas-nya untuk mengecoh.


Mook dan Oak berjalan-jalan disekitar. Kebetulan sekali, di dekat sana ada pertunjukan jalanan, jadi Oak mengajak Mook untuk menonton sebentar. Dan secara kebetulannya lagi, Mook melihat Lan yang berjalan tergesa-gesa dan seorang pria mencurigakan mengikuti di belakangnya.


Rut sampai di tempat pertunjukan jalanan tersebut. Dia memutuskan bersembunyi dibalik kerumunan tersebut agar para penjaga tidak menemukannya. Agar semakin tidak bisa ditemukan, Rut menundukkan badannya dan berpura-pura mengikat ulang tali sepatu orang yang ada dihadapannya, Oak. Rencananya berhasil karna para penjaga terkecoh dan akhirnya bubar.


Tapi, ada satu hal yang diluar perkiraannya. Oak malah terpesona pada tindakannya. Dari sorot matanya, terlihat kalau dia menyukai Rut (btw, Oak adalah pria).


Lan berusaha menyergap orang yang mengikutinya di sebuah jalan kecil. Yang dilakukannya adalah pilihan yang salah karna si pria mempunyai kemampuan bertarung diatasnya. Dengan mudah, pria penguntit itu menghajar Lan dan menyudutkannya ke gang kecil nan sepi. Saat Lan terus memberontak dan melawan, pria itu langsung mengeluarkan pistolnya, memasang perendam dan mengarahkannya ke Lan. Dengan sisa tenaga terakhir, Lan berusaha kabur. Tembakan pistol si pria berhasil menyerempet lengan tangannya.


Saat dia sudah tersudut itu, tiba-tiba seseorang menarik dan membantunya bersembunyi. Orang itu adalah Mook. Dia memberitanda agar Lan diam. Tapi, Lan malah menjerit kesakitan karna tangannya yang tertembak dipegang oleh Mook. Mook tidak hilang akal. Saat mendengar suara kaki mendekat, Mook segera melepas jaket dan topinya, memasangkannya pada Lan. Kemudian… menciumnya.


Mulai sekarang, aku akan menjagamu.


Itu adalah hal yang pernah menjadi tekad Mook remaja. Menjaga Lan. Saking menjaganya, saat melihat Lan terjatuh ditengah pertandingan bola, Mook segera berlari dan menggendong Lan dengan gendongan ala putri. Lan tentu malu setengah mati karna Mook menggendongnya demikian dihadapan banyak orang. Karna itu, dia terus berteriak menyuruh Mook menurunkannya. Dia juga terus-terusan memanggil Mook dengan sebutan “itik buruk.”


Mook benar-benar khawatir kalau Lan kenapa-napa. Tapi, Lan tidak suka pada perhatian berlebihannya itu dan menjitak kepalanya sambil terus memanggilnya : “itik buruk rupa.”

“Beraninya kau berkata seperti itu tentang istrimu!”


“Istri berdasarkan takhayul tidak masuk hitungan,” balas Lan.

“Jangan kembali padaku jika kau bernasib sial!” peringati Mook, kesal.


Dan sekarang, karna Mook, nyawa Lan selamat. Pria yang mengejarnya, salah mengira mereka sebagai pasangan yang sedang berciuman di gang sepi, sehingga dia mengabaikan mereka.


Lan terbuai dengan posisi wajah Mook yang begitu dekat dengannya. Mook ternyata tidak benar-benar mencium Lan. Dia hanya mendekatkan wajah dan tetap membuat batas antara bibirnya dengan bibir Lan menggunakan jarinya. Mereka tidak berciuman, hanya kelihatan seperti itu.


Mook terus menjaga posisi itu selama beberapa saat hingga memastikan si penguntit benar-benar pergi. Setelah memastikan hal itu, dia segera mendorong Lan agar melepaskan pelukannya. Dia juga menarik Lan untuk kabur dengannya ke tempat yang lebih ramai. Mook benar-benar khawatir pada Lan. Dia memeriksa luka tembak Lan dan lega karna luka itu tidak dalam, hanya goresan. Setelah memastikan keadaannya baik-baik saja, Mook pun mau pergi.


Tapi, Lan malah menarik tangannya dengan kasar dan menuduh kalau ini adalah perbuatan Mook. Dia menuduh Mook menyewa orang untuk menyerangnya kemudian berpura-pura muncul menyelamatkannya seperti pahlawan agar dia terkesan dan jatuh cinta padanya. Dia dengan sangat yakin berujar kalau Mook menyukainya.

