Sinopsis K-Drama : Devil Judge Episode 14 – 2


Drama ini berlatar dalam distopia khayalan Korea, dan semua tokoh, organisasi,dan peristiwa adalah fiksi.

 Ga On sangat geram. Dia yakin kalau orang-orang yang membunuh Soo Hyun adalah orang-orang yang sama yang membunuh dokter Yoon. Jin Joo sama paniknya, tapi mereka tetap harus tenang. Sekarang, apa yang harus mereka lakukan? Satu-satunya cara membuktikan virus itu tidak ada adalah membuat Jook Chang bicara. 


“Ada sesuatu yang kusiapkan. Perhatikan saja dan jangan katakan apapun,” perintah Yo Han.


Kembali ke ruang persidangan. Yo Han menanyakan pada pengacara hukuman apa yang menurutnya pantas untuk Jook Chang. Pengacara tetap pada pendiriannya kalau ini adalah kejahatan tidak sengaja yang terjadi dalam situasi darurat. Dan terdakwa juga masih muda dan kesulitan menjadi nafkah tanpa pekerjaan, dan juga terdakwa menyesali perbuatannya, jadi dia meminta Hakim mempertimbangkan memberikan hukuman ringan. Jaksa juga tidak bisa menuntut banyak, hanya 7 tahun penjara. Tapi, jelas terlihat dari wajah jaksa kalau dia sangat nggak ikhlas memberikan tuntutan itu. Sepertinya, dia juga ditekan. 


Yo Han mengerti dan mulai memutarkan sebuah rekaman. Rekaman saat Heo Joong Se berkampanye menjadi Presiden dan Jook Chang terekam menjadi salah satu kru di TV daring politik Joong Se kala itu sekaligus merupakan ketua fansclub Joong Se.


Heo Joong Se yang sedang makan, sampai tersedak dan memuntahkan makanan yang ada dimulutnya ke atas meja. Du Man yang melihat kelakuannya itu merasa sangat jijik. 


Yo Han kembali menanyakan, kalau Jook Chang juga adalah juru kampanye pemilihan presiden yang tidak resmi. Jook Chang menyangkal dan pura-pura tidak mengerti. Benar-benar tebal muka. Yo Han nggak berhenti dan mulai membahas kelakuan Jook Chang pertama kali mulai melakukan kekerasan dan menjarah kedai-kedai.


“Kurasa Anda berkontribusi dalam pemilihan Heo Joong Se yang ingin menstabilkan masyarakat dengan hukum dan ketertiban kuat. Apakah ini salah?” tanya Yo Han lagi.


Du Man yang menonton, bisa menyimpulkan kalau Yo Han berusaha memperbesar skala kasus ini. Kematian kakek itu hanyalah alasan. Yong Sik menilai kalau Yo Han berusaha menggulingkan pemerintahan. 


“Tidak. Kasus itu sudah ditutup sebagai kesalahan saat mabuk,” jawab Jook Chang.

“Begitukah? Lantas, apakah Anda membawa pipa besi untuk Bantuan Darurat sebagai kesalahan yang tidak disengaja? Ataukah ada yang memerintahkan Anda untuk menyeret mereka dengan sembarangan?” tanya Yo Han, lagi.

“Tidak ada yang memerintah saya. Ini tindakan berdasar keputusan sendiri.”

“Anda dahulu juga tokoh internet terkenal, bukan? Anda kumpulkan penggemar yang menganggur dan miskin dan membuat mereka melaksanakan Bantuan Darurat. Perintah siapa itu?”

“Tidak ada yang memerintahkan apa pun kepada saya. Karena mereka kesulitan, saya ingin menghasilkan uang...”


Sebelum dia selesai menjawab, Yo Han sudah memutarkan rekaman live Joong Se yang lain, saat berkoar-koar menyuruh orang-orang untuk turun tangan dan menciptakan Korea yang aman.

“Tepat setelah menonton video ini, Anda mengumpulkan anak muda yang menganggur untuk mulai menggunakan kekerasan terhadap pekerja asing. Anak muda yang sama juga dikerahkan kali ini, tapi Anda bersikeras tidak mendapat perintah apa pun?” tanya Yo Han lagi.


