Original Network : jTBC Netfix
Di Gedung Balai Sidang
“Kang Sol. Kau tak penasaran. Kau tak
penasaran sama sekali,” gumam Kang Sol A, mencoba menyakin kan dirinya sendiri.
Flash back. Di Sauna
Dewan Ko bercerita kepada Jaksa Jin bahwa dia
merasa gusar dengan kehadiran kembaran Kang Dan. Juga dia heran, bagaimana bisa
Kang Sol A masuk ke falkutas hukum, kepadahal Kang Sol A pernah hampir ditahan
dipenjara remaja. Dan Jaksa Jin menjelaskan bahwa Kang Sol A masuk melalui
jalur seleksi untuk kandidat kurang mampu, dan Dewan Ko tidak perlu cemas,
karena Kang Sol A tidak bisa apa- apa.
Lalu Jaksa Jin mulai membahas tentang Jong
Hoon. Dan mendengar nama Jong Hoon disebut, Dewan Ko merasa kesal. “Yang
Jong-hoon, si bodoh itu. Beraninya dia memancingku?”
“Dia memancingmu?” tanya Jaksa Jin, tidak
mengerti.
“Kau harus penjarakan dia. Kau akan kalah
darinya jika lengah,” tegas Dewan Ko, tanpa menjawab pertanyaan Jaksa Jin.
“Tidak akan kubiarkan itu. Aku punya senjata
rahasia, dia tak akan lolos,” kata Jaksa Jin dengan percaya diri.
Flash back end
Seung Jae datang ke pengadilan dan duduk
disamping Eun Suk.
Setelah menjawab pertanyaan hakim, Jong Hoong
mengajukan satu pertanyaan lagi kepada Ji Ho. “Menurut Anda, ada kemungkinan korban
meninggal bunuh diri?”
“Ya, saya ingin tahu apa itu dikesampingkan,”
jawab Ji Ho. Dan Pengacara Park merasa sangat bersemangat untuk mendengarkan.
“Ketika saya melihat Profesor Seo, dia telah berada di bawah pengaruh obat.”
Flash back
Byung Ju mengaku kalau kepalanya sangat sakit.
Awalnya Ji Ho ingin menghubungi ambulans, tapi tidak jadi. Dia menghubungi
Seung Jae.
Flash back end
“Jika itu pembunuhan, dia akan sebutkan nama
pembunuhnya,” kata Ji Ho, menyuarakan pendapatnya. Dan Pengacara Park setuju.
“Yang Mulia. Saat detektif yang menemukan
catatan menduga ini kasus bunuh diri, terdakwa dengan yakin mengatakan tidak,”
kata Jaksa Jin, mengajukan protes kepada Hakim. Dan Pengacara Park langsung
ingin berdiri untuk melawan, tapi Jong Hoon menghentikannya.
Jong Hoon mengakui bahwa dia benar mengatakan
kalau itu bukanlah bunuh diri, tapi pembunuhan. Dan dia masih memercayai nya
sampai sekarang.
“Terdakwa, apa Anda sadar pernyataan itu dapat
menjatuhkan Anda?” tanya Hakim, memastikan.
“Ya,” jawab Jong Hoon dengan yakin. “Saya tak
bisa ubah kasus pembunuhan menjadi bunuh diri untuk lolos,” tegas nya.
“Baik. Saksi, terima kasih,” kata Hakim,
mengerti.
“Namun, jika saya membunuhnya…” kata Jong
Hoon. “saya pasti senang saat detektif mengira itu bunuh diri,” jelasnya.
Mendengar itu, setiap orang mulai ragu, apakah
benar Jong Hoon bukanlah pembunuh Jong Hoon. Dan Penjaga Dong merasa kagum
kepada Jong Hoon.
Eun Suk juga merasa kagum kepada Jong Hoon.
Lalu dia menatap ke arah Yeong Chang. Joon Hwi yang kembali ke dalam ruangan
juga menatap ke arah Yeong Chang.
Kang Sol A duduk di taman dan menghafal pasal-
pasal hukum. Lalu tiba- tiba Wan datang dan menyapanya. Dan diapun balas
menyapa Wan.
