Sinopsis J- Movie : First Love (2021) part 1

 


Disebuah bangunan. Melalui jendela tebal yang berada disana, kita bisa mengintip sedikit ke dalam nya. Dan didalam lantai 1 bangunan tersebut, tergeletak seorang mayat pria dengan mata terbuka dan tubuh penuh darah.

Seorang wanita berbaju hitam putih dengan noda darah dibajunya, dia berjalan sambil memegang sebuah pisau ditangannya. Dan dia tampak sangat kelelahan.


Distasiun radio. Host radio membacakan permasalahan dari seorang pendengar radio. Seorang Ibu berusia 42 tahun yang tinggal di distrik Nerima, sudah dua bulan sejak putrinya yang berada di kelas 1 SMP mengurung diri dirumah. Dan belakangan ini, putrinya hampir tidak pernah keluar dari kamar. Tempo hari, saat Ibu memanggilnya yang berada dikamar mandi, mereka malah jadi berkelahi. Jadi Si Ibu ingin meminta saran.

Dokter Yuki Makabe, seorang psikolog berlisensi, menjelaskan. “Akar penyebab anak mengurung itu memanglah terkait hubungan antara orang tua dan anak. Terkadang sangat sulit untuk membuat orang tua memahami hal itu. Yang bermasalah adalah anaknya, kalau diri sendiri tak ada masalah.”

Berita : “Pertama, laporan tidak lanjut pembunuhan seorang pelukis dan dosen terkenal di Universitas Seni Kanto. Sebuah wawancara dengan polisi mengungkapkan bahwa putrinya, Kanna, yang ditangkap dan didakwa melakukan kejahatan, melakukan kejahatan tepat setelah dia mengikuti ujian penyiar untuk sebuah stasiun televisi komersial …


… Pada hari kejahatan, putrinya, Kanna, melakukan wawancara untuk ujian penyiar disebuah stasiun TV komersial di Daerah Minato, Tokyo, kemudian pergi ke Universitas Seni Kanto. Dia diyakini telah membuh ayahnya, Naoto, dengan memanggilnya ke kamar mandi sekolah dan menikamnya di dada dengan pisau dapur.”


Gamon Makabe memasak sambil menonton berita tentang Kanna. Lalu saat Yuki pulang, dia mematikan TV.

Yuki memberitahu Gamon bahwa dia ingin menulis buku lagi, dan dia berencana memewancara Hijiirama Kanna. Dia ingin tahu apa yang membuat Kanna membunuh Ayahnya. Mendengar itu, Gamon hanya diam sambil mencuci panci kotor yang ada.

Keesokan harinya, Yuki mendapatkan sebuah kabar baik. Kanna bersedia untuk diwawancarai. Lalu dia membaca data- data mengenai kasus Kanna. Pengacara yang bertanggung jawab dalam kasus Kanna ini adalah Anno Kashou. Mengetahui itu, tangan Yuki sedikit gemetar dan eskpresi wajahnya tampak agak tegang.


Kanna datang mengunjungi kantor pengacara Anno. Dan saat Anno melihatnya, dia menyapanya dengan sikap biasa. “Lama tak jumpa, Kakak Ipar,” sapanya. “Silahkan duduk,” katanya, mempersilahkan.

“Ini soal Kasus Hijiriyama Kanna,” kata Yuki langsung, tanpa berbasa- basi.

“Aku tak bisa membaca pikirannya. Maksudku, dia itu rumit,” komentar Anno, agak malas. “Kau akan terluka jika sembarangan menyentuhnya. Meski begitu, tetap mau melakukannya?” tanyanya.

Dengan sikap serius, Yuki menjelaskan bahwa dia merasa ada sesuatu yang Kanna tidak bisa katakan dipengadilan dan Kanna ingin seseorang memahami itu. Jadi dia ingin melakukannya. Mengetahui itu, Anno sama sekali tidak menentang dan membiarkan Yuki melakukkan nya, bila itu yang memang Yuki ingin lakukan.



“Untuk Gamon- san …” kata Yuki, ingin mengatakan sesuatu. Tapi tiba- tiba sekretaris Anno datang mengantarkan teh, jadi diapun diam.