Mook sangat kesal mendengar tuduhan tidak beralasan itu. Memangnya siapa Lan hingga dia harus melakukan hal kotor seperti itu hanya demi mendapatkan perhatiannya?


“Aku tidak cukup menyukaimu hingga mempertaruhkan nyawaku!” tegas Mook.

“Jika dia tidak bekerja untumu, lantas siapa?”

“Mana aku tahu. Mungkin mereka ingin menyakitimu karna sikapmu mes**. Daripada menyalahkanku, berterimakasihlah kepadaku karna aku bertaruh nyawa untukmu. Kau berutang padaku.”


Sikap Lan benar-benar congkak. Alih-alih mengucapkan kata ‘terimakasih’ dia malah merendahkan Mook dengan menanyakan apakah dia ingin uang atau dirinya? Dia mendekatkan wajahnya ke Mook. Saat Mook tidak menghindar, dia menuduhnya menyukainya. Jangan menyangkalnya.


Mook kehilangan kesabaran dan menendang ‘itu’ Lan agar dia berhenti bersikap angkuh. Dia juga memperingati akan menghabisi Lan jika dia terus melecehkannya. Sebelum pergi, Mook mengambil topinya yang masih dipakai Lan. Lan juga nggak bisa ngapa-ngapain karna menahan sakit.



Si pria penguntit yang kehilangan jejak, kembali ke tempat pertama untuk memeriksa ulang. Dia melewati gang tempat Mook dan Lan tadi dan melihat ada bekas ceceran darah di lantai yang belum mengering. Ah, dia sudah tertipu!! Si pria mencengkeram tangannya dengan erat, menunjukkan kemarahannya.



Rut dan Lan akhirnya bertemu kembali didepan hotel. Rut tentu kaget saat bertemu Lan sudah dalam keadaan terluka dan tertembak. Tidak jauh dari sana, Mook memperhatikan keduanya. Dia mengikuti Lan dan memastikannya dalam keadaan aman.


Setelah melihat Lan kembali dengan aman ke hotel, Mook kembali ke tempat pertunjukkan jalanan tadi. Oak menunggunya dengan khawatir karna dia tiba-tiba menghilang. Dan sekarang, dia kembali dengan mantel yang terkena darah. Mook menyakinkan kalau dia baik-baik saja dan ini bukanlah darahnya.


Karna Oak kelihatan sangat khawatir, Mook menceritakan semua yang terjadi tadi. Oak sangat marah karna Mook melakukan hal membahayakan seperti tadi dan bukannya menelpon polisi. Mook juga nggak kepikiran dan tanpa sadar sudah membantu Lan.

“Kenapa kau membantunya?” tanya Oak. “Mook, kau tidak suka pria itu, tapi tetap membantunya. Kurasa ada alasan lain.”

Mook tidak bisa berbohong lagi. Itu karna dia mengenali Lan, cinta pertamanya.

“Mungkin takdir mempertemukan kalian lagi,” goda Oak.

“Omong kosong. Ini bukan takdir, tapi nasib sial.”

Oak tidak bisa dibodohi. Dia meminta Mook menjawab pertanyaannya dengan jujur, apa dia masih mencintai Lan?

Pertanyaan itu membuat Mook teringat masa remajanya kembali.


Dulu, di sebuah café, Lan dengan suara keras, memberitahu Mook kalau dia tidak mencintai Mook. Tidak akan pernah mencintainya. Mook tidak bisa menerima hal itu dan beteriak kalau Lan mencintainya. Harus mencintainya. Tidak boleh mencintai pria lain.

“Berhenti melantur. Kau hanya itik buruk rupa. Kita menikah karna orang tua kita percaya pada takhayul bodoh. Ingat ini. Kau menyebalkan bagiku. Jika harus sakit atau mati, daripada bersamamu lebih baik aku mati daripada hidupku hancur karenamu.”


Ucapan Lan tersebut sangat menyakiti hati Mook hingga Mook menyiram wajahnya dengan segelas air yang ada di meja.

“Aku melakukan segalanya untukmu. Aku mengutamakanmu daripada diriku. Aku lebih peduli padamu daripada nyawaku sendiri. Tapi bagimu aku menyebalkan. Baiklah. Jika menurutmu orang lain lebih baik dariku, pergilah! Aku tidak akan mengganggumu lagi. Aku akan menjauh dari hidupmu selamanya.”