“Ya. Saya melakukannya karena mencintai negara ini. Sebagai warga negara, saya berempati dengan filosofi pemerintahan Presiden, jadi, saya bangkit dan itu saja. Apakah itu dosa? Bagaimana bisa itu dosa?” teriak Jook Chang, berapi-api.

“Jadi, Anda melakukan semuanya sendiri?  Itu keputusan dan tanggung jawab Anda.”

“Benar,” jawab Jook Chang yakin.


Yo Han menyudahi pertanyaannya pada Jook Chang dan beralih pada Pengacara terdakwa. Apa dia juga setuju dengan filosofi kepemimpinan presiden seperti terdakwa? Dengan yakin, pengacara menjawab, ya. 


Karena keduanya setuju, Yo Han mulai memberitahu hukumannya. Dia akan memberikan hukuman sesuai filosofi Presiden mereka. Dia memutarkan salah satu video Joong Se, dimana Joong Se berujar : “Untuk mengubah Korea menjadi negara yang kuat dan benar, apa yang kita butuhkan? Ya, benar. Hukuman mati. Kita butuh hukuman mati. Kenapa kita harus memberi makan dan mengakomodasi penjahat yang seperti sampah dengan pajak rakyat? Ini semua karena para orang munafik yang marah soal hak asasi manusia. Ayolah. Mereka membunuh orang, tapi hanya 10 atau 20 tahun di penjara? Apakah itu masuk akal? Tepat Sasaran Heo Joong Se tidak akan pernah membiarkannya. Dengar baik-baik. Merenggut nyawa harus dibayar dengan nyawa. Kau tahu maksudku? Mengerti? Mata dibalas mata. Itu kalimat kedua yang ingin kubicarakan. Mata dibalas mata dan gigi dibalas gigi. Selain itu, para penasihat membahas kisah kenakalan atau penyiksaan traumatis. Pembela dan pengacara yang menjual kisah murahan seperti ini juga harus dipenjara! Hukum dan aturan yang kuat. Bangsa yang kuat! Korea akan lebih kuat.”


Jin Joo dan Ga On mulai panik karena sudah bisa menebak hukuman apa yang akan diberikan Yo Han. Begitu video Joong Se berakhir, Yo Han memutarkan kembali video saat Jook Chang memukuli kakek itu hingga meninggal. 


“Semuanya berdasarkan keputusan Anda sendiri. Anda tidak mendapat perintah dari siapa pun. Jika sangat ingin bertanggung jawab sendirian, silakan, tapi... Nyawa ganti nyawa!” teriak Yo Han, tegas. “Untuk hukuman paling berat, saya mengusulkan hukuman mati.”



“Yang Mulia, itu omong kosong! Sesuai tradisi, tidak ada yang dihukum mati setelah membunuh satu orang,” protes Pengacara. 

“Karena satu tidak cukup? Kita tunggu sampai terdakwa membunuh dua, tiga, atau empat orang? Apakah nyawa seorang pembunuh lebih berharga daripada nyawa korban?” tanya Yo Han, balik.

“Terdakwa dibesarkan dalam kesulitan...” ujar Pengacara. 


“Berhenti menjual kisah emosional murahan,” potong Yo Han. “Tidak semua orang dalam situasi sulit melakukan kejahatan. Persidangan ini akan memperlakukan setiap penjahat dengan adil. Martabat manusia berasal dari tanggung jawab. Simpati murahan adalah penghinaan bagi manusia. Warga sekalian, apa hukuman yang tepat untuk seorang pembunuh? Bagaimana kita membalas darah korban?” 

Jook Chang beneran terkejut. Dia sangat tidak menyangka kalau hukuman mati akan diajukan. Dan hasil vote juga mendukung keputusan Yo Han. Dia yang awalnya mampu tertawa diam-diam, mulai ketakutan. Sangat takut. Tidak ada yang bisa menolongnya. 


