Cheng Yue Ru (Ibu Yi Cheng)
sedang sibuk dengan kegiatannya bersama teman-temannya, merangkai bunga. Dia
kelihatan bangga menunjukkan kemampuannya dalam merangkai bunga dan mengajari
temannya yang kesulitan. Temannya memujinya sungguh hebat, tapi seorang teman
lain, malah mengejek dan menyindirnya. Temannya itu bilang kalau merangkai
bunga itu karena terbiasa bukan karena hebat. Untuk mengeruhkan suasana, dia
malah membahas Yi Cheng yang sudah berusia 28 tahun, tetapi masih belum
menikah, sementara putranya sudah memberikannya seorang cucu. Ny. Cheng nggak
tersinggung dan malah meminta bantuan temannya itu untuk menjodohkan Yi Cheng
dengan beberapa putri kenalannya. Temannya balas menyindir kalau Yi Cheng itu menakuti
orang. Entah apa yang disampaikan oleh temannya, tapi mood Ny. Cheng langsung berubah.
Dia segera mengakhiri pertemuan dan menelepon Jiang Zi Tong, putri dan
adik dari Yi Cheng untuk pergi ke perusahaan Yi Cheng sekarang juga. Zi Tong
menolak hanya karena beratnya bertambah 500 gram dan dia malu kalau ketemu Yi
Ming. Ny Cheng mulai mengeluarkan jurusnya, berpura-pura sedih dan menangis.
Sama seperti Yi Cheng, Zi Tong juga takut sama tn. Jiang, ayah mereka. tn.
Jiang itu sangat sayang istri dan jika anak-anak membuat ibu mereka sedih
ataupun menangis, tn. Jiang akan marah dan menghukum mereka. Karena takut uang
jajannya akan dipotong lagi jika ayah tahu ibu menangis karena dia, ZI Tong
akhirnya mau ke perusahaan Yi Cheng.
Tapi, untuk apa dia kesana? Ny. Cheng menjelaskan kalau selama kencan
buta akhir-akhir ini, Yi Cheng selalu membawa seorang laki-laki bersamanya. Dia
takut kalau pria yang dibicarakan adalah… Yi Ming. Sedetik setelah mendengar
nama itu, Yi Cheng langsung ngebut menuju perusahaan Yi Cheng!
Di Enchant Tech, sama seperti yang sudah diperingatkan oleh Xiaoqi
sebelumnya, Gu Mo benar-benar menyudutkan Lu Li. Entah dengan kemampuan apa, Gu
Mo berhasil mendapatkan foto saat Lu Li memegang tangan Yi Cheng (itu lho, saat
Yi Cheng ketakutan karena burung merpati hinggap ke tangannya). Dia mengancam
akan menyebarkan foto itu dan rumor kalau mereka sudah saling mengenal sebelum
masuk ke perusahaan. Dia akan membuat Lu Li tidak tahan di perusahaan. Tapi,
dia akan diam asalkan Lu Li putus dari Xiaoqi.
Ah, kalau syaratnya hanya itu, itu bukan masalah. Dia akan putus dari
Xiaoqi setelah Xiaoqi kembali dari luar kota. Gu Mo makin kesal, soalnya Lu Li
begitu mudah setuju. Artinya, dia tidak begitu serius pada Xiaoqi.
Zi Tong akhirnya tiba di perusahaan. Belum juga dia masuk, alarm sudah
berbunyi dan seluruh pegawai langsung panik.
Lu Li bingung, soalnya dia baru bekerja, jadi belum tahu ada masalah apa
jika alarm berbunyi. Para pekerja menjuluki Zi Tong sebagai nenek sihir Jiang.
Demi menghindarinya, Yi Cheng sampai sengaja memasang pemindai wajah di pintu
masuk perusahaan. Pintu masuk juga otomatis mulai menutup.