“Meski kau tidak pergi dari hidupku, aku akan menjauh darimu. Aku tidak menginginkan orang menjijikkan sepertimu,” teriak Lan.


Dan kenangan menyakitkan itu masih berbekas di hati Mook. Karna itu, jawaban atas pertanyaan Oak barusan adalah, dia tidak mencintai Lan. Meskipun hanya Lan pria di dunia ini, dia tidak menginginkannya.


Di hotel, Rut membantu mengobati luka Lan. Untunglah luka tembaknya hanya luka gores. Tapi, apa Lan yakin tidak mau melapor ke kantor polisi? Lan yakin. Alasannya karna mereka bukan di Thailand dan prosesnya akan merepotkan. Tapi, Lan tetap saja yakin kalau penyerangnya itu adalah salah satu penjaga atau penggemar DJ Prao.


Rut untungnya mampu berpikir rasional. Menurutnya, tidak mungkin penjaga atau penggemar DJ Prao menyerang Lan sampai seperti ini. Paling-paling Lan hanya dipukuli jika benar pelakunya penjaga atau penggemar.


Huft. Tapi, Lan tetap saja ngotot dan tetap pada pendapatnya kalau Mook sengaja melakukan hal ini kemudian datang menolongnya, agar dia mengira Mook adalah pahlawan dan terkesan. Lan sangat pede kalau Mook hanya bersikap jual mahal padahal menginginkannya (astajim, kepedean dari mana itu.)

“Kamu narsistik (setuju). Itu terlalu merepotkan. Jika rencana mereka gagal, kau bisa saja mati,” pendapat Rut.

“Dia mungkin saja punya motif tersembunyi.”

“Atau mungkin perbuatan orang lain. Pikirkanlah. Kau mungkin pernah punya musuh.”

“Kurasa tidak ada.”

“Mungkin ada seseorang yang tidak terduga.”


Akhirnya, Lan mau mendengarkan pendapat Rut. Walau begitu, dia tidak akan membiarkan dirinya menjadi sasaran empuk bagi ‘musuh’ tersebut. Rut hanya bisa memperingatinya kalau hal ini tidak mungkin berhenti hanya sampai disini. Lan menjadi semangat untuk menangkap orang yang berusaha mencelakainya.


Berbanding terbalik dengan ucapannya, sepertinya Mook masih menyimpan rasa sama Lan. Buktinya, dia diam-diam stalking IG Lan dengan dalih hanya ingin tahu kabarnya.


Mook mendapat telepon dari ayahnya di Thailand. Saat teleponnya di angkat, ayah langsung menanyakan kapan Mook akan pulang? Dia ingin Mook pulang lebih awal. Sepertinya ada masalah, tapi ayah berbohong kalau semua baik-baik saja dan dia hanya ingin Mook segera membantu perusahaan mereka.


Mook menolak pulang lebih cepat karna mereka sudah pernah membahas ini sebelumnya. Dia sudah pernah bilang akan mempelajari DJ selama setahun setelah lulus dan akan bekejar sebagai DJ selama dua tahun. Setelah itu, dia baru akan kembali dan bekerja untuk ayahnya.

Ayah tetap membujuk Mook untuk segera pulang. Dia tidak menyuruh Mook untuk berhenti menjadi DJ, hanya saja, apa Mook bisa menunda studinya setahun? Ada urusan mendesak di perusahaan dan dia ingin Mook secepatnya membantunya.

“Apa ada masalah?” tanya Mook, lagi.

“Sepertinya kau bisa membantu ayah menangani proyek penting.”


Mook tetap pada keinginannya, mencoba menjadi DJ. Dia tidak ingin melewatkan kesempatan ini. Dengan nada manja, Mook membujuk ayahnya agar mengalah dan membiarkannya. Ayah akhirnya menyerah dan merasa kalau sebaiknya mereka membahas hal ini dilain waktu saja.

Padahal, permintaan ayahnya itu bukan tanpa alasan. Dia benar-benar membutuhkan Mook sekaran ini agar membantunya di perusahaan. Tapi, dia juga tidak bisa mengatakan langsung permasalahan yang dihadapinya.


