Drama ini berlatar dalam distopia khayalan Korea, dan semua tokoh, organisasi,dan peristiwa adalah fiksi.
Soo Hyun meninggal. Ga On sangat berduka hingga air matanya tidak mampu keluar. Dia juga tidak berani mendekat ke makam Soo Hyun dan hanya berdiam diri memandang dari jauh. Kedukaan itu terlihat sangat jelas. tn. Min yang menghadiri pemakaman, juga tidak mampu berkata apapun untuk memberikan penghiburan.
Yang terlintas dipikiran Ga On hanyalah semua kenangannya dengan Soo Hyun. Kalian ingat bukan, Ga On pernah bilang kalau Soo Hyun adalah dunianya. Tapi, kini, Soo Hyun meninggal. Dan itu sama saja, dunianya menghilang. Bahkan kata-kata tidak akan mampu melukiskan betapa berdukanya, betapa sedihnya, betapa putus asanya dan betapa marahnya Ga On atas meninggalnya Soo Hyun. Soo Hyun yang selama ini selalu ada untuknya dalam segala situasi dan waktu dari dia masih kecil hingga dewasa, kita meninggalkannya untuk selama-lamanya menuju tempat yang tidak akan bisa dikunjunginya kecuali kematian menjemputnya.
Soo Hyun yang selalu memintanya untuk tidak menangis dan menyatakan cinta setiap kali air matanya menetes, bahkan sampai nafas terakhirnya, tetap demikian. Memintanya tidak menangis dan menyatakan perasaan.
Setelah pemakaman usai, Ga On tetap tidak pergi melainkan menangis penuh ratapan di depan makam Soo Hyun. Yo Han dan Elijah yang datang untuk memberikan penghormatan terakhir juga tidak mampu mengatakan sepatahkatapun untuk menghibur atau menguatkannya.
Pada akhirnya, Ga On tertidur setelah menangis seharian. Ah, lebih tepatnya, dia pingsan. Karena begitu dia membuka mata, dia kelihatan bingung berada di rumah Yo Han. Yang diinginkan Ga On sekarang adalah menangkap pelaku penembakan Soo Hyun, tapi Yo Han tidak berhasil menangkapnya. Kalau Yo Han tidak bisa menangkapnya, dia yang akan menangkapnya. Dia mau pergi meskipun kondisinya tidak memungkinkan.
“Hentikan. Kumohon. Jika kau juga mati, apa yang akan dipikirkan Soo Hyun eonni? Kau mau ditembak di jalanan? Menurutmu dia menginginkannya? Tinggallah di sini untuk sementara. Tetap di sini, bicara dengan Yo Han, dan pikirkan sesuatu,” mohon Elijah sambil menangis dan memegang tangan Ga On.
Ucapan yang membuat Ga On berhenti memberontak untuk pergi, tapi membuat tangisannya keluar. Dia memukuli kakinya sendiri. Sakit. Rasanya sangat sakit di saat dia tidak mampu melakukan apapun untuk menuntut balas.
Setelah keadaannya agak tenang, dia menemui Yo Han yang ada di ruangan kerjanya. Dia ingin tahu siapa orang yang menembak Soo Hyun. Yo Han menjawab kalau mereka bukan menembak Soo Hyun tapi berusaha menyingkirkan tim mereka di tengah kekacauan. Coba pikirkan, saat itu yayasan berusaha menghentikan siaran mereka dengan mematikan semua listrik. Seputus asa itulah mereka. Namun, hal itu tidak berhasil jadi mereka mencoba membunuh. Dan orang yang dipilih adalah Soo Hyun.
Jawaban Yo Han membuat kedukaan Ga On semakin dalam. Artinya, Soo Hyun mati menggantikannya?!
“Aku tahu bagaimana perasaanmu sekarang. Kau merasa seperti dalam api neraka yang membuatmu terjebak selamanya. Aku juga mengetahuinya. Aku juga tinggal di sana. Jika punya waktu untuk menangis, masukkan orang yang melakukan ini kepadamu ke lubang api yang sama. Itu satu-satunya cara untuk bertahan di sana,” ujar Yo Han.
“Mereka sudah menangkap Jook Chang?” tanya Ga On. “Kita harus mulai dari dia untuk menghancurkan yayasan. Mari mulai. Aku siap,” nyatakan Ga On.