Zi Tong yang melihat pintu mau menutup, segera melemparkan sebelah
sepatu hak tingginya. Sukses. Sepatu itu sukses menahan pintu menutup
sepenuhnya. Udah gitu, Zhuang dkk langsung menyeret Yi Ming keluar. Hanya dia
satu-satunya orang yang bisa menghadapi Zi Tong.
Zi Tong memasang wajah dengan serius, berbataskan pintu yang sedikit
tidak tertutup karena tersangkut sepatunya, Zi Tong menanyakan, apakah Yi Ming
menyukai kakaknya? Yi Ming tersenyum ramah dan menjawab kalau dia lumayan
menyukai Yi Cheng. Zi Tong langsung menangis dan meratap kalau ternyata itu
alasan Yi Ming nggak mau pacaran dengannya selama bertahun-tahun ini. Yi Ming
bingung dengan arah pembicaraannya, toh dia juga hanya menganggap Zi Tong
sebagai adik, bukan karena Yi Cheng. Zi Tong emosi, siapa yang mau jadi adik!
Zi Tong malah memaksa Yi Ming menjawab, apa dia nggak pacaran selama
bertahun-tahun karena menunggu kakaknya? Yi Ming makin bingung. Apa hubungannya
dia nggak pacaran dengan Yi Cheng? Dia nggak pacaran karena yah belum menemukan
orang yang disukainya. Apa hubungannya dengan Yi Cheng! Dia laki-laki, ngapain
dia menunggunya!
Zi Tong menjadi tenang. Ternyata, orang yang sering menemani Yi Cheng
kencan buta, bukan Yi Ming. Ah, asalkan orang itu bukan Yi Ming, dia nggak peduli
apapun. Dan sekarang, dia ingin mengajak Yi Ming keluar. Pas sekali, Zhang dkk
datang melapor kalau Yi Cheng memberikan Yi Ming liburan, jadi dia bisa pulang
lebih cepat. Meski sudah dikasih izin, Yi Ming tetap nggak mau pergi dengan Zi
Tong. Dia membuat alasan kalau nggak bisa keluar karena pintunya sedang rusak
dan harus diperbaiki dulu.
Wih!!! Dasar orkay! Zi Tong langsung mengambil satu lagi sepatu hak
tingginya, dan dengan hak sepatu itu, dia memukuli pintu kaca yang ada
dihadapannya hingga hancur berkeping-keping. Sekarang Yi Ming sudah keluar dan
bisa pergi bersamanya. Yi Ming sampai nggak tahu harus bilang apa dan menolak
dengan alasan apa lagi. Dia mau menemani Zi Tong jalan-jalan.
Setelah Zi Tong pergi, semua tanda bahaya yang tadi menyala, langsung
mati. Lu Li beneran kaget soalnya, Zi Tong seberbahaya itu ya?
Masih ada yang lebih berbahaya. Bagi yang lain, itu adalah kesenangan,
tapi untuk Lu Li, itu adalah marabahaya. Apa itu? Akan diadakan karyawisata
untuk semua perusahaan dalam membentuk team
building. Tujuannya adalah hotel pemandian air panas. Lu Li panik, soalnya,
kalau dia ikut, dia pasti akan dipaksa ikutan berendam air panas. Lebih baik
dia izin saja!
Sayangnya, nggak bisa. Zhang menjelaskan kalau Yi Cheng membuat aturan
tidak ada yang boleh izin saat acara team
building. Lagipula, ini hanya sekali setahun dan beruntunglah Lu Li
mendapatkan kesempatan ini! Hahaha, tapi untuk Lu Li, itu bukan keberuntungan.
--
Esok harinya,
Lu Li dengan sengaja datang lebih lama ke kantor. Mereka diharuskan
berkumpul dan akan berangkat bersama jam 9 pagi menggunakan bus, tapi Lu Li
dengan sengaja datang jam 09.30. Hatinya beneran senang karna datang terlambat
dan sudah nggak ada satupun orang lagi di kantor.