“Aku telah memberitahu ke abangku. Dia bilang, berusahalah,” jelas Anno sambil meminum tehnya dengan santai. “Abangku itu tidak mempertanyakan niat baik seseorang. Kalau bersamanya, akulah yang malu,” komentarnya.



Gamon bekerja sebagai fotografer dan dia mempunyai studio foto sendiri. Saat Yuki pulang, dia menyapanya. Gamon tahu kalau Yuki ada bertemu dengan Anno, dan menurutnya itu hal yang baik, karena Anno adalah orang yang objektif dan kompeten, jadi Yuki bisa mengandalkannya ketika bekerja bersama.


“Kesannya, begini apa tak masalah? Rasanya cuma aku sendiri yang berkeliaran dan bertindak sesukaku,” kata Yuki, merasa agak tidak enak.

“Apa yang kamu katakan? Tak masalah jika Yuki bekerja sekeras mungkin,” balas Gamon, tidak mengerti kenapa Yuki tiba- tiba begini.

“Terima kasih,” kata Yuki sambil tersenyum senang.


Yuki mengunjungi Kanna dipenjara. Dengan ramah, dia menyapa Kanna. Tapi Anna terus menudukkan kepalanya dan tampak murung. “Tolong temukan motifnya disana. Itu yang mereka laporkan di TV, ya. Tapi aku tidak berkata searogan itu. Karena aku pun tak tahu motifnya apa. Jadi setidaknya, kuingin motifnya ditemukan,” jelasnya.

“Begitu,” kata Yuki, merespon.


“Aku ini pembohong, loh,” kata Kanna sambil tersenyum. Lalu kemudian dia tertawa. “Ketika terjadi hal yang tak nyaman kepadaku, kepalaku menjadi kabur. Aku kehilangan kesadaran dan tidak tahu apa yang terjadi. Hahah …” katanya, lalu dia kembali bersikap murung.


Dengan perhatian, Yuki memberitahu bahwa dia berada dipihak Kanna. Begitu juga dengan pengacara Anno. Mendengar nama ‘Anno’, Kanna mulai bersikap agak cerewet. Dia mengomentari kalau Anno itu memang tampan, tapi tak bisa terus terang, juga Anno seperti beranggapan bahwa semua wanita akan menyukainya. Dan dia tahu hubungan antara Yuki dan Anno, tapi cara Anno saat menceritakan tentang Yuki tampak mencurigakan baginya. Awalnya Anno bilang, ‘Istri abangku’. Tapi setelah itu menjadi ‘Yuki’ saja. Jadi Kanna menebak kalau Yuki dan Anno pasti sangat akrab, tapi dia bingung, kenapa marga mereka berdua berbeda.

Mendengar itu, Yuki diam sambil tersenyum agak canggung.

Beberapa hari kemudian, Yuki mendapatkan kiriman surat dari Kanna.


Dokter. Sebelumnya jauh- jauh datang untuk mengujungiku. Aku minta maaf karena bersikap kurang ajar. Tapi, ketika aku bertemu dengan Dokter, aku jadi ingin lebih tahu tentang diriku.

Padahal terjadi hal seperti itu. Tapi aku tak merasa menyesal. Ternyata memang ada yang salah dengan diriku. Dokter, tolong jadikanlah aku manusia yang mempunyai rasa bersalah.

Hijiriyama Kanna.

***


Yuki menemui Anno dan menceritakan mengenai Kanna. Dan Anno merespon dengan sikap agak malas. Melihat itu, Yuki meminta supaya mereka melupakan situasi pribadi mereka terlebih dahulu saat ini dan bekerja sama dengan baik.

“Apa maksud situasi pribadi kita?” tanya Anno. Mendengar itu, Yuki merasa canggung untuk berbicara, karena ada orang lain disekitar mereka.


Anno tidak menuntut jawaban sama sekali, karena dia hanya bertanya begitu saja. Lalu dengan serius, dia menjelaskan tentang Kanna. Dalam kasus Kanna, Ibu Kanna yang menjadi masalahnya. Ibu Kanna menolak menjadi saksi untuk pembelaan dan kabarnya Ibu Kanna akan menjadi saksi di pihak penuntut. Jadi ini akan menjadi konfrontasi antara Ibu dan Anak di pengadilan. Oleh karena ini, dia merasa bahwa pasti ada sesuatu yang mendasari Ibu Kanna.

