Sinopsis K-Drama : Squid Game Episode 04
Deok Soo
mengembalikan pemantik milik Mi Nyeo secara diam-diam sambil mengucapkan
terimakasih. 001 juga mengucapkan terimakasih pada Gi Hun. Karna melihat Gi Hun
menjilat permen dalgonanya untuk mematahkan sesuai bentuk yang tercetak, dia
mengikutinya dan berhasil selamat.
Sang Woo
yang sudah ada diruangan terlebih dahulu, kelihatan terkejut karena Gi Hun
berhasil selamat. Tapi, dia masih tetap bersikap palsu dengan meminta maaf
sudah menyarankan agar mereka berpisah tadi. Gi Hun yang percaya sepenuhnya
padanya, tidak mempermasalahkan hal tersebut sama sekali.
Karena
semua pemain sudah berkumpul kembali, penyelenggara mengumumkan total pemain
yang berhasil bertahan dan total jumlah hadiah yang mereka dapatkan. Dari 187
pemain yang kembali ikut serta, sebanyak 79 pemain tereliminasi. Sehingga total
hadiah hingga saat ini yang mereka dapatkan adalah sebanyak 34,8 miliar won.
Episode 04
TETAP DI TIM
Sesi
pembagian makan malam. Setiap orang mendapatkan 1 butir telur rebus dan 1 botol
minuman soda. Seperti biasa, pembagian makanan dilakukan dengan tertib dan
mengantre rapi. Setiap orang sudah dijatahkan demikian dan tidak boleh
mendapatkan lebih. Deok Soo jelas nggak puas dengan makanan yang hanya sedikit
setelah tadi pagi mereka hanya mendapatkan sepotong roti. Mi Nyeo yang melihat
itu, diam-diam membisikan sesuatu padanya.
Dan
sedetik kemudian, dia beserta Mi Nyeo dengan 3 orang anak buah lainnya,
tiba-tiba saja kembali mengantri dengan memotong antrian. Orang yang dipotong
antriannya jelas protes, tapi mereka jauh lebih takut dengan Deok Soo yang kuat
dan seorang preman.
Semua
makanan sudah habis dibagikan. Ada 5 orang yang tidak mendapatkan makanan.
Mereka adalah orang yang berada diantrian belakang. Sayangnya, si lingkaran
tidak mau memberikan mereka makanan lagi, soalnya, makanan sudah dijatahkan
sesuai jumlah pemain, jadi tidak mungkin ada kekurangan. Para pemain itu tidak
terima dan mulai berteriak. Si kotak langsung mengeluarkan pistolnya dan pemain
yang protes tadi langsung diam.
Saat
itu, pemain yang antriannya di potong tadi, segera melaporkan pada mereka kalau
ada orang yang mengambil jatah makanan sebanyak 2 kali, yaitu grupnya Deok Soo.
Cih! Mereka makan jatah orang lain
tanpa rasa bersalah sedikitpun. Kelewatan! Pemain yang jatahnya dicuri, tidak
terima dan mengajukan protes. Bukannya meminta maaf ataupun mengakui kesalahan,
dia malah memukuli pemain yang mencoba mengambil jatah minumannya yang diambil
oleh Deok Soo.
Tanpa
ampun, Deok Soo menendang pemain itu yang hanyalah pria kurus. Setelah beberapa
tendangan, pemain itu terdiam di lantai. Sang Woo dan Gi Hun maju untuk
memeriksa keadaannya. Pemain itu meninggal. Gi Hun melaporkan kalau seorang
pemain sudah mati karena dibunuh oleh Deok Soo. Tidak ada jawaban. Hanya
suasana yang mencekam dan teriakan marah dari GI Hun karena tidak adanya
respon.
Ditengah
suasana tersebut, mesin yang menunjukkan jumlah pemain dan total hadiah,
berbunyi. Mesin memberitahu jumlah pemain sekarang adalah 107 pemain dan total
hadiah menjadi 34,9 miliar won. Mengerikan! Seorang pemain yang meninggal bukan
karena permainan, tetap dianggap sama seperti pemain yang meninggal karena
permainan. Mayat pemain juga dimasukkan ke dalam peti dan dibawa pergi. Melihat
itu, Deok Soo tersenyum. Dia yang sebelumnya merasa takut, kini malah menjadi
semakin berani.
