Sinopsis K- Drama : Law School Episode 8/1

 

Original Network : jTBC Netfix

Di Gedung Balai Sidang

“Kang Sol. Kau tak penasaran. Kau tak penasaran sama sekali,” gumam Kang Sol A, mencoba menyakin kan dirinya sendiri.

Flash back. Di Sauna

Dewan Ko bercerita kepada Jaksa Jin bahwa dia merasa gusar dengan kehadiran kembaran Kang Dan. Juga dia heran, bagaimana bisa Kang Sol A masuk ke falkutas hukum, kepadahal Kang Sol A pernah hampir ditahan dipenjara remaja. Dan Jaksa Jin menjelaskan bahwa Kang Sol A masuk melalui jalur seleksi untuk kandidat kurang mampu, dan Dewan Ko tidak perlu cemas, karena Kang Sol A tidak bisa apa- apa.


Lalu Jaksa Jin mulai membahas tentang Jong Hoon. Dan mendengar nama Jong Hoon disebut, Dewan Ko merasa kesal. “Yang Jong-hoon, si bodoh itu. Beraninya dia memancingku?”

“Dia memancingmu?” tanya Jaksa Jin, tidak mengerti.

“Kau harus penjarakan dia. Kau akan kalah darinya jika lengah,” tegas Dewan Ko, tanpa menjawab pertanyaan Jaksa Jin.

“Tidak akan kubiarkan itu. Aku punya senjata rahasia, dia tak akan lolos,” kata Jaksa Jin dengan percaya diri.

Flash back end

Seung Jae datang ke pengadilan dan duduk disamping Eun Suk.


Setelah menjawab pertanyaan hakim, Jong Hoong mengajukan satu pertanyaan lagi kepada Ji Ho. “Menurut Anda, ada kemungkinan korban meninggal bunuh diri?”

“Ya, saya ingin tahu apa itu dikesampingkan,” jawab Ji Ho. Dan Pengacara Park merasa sangat bersemangat untuk mendengarkan. “Ketika saya melihat Profesor Seo, dia telah berada di bawah pengaruh obat.”


Flash back

Byung Ju mengaku kalau kepalanya sangat sakit. Awalnya Ji Ho ingin menghubungi ambulans, tapi tidak jadi. Dia menghubungi Seung Jae.

Flash back end

“Jika itu pembunuhan, dia akan sebutkan nama pembunuhnya,” kata Ji Ho, menyuarakan pendapatnya. Dan Pengacara Park setuju.


“Yang Mulia. Saat detektif yang menemukan catatan menduga ini kasus bunuh diri, terdakwa dengan yakin mengatakan tidak,” kata Jaksa Jin, mengajukan protes kepada Hakim. Dan Pengacara Park langsung ingin berdiri untuk melawan, tapi Jong Hoon menghentikannya.

Jong Hoon mengakui bahwa dia benar mengatakan kalau itu bukanlah bunuh diri, tapi pembunuhan. Dan dia masih memercayai nya sampai sekarang.


“Terdakwa, apa Anda sadar pernyataan itu dapat menjatuhkan Anda?” tanya Hakim, memastikan.

“Ya,” jawab Jong Hoon dengan yakin. “Saya tak bisa ubah kasus pembunuhan menjadi bunuh diri untuk lolos,” tegas nya.

“Baik. Saksi, terima kasih,” kata Hakim, mengerti.

“Namun, jika saya membunuhnya…” kata Jong Hoon. “saya pasti senang saat detektif mengira itu bunuh diri,” jelasnya.


Mendengar itu, setiap orang mulai ragu, apakah benar Jong Hoon bukanlah pembunuh Jong Hoon. Dan Penjaga Dong merasa kagum kepada Jong Hoon.

Eun Suk juga merasa kagum kepada Jong Hoon. Lalu dia menatap ke arah Yeong Chang. Joon Hwi yang kembali ke dalam ruangan juga menatap ke arah Yeong Chang.

Kang Sol A duduk di taman dan menghafal pasal- pasal hukum. Lalu tiba- tiba Wan datang dan menyapanya. Dan diapun balas menyapa Wan.