“Kita sudah melihat keinginan rakyat untuk mendapatkan keadilan. Keadilan tidak bisa hanya sebatas kata-kata. Hukuman yang belum dieksekusi bukanlah keadilan, tapi penipuan. Saya menuntut realisasi keadilan!” nyatakan Yo Han dan layar langsung menunjukkan foto sebuah kursi listrik. “Hukuman mati akan dilaksanakan dalam 24 jam. Di sini. Saya meminta rakyat merealisasikan keadilan dengan tangan sendiri. Makin banyak orang menekan tombol, makin banyak arus listrik yang akan diterima penjahat. Lebih dari sejuta orang harus menekan tombol ini agar pelakunya mati. Sampai jumpa besok,” akhiri Yo Han.


Percuma saja sekarang Jook Chang menangis dan memohon diberi ampunan. Ga On dan Jin Joo juga sangat terkejut dengan keputusan Yo Han, tapi mereka nggak tahu harus gimana.



Heo Joong Se dkk mulai panik. Ya iyalah panik, soalnya kalau Jook Chang ketakutan dan sampai buka mulut menyebutkan nama mereka, tamat riwayat mereka. Hanya Sun Ah yang tetap tenang. Dia bahkan bilang sama mereka kalau yang sebenarnya diincar oleh Yo Han adalah rasa takut, makanya Yo Han memberikan waktu 24 jam pada Jook Chang. Dia mau Jook Chang ketakutan dan mengakui semuanya di depan publik. Park Du Man yang ketakutan menyarankan agar mereka mengirim orang ke penjara untuk membunuh Jook Chang. Min Yong Sik nggak setuju soalnya masalah ini mendapat banyak perhatian dari masyarakat dan jika Jook Chang terbunuh, sama saja seperti memberitahu orang-orang kalau mereka pelakunya. Heo Joong Se sangat tertekan tapi dia tetap yakin kalau dia akan mampu membungkam Jook Chang. Dia tahu orang seperti Jook Chang, jadi percaya padanya.


Jin Joo mengajukan protes atas keputusan Yo Han. Tapi, dia juga nggak punya rencana lain agar Jook Chang mau bicara. Yo Han tidak peduli karena dia hanya mengajukan pertanyaan dan mayoritas masyarakat setuju dengannya. Bukankah itu yang namanya demokrasi?

“Lantas, apa yang membuatmu berbeda dari Heo Joong Se?” tanya Jin Joo.

“Jika kau benar-benar menentangnya, silakan tinggalkan tim ini,” jawab Yo Han, acuh.


Dan ternyata, yang menentang cara Yo Han bukan hanya Jin Joo tapi juga Min Jung Ho. tn. Min menyatakan ketidaksetujuannya dengan cara mengundurkan diri dari posisnya. Bagi tn. Min yang diberikan Yo Han bukanlah hukuman tapi kekejaman. Dia akan meninggalkan MA yang sudah dikotori oleh seorang penghasut gila (Kang Yo Han). Saat melihat berita itu, Ga On segera pergi mencari tn. Min untuk menghentikannya. 


Belum sempat dia mengatakan apapun, tn. Min sudah memohon pada Ga On agar mereka menghentikan Yo Han. Baginya, Yo Han adalah Iblis yang akan membuat seluruh negeri menjadi pembunuh. Ga On masih memihak Yo Han dan berujar kalau mungkin ini cara Yo Han untuk membuat Jook Chang bicara. tn. Min tetap tidak setuju karena Yo Han ingin membunuh orang dengan bantuan rakyat di MA! Dengan tegas, dia menyuruh Ga On untuk tidak mempercayai Yo Han. Yo Han adalah pria licik yang mempermainkan dunia dengan memanfaatkan titik terlemah manusia. 

Ga On nggak setuju. Dia mengingatkan bagaimana orang-orang berkuasa menyakiti orang-orang tidak bersalah. Dan Soo Hyun juga adalah salah satu korbannya. 


“Kau yakin soal itu?  Kau yakin tentang siapa pembunuh Soo Hyun?”

“Siapa lagi yang ingin tim kami dibubarkan? Mengingat situasi saat itu...”