Mengetahui itu, Yuki merasa bingung, ada apa sebenarnya.


Dikantor. Yuki membaca sebuah artikel tentang Kanna.

Dipenjara. Kanna menceritakan bahwa ada seorang Senior dikampusnya. Sejak awal dia tak menyukai Senior itu, tapi dia terpaksa berpacaran dengannya. Lalu Senior itu mengancam akan bunuh diri, jadi diapun sulit untuk memutuskannya. Dia berpacaran dengan Senior itu selama dua setengah tahun. Senior itu sering melakukan kekerasan, dan dicurhat pada Kagawa soal itu. Awalnya Kagawa kasihan padanya dan menangis bersama. Tapi kemudian mereka tidur bersama, karena Kagawa memaksanya, kepadahal dia benar- benar tidak mau. Dia menebak, apakah ini karena dia mengikuti Kagawa ke kamarnya dan membuatnya terpancing, lagian sudah biasa kalau sering berduaan, pria akan berpikir bahwa ujungkannya bakal begini.


“Kanna-san, apa kamu pernah benar- benar berpacaran dengan pria yang kamu suka?” tanya Yuki, memastikan sesuatu.

“Yuuji-kun…” jawab Kanna, pelan. “Sewaktu aku SD. Itu udah sangat lama.”

“Apa kamu bisa menceritakan soal orang itu?”

Kanna : “Dia pegawai mini swalayan yang menyembuhkan cedera kakiku. Telapak tangannya besar dan sangat lembut. Dialah orang pertama yang kusuka.”


Setelah menceritakan tentang Yuuji, Kanna diam selama sesaat, lalu tiba- tiba kondisi emosionalnya menjadi tidak stabil. Melihat itu, Yuki merasa khawatir.


Ditelpon. Anno menjelaskan kepada Yuki bahwa kondisi emosional Kanna memang tidak stabil, jadi sulit untuk ditanyai, karena itu dia menasehati Yuki untuk lebih hati- hati. Yuki tahu itu, namun jika Kanna tidak bisa menghadapi kegelapan didalam dirinya tersebut, maka Kanna takkan bisa maju.

“Apa sebenarnya situasi yang membuatnya panik?” tanya Anno, ingin tahu.

“Setelah aku menanyakan, apakah dia pernah benar- benar menyukai seseorang? Katanya, dia pernah merasakan hal itu sekali. Setelah itu…”


Flash back

Kondisi emosional Kanna tiba- tiba menjadi tidak stabil. Dia berteriak histeris dan bertingkah seperti ingin melukai diri sendiri. Melihat itu, petugas penjara langsung datang untuk menenangkannya. Sedangkan Yuki yang berada dibalik kaca, karena dia tidak bisa melakukan apapun, dia jadi merasa panik dan khawatir kepada Kanna.

Flash back end


Yuki berencana untuk mencari tahu lebih dalam.

Yuki dan Anno pergi menemui Kagawa bersama- sama. Yuki ingin memastikan semua yang Kagawa katakan didalam artikel tentang Kanna, apakah itu benar. Dan Kagawa pun mulai bercerita. Alasannya putus dengan Kanna, itu karena Kanna selingkuh. Sebenarnya dia sangat menyukai Kanna, lalu karena Kanna lebih muda darinya, maka dia memanjakan Kanna. Tapi perselingkuhan adalah hal yang tidak bisa dimaafkannya. Saat dia mengajak putus, Kanna menangis. Lalu Kanna mencoba mengiris lengannya sendiri, jadi dia tidak bisa membulatkan tekad untuk putus.


“Jadi, Kanna-san memiliki kebiasaan menyakiti diri sendiri?” tanya Yuki, memastikan.

“Dia memiliki banyak bekas luka yang mencolok di pergelangan tangannya. Anda tidak menyadari nya?” tanya Anno, membenarkan.


Mendengar itu, Yuki teringat kalau setiap kali dia menemui Kanna, Kanna selalu memakai baju lengan panjang. Jadi dia tidak yakin, apakah ada bekas luka sayatan di pergelangan tangannya.

“Bisakah aku bertanya satu hal lagi?” tanya Yuki dengan sopan. “Kanna-san dikenai tindak kekerasan oleh seorang pria yang sebelumnya ia pacari. Lalu, dia jadi dekat dengan Kagawa-san saat curhat tentang hal ini, ‘kan?” tanyanya, memastikan.