Tanpa membuang waktu lagi, Yo Han, Ga On dan Jin Joo menghampiri para reporter dan menyatakan : “Petugas Bantuan Darurat yang dikirim pemerintah melakukan kekerasan terhadap orang-orang tidak bersalah dan membunuh seorang kakek dengan kejam. Satu polisi juga tewas oleh pria bersenjata tidak dikenal, tapi pemerintah menutupi kebenaran tersebut. Saya akan membawa kekerasan ini ke Siaran Langsung Persidangan dan membuat semua orang yang terlibat bertanggung jawab.”
“Tapi Presiden Heo Joong Se berkata Tim Siaran Langsung akan dibubarkan dan Tim Persidangan Istana Darurat segera dibentuk,” ingatkan seorang reporter.
“Biar saya perjelas. Saya tidak punya rencana berpartisipasi dalam hal yang disebut Tim Persidangan Istana Darurat yang menekan dan mengendalikan negara,” ujar Jin Joo.
“Persidangan sudah dimulai,” lanjut Ga On dan menunjukkan aplikasi DIKE yang menunjukkan jumah vote atas peristiwa kemarin. Lebih dari lima juta orang sudah memilih bersalah.
“Jika ada yang menghentikan persidangan ini, merekalah pelakunya,” tegas Ga On.
Heo Joong Se dkk yang mengadakan pertemuan darurat mulai kelimpungan karena Ga On sudah menyatakan statement seperti itu, akan sulit bagi mereka jika ingin menghentikan Persidangan Langsung. Jika mereka melakukannya, masyarakat akan mengamuk. Min Yong Sik mulai menyalahkan Park Du Man yang selama ini terus saja mementingkan rating pemirsa dan hal seperti ini kini terjadi. Park Du Man tidak mau disalahkan. Dia juga nggak menyangka kalau Jin Joo akan mengkhianatinya.
Sun Ah berkomentar kalau Jin Joo mungkin ingin mencapai posisi atas dengan kemampuan sendiri. Menurutnya, Jin Joo yang paling bersinar. Kelap-kelip. Ucapannya itu membuat Park Du Man marah. Masalah sudah sebesar ini. Kalau ‘ini’ tersebar, bisa terjadi kerusuhan dan mereka bisa dirajam sampai mati!
“Biarkan saja. Biarkan sidang itu digelar,” ujar Heo Joong Se.
Park Du Man dan Min Yong Sik nggak setuju. Lebih baik mereka menghentikan media dan mendesak Mahkamah Agung. Heo Joong Se tidak mau melakukannya. Masalahnya, seluruh negeri sudah melihat kejadian kemari, dimana seorang pria tua dipukuli sampai mati dengan pipa besi! Untuk saat ini…
“Kita harus memotong ekornya,” sambung Sun Ah.
Dan lagi-lagi, Heo Joong Se mengadakan konferensi pers terkait siaran langsung kemarin.
“Insiden ini tragedi menyedihkan yang disebabkan antusiasme dan kompetisi pencapaian pekerja lapangan tertentu. Saya meminta maaf kepada korban meninggal dan keluarga mereka atas nama pemerintah,” ujar Joong Se dan membungkukan kepala dalam-dalam, “Namun, tidak ada yang boleh memakai kesempatan ini untuk menyebarkan konspirasi dan memfitnah Bantuan Karantina Darurat dan Bantuan Darurat. Jika hal itu terjadi selama proses persidangan, itu jelas dan terbukti pengkhianatan terhadap pemerintah,” lanjutnya.
Selesai konferensi pers, dia kembali ke ruang kerjanya. Sun Ah sudah ada di sana dan memuji penampilannya tadi. Joong Se tetap saja merasa cemas. Yang harus mereka khawatirkan sekarang adalah virusnya. Mereka harus bersiap soalnya orang-orang mulai membicarakan apakah virus itu ada atau tidak.
Dasar sinting! Heo Joong Se malah bilang mereka hanya harus menemukan virus dari pinggiran kota yang kumuh. Dia berencana menyebarkan virus!!
“Seorang pemimpin kadang harus membuat keputusan sendiri dengan mengorbankan yang kecil demi mengamankan yang hebat dengan air mata darah. Momen itu mungkin datang juga kepadaku. Kau tahu, di film Hollywood, mereka berdoa seperti ini dan menekan tombol bom nuklir,” ujarnya dengan santai dan bersemangat.
Ekpsresi Sun Ah menunjukkan jelas rasa jijiknya pada pemikiran Joong Se. Joong Se yang melihat ekspresi itu, merasa tersinggung. Dia merasa kalau Sun Ah merasa ragu dan tidak suka dengan kasus ini. Kalau sudah begitu, dia mengungkit kembali perasaan Sun Ah pada Yo Han.