“Ya. Awalnya aku berpikir begitu. Tapi, sesuatu terus menggangguku. Soo Hyun pernah mendatangiku. Dia bilang… Dia merasa kau ditipu oleh Kang Yo Han.”

“Dia sebelumnya sudah tidak menyukai Kang Yo Han.”


“Tidak seperti itu. Dia melacak masa lalu Kang Yo Han. Tentang kebakaran katedral itu. Kau tahu sekeras kepala apa dia. Dia pergi ke lingkungan itu setiap kali luang dan berusaha mencari orang yang terkait dengan kasus itu. Tapi ada satu orang. Seseorang bernama Joseph yang tidak bisa dia temukan. Seolah-olah ada yang membawanya keluar. Dia tinggal di katedral dan bertugas membersihkan. Dia juga yang bertanggung jawab mengatur kamera CCTV. Soo Hyun mengejarnya. Tapi jika dia berhasil menemukannya dan Kang Yo Han tahu soal itu…”

“Itu hanya hipotesis. Maksudmu Kang Yo Han membunuh kakaknya sendiri. Kau tahu rasa sakit apa yang dia alami karena itu? Rasa sakit itu tidak bisa dipalsukan,” bela Ga On.


“Bagaimana jika asalnya dari rasa bersalah?” tanya tn. Min, menyebutkan kemungkinan lainnya. “Bagaimana jika itu alasan dia berusaha menyembunyikan masa lalunya dan Soo Hyun menggali sangat dekat dengannya?” 


Ga On tidak mau mendengarkan apapun lagi dan memilih pergi. Tapi, sebelum dia benar-benar keluar, tn. Min mengajukan satu pertanyaan terakhir : “Menurutmu apa yang akan dikatakan Soo Hyun jika dia melihatmu menghukum mati seseorang di samping Kang Yo Han?”


Ga On memang tidak menjawab pertanyaan tn. Min, tapi dia memikirkan jawabannya. Dulu, setiap kali dia membahas Yo Han, Soo Hyun selalu menentang apapun yang Yo Han lakukan. Soo Hyun nggak pernah setuju dengan cara Yo Han yang mempermainkan hukum dan menggunakan caranya sendiri. Bagi Soo Hyun, yang dilakukan oleh Yo Han adalah kejahatan. 

--



Jook Chang di dalam sel penjaranya terus menangis ketakutan memikirkan dirinya akan dihukum mati besok. Dia berusaha menyakinkan dirinya sendiri kalau Heo Joong Se tidak akan pernah meninggalkannya dan pasti akan menolongnya. Di saat dia sedang memikirkan dan menguatkan diri sendiri, tiba-tiba saja, dua orang pria berpakaian serba hitam, menutupi kepalanya dengan kain hitam kemudian menyentrumnya dengan stunt-gun sampai pingsan.


Dan begitu dia sadar, dia sudah berada di hadapan Heo Joong Se.

--



Di saat yang sama, Ga On menanyakan keputusan Yo Han, apakah dia benar-benar harus melakukannya (hukuman mati)? Dia nggak setuju dengan cara Yo Han, sama sekali. Tapi, percuma saja, Yo Han mempunyai pemikirannya sendiri dan keputusannya tidak akan berubah. Tentu saja, pertengkaran mereka berakhir dengan perdebatan sengit. Dia bahkan menyatakan kalau Yo Han mencoba mengubah dunia menjadi neraka. 


“Dunia tempatku lahir selalu neraka,” ujar Yo Han. 

Sekali lagi, Ga On memohon Yo Han mengubah keputusannya. Dia tidak mau melhiat Yo Han tidak bisa kembali. 


“Aku tidak punya pilihan lain.”


“Boleh aku bertanya?” tanya Ga On. “Saat kita pergi ke lokasi evakuasi, mungkin ada korban jika warga beradu dengan pasukan Jook Chang. Kau mengetahuinya, 'kan? Kau merencanakannya, 'kan? Untuk membuat orang bertarung, kau butuh darah korban. Begitukah?” tanya Ga On, mengingat bagaimana dinginnya wajah Yo Han saat melihat kakek itu dipukuli Jook Chang.