Wan memberitahu Kang Sol A bahwa kasusnya akan
segera di sidangkan dan dia akan membuktikkan kalau dirinya tidak bersalah. Eun
Suk sudah setuju dengan hal ini serta Joon Hwi banyak membantu nya. Mendengar
itu, Kang Sol A merasa agak kecewa, karena dia sama sekali tidak tahu apapun
mengenai hal ini. Dan Wan merasa agak tidak enak.
“Kau harus berhasil dalam ujiannya, demi aku,”
kata Wan sambil memegang tangan Kang Sol A untuk menyemangati nya.
“Ya, tentu saja,” jawab Kang Sol A sambil
tersenyum dan mengepalkan tangannya sebagai tanda dia bertekad kuat.
Setelah Wan pergi, Kang Sol A duduk dengan
kesal dan mulai mengomel. “Padahal aku yang menulis opininya, bahkan sampai
mimisan. Bisa-bisanya Joon-hwi tak memberitahuku,” keluhnya. Lalu diapun
berhenti belajar.
Joon Hwi merebut sekaleng kopi yang Ji Ho beli
dan meminumnya. Lalu ketika Ji Ho menatapnya dengan aneh sambil menunjukkan
sesuatu yang di kirimkan ke ponselnya, Joon Hwi tersenyum. “Itu barang bukti,”
jelas nya.
Man Ho hadir di persidangan sebagai saksi. Dia
menceritakan bahwa pada hari kejadian, dia datang ke kampus, karena dia adalah
supir pribadi Byung Ju dan dia selalu mengantarkan nya ke kampus setiap kali
Byung Ju ada jadwal mengajar. Namun pada hari itu, setelah dia mengantarkan
Byung Ju, dia langsung pergi setelah memakirkan mobilnya.
“Jadi, Anda tak ada di kampus saat insiden
terjadi?” tanya Jaksa Jin, memastikan. Dan Man Ho mengiyakan. “Bagaimana kami
bisa percaya? Bagaimana kami memercayai kriminal?” tanya nya.
Mendengar itu, Man Ho mengangkat kaki nya dan
memperlihatkan alat pelacak yang terpasang di kaki nya. “Anda bisa percaya alat
ini,” jawab nya.
Jaksa Jin kemudian memberitahu Hakim bahwa
pada hari kejadian, terdakwa, Jong Hoon, juga mengenakan alat pelacak yang sama
dengan saksi, Man Ho. Tapi alat itu tidak bisa dilacak, karena secara
kebetulan, baterai nya habis, itulah pernyataan dari Jong Hoon. Namun seharusnya
ketika alat pelacak tersebut tidak bisa di lacak, maka pusat pengawasan pasti
akan menelpon.
“Itu karena dia bukan pelaku kriminal. Dia
hanya mencoba,” kata Pengacara Park, menjelaskan dan membela Jong Hoon.
“Apa itu benar?” balas Jaksa Jin sambil
menyeringai.
Jaksa Jin menunjukkan alat pelacak yang di
kenakan nya dan menjelaskan bahwa sekarang baterai alat pelacak nya hanya
tinggal 25 persen saja. Lalu datang telpon dari pusat pengawasan. Dan ketika
Jaksa Jin mematikan telpon tersebut, pusat pengawasan kembali menelpon sampai
Jaksa Jin menjawab. Dan pusat pengawasan menyuruh Jaksa Jin untuk segera
mengisi daya alat pelacak nya.
“Kenapa dia abaikan dan tak segera mengisi
daya?” kata Jaksa Jin, mempertanyakan Jong Hoon. “Itu karena Anda tak ingin
dilacak. Karena itu akan buktikan Anda ada di TKP pada saat insiden terjadi,
bukan di ruangan Anda.”
Ji Ho mendengarkan rekaman suara yang Joon Hwi
berikan. Dan akhirnya dia jadi tahu bahwa yang membocorkan kasus Ayahnya dan
membuat Ayahnya bunuh diri, ternyata bukanlah Byung Ju, melainkan Jaksa Jin.