Sialnya, kegembiraannya hanya bertahan 1 menit. Yi Cheng ternyata
masih ada di kantor. Dia heran melihat Lu Li masih di kantor dan kenapa datang
terlambat?! Lu Li berbohong kalau dia terjebak macet. Yi Cheng percaya dan
tidak marah sedikitpun, sebaliknya, mengajak Lu Li untuk iktu dengannya saja,
menggunakan mobilnya. Hahahhaha.
Pas sekali sebelum masuk mobil, dia mendapat SMS yang isinya
pemberitahuan kalau pulsa ponselnya udah menunggak dan harus isi ulang untuk
tetap menggunakan layanan. Ah, dia langsung kepikiran sebuah ide. Dia berbohong
pada Yi Cheng kalau dia dapat pesan dari manajemen gedung tempatnya tinggal
yang mengabari rumahnya bocor. Jadi, dia harus segera pulang untuk memeriksa
kebocoran. Kalau sampai airnya merembes ke lantai bawah, dia harus mengganti
rugi besar. Ya udah, kalau sudah begitu, mana bisa Yi Cheng memaksanya.
Kirain semuanya berjalan lancar, tapi Yi Cheng malah mendapat telepon
dari Yi Ming yang memberitahu kalau Lu Li nggak ikut dan nggak bisa dihubungi.
Yi Cheng yang pintar, mulai merasakan sesuatu. Dia mengetest mengirim pesan ke
ponsel Lu Li dan nggak masuk. Dia jadi makin curiga. Dia menyuruh Lu Li
menunjukkan pesan dari management gedung yang Lu Li bilang atau masuk ke
mobilnya!
“Acara kantor pertama pun tidak ikut, kau ingin langsung ganti
perusahaan?” marah Yi Cheng.
Sreet! Lu Li langsung membuka pintu dan duduk di dalam mobil. Dia
benar-benar kehilangan ide dan hanya melamun. Yi Cheng yang melihatnya nggak
memakai seatbelt, jadi
memasangkannya. Melihat respon Lu Li, Yi Cheng berkomentar kalau Lu Li seperti
seekor binatang. Koala.
Dia bilang begitu, soalnya gerakan Lu Li lambat dan refleksnya juga
lamban. Lu Li membela diri kalau dia itu hanya berhati-hati dalam bertindak dan
punya ritme sendiri. Lebih setia dan lebih bisa di percaya.
“Jelas-jelas koala adalah hewan paling bodoh,” balas Yi Cheng.
Dalam perjalanan, Lu Li terus memperhatikan Yi Cheng, jadinya dia
menyadari kalau Yi Cheng selalu menggerekan lehernya seolah sakit. Dia juga
jadi ingat di kantor, Yi Cheng sering memakai alat pijat elekronik di leher. Jadi,
dia menawari Yi Cheng, supaya dia saja yang menyetir. Yi Cheng heran juga
dengan permintaannya, tapi memberikan izin. Sebelum mulai menyetir, dia
memberitahu Yi Cheng kalau dia belum pernah mengendarai mobil jenis ini. Dia
dengar kalau mobil ini punya mesin supercharger dan daya yang keluar sangat
kuat.
Yi Cheng menggangap remeh peringatannya. Tapi, begitu Lu Li menginjak
gas, syuuuuttt kencenggg!! Kemampuan menyetir Lu Li sangat yahudd! Ngebut! Yi
Cheng sampai ketakutan. Dan begitu sampai, dia bilang kalau ini terakhir
kalinya dia disetirkan oleh Lu Li.
Yi Cheng kemudian membawanya menuju kamar hotel. Mereka akan berbagi
kamar yang sama. Ini karena Lu Li terlambat, jadi semua orang sudah berbagi
kamar dan tidak ada kamar kosong lain lagi di hotel ini, jadi Lu Li hanya bisa
tinggal sekamar dengannya. Lu Li panik dan menolak dengan berbagai alasan
termasuk kalau dia mendengkur. Yi Cheng nggak peduli dan dengan santai,
menyuruhnya untuk tidur di sofa saja kalau mendengkur.
