Sinopsis K-Drama : Happiness Episode 09 part 1

 

Sinopsis K-Drama : Happiness Episode 09 part 1

Semua tokoh, lokasi, organisasi, agama, insiden dan kelompok dalam drama ini hanyalah fiksi



Sae Bom dan Yi Hyun kembali ke apartemen dengan menahan amarah karena di perlakukan sebagai orang berbahaya dan dikhianati sama Jung Kook. Begitu sampai, Seo Yoon yang menunggu di rumah, menyampaikan kalau Yeon Ok tadi datang dan pergi dengan Jung Kook. Umur panjang. Yang dibicarakan sudah menerobos masuk bersama dengan bantuan Jung Kook. Mereka juga membawa masuk Woo Chang, Joo Hyeong dan Se Kyu.


Jung Kook mencoba membuat alasan kalau mereka hanya ingin mencari tahu siapa yang terinfeksi di dalam apartemen ini. Sikap lembeknya itu mendapat bentakan dari Yeon Ok yang menyuruhnya untuk bersikap berani sebagai penjaga ketertiban di apartemen ini (ahahahah. Sama saja dia menjadikan Jung Kook menjadi satpam). Dia juga kelihatan tertarik melihat begitu banyaknya stok makanan dan minuman yang dimiliki Sae Bom dan Yi Hyun.

Yi Hyun masih mencoba sabar dengan mengalah. Jika mereka begitu takut kalau mereka terinfeksi, maka dia dan Sae Bom akan tetap tinggal di dalam apartemen. Sae Bom juga sudah memperingati Yeon Ok untuk tidak terus menguji kesabarannya, soalnya, kesabarannya sekarang sudah menipis. Bukannya mendengarkan peringatan itu, Yeon Ok malah semakin menyudutkan Sae Bom dan menyuruh Jung Kook untuk menodongkan pistol ke arahnya.


Dasar bodoh! Jung Kook meskipun terlihat ragu, memegang erat pistolnya dan hendak menodongkannya ke Sae Bom. Yi Hyun sampai nggak habis pikir. Dan makin nggak habis pikir saat menangkap basah Joo Hyeong masuk ke dalam kamarnya dan membongkar isi lemari. Dia mau mencari obat Next yang menjadi sumber utama infeksi penyakit gila. Sudah ketangkap basah, Joo Hyeong malah mengalihkan topik membahas kamar Yi Hyun yang tidak terlihat seperti pengantin baru. Dia juga sok baik menyarankan agar Seo Yoon tidak tinggal bersama Yi Hyun, tapi dengannya. Dia akan menjaga dan mengajarinya dengan baik.


“Kamu di sini untuk pil itu, ya? Pil penyebab penyakit itu,” todong Yi Hyun, malas mendengarkan omong kosongnya.

“Berikan semua yang kamu miliki, dan bersembunyilah di apartemenmu. Maka aku akan membiarkanmu tinggal.”

“Untuk apa kamu butuh pil itu? Kamu sudah gagal menginfeksi semua orang.”


“Aku sudah berpikir. Pil-pil itu membuat istriku tetap hidup, bahkan setelah kepalanya dipukul. Aku akan meminum pilnya jika aku dalam bahaya. Itu akan menghilangkan peluang aku sekarat karena kehabisan darah meski orang aneh menggigitku. Aku bisa sakit, tapi tidak merasakan sakit,” jawab Joo Hyeong. Jawaban gila!

“Kamu tidak takut pada penyakit itu?”

“Untuk apa aku takut? Yang terinfeksi tidak merasa takut.”

Yi Hyun beneran terkejut mendengar jawabannya. Jawaban yang tidak mungkin diberikan oleh orang normal. Dia sampai mengingatkan Joo Hyeong kalau obat Next itu bukanlah narkotika.


Ternyata, para penghuni apartemen lainnya yaitu : Andrew, Moon Hee dan Soo Yoon, ada di depan pintu apartemen Sae Bom dan Yi Hyun. Mereka menunggu diluar hingga Yeon Ok keluar dan memberitahu keputusan mereka terkait Sae Bom dan Yi Hyun. Tidak lama, Bo Ram yang sekarang tinggal di apartemen 502, bergabung dengan mereka setelah mendengar suara ribut-ribut. Pas sekali, Yeon Ok dan rombongan keluar dari apartemen 501. Dasar nggak punya otak, Yeon Ok malah menyalahkan kalau semuanya adalah salah Sae Bom.


Emosi Sae Bom terpancing. Akhirnya, dia memberitahu semua penghuni yang sedang berkumpul mengenai rumah Yeon Ok yang kosong melompong! Ada banyak ruang kosong di sana. Saking kosongnya, mereka semua bisa masuk ke dalamnya dan masih tetap akan ada ruang berlebih. Yeon Ok jelas merasa dipermalukan dan meneriakan nama Jung Kook agar membelanya. Hahahah. Jung Kook benar-benar sudah seperti kacungnya. Mungkin saja Sae Bom akan menghajar mereka semua jika Yi Hyun tidak menahannya.