Kalian
ingat Byeong Ki yang mendapat bocoran permainan dan dibawa ke suatu tempat saat
permainan selesai? Dia ternyata dibawa ke tempat dimana para pemain yang
meninggal dikumpulkan. Kenapa? Dia diperintahkan oleh beberapa pengawas untuk
melakukan operasi pengambilan organ para pemain.
Sementara
itu, Jun Ho mengambil topeng kotak yang ditembak mati oleh si topeng hitam. Dan
dia menukar bentuk topengnya tersebut dari segitiga menjadi kotak. Topeng kotak
mempunya tanda sebagai orang yang berposisi tinggi diantara para pengawas
lainnya karena itu, tidak ada yang berani menegurnya.
Speaker
sudah mengumumkan kalau lampu akan dipadamkan 30 menit lagi dan semua
diharapkan kembali ke kamar masing-masing. Para pengawas segitiga yang masih
bersama Byeong Ki mulai panik dan memintanya bergegas menyelesaikan operasi.
Dikamar
para pemain, Sang Woo memberitahu Ali dan Gi Hun kalau mereka tidak boleh tidur
malam ini setelah lampu dipadamkan. Dia yakin kalau Deok Soo dkk sedang
menyiapkan sesuatu. Jadi, kalau mereka di serang saat malam, mereka harus
melawan balik bersama-sama, makanya mereka harus tetap siaga. Gi Hun paling
khawatir dengan 001 yang merupakan pemain tertua. 001 juga sudah seperti
kehilangan fokus. Bukan hanya pada 001, dia juga khawatir pada Sae Byeok,
ditambah lagi, hubungan Sae Byeok dengan Deok Soo tidak baik. Makanya, dia memberitahu
Sae Byeok untuk berkumpul di dekat kasurnya.
“Aku
tidak percaya pada manusia. Terutama yang berakhir ditempat seperti ini,” ujar
Sae Byeok.
“Kau tak
pantas mengatakan itu. Kita memercayai orang bukan karena dapat dipercaya, tapi
karena tak ada tempat untuk bersandar.”
Ditempat
pengurusan mayat para pemain, organ-organ yang sudah berhasil diambilkan oleh
Byeong Ki dari para mayat, di masukkan ke dalam kotak pendingin dan seseorang
dari para pengawas, akan mengirimkannya ke kota melalui laut. Byeong Ki sama
sekali nggak peduli dengan urusan mereka, yang dia inginkan adalah bocoran
permainan besok. Si segitiga menunjukkan padanya sebuah telur. Byeong Ki
sedikit mengancam agar mereka tidak salah memberikannya informasi, karena jika
dia sampai tereliminasi, dia tidak akan bisa membantu mereka lagi mengambil
organ para pemain yang meninggal.
“Cemaskan
itu setelah kau berhasil melalui malam ini. Akan ada perkelahian. Mereka
sengaja beri sedikit makanan untuk membuat orang-orang berkelahi. Mereka
menyingkirkan yang lemah sebelum permainan berikutnya dimulai. Itu bagian dari
permainan. Kami tak bisa melindungimu di dalam sana. Cepat kembali dan cari
cara untuk bertahan hidup. Bergabung dengan tim terkuat. Itulah cara untuk
bertahan,” bocorkan si segitiga.
Sebelum
kembali ke kamarnya, Byeong Ki menikmati terlebih dahulu telur rebus yang
diberikan padanya. Di dalam telur itu ada kertas merah yang berisi petunjuk
permainan besok (aku juga nggak tahu gimana caranya kertas merah itu bisa
dimasukkan ke dalam telur rebus). Dan setelah itu, dia baru kembali ke kamar.
Begitu kembali, dia langsung melihat semua team yang berkelompok. Matanya
tertuju pada satu team. Team Deok Soo.
Tanpa
basa basi, Byeong Ki memohon untuk diizinkan bergabung dengan team mereka. Mi
Nyeo yang sudah diterima menjadi bagian dari team Deok Soo, langsung bertingkah
seperti Nyonya Bos dan menanyakan alasan kenapa mereka harus menerima Byeong
Ki? Byeong Ki menjawab kalau dia adalah dokter dan pasti akan berguna bagi
mereka. Mi Nyeo malah mengejeknya, soalnya profesi dokter tidak berguna disini.