“Itu benar,” jawab Kagawa.


“Lalu, disaat itu, dengan sedikit memaksanya, katanya kamu mendesaknya untuk menjalin hubungan, apakah itu fakta?” tanya Yuki, memastikan dengan hati- hati.

“Mana mungkin aku melakukan itu,” jawab Kagawa dengan suara agak keras. “Aku masih ingat tentang saat itu. Dia sendiri yang datang ke kamarku. Lalu, meski terbuai arus, dia tertawa seperti biasanya,” katanya, menjelaskan.


Dipenjara. Kanna menjelaskan kepada Anno bahwa dirinya yang tertawa pada waktu itu adalah bohong. Lalu dia menanyai, apakah semua pria memang begitu. Hari demi hari menghubunginya, memuji betapa manis dirinya, lalu berhubungan badan, tapi suatu hari menjadi bosan dan mulai jarang menelpon serta mengirim pesan padanya. Saat berhubungan seks, pria satu- satunya yang tak ingin menggunakan alat kontrasepsi. Dan sebagai wanita, dia berusaha bertahan pacaran dengannya, tapi ujungnya pria yang pergi.

“Kalau kau tak menyukainya, bukankah tak perlu bertahan dalam hubungan tersebut?” tanya Anno, heran.

“Lalu, siapa yang akan menolongku?” geram Kanna dengan emosi. “Dia berpura- pura punya hati dan mendekatimu. Tapi ujungnya dia pasti menginginkan tubuhmu. Bukankah Pak Pengacara juga begitu?” tanyanya sambil tersenyum kecil.


Kanna menunjuk jam tangan yang Anno kenakan. Dia sadar kalau jam tangan yang Anno kenakan sekarang berbeda dengan yang terakhir kali. Dan dia yakin kalau itu hadiah dari seorang wanita. Melihat itu, dia menyuruh Anno untuk jangan pamer. Dan Anno hanya diam saja.

“Apa Bapak berniat serius mau menolongku?” tanya Kanna.

“Tentu saja,” jawab Anno, tegas dan tanpa ragu.


“Kalau begitu, perlihatkanlah keseriusanmu. Keluarkan aku dari sini,” pinta Kanna. Dan Anno diam. “Hei! Tolong aku!” teriak Kanna sambil memukul kaca yang menghalangi mereka berdua. Dan disaat itu, pergelangannya yang terluka terlihat jelas.


Yuki dan Anno pergi menemui Ibu Kanna, Akina Hijiriyama. Yuki menanyai, bagaimana hubungan antara Kanna dan Ayahnya. Dan Akina menjawab bahwa hubungan antara Ayah dan anak biasa saja. Lalu Yuki bertanya lagi, apakah benar Ibu agak menentang keputusan Kanna untuk menjadi seorang penyiar. Dan Akina mengiyakan, dengan alasan dia tidak ingin Kanna menodai namanya dengan bertingkah seperti selebriti, sebab nama suaminya lumayan terkenal.


“Luar biasa ya, Hijiriyama Naoto-san. Dia bahkan memenangkan penghargaan dan sukses di luar negeri,” puji Anno sambil menatap lukisan di dinding.

“Benar. Belakangan ini, lukisan suamiku diakui. Meski begitu, sangat sulit bisa mencapai sejauh ini. Dulu, dia menggunakan Kanna sebagai model dan mengadakan kelas menggambar dirumah,” balas Akina, bercerita sedikit.

“Kanna-san jadi modelnya? Sejak kapan itu?” tanya Anno, ingin tahu.

“Mungkin dari kelas empat SD sampai kelas satu SMP,” jawab Akina.


Akina agak sedikit komplain mengenai Kanna. Awalnya saat Kanna menjadi model, Kanna bilang, ‘Aku rela melakukannya asalkan hasilnya lucu’. Tapi kemudian, Kanna menjadi sombong dan bilang, ‘Aku tak ingin bekerja jika enggak dibayar’. Lalu Kanna mulai bolos bekerja dan pergi bermain, jadi suaminya memberhentikan Kanna. Kemudian mengenai luka dipergelangan tangan Kanna, dia pernah melihatnya. Kata Kanna, itu luka karena diserang ayam disekolah. Dan itu terjadi setelah Kanna lulus SD serta setelah dia pulang dari Hawaii.