Jung Kook juga merasa bersalah sudah menyudutkan Sae Bom hingga seperti ini. Namun, dia tetap saja takut kalau Sae Bom terinfeksi dan bertanya memastikan untuk kesekian kalinya, apa dia tidak merasa haus?

“Aku sangat kecewa padamu,” itu jawaban Sae Bom atas pertanyaannya.


Gegara ucapan Sae Bom, para penghuni menjadi penasaran akan apartemen Yeon Ok. Mereka ingin rapat diadakan di tempat Yeon Ok yang berada di lantai ‘mewah’ dibandingkan apartemen 201 yang ‘kumuh.’ Tanpa menunggu persetujuan Yeon Ok, ramai-ramai mereka menuju rumahnya.



Yi Hyun juga sama kecewanya pada Jung Kook. Dia sudah mencoba menenangkan Jung Kook dan untuk kesekian kalinya, mengatakan kalau luka di tangan Sae Bom hanyalah luka gores biasa. Namun, untuk kesekian kalinya juga, Jung Kook tidak bisa sepenuhnya mempercayai ucapannya. Dia memilih untuk berjaga diluar apartemen mereka selama beberapa hari ini. Dan setelah memastikan tidak ada yang terjadi, dia baru akan masuk kembali. Dia yakin hal ini juga bisa membuat penghuni lainnya menjadi lebih tenang. Yi Hyun mencoba menghargai keputusannya. Tapi, dia tetap menasehati Jung Kook untuk tidak terlalu mempercayai Yeon Ok.


Semua penghuni yang tadi berkumpul, pindah ke apartemen Yeon Ok. Begitu masuk, semua mulai mengejek rumahnya yang terlalu sepi. Yeon Ok masih mencoba tetap tenang dan elegan. Dengan lihainya juga, dia mengalihkan topik membicarakan Sae Bom dan Yi Hyun agar mereka tidak fokus pada kondisi apartemennya. Dia ingin agar mereka mengusir Sae Bom dan Yi Hyun dari apartemen meskipun belum ada bukti kalau keduanya terinfeksi. Anehnya, saat Yeon Ok membicarakan hal tersebut, Woo Chang malah memilih pergi. Seolah tidak ingin terlibat dengan pembahasan pengusiran itu.


Huft! Dari membicarakan mengenai pengusiran, topik mereka bertukar mengenai banyaknya stok makanan dan minuman di apartemen 501. Padahal semua stok itu bukan punya mereka, tapi mereka berniat membagi rata semuanya setelah mengusir Sae Bom dan Yi Hyun. Andrew yang mendengarkan pembicaraan itu, merasa kalau arah pembicaraan sudah nggak benar dan memutuskan pergi memberitahukan hal ini pada Sae Bom dan Yi Hyun.


Sae Bom sedang dalam kondisi sangat marah. Sementara Yi Hyun menenangkan Seo Yoon agar tidak membenci penghuni lainnya. Para penghuni itu bersikap demikian karena merasa takut. Kecuali Joo Hyeong. Dia beneran orang jahat dan jangan pernah mendekatinya. Sae Bom ikutan nimbrung mengomentari sikap Jung Kook yang begitu pada mereka padahal mereka sudah mengenal lebih dari satu dekade.

“Aku bukan memihaknya. Dia belum bisa pulang selama beberapa hari ini. Bayangkan betapa dia merindukan istrinya. Dia pasti sangat khawatir.”

“Kamu tahu aku menilai orang, bukan? Aku memberi poin untuk perbuatan baik dan mengurangi satu poin saat mereka membuat kesalahan. Poinnya minus sekarang.”


Ditengah pembicaraan, terdengar suara ketukan di pintu. Andrew yang datang untuk memberitahukan rapat yang dilakukan para penghuni. Isi rapatnya mengenai rencana untuk mengusir mereka berdua dari apartemen dan mengambil stok makanan dan minuman mereka. Dia juga memberitahukan hal ini pada Jung Kook yang berjaga di depan pintu dan saat mendengarnya, Jung Kook langsung naik ke lantai atas.



Emosi Sae Bom yang belum mereda sepenuhnya, memuncak lagi. Dengan pisau buah di tangannya, dia pergi ke lantai atas dan menyuruh Yi Hyun untuk tetap di rumah, menjaga Seo Yoon. Yi Hyun kelihatan cemas dan berusaha menghentikannya. Seo Yoon mengira kalau Yi Hyun takut Sae Bom kenapa-kenapa. Dan perkiraannya salah. Yi Hyun malah takut kalau para penghuni itu yang kenapa-kenapa.