Apa dia mau menyuntik mereka kalau mereka sakit pilek?
Deok Soo
juga meremehkannya. Dia menyuruhnya untuk bersembunyi dipojokkan saat lampu
dipadamkan dan tahanlah nafas. Jika nafasnya sampai terdengar, dia akan
menangkapnya. Byeong Ki tidak gentar dan berbisik kalau dia tahu permainan
berikutnya. Satu kalimat itu membuat Deok Soo kelihatan sedikit berubah
pikiran.
Para
pengawas juga sudah diharuskan untuk kembali ke kamar masing-masing.
Para
pemain juga sudah bersiap di tempat tidur masing-masing, tapi dengan hati penuh
ketakutan. Deok Soo bahkan sudah menyiapkan pecahan botol soda tadi untuk
menyerang para pemain. Di kamar itu juga sudah disiapkan kamera suhu, sehingga
si topeng hitam bisa mengawasi pergerakan para pemain begitu lampu dimatikan.
Dan
benar saja, begitu lampu dimatikan dan keadaan menjadi sangat gelap gulita,
Deok Soo dkk mulai bergerak untuk membunuh para pemain. Semakin banyak pemain
yang dibunuh, semakin banyak uang hadiah yang mereka kumpulkan dan semakin
berkurang musuh mereka untuk permainan selanjutnya. Korban pertama Deok Soo
adalah seorang wanita. Suara jeritan wanita itu langsung membuat suasana
menjadi sangat mencekam dan tidak terkendali.
Seperti
film thriller, si topeng hitam memerintahkan anak buahnya untuk mulai memainkan
lampu kamar pemain. Hidup mati. Hidup mati. Sehingga makin mudah melihat posisi
pemain-pemain yang bersembunyi. Seperti yang sudah diperkirakan Gi Hun, Deok
Soo mengincar Sae Byeok. Dengan kekuatannya dan senjata potongan botol kaca,
dia berusaha melukai Sae Byeok, tapi Sae Byeok yang mempunyai pisau kecil,
berhasil melumpuhkan kekuatannya sesaat.
Meskipun
terluka, kekuatan Deok Soo sangat kuat. Dia memojokkan Sae Byeok dan berhasil
membuat pisau Sae Byeok terjatuh. Dengan sekuat tenaga, dia mencekik Sae Byeok.
Sae Byeok berusaha sekuat tenaga untuk kabur dan mengambil kembali pisaunya
yang terjatuh ke lantai. Seorang pemian lain yang berusaha membunuh Deok Soo
dengan memanfaatkan situasi, malah berbalik diserang dan dibunuh Deok Soo.
Suasana sangat kacau. Suara erangan, tusukan dan teriakan bergema di seluruh
penjuru ruangan.
Ditengah
kekacauan itu, 001 menghilang. Gi Hun jadi panik dan khawatir terjadi sesuatu
padanya. Seperti yang sudah direncanakan sebelumnya, Gi Hun dengan Sang Woo
serta Ali berkumpul bersama dan bergerak bersama-sama, jadi kalau ada yang
menyerang mereka, mereka bisa saling membantu. Korban terus berjatuhan.
001
akhirnya mulai terlihat. Entah bagaimana caranya, dia berhasil memanjat ke
tempat tidur paling tinggi dan berteriak agar semunya berhenti membunuh atau
mereka semua akan mati! Dia sangat takut!!! Hentikanlah!
Hal itu
kelihatan sama si topeng hitam melalui CCTV. Dia pun memerintahkan untuk
menghentikan permainan. Lampu dinyalakan dan segerombolan pengawas memasuki
ruangan para pemain. Jun Ho termasuk salah satu diantara para pengawas
tersebut. Para pengawas juga mulai menggeledah tubuh semua pemain dan
mengumpulkan semua senjata tajam.
Sementara
para pemain yang tewas, diidentifikasi untuk mengetahui pemain nomor berapa
mereka. Disaat itu, Jun Ho mendekati Gi Hun dan berbisik, menanyakan, apakah
diantara para pemain ada yang bernama Hwang In Ho? Gi Hun sedikit bingung dan
menjawab kalau mereka tidak mengenali nama para pemain.