“Jika ada waktu untuk bertanya, lakukanlah.”

--


Esok hari,

Hari ini adalah hari hukuman mati untuk Jook Chang. Pagi-pagi sekali, sebelum acara dimulai, Yo Han sudah berada di sana dan mencoba kursi listrik tersebut. 



Akhirnya acara dimulai. Jook Chang duduk di kursi listrik dengan kedua tangan ditahan. Listrik mulai dialirkan. Kembali, Yo Han mengajukan pertanyaan, apakah dia akan bertanggung jawab atas semuanya seorang diri? Dia yakin nggak ada yang memerintahkannya? 

Jook Chang dengan santai dan tenang menjawab ya. Sikapnya ini sangat bertolak belakang dengan kemarin, dimana dia menangis takut dihukum mati. Yo Han juga nggak nanya lagi dan memulai proses hukuman. Dia mengizinkan para rakyat untuk memulai proses eksekusinya. 


Seperti yang dikatakan Yo Han, aliran listrik yang dialirkan adalah sesuai dengan jumlah  vote yang masuk. Awal-awal, karena vote masih sedikit, sentruman yang dirasa juga tidak begitu kuat. Jook Chang masih saja bersikeras kalau dia tidak bersalah dan dia tidak akan mati.


Flashback

Saat dia dibawa ke hadapan Heo Joong Se, otomatis dia langsung berlutut dan menundukkan kepalanya dalam-dalam. Heo Joong Se yang memang mau memanfaatkannya, bersikap sangat ramah dan bahkan menyuruh Jook Chang untuk duduk. Inti dari pertemuan itu adalah meminta Jook Chang percaya padanya dan duduk di kursi itu. Bertahanlah. Jika situasi menjadi berbahaya, dia akan menghentikan hukuman tersebut dengan cara mematikan listrik MA demi Jook Chang. Jangan khawatir. 


Karena Jook Chang masih kelihatan takut, Joong Se mulai mengiming-imingi hadiah. Yaitu apartemen dengan pemandangan Sungai Han, pekerjaan tetap di perusahaan umum dan hadiah bitcoin sebagai bonus. Dan dengan semua bujuk rayu tersebut, Jook Chang terpedaya.

End


Jook Chang menutup mulutnya rapat-rapat dan memilih percaya pada Heo Joong Se. Dia bahkan masih bisa tertawa saat Yo Han menyuruh para pemilih menjadi pemilik dari negara ini dan menghukum Jook Chang.

Masyarakat mulai galau. Mereka yang awalnya tidak mau memilih karena merasa hal itu kejam, mulai memilih saat melihat banyak orang-orang yang memilih. Yah tahulah, ikut-ikutan. Dan secara cepat, angka vote semakin tinggi dan aliran listrik yang dirasakan Jook Chang semakin kuat. 


Tawanya perlahan mulai hilang saat jumlah vote sudah menyentuh angka 500.000 lebih. Ga On nggak bisa diam saja dan keluar dari ruang sidang. Jook Chang mulai meracau kalau dia harus bertahan. ‘Dia’ menyuruhnya bertahan.


Padahal dia nggak tahu kalau Joong Se dkk menonton semuanya sambil minum dan makan cemilan seolah itu hanyalah tontonan. Jumlah vote sudah menyentuh 996.000 lebih. Dan seperti yang dikatakan Yo Han kemarin, jika jumlah vote sudah menjadi 1juta, Jook Chang bisa mati. Mata Jook Chang juga sudah menjadi sangat merah dan mulai menjerit penuh rasa sakit.



Syutt! Listrik tiba-tiba saja mati dan Jook Chang terkulai lemas. Beberapa petugas masuk ke ruang sidang dan menyampaikan kalau Kementerian Kehakiman mengeluarkan Perintah Penangguhan Hukuman Darurat. Perintah itu keluar karena Hakim Kim Ga On baru saja mengadakan konferensi pers.




“Siaran Langsung Persidangan selama ini sudah dipalsukan,” nyatakan Ga On dengan didampingi tn. Min dihadapan para reporter.



 

Post a Comment

Previous Post Next Post