“Bagaimana kau tahu?” tanya Ji Ho, setelah
selesai mendengarkan rekaman tersebut.
Flash back
Joon Hwi membaca dengan seksama artikel Ayah
Ji yang tersebar di Internet. Dan lalu dia mencari tahu setiap wartawan yang
menulis artikel tersebut.
Joon Hwi : “Kim Hyeon-jae dan Choi Jung-hyeok adalah
wartawan pertama yang meliput kasus ini, berikut tuntutan Prof. Yang. Mereka
menulis artikel berdasarkan info yang dibocorkan Jaksa Jin. Mereka menutupi
kasus ayahmu sebelum wartawan lain.”
Flash back end
Ji Ho berniat memastikan kepada Wartawan Kim
dan Wartawan Choi secara langsung. Tapi Joon Hwi menghentikannya serta
mengingatkannya bahwa batas undang- undang lima tahun, akan segera habis. Jadi
Ji Ho harus sangat berhati- hati, jika Ji Ho ingin menyeret Jaksa Jin. Lalu
rekaman yang dia berikan ini direkam secara diam- diam, yang berarti ini ilegal
dan tidak bisa dijadikan sebagai bukti.
“Apa yang kulakukan selama ini?” tanya Ji Ho,
merasa jengkel pada dirinya sendiri.
“Kau menyasar orang yang salah. Tapi aku mampu
mengungkap ini,” kata Joon Hwi sambil tersenyum percaya diri.
Hakim memberikan kesempatan kepada Pengacara
Park untuk melakukan pemeriksaan ulang. Dan Jong Hoon menggelengkan kepalanya
sebagai tanda tidak. Dan Pengacara Park mengikuti arahan nya. Jadi akhirnya,
Hakim pun mempersilahkan Man Ho untuk kembali ke tempat nya.
“Saya ingin hadirkan saksi lain,” kata Jaksa
Jin, mengajukan. “Saya menemukan saksi mata yang melihat terdakwa membunuh Seo
Byung-ju. Saya ingin identitas saksi dirahasiakan hingga sidang berikutnya,”
jelas nya.
Mendengar itu, setiap orang merasa terkejut.
Lalu Pengacara Park berdiri dan mengajukan protes. “Ini tak bisa diterima.
Siapa saksi ini? Anda tak bisa menyerang kami secara mendadak,” keluh nya.
“Saksi khawatir bahwa terdakwa akan
menyerangnya jika identitasnya diungkap lebih awal. Saksi tidak berani muncul
lebih cepat karena takut berakhir seperti korban…” balas Jaksa Jin, menjelaskan
kepada Hakim.
“Jika dirahasiakan, bagaimana hak membela diri
Tn. Yang?” protes Pengacara Park dengan keras.
Hakim menenangkan Pengacara Park. Lalu dia
meminta Jaksa Jin untuk mengungkap siapa saksi nya dan dia menjamin bahwa Jong
Hoon tidak bisa menghubungi saksi. Tapi Jong Hoon tidak setuju, dia tidak ingin
mengetahui siapa saksi nya, karena dia tidak terlalu peduli serta dia bisa
mencari tahu sendiri dan menghubungi saksi.
Mendengar itu, Pengacara Park protes kepada
Jong Hoon dan merasa putus asa. “Profesor Yang!” teriak nya.
Yeong Chang tersenyum penuh arti sambil
menatap Ye Seul.
Di dalam gedung persidangan. Pengacara Park
bersikap seperti cacing kepanasan, dia merasa sangat cemas dan gelisah untuk
Jong Hoon. Tapi Jong Hoon malah bersikap tenang dan biasa saja. Melihat itu,
Penjaga Dong mengatai Jong Hoon gila dan dia merasa kasihan kepada Pengacara
Park.
“Bagaimana cara kita bersiap untuk pemeriksaan
silang?” tanya Pengacara Park, stress.
“Itu artinya, kau tak perlu bersiap,” kata Eun
Suk, membantu menjelaskan niat Jong Hoon. “Katanya saksi ini melihat
pembunuhannya.
Itu hanya akan jadi masalah jika Prof. Yang memang membunuhnya.”