Lu Li yangs udah berusaha keras menghindari pemandian air panas, pada
akhirnya nggak bisa juga mengelak. Semua pekerja pria memaksanya untuk ikut
berendam bersama. Terpaksa, Lu Li harus bergabung. Dia dengan sengaja mengulur
waktu dengan pura-pura balas chat, agar semuanya ke pemandian duluan, baru dia
bisa mengganti baju.
Lu Li ternyata udah menyiapkan rencana terakhir. Dia sudah dengan
sengaja membeli baju bermotif otot. Jadi, dia pakai baju itu dan berkilah
seolah itu taktiknya agar kelihatan ‘cowo’! Untungnya, koleganya nggak curiga
dan memujinya punya ide yang sangat curang. Baru juga bergabung, teman-temannya
yang lain malah sibuk mengintip ke pemandian air panas wanita yang ada di
sebelah tempat mereka, yang dibatasi hanya dengan pagar dedaunan.
Pas ketahuan, semua langsung kabur. Lu Li jadi ikutan panik. Meskipun
dia nggak mengintip, tapi kan tetap saja orang-orang tahunya dia cowok.
Akhirnya, dia memilih sembunyi dengan membenamkan diri di pemandian air panas.
Sementara para wanita mengejar si pengintip. Yi Cheng yang tiba terakhir, kaget
saat melihat Lu Li bersembunyi dengan membenamkan diri. Lebih kaget lagi karena
Lu Li kelihatan cantik.
Saking kagetnya, dia jadi kehilangan minat berendam dan memilih
kembali ke kamar. Semua pria yang mengintip, berhasil ditangkap dengan bantuan
Yi Ming. Tentu saja, para pekerja wanita yang diintip sangat marah. Pas sekali
Yi Cheng dan Lu Li lewat. Mereka langsung minta diberikan keadilan. Zhang dkk
nggak mau kalau hanya mereka disalahkan, lansgung menunjuk ke Lu Li dan bilang
kalau Lu Li juga salah satu pengintip.
Yi Cheng mencoba bijak, menanyakan hukuman apa yang mereka mau?
Pegawai wanita minta agar semua pegawai pria yang mengintip, memakai pakaian
wanita sehari saat masuk kantor nanti. Yi Cheng setuju dan mengabulkan
keinginan mereka. Lu Li mencoba membela diri kalau dia nggak ada mengintip,
tapi Yi Cheng nggak percaya. Yi Cheng beranjak ke kamarnya sambil terus
mengurut tengkuk lehernya.
Setelah kembali ke kamar dan berganti baju, Lu Li pergi ke resepsionis
untuk menanyakan, apakah di sini ada obat untuk sakit leher? Sayangnya, nggak
ada. Jadi, Lu Li menggunakan maps dan
mencari apotek terdekat. Yi Ming yang kebetulan melihatnya, menyapa dan
menanyakan mengenai kamarnya. Dia ingin membantu Lu Li memesan kamar lain lagi.
Lu Li juga maunya begitu, tapi dia sudah menanyakannya tadi dan nggak ada kamar
kosong lagi. Setelah mengatakan itu, Lu Li pun pamit untuk pergi duluan.
Alasan Yi Ming tiba-tiba perhatian pada Lu Li adalah karna saat di
ruang ganti tadi, dia datang terlambat ke tempat pemandian air panas dan tanpa
sengaja melihat Lu Li yang sedang berganti baju. Dia jadi tahu kalau Lu Li
adalah wanita.
Lu Li dengan bermodalkan sepeda hotel yang dipinjam, mulai pergi ke
apotek terdekat untuk membeli obat sakit leher. Untuk siapa? Jelas, untuk Yi
Cheng. Setelah mendapatkannya, dia bergegas kembali. Yi Cheng masih belum tidur
dan menegurnya karena pergi tanpa memberitahu teman sekamar dan pulang cukup
larut. Lu Li hanya meminta maaf.