Permainan
mematikan tadi, membunuh banyak para pemain. Setelah semua mayat dievakuasi, Gi
Hun mulai menanyakan keadaan 001. Dia khawatir sekali karena 001 menghilang dan
malah muncul di tempat yang sangat tinggi. Sae Byeok juga sudah bergabung
dengan mereka. Gi Hun berusaha mencairkan suasana yang tegang tadi dengan
mengajak mereka untuk saling berkenalan nama.
Gi Hun
memulai perkenalan pertama kali. Namanya adalah Seong Gi Hun dari
Ssangmun-dong. Ali yang selanjutnya. Namanya adalah Ali Abdul dari negara
Pakistan. Sang Woo juga memperkenalkan namanya. Sae Byeok awalnya engan
memberitahu, tapi karena Gi Hun memintanya, dia menjawab namanya adalah Kang
Sae Byeok. Sementara 001, dia kelihatan seperti mulai pikun dan tidak tahu apa
namanya. Melihat kondisinya, Gi Hun tidak memaksanya dan mencoba positif kalau
kondisi 001 ini mungkin karena stress akibat ketakutan. Nanti juga pasti akan
membaik dan ingat semuanya.
Deok Soo
terluka parah saat perkelahian tadi. Dia mendapatkan luka sobek. Dan untungnya,
ada Byeong Ki yang seolah dokter, yang bisa memberikan pertolongan pertama
dengan menjahit lukanya ala kadarnya dengan alat yang tersedia. Sikap Deok Soo
juga sangat berubah pada Byeong Ki yang sudah menjahit lukanya dan bilang tahu
permainan selanjutnya.
Jumlah
pemain yang berhasil mereka bunuh adalah 27 orang. Sekarang hanya tersisa 80
pemain. Mi Nyeo mencoba bersikap manis pada Deok Soo dengan memanggilnya ‘oppa’
tapi Deok Soo malah mengejeknya yang tampak lebih tua. Mi Nyeo terlihat marah
dan bergumam kalau dia menyesal sudah menyelamatkan Deok Soo saat permainan
permen dalgona tadi. Deok Soo masih menginginkannya jadi dia mencoba baik
dengan menebak umurnya, dari umur 49 tahun menjadi umur 19 tahun.
Astaga!
Dasar parah! Bisa-bisanya dalam keadaan seperti ini, mereka malah seperti itu
di kamar mandi.
Jun Ho
seperti biasa, begitu kembali ke kamar, bersembunyi di balik selimut mulai
menulis catatan di ponselnya, mengenai pengamatannya hari ini. Ada bentuk, pangkat, pemimpin bertopeng,
pembantaian dengan senjata api, kericuhan, pembunuhan bersekongkol, kakakku.
Saat sedang mengetik itu, tiba-tiba terdengar suara. Ketika didengarkan dengan
seksama, bunyinya seperti kode morse. Jun Ho mengetikkannya di ponselnya.
Hari
sudah pagi,
Dan
sepanjang malam ternyata 001 tidak tidur. Dia terjaga karna takut mereka akan
diserang lagi. GI Hun jelas kaget tapi 001 bilang kalau dia baik-baik saja. Dia
juga sadar kalau dia tidak bisa membantu banyak, jadi setidaknya dia harus
berjaga.
Hari ini
tanpa sarapan, semua pemain langsung diperintahkan bersiap dan diarahkan ke
lokasi permainan ketiga. Berbeda dengan dua permainan sebelumnya yang diadakan
ditempat terbuka, sekarang mereka melakukannya di dalam gedung. Permainan kali ini adalah permainan beregu
dan mereka diminta membentuk tim yang terdiri dari 10 orang. Total akan ada 8
team.
Byeong Ki
sudah memberitahu Deok Soo mengenai permainan yang akan mereka mainkan, jadi
Deok Soo memerintahkan anak buahnya untuk mengumpulkan pria yang terlihat kuat.
Mi Nyeo udah senang saja karena dia kan sudah memiliki team. Dia nggak tahu
saja kalau Deok Soo tidak menginginkannya.
Sang Woo
dan Gi Hun mendiskusikan kemungkinan permainan yang akan mereka mainkan. Dia
menebak kalau mereka mungkin akan bermain Kepala Ekor Naga atau Ular Naga. Jika
bermain Kepala Ekor Naga, mereka harus lincah. Jika Ular Naga, kita hanya perlu
melakukan Batu-Gunting-Kertas. Sang Woo memberitahu Gi Hun kalau mereka
membutuhkan lebih banyak pria karna di team mereka sudah ada seorang pria tua
dan wanita. Gi Hun kurang setuju. Kalau permainan nanti mereka malah bermain ggongi atau lompat tali, bukankah pemain
wanita jauh lebih baik?
