Saat Yuki baru selesai mandi, seseorang
datang dan berdiri diluar pintu kamar mandi. Lalu orang tersebut mengulurkan
tangannya dan ingin membuka pintu kamar mandi.
Yuki membuka laci dasbor mobil.
Kemudian banyak foto keluar dan berserakan darisana.
Yuki tersentak dan terbangun dari mimpi
buruknya. Dia berkeringat sangat banyak sekali. Lalu dia menatap keluar dan
melihat Gamon sedang mencuci piring- piring, barulah dia merasa agak tenang.
Dipenjara. Saat Yuki ingin membahas
tentang Yuuji, Kanna tertawa dan bertanya siapa itu. Melihat sikapnya, Yuki pun
tidak jadi membahas tentang Yuuji, dia mengganti topik dan membahas tentang
luka di pergelangan tangan Kanna. Dan saat Kanna mendengar itu, dia
menyembunyikan tangannya.
“Sejak kapan itu? Ibumu bilang lukamu
itu karena diserang oleh ayam,” tanya Yuki, ingin tahu kebenaran yang
sebenarnya.
“Itu benar. Ayam melakukannya padaku,”
jawab Kanna.
Yuki berusaha mencari tahu dimana Yuuji
berada sekarang. Tapi dia tidak berhasil mendapatkan informasi apapun diminimarket
tempat Yuuji bekerja dulu.
Anno mencari data mengenai murid- murid
Naoto yang menggambar Kanna dulu. Lalu dia menemukan seorang mahasiswa, tempat
tinggalnya di Touyama. Dan dia memberitahukan informasi tersebut kepada Yuki.
Saat tahu, Yuki langsung memutuskan untuk pergi ke Touyama, karena dia ingin
mendapatkan petunjuk.
“Antusias ya. Hanya karena itu, kamu
sampai pergi ke Touyama,” komentar Anno. “Semoga beruntung dengan wawancaranya.
Kukirimkan datanya.”
Yuki pamit pergi kepada Gamon. Dan
Gamon mengiyakan. Lalu dengan perhatian, Yuki menanyai, oleh- oleh apa yang
Gamon mau dibawakan.
“Cumi- cumi hitam dan Daiginjo,” kata
Gamon.
“Baiklah. Kalau gitu, aku berangkat!”
balas Yuki, pamit.
Saat Yuki telah pergi, Gamon kebetulan
telah menyelesaikan pekerjaannya, jadi dia ingin beristirahat. Namun saat dia
ingin mematikan komputernya, dia menemukan folder tahun 1994. Dan dia membuka
folder tersebut. Isi folder itu adalah foto keluarga Gamon dan Anno. Dalam foto
tersebut, Anno tidak tersenyum, malahan dia tampak muram.
Anno muncul tiba- tiba dikereta. Dan
saat Yuki melihatnya, dia merasa agak terkejut dan canggung. Namun Anno
bersikap biasa saja.
Ditempat pembuatan tembikar. Yuki dan
Anno menemui seorang murid Naoto dulu. Saat mereka menanyai tentang Kanna dan keluarganya,
si Murid menceritakan segala yang di ketahuinya.
Flash back
Si Murid : “Putrinya sangatlah lucu. Istrinya juga datang di akhir
pertemuan dan menawarkan kami manisan buatan tangan. Pikirku mereka adala
keluarga rukun.”
Flash back end
“Jika Anda memiliki salah satu karya
pada saat itu, bisakah Anda menunjukkannya?” tanya Yuki. Dan si Murid
mengiyakan.
Saat Yuki dan Anno melihat karya si
Murid, mereka sangat terkejut sekali. Didalam karya tersebut, Kanna digambar
bersama dua pria telanjang berdiri di sisi kiri dan kanan nya.
“Pada masa itu, model telanjang
biasanya tidak ditutupi,” kata si Murid, menjelaskan.
“Anu, ada berapa kira- kira jumlah
mahasiswanya?” tanya Yuki, ingin tahu.
“Mungkin sekitar tujuh sampai delapan
orang,” jawab si Murid. “Semuanya pria. Guru Naoto, dia tidak mengambil wanita
sebagai muridnya,” jelasnya.
Direstoran. Yuki merasa bersimpati kepada
Kanna. Dan Anno mengerti kenapa Yuki merasa begitu, karena Kanna mirip dengan
Yuki. Oleh sebab itu, Yuki berniat untuk mewawancarai Kanna.
“Berhentilah memanggil ‘Yuki’,” kata
Yuki, tidak senang.
“Bahkan sampai sekarang aku masih tak
nyaman kalau memanggilmu, Kakak,” komentar Anno sambil mendengus. “Apa abangku
tahu? Soal ayahmu,” tanyanya.
“Aku tak mengatakannya,” jawab Yuki
dengan jujur. “Nanti dia bakal berkata jijik.”
“Yang menjijikkan bukanlah Yuki. Ayah
Yuki, ‘kan?” balas Anno.
Flash back
Dihari hujan. Yuki dan Ibunya berteduh
didalam mobil. Lalu tiba- tiba Ibu mulai membahas tentang Ayah. Ibu
menceritakan bahwa ketika Yuki masih kecil, Ayah sering pergi bekerja di
Filipina dan membeli seorang gadis muda, sangat muda, sebagai prostitusinya.
Ibu sengaja menceritakan ini supaya Yuki tahu bahwa pria makhluk yang seperti
apa.