Jung Kook yang tiba duluan di sana, mencoba membujuk para penghuni agar tidak mengusir Sae Bom. Kali ini, pikirannya sudah agak lurus dan menyebut mereka sangat kejam jika mengusir Sae Bom dari apartemen yang sudah dibelinya sendiri. Belum selesai dia membujuk, Sae Bom sudah tiba dengan pisau buah ditangannya.



Dan sintingnya, saat semua perhatian teralih pada kedatangan Sae Bom, Joo Hyeong tiba-tiba saja hendak merebut pistol Jung Kook. Kali ini, Sae Bom nggak mau lagi bersabar ataupun bersikap lunak pada mereka. Dia menendang Joo Hyeong hingga terjatuh dan merebut pistol Jung Kook. Dengan pistol di tangannya, dia mengarahkannya pada Joo Hyeon. Tidak ada satupun yang bisa menghentikannya.

Dor! Pelatuk sudah ditarik, namun, tidak ada peluru yang keluar. Hanya terdengar teriakan dari semua penghuni yang ketakutan. Dengan santai, Sae Bom berujar kalau peluru pertama selalu kosong bagi polisi. Walaupun tidak ada peluru, tapi Joo Hyeong sudah sangat ketakutan hingga sedikit mengompol. Wkwkwk.



Yeon Ok masih saja tidak bisa membaca situasi dan berteriak – teriak menuduh Sae Bom yang seolah mengancam agar tetap diizinkan tinggal di apartemen ini meskipun terinfeksi! Sae Bom tidak mau ambil pusing dengan marah-marahnya. Lebih balik, mereka mencari tahu saja siapa yang terinfeksi di sini. Ada cara untuk mengetahui siapa yang terinfeksi. Yaitu memancing rasa haus mereka menggunakan darah.


Sae Bom akan mengorbankan darahnya. Dia sudah bersiap mengiris telapak tangannya menggunakan pisau buah yang dibawanya, tapi mendadak Yi Hyun muncul dan merebut pisau itu. Tidak bagai babibu, dia mengiris telapak tangannya dengan dalam sehingga darah menetes. Seolah masih belum cukup, dia mengenggam tangannya erat hingga darah menetes deras dan jatuh ke lantai. Sae Bom panik dan mulai melepas jaketnya untuk membalut luka Yi Hyun. Namun, Yi Hyun menolak dan mulai berkeliling ruangan, menunjukkan darahnya kepada semua orang yang ada di sana. Semuanya memalingkan wajah karena merasa ngeri.



Agghrrh!!! Salah satu dari mereka menunjukkan respon dan berubah. Siapakah dia?

Bo Ram! Dia sudah terinfeksi dan langsung menyerang Yi Hyun. Sigap, Sae Bom langsung menariknya menggunakan jaketnya. Yi Hyun juga membantu. Sementara yang lain? Cuma berteriak-teriak ketakutan tanpa membantu sama sekali. Cih!


=  H  A  P  P  I  N  E  S  S  =


 Setelah berhasil diringkus, Bo Ram dibawa ke ruangan gym, tempat dulu Seung Beom di kurung. Mereka akan menunggu hingga kondisi Bo Ram kembali normal, baru mengajaknya bicara. Sae Bom mengajak Yi Hyun untuk kembali ke apartemen untuk mengobati luka sementara Jung Kook yang berjaga. Jika Yi Hyun terus disini, Bo Ram hanya akan semakin kesulitan menahan rasa haus dan kembali normal karena mencium bau darah Yi Hyun. Tidak lagi membantah, Yi Hyun menurutinya.


Luka di tangan Yi Hyun benar-benar dalam. Darahnya terus menetes meskipun sudah dibalut dengan handuk. Sae Bom sangat khawatir dan takut kalau lukanya akan infeksi. Tapi, Yi Hyun malah menjawab santai kalau dia punya kekebalan tubuh cukup kuat. Lagi menyombongkan diri, Jung Kook malah berlari keluar gym untuk mengejar mereka dan melaporkan kalau Bo Ram bergerak. Dia tampaknya ketakutan harus menghadapi Bo Ram sendirian. Yi Hyun memahami itu dan menyuruh Sae Bom memeriksa keadaan Bo Ram sementara dia akan kembali ke atas sendirian dan mengobati lukanya sendiri.


Sebelum kembali ke apartemennya, Yi Hyun kembali ke apartemen Yeon Ok. Dia tiba tepat waktu saat para penghuni sudah mau bubar dan melanjutkan rapat di hari lain. Dia ternyata marah karena mereka semua sudah membuat Sae Bom terpojok hingga mau melukai tangannya. Makanya, dia ingin agar memeriksa lagi dengan teliti, siapa yang sudah teliti. Bisa saja Joo Hyeong dan Yeon Ok, bukan?