Dia juga memberitahu kalau dia keluar untuk membelikan koyok untuk Yi
Cheng. Yi Cheng sedikit kaget dengan perhatian Lu Li, tapi yah gimana. Dia juga
mengizinkan Lu Li memasangkan koyok itu ke lehernya. Yi Cheng berusaha sok
cuek, tapi tetap penasaran kenapa Lu Li bisa tahu lehernya sakit? Lu Li
menjawab kalau dia melihat di kantor Yi Cheng ada alat pijat dan hari ini, Yi
Cheng terus memijat bagian leher belakang.
Karena koyoknya masih tidak berasa, Lu Li menawarkan diri untuk
memijatnya. Selama itu, Yi Cheng merasa aneh. Tangan Lu Li seperti tangan
perempuan. Dia jadi merasa aneh sama diri sendiri dan jadi haus. Lu Li segera
mengambilkannya minuman yang ada di kulkas hotel. Hanya ada bir. Yi Cheng
sedikit ragu mau minum bir, tapi tetap juga meminumnya.
Ah, ternyata Yi Cheng nggak kuat dengan yang namanya minuman
mengandung alkohol. Hanya minum dua kaleng bir saja, wajahnya sudah sangat
memerah dan sangat mabuk. Kalau sudah mabuk, dia jadi nggak sadarkan diri dan
suka memeluk orang yang ada di dekatnya. Sikapnya jadi sangat manja. Lu Li
sampai terkejut. Yi Cheng terus menerus minta di peluk.
Di rumah Yi Cheng,
tn. Jiang memanggil Zi Tong untuk bicara. Ini mengenai perintah Ny.
Cheng yang menyuruh Zi Tong ke perusahaan Yi Cheng. Dengan semangat, Zi Tong
menjawab kalau dia sudah memastikan pria yang sering ikut dengan kakaknya ke
kencan buta, bukan Yi Ming. Dia juga nggak tahu siapa orangnya, asalkan bukan
Yi Ming, dia nggak peduli. Lagian, palingan ini hanya cara Yi Cheng untuk
menghindar dari kencan buta. Dari kecil, Yi Cheng itu udah punya banyak ide
licik.
Zi Tong beneran cuek kalau mengenai kakaknya. Dia malah lebih peduli
dengan gelang baru yang dibelinya. Satu-satunya cara membuatnya menjadi
tertarik adalah mobil. Begitu ayahnya membahas mobil baru yang menjadi
incarannya, Zi Tong berubah 180 derajat. Tanpa perlu disuruh, dia menawarkan
diri untuk pergi menyelidiki kakaknya. Dia dengar kalau perusahaan Yi Cheng
mengadakan acara team building di sebuah hotel pemandian air panas. Dia akan ke
sana sekarang dan mencaritahu siapa lelaki yang digosipkan dengan Yi Cheng!
Ayah menyuruhnya untuk pergi besok saja, soalnya hari ini sudah
terlalu larut. Zi Tong nggak mau. Dia akan pergi sekarang juga. Kenapa? Karena
mobil barunya tidak bisa menunggu!
Setelah perjalanan panjang, Zi Tong tiba di hotel pagi-pagi sekali.
Dia langsung ke kamar Yi Cheng dan akhirnya menangkap basah Yi Cheng yang
sedang tidur sambil memeluk Lu Li. Sayangnya, dia nggak berhasil merekamnya
karna Yi Cheng sudah keburu bangun dan menariknya keluar kamar. Nggak perlu
basa-basi, Yi Cheng sudah tahu kalau Zi Tong melakukan semua ini karna ayah
pasti berjanji membelikannya sesuatu. Apa itu? Zi Tong udah hampir keceplosan
menjawab mobil, tapi dia dengan cepat berkilah kalau ini karena dia khawatir
sama Ibu. Gara-gara Yi Cheng, Ibu sampai menangis seharian dan rumah sudah
hampir kelelep dengan air matanya (lebay hahaha). Makanya, dia datang kemari
mencaritahu.