Wan memberitahu Kang Sol A bahwa kasusnya akan segera di sidangkan dan dia akan membuktikkan kalau dirinya tidak bersalah. Eun Suk sudah setuju dengan hal ini serta Joon Hwi banyak membantu nya. Mendengar itu, Kang Sol A merasa agak kecewa, karena dia sama sekali tidak tahu apapun mengenai hal ini. Dan Wan merasa agak tidak enak.


“Kau harus berhasil dalam ujiannya, demi aku,” kata Wan sambil memegang tangan Kang Sol A untuk menyemangati nya.

“Ya, tentu saja,” jawab Kang Sol A sambil tersenyum dan mengepalkan tangannya sebagai tanda dia bertekad kuat.

Setelah Wan pergi, Kang Sol A duduk dengan kesal dan mulai mengomel. “Padahal aku yang menulis opininya, bahkan sampai mimisan. Bisa-bisanya Joon-hwi tak memberitahuku,” keluhnya. Lalu diapun berhenti belajar.


Joon Hwi merebut sekaleng kopi yang Ji Ho beli dan meminumnya. Lalu ketika Ji Ho menatapnya dengan aneh sambil menunjukkan sesuatu yang di kirimkan ke ponselnya, Joon Hwi tersenyum. “Itu barang bukti,” jelas nya.




Man Ho hadir di persidangan sebagai saksi. Dia menceritakan bahwa pada hari kejadian, dia datang ke kampus, karena dia adalah supir pribadi Byung Ju dan dia selalu mengantarkan nya ke kampus setiap kali Byung Ju ada jadwal mengajar. Namun pada hari itu, setelah dia mengantarkan Byung Ju, dia langsung pergi setelah memakirkan mobilnya.


“Jadi, Anda tak ada di kampus saat insiden terjadi?” tanya Jaksa Jin, memastikan. Dan Man Ho mengiyakan. “Bagaimana kami bisa percaya? Bagaimana kami memercayai kriminal?” tanya nya.

Mendengar itu, Man Ho mengangkat kaki nya dan memperlihatkan alat pelacak yang terpasang di kaki nya. “Anda bisa percaya alat ini,” jawab nya.

Jaksa Jin kemudian memberitahu Hakim bahwa pada hari kejadian, terdakwa, Jong Hoon, juga mengenakan alat pelacak yang sama dengan saksi, Man Ho. Tapi alat itu tidak bisa dilacak, karena secara kebetulan, baterai nya habis, itulah pernyataan dari Jong Hoon. Namun seharusnya ketika alat pelacak tersebut tidak bisa di lacak, maka pusat pengawasan pasti akan menelpon.

“Itu karena dia bukan pelaku kriminal. Dia hanya mencoba,” kata Pengacara Park, menjelaskan dan membela Jong Hoon.

“Apa itu benar?” balas Jaksa Jin sambil menyeringai.


Jaksa Jin menunjukkan alat pelacak yang di kenakan nya dan menjelaskan bahwa sekarang baterai alat pelacak nya hanya tinggal 25 persen saja. Lalu datang telpon dari pusat pengawasan. Dan ketika Jaksa Jin mematikan telpon tersebut, pusat pengawasan kembali menelpon sampai Jaksa Jin menjawab. Dan pusat pengawasan menyuruh Jaksa Jin untuk segera mengisi daya alat pelacak nya.

“Kenapa dia abaikan dan tak segera mengisi daya?” kata Jaksa Jin, mempertanyakan Jong Hoon. “Itu karena Anda tak ingin dilacak. Karena itu akan buktikan Anda ada di TKP pada saat insiden terjadi, bukan di ruangan Anda.”


Ji Ho mendengarkan rekaman suara yang Joon Hwi berikan. Dan akhirnya dia jadi tahu bahwa yang membocorkan kasus Ayahnya dan membuat Ayahnya bunuh diri, ternyata bukanlah Byung Ju, melainkan Jaksa Jin.