“Dia akan menghadirkan saksi palsu?” gumam
Penjaga Dong, mengerti. “Benar, dia pasti kesal. Prof. Yang mempermalukannya di
depan umum dan akan jadi jaksa pertama yang didakwa publikasi tuntutan pidana.”
“Kenapa kau memprovokasi jaksa?” keluh
Pengacara Park kepada Jong Hoon.
“Siapa yang dia suap?” gumam Penjaga Dong
sambil menatap meja Jaksa Jin.
Joon Hwi dan Ji Ho menghampiri Wartawan Kim
dan Wartawan Choi yang makan siang di kantin. Tanpa berbasa basi, Ji Ho
langsung menyebut Ayahnya. Lalu Joon Hwi memperdengarkan rekaman suara yang di
rekam nya, saat kedua wartawan tersebut berbicara di dalam toilet. Mendengar
itu, kedua wartawan merasa panik.
“Begitu dia didakwa aku ingin kalian jadi
saksiku,” pinta Ji Ho.
Mendengar itu, Wartawan Kim mendengus geli.
“Meskipun Jin memang membocorkannya, dia tak akan didakwa. Profesormu pun tak
bisa menjeratnya.”
“Kami bisa lebih baik. Kami, muridnya, akan
mewujudkannya,” tegas Joon Hwi.
“Aku bisa,” tegas Ji Ho, juga.
“Dengan rekaman ini? Kalian benar-benar mahasiswa hukum? Rekaman tersembunyi adalah barang bukti tidak sah. Tak bisa dipakai di pengadilan,” kata Wartawan Kim, tidak takut. Dan Wartawan Choi tersenyum menyetujui.
Joon Hwi dan Ji Ho sama- sama mengerti bahwa
rekaman yang mereka bawa ini merupakan barang bukti tidak sah. Jadi selama
mereka berbicara sekarang, mereka merekamnya lagi. Dan karena mereka berdua
ikut campur dalam rekaman ini, maka rekaman yang baru ini menjadi bukti sah.
Setelah mencapai tujuan mereka, Joon Hwi dan
Ji Ho pergi dengan penuh percaya diri. Sedangkan dua wartawan tersebut merasa
stress.
“Kembali ke balai sidang ini lagi,” kata Eun
Suk kepada Jong Hoon, mengenang masa lalu.
Flash back
Dean Oh adalah Hakim. Eun Suk adalah
pendamping Hakim. Jong Hoon adalah Jaksa. Mereka bertiga berada dalam satu
balai sidang yang sama.
Sebagai Jaksa, Jong Hoon menyatakan kalau
terdakwa tidak bersalah. Dan Dean Oh merasa heran, jika terdakwa memang tidak
bersalah, kenapa Jong Hoon mendakwa terdakwa.
“Jika saya menolak mendakwanya, saya akan
digantikan dengan jaksa lain,” kata Jong Hoon, menjelaskan alasannya. “Terdakwa
tidak menggelapkan dana perusahaan. Beberapa petinggi di kejaksaan mendukung
sang CEO. Dia hanya mengikuti perintah dan jadi tumbal. Oleh sebab itu,
terdakwa tidak bersalah,” tegasnya, menyatakan keputusannya.
Flash back end
Eun Suk tertawa geli mengingat kenangan
tersebut. “Kau menjadi terkenal setelah sidang itu. Aku tak ingin kau berhenti.
Kuharap kau tak pernah meninggalkan Kantor Kejaksaan,” komentar nya, merasa ini sangat disayang kan.
“Kau berhenti sebelum aku,” balas Jong Hoon.
Dan Eun Suk tertawa.
Eun Suk kemudian menanyai, apa rencana Jong
Hoon. Karena Jong Hoon tidak mampu membuktikan alibi dan sekarang ada saksi
baru juga. Dengan percaya diri, Jong Hoon memberitahu bahwa dia akan mencari
saksi nya, saksi yang bisa membantunya untuk membuktikkan alibi nya.
Melihat betapa percaya dirinya Jong Hoon, Eun
Suk merasa tertarik.