“Aku akan menangani Kang Yo Han. Bagaimana jika kau menutup mulut pria itu?”
“Siapa?”
“Ketua klub penggemarmu yang menyebabkan masalah ini dengan menghajar pria tua sampai mati. Jook Chang. Apakah kau masih menyukainya?” balas Sun Ah.
--
Yo Han dan Ga On mengadakan rapat untuk membuktikan kebenaran virus di persidangan. Pengacara Ko sudah menghubungi peneliti Komite Penanganan Darurat dan dia akan menemuinya nanti. Apa Ga On mau ikut? Ga On menjawab ya.
Sebelum pergi, Yo Han mengajaknya makan malam. Dia agak lapar dan ingin membuat ramyeon. Ah, dia ingin mengajak Ga On makan bersama, tapi Ga On menolak dengan sopan dan kembali ke kamarnya.
Tidak lama setelah dia kembali ke kamar, Elijah datang berkunjung. Persis seperti Yo Han, dia mengajak Ga On makan dengan alasan dia ingin membuat ramyeon. Pertanyaan itu membuat Ga On berkomentar kalau Elijah mirip dengan Yo Han, tidak pandai menghibur orang.
“Tapi itu menghibur. Karena kau tak pandai melakukannya. Terima kasih, Elijah,” ujarnya tulus.
Elijah merasa malu mendengarnya. Dia nggak mengatakan apapun dan pergi.
Setelah Elijah pergi, Ga On lanjut mendengarkan rekaman suara. Itu suara rekaman Soo Hyun dulu, saat bilang suka dan mengajaknya menikah. Rekaman itu membuat Ga On menangis. Meskipun dari luar dia sudah kelihatan baik-baik saja, kenyataannya tidak.
--
Sun Ah sudah pulang ke rumahnya. Dia masih saja kepikiran ide gila Joong Se yang mau menyebarkan virus ke pemukiman kumuh. Dia beneran nggak suka dengan rencana itu. Dan satu-satunya orang yang bisa dihubunginya adalah Jae Hee.
“Kau ingat kota yang dahulu kutinggali? Daerah itu juga salah satu area karantina darurat?” tanya Sun Ah.
“Kurasa begitu. Itu daerah kumuh.”
“Begitu rupanya. Kurasa begitu. Bagaimana dengan Pusat Pemuda yang pernah kuajar? Itu juga?”
“Pusat pemuda itu berafiliasi dengan yayasan, jadi, mungkin tidak termasuk. Ingin aku memeriksanya?” tanya Jae Hee.
Sun Ah ternyata mengkhawatirkan salah seorang yang ada di Pusat Pemuda tersebut. Anak perempuan yang waktu itu pernah melihatnya mendorong kepala Pusat Pemuda jatuh dari tangga.
“Ini baru. Kau sedang melalui masa menopause? Kau mencemaskan orang lain?” ejek Jae Hee.
“Hei, kau tidak tahu betapa aku mencemaskanmu?”
“Kau selalu membuatku melakukan hal berbahaya dan kini khawatir? Hei, kita dalam hubungan bisnis. Ingatlah untuk memberiku bayaran besar.”
“Kau gadis berhati dingin dan tidak sopan,” balas Sun Ah dan mematikan teleponnya. “Bagaimana aku bisa sampai di sini? Tapi aku bisa apa? Lagi pula, aku sudah di sini,” gumamnya.
--
Yo Han dan Ga On pergi menemui dokter yang meneliti virus yang katanya ditemukan di Hyungsan-dong. Dokter itu bersedia memberikan kesaksian. Dokter itu menyatakan, kalau dirinya belum menemukan bukti ilmiah mengenai virus mutan yang diberitakan di media. Dokter itu bukan sembarang dokter. Dia sudah menjadi peneliti selama tiga tahun di Tim Respon Epidemik.
Dokter memberitahu kalau Istana Kepresidenan tiba-tiba mengganti semua peneliti sebulan lalu. Semua data dirahasiakan dan mereka tidak menunjukkan apapun kepada mereka. Komite Penanganan Darurat ketakutan setengah mati sekarang. Pasukan bersenjata mengendalikan semuanya. Dan selama ini, dia belum pernah melihat sampel virusnay. Dia bahkan nyaris tak melihat laporan atuopsi jasad. Tapi, dari semua laporan yang sempat dilihatnya, tidak ada gejala umun yang signifikan. Satu-satunya hal yang umum dari semua jasad adalah kekurangan gizi.