“Bagaimana kau tahu?” tanya Ji Ho, setelah selesai mendengarkan rekaman tersebut.


Flash back

Joon Hwi membaca dengan seksama artikel Ayah Ji yang tersebar di Internet. Dan lalu dia mencari tahu setiap wartawan yang menulis artikel tersebut.

Joon Hwi : “Kim Hyeon-jae dan Choi Jung-hyeok adalah wartawan pertama yang meliput kasus ini, berikut tuntutan Prof. Yang. Mereka menulis artikel berdasarkan info yang dibocorkan Jaksa Jin. Mereka menutupi kasus ayahmu sebelum wartawan lain.”

Flash back end


Ji Ho berniat memastikan kepada Wartawan Kim dan Wartawan Choi secara langsung. Tapi Joon Hwi menghentikannya serta mengingatkannya bahwa batas undang- undang lima tahun, akan segera habis. Jadi Ji Ho harus sangat berhati- hati, jika Ji Ho ingin menyeret Jaksa Jin. Lalu rekaman yang dia berikan ini direkam secara diam- diam, yang berarti ini ilegal dan tidak bisa dijadikan sebagai bukti.

“Apa yang kulakukan selama ini?” tanya Ji Ho, merasa jengkel pada dirinya sendiri.

“Kau menyasar orang yang salah. Tapi aku mampu mengungkap ini,” kata Joon Hwi sambil tersenyum percaya diri.

Hakim memberikan kesempatan kepada Pengacara Park untuk melakukan pemeriksaan ulang. Dan Jong Hoon menggelengkan kepalanya sebagai tanda tidak. Dan Pengacara Park mengikuti arahan nya. Jadi akhirnya, Hakim pun mempersilahkan Man Ho untuk kembali ke tempat nya.


“Saya ingin hadirkan saksi lain,” kata Jaksa Jin, mengajukan. “Saya menemukan saksi mata yang melihat terdakwa membunuh Seo Byung-ju. Saya ingin identitas saksi dirahasiakan hingga sidang berikutnya,” jelas nya.

Mendengar itu, setiap orang merasa terkejut. Lalu Pengacara Park berdiri dan mengajukan protes. “Ini tak bisa diterima. Siapa saksi ini? Anda tak bisa menyerang kami secara mendadak,” keluh nya.

“Saksi khawatir bahwa terdakwa akan menyerangnya jika identitasnya diungkap lebih awal. Saksi tidak berani muncul lebih cepat karena takut berakhir seperti korban…” balas Jaksa Jin, menjelaskan kepada Hakim.

“Jika dirahasiakan, bagaimana hak membela diri Tn. Yang?” protes Pengacara Park dengan keras.

Hakim menenangkan Pengacara Park. Lalu dia meminta Jaksa Jin untuk mengungkap siapa saksi nya dan dia menjamin bahwa Jong Hoon tidak bisa menghubungi saksi. Tapi Jong Hoon tidak setuju, dia tidak ingin mengetahui siapa saksi nya, karena dia tidak terlalu peduli serta dia bisa mencari tahu sendiri dan menghubungi saksi.

Mendengar itu, Pengacara Park protes kepada Jong Hoon dan merasa putus asa. “Profesor Yang!” teriak nya.

Yeong Chang tersenyum penuh arti sambil menatap Ye Seul.



Di dalam gedung persidangan. Pengacara Park bersikap seperti cacing kepanasan, dia merasa sangat cemas dan gelisah untuk Jong Hoon. Tapi Jong Hoon malah bersikap tenang dan biasa saja. Melihat itu, Penjaga Dong mengatai Jong Hoon gila dan dia merasa kasihan kepada Pengacara Park.

“Bagaimana cara kita bersiap untuk pemeriksaan silang?” tanya Pengacara Park, stress.


“Itu artinya, kau tak perlu bersiap,” kata Eun Suk, membantu menjelaskan niat Jong Hoon. “Katanya saksi ini melihat pembunuhannya. Itu hanya akan jadi masalah jika Prof. Yang memang membunuhnya.”

