Sinopsis J- Movie : First Love (2021) part 2

 

Saat Yuki baru selesai mandi, seseorang datang dan berdiri diluar pintu kamar mandi. Lalu orang tersebut mengulurkan tangannya dan ingin membuka pintu kamar mandi.

Yuki membuka laci dasbor mobil. Kemudian banyak foto keluar dan berserakan darisana.


Yuki tersentak dan terbangun dari mimpi buruknya. Dia berkeringat sangat banyak sekali. Lalu dia menatap keluar dan melihat Gamon sedang mencuci piring- piring, barulah dia merasa agak tenang.


Dipenjara. Saat Yuki ingin membahas tentang Yuuji, Kanna tertawa dan bertanya siapa itu. Melihat sikapnya, Yuki pun tidak jadi membahas tentang Yuuji, dia mengganti topik dan membahas tentang luka di pergelangan tangan Kanna. Dan saat Kanna mendengar itu, dia menyembunyikan tangannya.


“Sejak kapan itu? Ibumu bilang lukamu itu karena diserang oleh ayam,” tanya Yuki, ingin tahu kebenaran yang sebenarnya.

“Itu benar. Ayam melakukannya padaku,” jawab Kanna.

Yuki berusaha mencari tahu dimana Yuuji berada sekarang. Tapi dia tidak berhasil mendapatkan informasi apapun diminimarket tempat Yuuji bekerja dulu.


Anno mencari data mengenai murid- murid Naoto yang menggambar Kanna dulu. Lalu dia menemukan seorang mahasiswa, tempat tinggalnya di Touyama. Dan dia memberitahukan informasi tersebut kepada Yuki. Saat tahu, Yuki langsung memutuskan untuk pergi ke Touyama, karena dia ingin mendapatkan petunjuk.

“Antusias ya. Hanya karena itu, kamu sampai pergi ke Touyama,” komentar Anno. “Semoga beruntung dengan wawancaranya. Kukirimkan datanya.”


Yuki pamit pergi kepada Gamon. Dan Gamon mengiyakan. Lalu dengan perhatian, Yuki menanyai, oleh- oleh apa yang Gamon mau dibawakan.

“Cumi- cumi hitam dan Daiginjo,” kata Gamon.

“Baiklah. Kalau gitu, aku berangkat!” balas Yuki, pamit.


Saat Yuki telah pergi, Gamon kebetulan telah menyelesaikan pekerjaannya, jadi dia ingin beristirahat. Namun saat dia ingin mematikan komputernya, dia menemukan folder tahun 1994. Dan dia membuka folder tersebut. Isi folder itu adalah foto keluarga Gamon dan Anno. Dalam foto tersebut, Anno tidak tersenyum, malahan dia tampak muram.


Anno muncul tiba- tiba dikereta. Dan saat Yuki melihatnya, dia merasa agak terkejut dan canggung. Namun Anno bersikap biasa saja.


Ditempat pembuatan tembikar. Yuki dan Anno menemui seorang murid Naoto dulu. Saat mereka menanyai tentang Kanna dan keluarganya, si Murid menceritakan segala yang di ketahuinya.


Flash back

Si Murid : “Putrinya sangatlah lucu. Istrinya juga datang di akhir pertemuan dan menawarkan kami manisan buatan tangan. Pikirku mereka adala keluarga rukun.”

Flash back end

“Jika Anda memiliki salah satu karya pada saat itu, bisakah Anda menunjukkannya?” tanya Yuki. Dan si Murid mengiyakan.


Saat Yuki dan Anno melihat karya si Murid, mereka sangat terkejut sekali. Didalam karya tersebut, Kanna digambar bersama dua pria telanjang berdiri di sisi kiri dan kanan nya.

“Pada masa itu, model telanjang biasanya tidak ditutupi,” kata si Murid, menjelaskan.

“Anu, ada berapa kira- kira jumlah mahasiswanya?” tanya Yuki, ingin tahu.

“Mungkin sekitar tujuh sampai delapan orang,” jawab si Murid. “Semuanya pria. Guru Naoto, dia tidak mengambil wanita sebagai muridnya,” jelasnya.


Direstoran. Yuki merasa bersimpati kepada Kanna. Dan Anno mengerti kenapa Yuki merasa begitu, karena Kanna mirip dengan Yuki. Oleh sebab itu, Yuki berniat untuk mewawancarai Kanna.

“Berhentilah memanggil ‘Yuki’,” kata Yuki, tidak senang.

“Bahkan sampai sekarang aku masih tak nyaman kalau memanggilmu, Kakak,” komentar Anno sambil mendengus. “Apa abangku tahu? Soal ayahmu,” tanyanya.



“Aku tak mengatakannya,” jawab Yuki dengan jujur. “Nanti dia bakal berkata jijik.”

“Yang menjijikkan bukanlah Yuki. Ayah Yuki, ‘kan?” balas Anno.


Flash back

Dihari hujan. Yuki dan Ibunya berteduh didalam mobil. Lalu tiba- tiba Ibu mulai membahas tentang Ayah. Ibu menceritakan bahwa ketika Yuki masih kecil, Ayah sering pergi bekerja di Filipina dan membeli seorang gadis muda, sangat muda, sebagai prostitusinya. Ibu sengaja menceritakan ini supaya Yuki tahu bahwa pria makhluk yang seperti apa.