Direstoran. Ibu Kang B ingin tahu, apa hasil
konsultasi Kang Sol B dan Dokter barusan. Tapi Wakil Dean Ju mengabaikannya dan
dia memberitahu Kang Sol B bahwa dia sudah mengubah kelas untuk Kang Sol B.
Mengetahui itu, Ibu Kang B protes, tapi Kang Sol B setuju.
Kang Sol B kemudian membaca pesan di
ponselnya. Seung Jae datang ke pengadilan. Membaca itu, Kang Sol B langsung
berhenti makan dan berdiri.
“Kalau kau tukar kelasmu, semua murid akan
tahu kau adalah putriku,” kata Wakil Dean Ju, memberitahu, supaya Kang Sol B
bisa mempersiapkan mental.
“Aku harus pergi,” kata Kang Sol B, tidak
terlalu peduli.
“Soal ujian Prof. Moon diambil dari bukunya
yang sudah berhenti cetak,” kata Ibu Kang B.
“Kalau begitu, beri aku buku itu secepatnya,”
balas Kang Sol B dengan sikap acuh. Kemudian dia pergi.
Ketika Kang Sol B menelpon, Seung Jae merasa
dilema untuk menjawab atau tidak.
Flash back
Seung Jae meminta Kang Sol B untuk
memberikannya waktu. Dan Kang Sol B setuju, tapi dia ingin Seung Jae jangan
beritahu siapapun, sebelum Seung Jae menjawab pertanyaan nya. Lalu Kang Sol B
menatap cincin di jari Seung Jae.
“Cincin itu…” kata Kang Sol B. “Kau akan terus
memakainya?” tanyanya, penuh arti.
Flash back end
Seung Jae menyentuh cincin di jarinya.
Jong Hoon menunjukkan rekaman CCTV kepada Eun
Suk. Rekaman tentang pria yang mengembalikan laptop nya ke pihak keamanan.
“Tunggu,” kata Eun Suk sambil memperhatikan
pria di CCTV dengan seksama. Dia fokus kepada cincin yang di pakai si pria.
“Kurasa aku tahu siapa dia,” gumam nya, terkejut.
Ternyata saksi yang disebut oleh Jaksa Jin
adalah Ye Seul. Mengetahui itu, Ye Seul merasa terkejut, karena dia tidak tahu
apa- apa mengenai ini. Tapi dengan paksa, Yeong Chang memerintahkan supaya Ye
Seul mau menjadi saksi dan memberikan kesaksian palsu di persidangan
selanjutnya, supaya Jong Hoon bisa di penjarakan. Dan Ye Seul menolak dengan
keras serta meneriaki Yeong Chang gila, juga dia merasa takut, karena Yeong
Chang memasang kamera pengintai di kamar nya.
“Kita akan menikah. Kupasang kamera di kamarmu
untuk menjagamu, karena aku mencintaimu,” kata Yeong Chang. Dia sama sekali
tidak merasa ada yang salah.
“Kau pikir itu cinta?” dengus Ye Seul.
“Tentu saja,” jawab Yeong Chang sambil
tersenyum. Lalu dia memeluk Ye Seul. “Mari menikah tahun depan. Begitu aku
masuk fakultas hukum,” ajak nya. Kemudian dia menatap Ye Seul dengan serius.
“Tapi sebelum itu, kita harus buat Yang Jong Hoon membayar perbuatannya. Dia
mencari masalah dengan ayahku.”
“Jangan biarkan dendam pribadi…” kata Ye Seul,
menolak.
Karena Ye Seul menolak, maka Yeong Chang
menyakiti nya lagi. Dia menginjak kaki Ye Seul dengan kuat. Dan Ye Seul
berusaha menahan rasa sakit nya.
“Ye-seul. Kenapa kau tak mengerti? Aku tak
berusaha menjebak orang yang tak bersalah. Pembunuh licik itu berusaha lolos
menggunakan pengetahuan hukumnya. Mari kita beri dia pelajaran,” kata Yeong
Chang dengan sikap seolah dia orang baik.
Mendengar itu, Ye Seul diam dan menggelengkan kepalanya dengan pelan.