“Anda pergi ke Hawaii? Dengan keluarga?” tanya Yuki, ingin tahu.


“Tidak. Hanya aku yang diundang di pernikahan sahabatku,” jawab Akina. “Setelah itu, ketika aku pulang, anak itu bilang membuat luka di pergelangan tangan,” jelasnya sambil tanpa sadar memegang pergelangan tangannya.

“Apa setelah itu lukanya bertambah?” tanya Yuki, memastikan.

“Aku tidak tahu!” jawab Akina dengan suara keras. “Apa maksudnya itu?!” tanyanya, tersinggung.


“Yang ingin saya tanyakan itu... apa Kanna-san merasa tertekan atau tidak oleh suatu hal,” kata Yuki, menjelaskan. “Lalu apa Ibu juga menyadari akan hal tersebut.”

Akina mulai bersikap agak tidak sabaran. “Memang benar suamiku adalah orang yang sulit dihadapi,” jelasnya. “Aku juga yakin bahwa dia juga punya kecemasan sendiri, tapi akhirnya dia sendiri yang harus berurusan dengan hal itu, ‘kan?” katanya dengan suara agak keras.


“Sebagai seorang gadis muda, dia tidak punya kekuatan untuk melakukan apapun sendiri. Dia seharusnya dilindungi oleh orang tu-…” kata Yuki, menjelaskan dengan lembut.

Namun sebelum Yuki selesai bicara, Akina membentaknya. “Habisnya, anak itu tak pernah mendengarkan satu kata pun dariku! Kalau memang dia sebenci itu dengan suamiku, harusnya dia pergi ke sekolah asrama. Ujung- ujungnya dia itu manja!”


Anno menangkap sesuatu dari perkataan Akina. Kanna benci ketika bersama dengan Ayahnya, Naoto. Selama sesaat Akina pun diam, dia menutup matanya dan menarik nafas dalam untuk menenangkan emosinya. Lalu dia mulai bercerita dengan jujur. Hubungan Kanna dan suaminya memang buruk. Tapi suaminya sebagai orang tua telah melakukan yang terbaik, memberikan apa yang Kanna mau tanpa pamrih dan sampai menguliahkan Kanna. Namun Kanna malah membalas budi seperti sekarang. Dan dia tidak ingin mengingat hari itu lagi. Hari itu, dia sudah menyiapkan Sushi gulung kesukaan Kanna dan menunggunya, tapi kemudian Kanna pulang dengan berlumuran darah. Yang membuatnya semakin kesal adalah Kanna tidak ada meminta maaf sama sekali ataupun menunjukkan setetes air matapun. Karena itu dia ingin Kanna untuk sadar sepenuhnya tentang dosa- dosanya dan menghabiskan sisa hidupnya untuk menebus itu.

Mendengar itu, Anno dan Yuki sama- sama diam.


Dipenjara. Kanna terbangun, lalu dia menatap bulan yang berada diluar jendela.





Flash back

Kanna memakai baju putih dan berdiri di tengah ruangan tanpa boleh bergerak sama sekali, karena dia adalah objek lukisan. Dan para murid- murid Naoto yang berada disekelilingnya, mereka menatapnya berkali- kali, dan menggambar dirinya yang berdiri di tengah ruangan. Kanna merasa sangat tidak nyaman, karena terus ditatapi. Tapi Naoto tidak menyadari itu dan malah sibuk mendidik para murid- muridnya.

“Jika kalian berniat melihat suatu objek secara sepenuhnya, maka mulai saat ini lihatlah lebih dari sepuluh kali!” kata Naoto kepada para murid- muridnya.


Kanna tertangkap tidur bersama seorang pria. Lalu dia diseret pulang dan dikunci didalam gudang oleh Naoto. Dan Kanna merasa sangat takut. “Tidak… seseorang…” panggilnya dengan putus asa.


“Keseimbanganmu meleset. Jangan rusak posenya,” tegur Naoto. Lalu dengan kasar dia mengatur bagaimana Kanna harus berpose.


Kanna kabur. Lalu menggunakan pisau silet, dia melukai pergelangan tangannya sendiri.

Flash back end


Post a Comment

Previous Post Next Post