Mendengar cerita itu, Yuki teringat
tentang foto- foto yang ditemukannya didalam laci dasbor mobil dulu. Dan
kemudian dia merasa sangat mual. Dia keluar dari mobil dan muntah.
Flash back end
“Aku tak bisa memahami kenapa Ibuku
bisa memaafkannya,” kata Yuki dengan murung.
Hujan turun dengan sangat deras. Yuki
merasa agak ngeri berduaan saja bersama dengan Anno, apalagi saat Anno
menatapnya. Jadi diapun berlari pulang dan meninggalkan Anno.
Dan ditengah derasnya hujan. Anno
menatap Yuki yang berlari pergi.
Flash back
Yuki dan Anno, mereka berdua pertama
kali bertemu dikampus, saat itu hujan turun sangat deras. Anno datang dan
memberikan payungnya kepada Yuki yang sedang berdiri dan berteduh sendirian.
Dengan sikap dingin, Yuki mengabaikan Anno dan berniat untuk pergi saja. Dan
Anno menghalangi Yuki yang ingin pergi.
“Mau kemana?” tanya Anno.
“Tak kemana- mana,” jawab Yuki dengan
sikap waspada.
“Kalau kamu tak ada tujuan, mau ke
suatu tempat?” ajak Anno.
Yuki dan Anno kemudian makan- makan
bersama. Sambil makan mereka banyak mengobrol. Dengan sikap santai, Anno
menceritakan bahwa dia tinggal bersama keluarganya, yaitu, abang sepupunya,
paman, dan bibinya. Sedangkan Ayah kandungnya telah meninggal, dan Ibu
kandungnya menghilang, dia pergi dan menikah dengan suami kelimanya. Mendengar
cerita itu, Yuki diam, karena tidak tahu harus merespon seperti apa.
“Apa?” tanya Yuki, menyadari kalah Anno
terus menatapnya.
“Dari tadi aku selalu kepikiran,
rambutmu terlalu panjang, kusut pula,” kata Anno sambil menyentuh rambut
panjang Yuki. “Lebih baik dipotong sedikit,” katanya, menyarankan.
“Memotong rambut juga butuh uang,
‘kan?” tolak Yuki.
Anno kemudian meminjam gunting dari
pemilik restoran. Lalu dia membawa Yuki ke belakang restoran dan berniat untuk
memotong rambutnya.
“Apa aku beneran boleh memotongnya?”
tanya Anno.
Mendengar itu, Yuki menutup mata dan
menarik nafas dalam. “Potonglah,” katanya, mengizinkan.
Lalu Anno pun mulai memotong rambut
panjang Yuki menjadi pendek.
Sejak saat itu, Yuki dan Anno menjadi
dekat. Suatu saat, mereka pergi berkencan ke suatu tempat, mereka bermain- main,
dan berjalan- jalan disana dengan penuh kebahagian.
Saat sudah malam, mereka berdua
ketinggalan dan terlambat untuk mengejar bus terakhir. Jadi mereka berduapun
menginap di satu kamar yang sama.
Dikamar penginapan. Anno menunjukkan
foto- foto yang abang sepupunya, Gamon, potret selama ini. Lalu dia
menceritakan kenangannya bersama Gamon sewaktu kecil. Anno tampak sangat
bahagia ketika menceritakan itu. Dan Yuki menyadari hal tersebut.
“Bagaimana dengan paman dan bibi?”
tanya Yuki, ingin tahu.
“Mereka orang- orang yang baik. Apa
mereka sungkan, ya? Toh, mereka orang asing,” balas Anno dengan datar.
Yuki dan Anno kemudian saling
berciuman. Awalnya Yuki merasa biasa saja, tapi ketika Anno ingin tidur
dengannya, Anno bersikap agak kasar, sehingga Yuki merasa kesakitan dan
menolaknya.
“Maaf,” kata Anno, berhenti. “Meski
pengalamanku sekitaran 2 digit, tapi kadangkala terjadi hal begini, ya,”
jelasnya.
Mendengar itu, Yuki merasa tidak nyaman.
Sebab dari perkataan Anno, dia merasa kalau Anno tidak mencintainya, melainkan Anno
hanya maniak seks, karena tidak dicintai oleh Ibunya. Dan dengan marah, Anno
mencekik leher Yuki selama sesaat. Lalu setelah itu, dia memukul tembok dan
pergi.
Hubungan Yuki dan Anno kemudian
berakhir begitu saja. Dan ketika Yuki sedang berjalan- jalan dengan murung, dia
melihat lebaran sebuah pameran foto.
Yuki mengunjungi pameran foto Gamon.
Disana, dia merasa terpesona dan kagum dengan foto- foto yang Gamon potret.
Apalagi saat dia melihat foto seorang Ayah dan putrinya yang tampak sangat
bahagia. Foto bahagia itu adalah sesuatu yang di inginkannya.
Lalu Yuki dan Gamon saling bertemu.
“Hasil pemotretannya … indah sekali,”
kata Yuki, memuji dengan gugup dan malu- malu. Lalu dia langsung pamit dan
pergi.
“Ah…” panggil Gamon.
Flash back end
Yuki berhenti didepan pintu dan menarik
nafas dalam. Kemudian dia masuk dan bersikap riang menyapa Gamon yang sedang
memasak.
“Wah, aromanya enak!”