Hari yang baru dan cerah,

Mook menghabiskan waktu dengan pergi berbelanja bersama Oak. Mereka membeli banyak sekali pakaian dan kosmetik menggunakan gajinya sebagai DJ. Mook ternyata sedikit kesal karna ayahnya tiba-tiba berubah pikiran dan menyuruhnya pulang. Padahal, menjadi DJ adalah mimpinya sejak masih sekolah. Selama 2 tahun ini, dia akan menjadi DJ dan menulis musik yang merupakan impiannya. Oak dengan sabar menasehati kalau ayah Mook tidak mungkin memintanya kembali kalau itu bukan hal serius.



“Karna itu, aku tidak tega menolaknya. Tapi itu tidak penting. Aku akan tetap mengejar impianku. Aku akan membuatnya mengerti,” ujar Mook.

Oak sebagai manager dan sahabat, hanya bisa mendukung keputusannya.


Rut dan Lan masih membahas penyerangan yang terjadi kemarin malam. Rut akan mencoba mencaritahu sosok penyerang Lan melalui CCTV yang ada di sekitar TKP. Lan mau ikut dengannya untuk memastikan kecurigaannya bahwa DJ Prao adalah dalangnya. Jika kecurigaannya benar, DJ Prao akan bertingkah aneh saat melihatnya.


Tapi, bagi Rut, sikap Lan yang aneh. Apa dia benar hanya ingin membuktikan kecurigaan? Atau dia tertarik pada DJ Prao? Lan membenarkan kalau dia tertarik pada DJ Prao awalnya karna wajah cantiknya, tapi kini,  dia curiga kalau DJ Prao adalah dalang penyerangannya. Dia ingin menyelidiki hal ini sendiri. Rut tidak bisa mencegahnya untuk tidak ikut campur dan menasehatinya untuk berhati-hati.



Seolah takdir, tempat belanja yang dikunjugi Mook dan Oak, berada tepat di bawah café yang didatangi oleh Rut dan Lan. Ditengah belanja, Mook mendapat telepon dari ibunya. Setelah menerima telepon itu, Lan langsung terburu-buru mau kembali ke Thailand.


Secara kebetulan, dari lantai dua yang merupakan café, Rut melihat sosok Mook yang sedang berlari dengan panik. Refleks, dia langsung mengejarnya. Sayangnya, ditengah pengejaran, dia kehilangan jejak.

--


Di Thailand,

Ibu Mook, Darika dan adiknya, Nampetch (Petch) berada di depan ruang operasi. Mook yang baru tiba di Thailand segera menuju ke rumah sakit. Begitu tiba, Petch langsung memarahinya karna tiba sangat lama. Mook memberitahu kalau dia sudah terbang dengan tiket paling awal yang bisa didapatkan. Tapi, apa yang terjadi?


Petch menangis dan menceritakan kalau ayah terjatuh dan kepalanya membentur lantai. Dokter bilang kalau ayah terkena stroke. Dan sudah sejak tadi ayah dioperasi, tapi belum selesai. Petch sangat takut kalau terjadi apa-apa pada ayah. Mook juga cemas, tapi dia tetap mencoba menenangkan Petch.


Tidak lama, dokter keluar dari ruang operasi untuk memberitahu dan menjelaskan hasil operasi. Menurut penjelasan dokter, ayah mengalami banyak pendarahan di otak. Dokter sudah mencoba mengangkat gumpalan darah dari arteri besar, tapi otaknya sudah lama kekurangan oksigen hingga menyebabkan kerusakan otak. Artinya, meski pendarahan dihentikan, pasien mungkin tidak akan pulih. Kemungkinan terburuk, pasien mengalami mati otak. Dan untuk bernafas,  pasien harus memakai alat bantu pernafasan. Jika alat bantunya dilepas, pasien bisa meninggal kapan saja.


Darika, Mook dan Petch termasuk Oak yang menemani Mook, sangat shock dengan kabar tersebut. Semua terjadi begitu tiba-tiba. Tidak ada yang bisa mereka lakukan selain hanya menangis. Mereka tidak mau menyerah dan tetap berharap bahwa ayah mereka akan sadar suatu hari dan pulih.

--

di Korsel,


Malam harinya, Rut dan Lan kembali lagi datang ke klub tempat kerja Mook. Rut sudah memperhatikan pengawal yang ada di klub itu sedaritadi dan tidak ada satupun yang bersenjata. Dia yakin kalau pelakunya bukan para penjaga di klub. Lan kelihatan tidak puas. Tapi, juga dia nggak punya bukti. Akhirnya, dia memutuskan untuk kembali ke Bangkok saja.

 

Post a Comment

Previous Post Next Post