“Dia akan menghadirkan saksi palsu?” gumam Penjaga Dong, mengerti. “Benar, dia pasti kesal. Prof. Yang mempermalukannya di depan umum dan akan jadi jaksa pertama yang didakwa publikasi tuntutan pidana.”

“Kenapa kau memprovokasi jaksa?” keluh Pengacara Park kepada Jong Hoon.

“Siapa yang dia suap?” gumam Penjaga Dong sambil menatap meja Jaksa Jin.


Joon Hwi dan Ji Ho menghampiri Wartawan Kim dan Wartawan Choi yang makan siang di kantin. Tanpa berbasa basi, Ji Ho langsung menyebut Ayahnya. Lalu Joon Hwi memperdengarkan rekaman suara yang di rekam nya, saat kedua wartawan tersebut berbicara di dalam toilet. Mendengar itu, kedua wartawan merasa panik.



“Begitu dia didakwa aku ingin kalian jadi saksiku,” pinta Ji Ho.

Mendengar itu, Wartawan Kim mendengus geli. “Meskipun Jin memang membocorkannya, dia tak akan didakwa. Profesormu pun tak bisa menjeratnya.”


“Kami bisa lebih baik. Kami, muridnya, akan mewujudkannya,” tegas Joon Hwi.

“Aku bisa,” tegas Ji Ho, juga.

“Dengan rekaman ini? Kalian benar-benar mahasiswa hukum? Rekaman tersembunyi adalah barang bukti tidak sah. Tak bisa dipakai di pengadilan,” kata Wartawan Kim, tidak takut. Dan Wartawan Choi tersenyum menyetujui.


Joon Hwi dan Ji Ho sama- sama mengerti bahwa rekaman yang mereka bawa ini merupakan barang bukti tidak sah. Jadi selama mereka berbicara sekarang, mereka merekamnya lagi. Dan karena mereka berdua ikut campur dalam rekaman ini, maka rekaman yang baru ini menjadi bukti sah.

Setelah mencapai tujuan mereka, Joon Hwi dan Ji Ho pergi dengan penuh percaya diri. Sedangkan dua wartawan tersebut merasa stress.

“Kembali ke balai sidang ini lagi,” kata Eun Suk kepada Jong Hoon, mengenang masa lalu.


Flash back

Dean Oh adalah Hakim. Eun Suk adalah pendamping Hakim. Jong Hoon adalah Jaksa. Mereka bertiga berada dalam satu balai sidang yang sama.

Sebagai Jaksa, Jong Hoon menyatakan kalau terdakwa tidak bersalah. Dan Dean Oh merasa heran, jika terdakwa memang tidak bersalah, kenapa Jong Hoon mendakwa terdakwa.


“Jika saya menolak mendakwanya, saya akan digantikan dengan jaksa lain,” kata Jong Hoon, menjelaskan alasannya. “Terdakwa tidak menggelapkan dana perusahaan. Beberapa petinggi di kejaksaan mendukung sang CEO. Dia hanya mengikuti perintah dan jadi tumbal. Oleh sebab itu, terdakwa tidak bersalah,” tegasnya, menyatakan keputusannya.

Flash back end


Eun Suk tertawa geli mengingat kenangan tersebut. “Kau menjadi terkenal setelah sidang itu. Aku tak ingin kau berhenti. Kuharap kau tak pernah meninggalkan Kantor Kejaksaan,” komentar nya, merasa ini  sangat disayang kan.

“Kau berhenti sebelum aku,” balas Jong Hoon. Dan Eun Suk tertawa.


Eun Suk kemudian menanyai, apa rencana Jong Hoon. Karena Jong Hoon tidak mampu membuktikan alibi dan sekarang ada saksi baru juga. Dengan percaya diri, Jong Hoon memberitahu bahwa dia akan mencari saksi nya, saksi yang bisa membantunya untuk membuktikkan alibi nya.

Melihat betapa percaya dirinya Jong Hoon, Eun Suk merasa tertarik.