“Meski
begitu, pria lebih baik untuk sebagian besar permainan,” tegas Sang Woo. “Kita
mempertaruhkan nyawa kita. Mau pilih sisi yang mana? Kita hanya membutuhkan
lima orang lagi. Mari berpencar dan bawa satu orang masing-masing. Paham?”
perintah Sang Woo. “Sembunyikan tanganmu. Itu membuatmu terlihat lemah,”
pesannya pada Ali karena dua jarinya tidak ada.
Semua
pemain mulai berpencar utnuk mencari anggota. Sang Woo mencoba mengajak seorang
pria, tapi pria itu mau bergabung jika istrinya juga ikut bergabung. Sang Woo
langsung menolak karena sudah banyak wanita di team mereka. Gi Hun juga mencoba
merekrut seorang pemain pria.
Sae
Byeok masih sibuk berkeliling dan melihat ada seorang pemain wanita yang seolah
tidak peduli dengan keadaan dan hanya duduk menyendiri dengan santai.
Si
topeng hitam melalui CCTV melihat suatu kejadian yang seru. Mi Nyeo memohon
pada Deok Soo untuk tidak membuangnya dari team. Deok Soo nggak peduli soalnya
tim-nya udah penuh. Mau seperti apapun Mi Nyeo memohon, percuma. Yang ada, Deok Soo jadi muak dan
memukulinya. Dia juga bilang akan merobek mulut Mi Nyeo jika memanggilnya
‘oppa’ lagi.
“Bajingan.
Jang Deok-su. Dasar bedebah. Sudah kubilang, aku akan membunuhmu jika kau
mengkhianatiku,” maki dan ancam Mi Nyeo.
Deok Su
nggak takut sama ancamannya. Soalnya, dia juga nggak yakin kalau Mi Nyeo akan
bisa selamat dalam permainan hari ini.
Sae
Byeok mengajak pemain wanita bernomor 240, Ji Yeong, itu untuk bergabung bersama mereka. Dengan
bergabungnya mereka, jumlah pemain yang berhasil dikumpulkan ada sebanyak 9
pemain. Sang Woo sedikit kesal karena Sae Byeok bukannya mengajak pemain pria
seperti perintahnya, malah mengajak pemain wanita. 240 sangat cuek, kalau Sang
Woo nggak mau dia bergabung, dia akan pergi. Gi Hun melarang dan menyuruhnya
untuk tetap di tim mereka, lagi pula mereka nggak tahu permainan yang akan
mereka mainkan.
Sang Woo
sudah sangat pesimis dengan team mereka. Dia menyebut team-nya sendiri sebagai
team lemah dan mereka pasti akan mendapatkan orang buangan. Dan orang buangan
itu adalah Mi Nyeo. Dia nggak diterima di team manapun, jadi tanpa malu, dia
bergabung dengan team Sang Woo dan Gi Hun.
Permainan
akan dimulai. Semua diarahkan masuk ke sebuah ruangan khusus. Di ruangan itu,
ada sebuah jembatan yang bagian tengahnya terputus. Dan permainan ketiga ini
adalah Tarik Tambang. Tim dinyatakan menang jika berhasil menarik tim yang
melawannya jatuh ke bawah jembatan. Team Deok Soo yang adalah team terkuat,
tentu merasa senang. Sementara Sang Woo sangat cemas karena mereka mempunyai
banyak orang wanita di team mereka dan satu orang pria tua. Mereka yang paling
lemah
Mereka
masih cukup beruntung karna dari hasil ujian mereka tidak melawan team Deok
Soo. Team Deok Soo yang adalah team 1 akan melawan team 7. Mereka yang akan
bertanding pertama kali. Setiap anggota team dipasangkan sebuah pengikat tangan
yang dikaitkan ke sesama anggota team dan tali, jadi nggak ada yang bisa kabur
seandainya anggota team yang paling depan terjatuh.