Zi Tong beneran mengira kalau Yi Cheng suka sesama jenis. Dia nggak
masalah, tapi orang tua mereka tidak akan mengerti. Kalau begini, Yi Cheng
pasti akan dikeluarkan dari keluarga mereka. Dan kelak, semua harta akan
menjadi miliknya seorang.
“Berhentilah berakting,” kesal Yi Cheng. “Dia adalah tamengku.”
Tangis air mata buaya ZI Tong langsung habis. Dan setelah tahu kemarin
Yi Cheng mabuk, Zi Tong mulai mengerti dan merasa kasihan sama Lu Li. Dia tahu
jelas kebiasaan mabuk Yi Cheng. Karena sudah tahu semuanya, dia mau uang tutup
mulut. Jika tidak diberi, dia akan laporkan semuanya pada orang tuanya.
“Kau masih ingin masuk perusahaan kami, kan?” tanya Yi Cheng. Senyum
langsung tersungging di bibir Zi Tong.
Sementara itu, Lu Li sedang di ruang makan hotel. Yi Ming juga ada di
sana dan secara khusus mengambilkan makanan untuknya. Baru juga dia mau
mengakui kalau dia tahu rahasia Lu Li, Yi Cheng dan Zi Tong udah datang dan
bergabung dengan meja mereka. Zi Tong tanpa basa basi, Zi Tong langsung bilang
dia akan makan apapun yang Yi Ming ambilkan untuknya.
Sikap Yi Cheng hari ini beneran sangat aneh. Saat Yi Ming menunjukkan
perhatian seperti mengambilkan jus sayur dan sejenisnya untuk Lu Li, Yi Cheng
langsung merebut dan meminumnya. Zi Tong juga protes karena Yi Ming terlalu
memperhatikan Lu Li yang pria. Dia mengalihkan topik dengan mengajak Yi Ming
berkuda bersama nantinya. Yi Ming malah mengajak Yi Cheng dan Lu Li juga.
Zi Tong itu sangat ahli berkuda, tapi di depan Yi Ming, dia
berpura-pura takut dengan kuda dan meminta Yi Ming membantunya. Sementara itu,
Lu Li berlatih naik kuda dengan instruktur. Setelah agak bisa, instruktur
meninggalkannya sendiri. Awalnya, Lu Li bisa mengendalikan kuda dengan baik,
tapi tiba-tiba saja kuda mulai berlari kencang dan Lu Li kesulitan
mengendalikannya. Yi Cheng dan Yi Ming yang baru memasuki arena sangat terkejut.
Yi Cheng lah yang lebih duluan membantu Lu Li. Dia mengejar kuda Lu Li dan
menarik tarik kekang kuda dengan kencang sehingga kuda berhenti berlari.
Jantung Lu Li terasa hampir copot.
Meskipun jantungnya hampir copot, tapi dia tetap mau mencoba menunggang
kuda lagi. Kali ini, Yi Cheng yang menawarkan diri mengajarinya. Yi Cheng juga
pamer kalau orang-orang dikeluarganya sudah menerima pelatihan kuda sejak
kecil. Ah, ucapannya, tanpa disadarinya membuat kebohongan Zi Tong jadi
kebongkar. Saat tahu, Yi Ming nggak marah malah tersenyum. Zi Tong beneran
berusaha keras mencari kesempatan untuk dekat dengannya.
Ketika bersama
dengan orang yang diam-diam kau sukai, jangan lupa memprogram dengan algoritme
berakurasi tinggi. Dengan begitu, rasa suka kepadanya tidak akan tumpah dan
ketahuan olehnya.