Direstoran. Ibu Kang B ingin tahu, apa hasil konsultasi Kang Sol B dan Dokter barusan. Tapi Wakil Dean Ju mengabaikannya dan dia memberitahu Kang Sol B bahwa dia sudah mengubah kelas untuk Kang Sol B. Mengetahui itu, Ibu Kang B protes, tapi Kang Sol B setuju.


Kang Sol B kemudian membaca pesan di ponselnya. Seung Jae datang ke pengadilan. Membaca itu, Kang Sol B langsung berhenti makan dan berdiri.

“Kalau kau tukar kelasmu, semua murid akan tahu kau adalah putriku,” kata Wakil Dean Ju, memberitahu, supaya Kang Sol B bisa mempersiapkan mental.

“Aku harus pergi,” kata Kang Sol B, tidak terlalu peduli.

“Soal ujian Prof. Moon diambil dari bukunya yang sudah berhenti cetak,” kata Ibu Kang B.

“Kalau begitu, beri aku buku itu secepatnya,” balas Kang Sol B dengan sikap acuh. Kemudian dia pergi.


Ketika Kang Sol B menelpon, Seung Jae merasa dilema untuk menjawab atau tidak.



Flash back

Seung Jae meminta Kang Sol B untuk memberikannya waktu. Dan Kang Sol B setuju, tapi dia ingin Seung Jae jangan beritahu siapapun, sebelum Seung Jae menjawab pertanyaan nya. Lalu Kang Sol B menatap cincin di jari Seung Jae.

“Cincin itu…” kata Kang Sol B. “Kau akan terus memakainya?” tanyanya, penuh arti.

Flash back end


Seung Jae menyentuh cincin di jarinya.



Jong Hoon menunjukkan rekaman CCTV kepada Eun Suk. Rekaman tentang pria yang mengembalikan laptop nya ke pihak keamanan.

“Tunggu,” kata Eun Suk sambil memperhatikan pria di CCTV dengan seksama. Dia fokus kepada cincin yang di pakai si pria. “Kurasa aku tahu siapa dia,” gumam nya, terkejut.

Ternyata saksi yang disebut oleh Jaksa Jin adalah Ye Seul. Mengetahui itu, Ye Seul merasa terkejut, karena dia tidak tahu apa- apa mengenai ini. Tapi dengan paksa, Yeong Chang memerintahkan supaya Ye Seul mau menjadi saksi dan memberikan kesaksian palsu di persidangan selanjutnya, supaya Jong Hoon bisa di penjarakan. Dan Ye Seul menolak dengan keras serta meneriaki Yeong Chang gila, juga dia merasa takut, karena Yeong Chang memasang kamera pengintai di kamar nya.


“Kita akan menikah. Kupasang kamera di kamarmu untuk menjagamu, karena aku mencintaimu,” kata Yeong Chang. Dia sama sekali tidak merasa ada yang salah.

“Kau pikir itu cinta?” dengus Ye Seul.


“Tentu saja,” jawab Yeong Chang sambil tersenyum. Lalu dia memeluk Ye Seul. “Mari menikah tahun depan. Begitu aku masuk fakultas hukum,” ajak nya. Kemudian dia menatap Ye Seul dengan serius. “Tapi sebelum itu, kita harus buat Yang Jong Hoon membayar perbuatannya. Dia mencari masalah dengan ayahku.”

“Jangan biarkan dendam pribadi…” kata Ye Seul, menolak.


Karena Ye Seul menolak, maka Yeong Chang menyakiti nya lagi. Dia menginjak kaki Ye Seul dengan kuat. Dan Ye Seul berusaha menahan rasa sakit nya.

“Ye-seul. Kenapa kau tak mengerti? Aku tak berusaha menjebak orang yang tak bersalah. Pembunuh licik itu berusaha lolos menggunakan pengetahuan hukumnya. Mari kita beri dia pelajaran,” kata Yeong Chang dengan sikap seolah dia orang baik.

Mendengar itu, Ye Seul diam dan menggelengkan kepalanya dengan pelan.

Post a Comment

Previous Post Next Post