Mendengar cerita itu, Yuki teringat tentang foto- foto yang ditemukannya didalam laci dasbor mobil dulu. Dan kemudian dia merasa sangat mual. Dia keluar dari mobil dan muntah.

Flash back end

“Aku tak bisa memahami kenapa Ibuku bisa memaafkannya,” kata Yuki dengan murung.



Hujan turun dengan sangat deras. Yuki merasa agak ngeri berduaan saja bersama dengan Anno, apalagi saat Anno menatapnya. Jadi diapun berlari pulang dan meninggalkan Anno.

Dan ditengah derasnya hujan. Anno menatap Yuki yang berlari pergi.


Flash back

Yuki dan Anno, mereka berdua pertama kali bertemu dikampus, saat itu hujan turun sangat deras. Anno datang dan memberikan payungnya kepada Yuki yang sedang berdiri dan berteduh sendirian. Dengan sikap dingin, Yuki mengabaikan Anno dan berniat untuk pergi saja. Dan Anno menghalangi Yuki yang ingin pergi.

“Mau kemana?” tanya Anno.

“Tak kemana- mana,” jawab Yuki dengan sikap waspada.

“Kalau kamu tak ada tujuan, mau ke suatu tempat?” ajak Anno.


Yuki dan Anno kemudian makan- makan bersama. Sambil makan mereka banyak mengobrol. Dengan sikap santai, Anno menceritakan bahwa dia tinggal bersama keluarganya, yaitu, abang sepupunya, paman, dan bibinya. Sedangkan Ayah kandungnya telah meninggal, dan Ibu kandungnya menghilang, dia pergi dan menikah dengan suami kelimanya. Mendengar cerita itu, Yuki diam, karena tidak tahu harus merespon seperti apa.

“Apa?” tanya Yuki, menyadari kalah Anno terus menatapnya.

“Dari tadi aku selalu kepikiran, rambutmu terlalu panjang, kusut pula,” kata Anno sambil menyentuh rambut panjang Yuki. “Lebih baik dipotong sedikit,” katanya, menyarankan.

“Memotong rambut juga butuh uang, ‘kan?” tolak Yuki.


Anno kemudian meminjam gunting dari pemilik restoran. Lalu dia membawa Yuki ke belakang restoran dan berniat untuk memotong rambutnya.

“Apa aku beneran boleh memotongnya?” tanya Anno.

Mendengar itu, Yuki menutup mata dan menarik nafas dalam. “Potonglah,” katanya, mengizinkan.

Lalu Anno pun mulai memotong rambut panjang Yuki menjadi pendek.





Sejak saat itu, Yuki dan Anno menjadi dekat. Suatu saat, mereka pergi berkencan ke suatu tempat, mereka bermain- main, dan berjalan- jalan disana dengan penuh kebahagian.


Saat sudah malam, mereka berdua ketinggalan dan terlambat untuk mengejar bus terakhir. Jadi mereka berduapun menginap di satu kamar yang sama.


Dikamar penginapan. Anno menunjukkan foto- foto yang abang sepupunya, Gamon, potret selama ini. Lalu dia menceritakan kenangannya bersama Gamon sewaktu kecil. Anno tampak sangat bahagia ketika menceritakan itu. Dan Yuki menyadari hal tersebut.


“Bagaimana dengan paman dan bibi?” tanya Yuki, ingin tahu.

“Mereka orang- orang yang baik. Apa mereka sungkan, ya? Toh, mereka orang asing,” balas Anno dengan datar.

Yuki dan Anno kemudian saling berciuman. Awalnya Yuki merasa biasa saja, tapi ketika Anno ingin tidur dengannya, Anno bersikap agak kasar, sehingga Yuki merasa kesakitan dan menolaknya.

“Maaf,” kata Anno, berhenti. “Meski pengalamanku sekitaran 2 digit, tapi kadangkala terjadi hal begini, ya,” jelasnya.


Mendengar itu, Yuki merasa tidak nyaman. Sebab dari perkataan Anno, dia merasa kalau Anno tidak mencintainya, melainkan Anno hanya maniak seks, karena tidak dicintai oleh Ibunya. Dan dengan marah, Anno mencekik leher Yuki selama sesaat. Lalu setelah itu, dia memukul tembok dan pergi.


Hubungan Yuki dan Anno kemudian berakhir begitu saja. Dan ketika Yuki sedang berjalan- jalan dengan murung, dia melihat lebaran sebuah pameran foto.


Yuki mengunjungi pameran foto Gamon. Disana, dia merasa terpesona dan kagum dengan foto- foto yang Gamon potret. Apalagi saat dia melihat foto seorang Ayah dan putrinya yang tampak sangat bahagia. Foto bahagia itu adalah sesuatu yang di inginkannya.


Lalu Yuki dan Gamon saling bertemu.


“Hasil pemotretannya … indah sekali,” kata Yuki, memuji dengan gugup dan malu- malu. Lalu dia langsung pamit dan pergi.

“Ah…” panggil Gamon.

Flash back end



Yuki berhenti didepan pintu dan menarik nafas dalam. Kemudian dia masuk dan bersikap riang menyapa Gamon yang sedang memasak.

“Wah, aromanya enak!”

Post a Comment

Previous Post Next Post