“Mayoritas korban adalah tunawisma atau orang tua yang terlantar. Tempat-tempat yang kabarnya ijangkiti virus itu adalah area permukiman yang sangat miskin. Yang membunuh mereka bukanlah virus itu, melainkan kemiskinan. Dengan kurangnya gizi dan tingkat kebersihan, orang yang awalnya sakit-sakitan meninggal karena berbagai alasan. Mereka memperlakukannya seolah virus mematikan menyebar di area tertentu untuk melakukan pemusnahan manusia. Itulah kunci situasi ini,” jelas dokter.
“Dokter, menurutmu kau bisa mengulangi perkataanmu ini di pengadilan?”
“Ya, Hakim.”
“Ini berbahaya. Ingat saja itu.”
“Aku sudah siap.”
--
Hari H Persidangan Langsung,
Semua pasukan bersenjata sudah siap siaga di depan gedung MA. Dari reporter yang berada di sana, kita mengetahui kalau masyarakat dilarang memasuki MA dengan alasan untuk mencegah penyebaran penyakit. Dan pengacara yang ditunjuk menangani kasus ini adalah Wakil Menteri Komite Penanganan Darurat yang berada di bawah Presiden. Sekarang ini, seluruh negeri memperhatikan kasus ini untuk mengetahui kebenaran yang sesungguhnya.
Pengacara terdakwa kali ini adalah orang berpangkat tinggi. Dia menyatakan di dalam persidangan kalau ini adalah kecelakaan yang sangat disayangkan. Untuk membuat si pengacara ingat, Yo Han memutar rekaman saat kejadian. Dari rekaman jelas, Kim Choong Sik (Jook Chang) dalam kesadaran penuh memukuli kakek renta itu dengan tongkat besi hingga meninggal hanya demi agar dia turun dari atas bangunan!
“Tolong jawab lagi, apakah ini kecelakaan, Pengacara?” tegas Yo Han.
“Ya, itu kecelakaan. Bukankah seharusnya Anda mempertimbangkan konteks situasinya?” jawab Pengacara, tanpa mau merubah pernyataannya.
“Baik, silakan katakan apa konteks dia membunuh pria berusia 70 tahun dengan pipa besi, Pengacara.”
“Republik Korea saat ini dalam kondisi perang. Untuk mencegah penyebaran virus mematikan itu, agen lapangan mempertaruhkan nyawa di tempat berbahaya. Kecelakaan ini terjadi karena penghuni permukiman tidak mengikuti, tapi menentang perintah evakuasi darurat. Ini hanya hanya kebetulan. Ini hanya kejadian tak disengaja.”
Yo Han memutarkan kembali rekaman saat masyarakat di daerah itu dipukuli dan diseret, “Inikah yang Anda maksud dengan menjalankan tugas resmi yang normal?”
“Saya ulangi, kita sedang berperang. Jika kita mengejar hak asasi manusia dan prosedur yang tepat, virus itu akan menyebar ke seluruh negeri. Siapa yang akan bertanggung jawab? Anda mau bertanggung jawab?”
“Baiklah. Sebelumnya, biar saya periksa apakah yang Anda tekankan dengan "situasi perang" itu benar. Dengan yurisdiksi pengadilan, saya akan memanggil saksi untuk virus mutan yang baru ditemukan itu.”
Pengacara tidak takut sama sekali. Saksi dokter Yoon Myung Jin pun dipanggil untuk masuk, tapi tidak ada siapapun yang masuk meskipun sudah dipanggil berulang kali. Dan dengan santainya, pengacara terdakwa menyampaikan kalau yang dia panggil adalah Dokter Yoon Myung Jin dari Komite Penanganan Darurat, maka sangat disayangkan karena dokter Yoon sudah meninggal pagi ini. Pengacara menyatakan kalau dokter Yoo meninggal saat menangani pasien virus mutan dan terinfeksi, kemudian meninggal hanya dalam 12 jam.
Kurang ajar! Jook Chang langsung tertawa diam-diam. Dia berusaha keras menutupi mulutnya, agar tertawaannya tidak terdengar. Dia sangat senang karena saksi yang memberatkan sudah dilenyapkan. Sumpah, benar-benar menjengkelkan.
Heo Joong Se dkk menonton persidangan itu sambil makan dan minum seolah mereka sedang melihat film seru. Arghh!
Persidangan dihentikan sementara untuk Yo Han berdiskusi dengan Ga On dan Jin Joo, mendiskusikan hukuman yang tepat untuk Jook Chang.