Hasilnya
sudah bisa ditebak. Mereka yang semuanya adalah pria dengan badan besar dan
kekar, berhasil menarik team 7. Semua team terjatuh dari atas jembatan dan
bergelantungan ditali. Dan ternyata, diatas tali ada sebuah pemotong. Begitu
team 7 jatuh dari atas jembatan, tanpa memberi kesempatan bagi para pemain
untuk memanjat naik tali, pemotong langsung turun ke bawah dan memotong tali
hingga putus. Akibatnya, orang yang bergelantungan di tali, terjatuh dari
tempat yang tinggi itu ke lantai. Sudah ada petugas dibawah yang bertugas
mengevakuasi tubuh para pemain tersebut, meskipun pemain itu masih ada yang
hidup.
Setelah
menang, team Deok Soo langsung diarahkan kembali ke ruangan tanpa melihat
permainan selanjutnya.
Yang
bermain selanjutnya adalah team Sang Woo dan Gi Hun melawan team yang semua
anggotanya pria. Mi Nyeo dan anggota lain sudah kelihata pesimis bisa menang.
Rasanya seperti menunggu kematian. Saat menuju arena permainan jembatan itu, 001
menyuruh mereka jangan berkecil hati. Tarik tambang tidak hanya memerlukan
kekuatan tapi juga strategi dan kerja sama yang baik. Kita bisa tetap menang
meskipun lemah. Pemain 244 menimpali kalau yang bisa menyelamatkan mereka
hanyalah Tuhan. Pemain lain meremehkan perkataan 001. Hanya Gi Hun yang mau
mendengarkan strateginya. 001 dengan bangga bilang kalau dia sering bermain
tarik tambang saat kecil dan jarang kalah. Dulu, dia pernah harus melawan team yang
mempunyai atlet ssireum, tapi tetap bisa menang.
“Dengarkan
baik-baik. Aku akan memberi tahu kalian caraku menang dahulu. Pertama, orang
yang berada di paling depan adalah yang paling penting. Orang itu paling dekat
dengan tim lawan, dan anggota tim lain melihat sosok orang itu dari belakang. Jika
dia terlihat lemah dan putus asa, maka berakhirlah permainan. Orang yang berada
di paling belakang, harus bertubuh besar dan kuat seperti jangkar kapal. Selanjutnya
adalah masalah penempatan anggota tim. Tempatkan pemain di sebelah kanan dan
kiri tali secara selang-seling. Posisikan kedua kaki sejajar dan menghadap ke
depan. Letakkan tali di antara ketiak. Dengan begitu, kau bisa mengerahkan
seluruh tenagamu. Dan terakhir, ini adalah hal yang paling penting. Untuk
sepuluh detik pertama setelah permainan dimulai, kau hanya perlu bertahan di
tempat. Kau harus berbaring. Dorong perut bagian bawah ke langit, dan dorong
kepalamu ke belakang sampai kau bisa melihat pangkal paha orang di belakangmu. Jika
kau melakukannya, kita tak akan terseret oleh tim lawan. Tahan selama sepuluh
detik. Pihak lawan pasti akan panik dan bingung, "Kenapa tak terseret sama sekali?" Karena mereka sangat
yakin bahwa tim mereka jauh lebih kuat. Jika kau bisa bertahan selama itu, akan
ada saat di mana tim lawan kehilangan ritme,” jelas 001.
Permainan
dimulai. Mereka mengikuti apa yang sudah diarahkan oleh 001 sebelumnya. Yang
berada di paling depan adalah Gi Hun dan yang paling belakang adalah Ali.
Mereka juga memasang posisi yang sama seperti yang disuruh 001 dan bertahan
selama 10 detik. Seperti yang dikatakan 001, team lawan mulai panik karena team
lawan tidak bergerak sedikitpun.
Dan saat
team Gi Hun mulai bergerak, mereka mulai kehilangan pijakan dan terseret. Tapi,
mereka nggak menyerah dan berhasil ke posisi semula dan dan menarik team Gi
Hun. Team Gi Hun sudah terdesak kalah. Sang Woo mulai memberi perintah, saat
dia memberi aba-aba, maju ke depan sebanyak 3 langkah. Ide yang sangat gila. Mi
Nyeo menolak ide itu, tapi mereka nggak punya pilihan lain selain mengikutinya.
“Hitungan
ketiga. Satu! Dua! Tiga!!!” teriak Sang Woo.