Bo Ram sudah dalam keadaan normal. Sae Bom lah yang masuk untuk bicara dengannya. Bo Ram masih punya sedikit rasa takut. Dia melarang Sae Bom mendekat karena takut akan berubah lagi dan menyerangnya. Sae Bom menyuurhnya tidak khawatir. Dia menjelaskan kalau gejala Bo Ram baru saja berahir, jadi dia tidak akan berubah selama beberap asaat. Dia kemari untuk membicarakan hal penting. Mereka perlu tahu bagaimana Bo Ram bisa terinfeksi agar mereka bisa mempersiapkan diri. Apa dia mengonsumsi obat dari pusat kebugaran?


“Aku terinfeksi di toserba itu. Saat bersembunyi dari orang yang terinfeksi lainnya, mereka pasti mencakar kakiku. Jika mengatakan yang sebenarnya, aku khawatir kalian tidak akan mengizinkanku masuk ke apartemen. Aku takut.”

Sae Bom bisa memahami ketakutannya. Makanya, dia berujar dengan lembut kalau tidak akan ada yang datang kemari dan dia bisa beristirahat. Bo Ram semakin merasa berterimakasih atas bantuannya, terutama tadi, jika bukan karena Sae Bom, dia mungkin sudah menggigit orang lain.  


“Tidak ada yang tahu. Kamu mungkin bisa bertahan tanpa menggigit siapapun,” ujar Sae Bom.

Ah, Sae Bom jadi teringat sesuatu. Mengenai baju bernoda darah yang ditemukan ibu CS di kantong sampah di tangga darurat, apa dia yang membuangnya? Bo Ram menggelengkan kepala. Bukan dia pelakunya. Sae Bom tidak bertanya lagi dan pergi. Berada diluar, dia dan Jung Kook bisa mendengar jelas ada suara pukulan. Satu-satunya tempat yang ada di dekat sini adalah ruangan golf indoor, tempat mereka mengurung Na Soo Min.

Khawatir jika terjadi sesuatu, mereka pun pergi memeriksa.


Yang ada di sana adalah Woo Chang yang sedang bermain golf, tepat di samping Na Soo Min yang tangannya diborgol. Dia membujuk agar Soo Min mau memberikan kesaksian kalau Sae Bom juga sudah terinfeksi. Soo Min tentu menolak. Woo Chang tidak menyerah dan mulai membuat janji-janji kosong. Dia menyombongkan diri sebagai orang yang pernah bekerja di militer juga dan akan bisa membantu Soo Min.


Belum selesai membujuk, Sae Bom sudah muncul dibelakangnya dan menanyakan kebenaran apakah dia pernah bekerja di militer. Dasar pengecut, Woo Chang menjawab kalau dia pernah menjadi pendeta militer, bukan bekerja di militer.

“Pulanglah. Aku yakin istrimu sangat terkejut,” perintah Sae Bom.

Tidak butuh waktu sedetik, Woo Chang langsung pergi dengan membawa tongkat golf-nya. Sayang sekali, Sae Bom menyita tongkat golfnya itu.



Yi Hyun juga sudah membubarkan semua orang sembari menasehati agar mereka selalu pergi secara berkelompok. Tidak lupa, dia menyindir agar Joo Hyeong mengganti celananya setelah pulang karena kelihatan sedikit basah. Dia juga menyuruh Yeon Ok agar datang berdiam diri di apartemennya, karena mungkin saja virusnya masih dalam inkubasi.


Yeon Ok tentu kesal. Untuk melenyapkan kesalnya, dia mencuci rambut di kamar mandi. Bukannya merasa lega, dia malah jadi semakin kesal karena rambutnya banyak yang rontok.


Sementara itu, Woo Chang sudah pulang dan kaget melihat ada banyak bercak darah di lantai dan sebuah pisau berlumuran darah. Dia kelihatan sangat haus dan berusaha menekan rasa hausnya dengan minum air. Namun, percuma. Kenapa? Karena sebenarnya dia sudah terinfeksi. Dia berusaha menjilat bercak darah yang ada di lantai. Sayang sekali, sebelum dia sempat ‘mencicipi’ darah itu, Yeon Ok sudah keluar dari kamar mandi sambil menggerutu tentang sikap gila Yi Hyun dan Sae Bom.


Yeon Ok sekarang sedang dalam suasana hati sangat membara. Dia berencana untuk mengumpulkan semua penghuni lagi dan menyingkirkan semua orang yang terinfeksi.

--


Sae Bom tiba duluan di apartemen. Yi Hyun tiba terlambat selangkah. Dan begitu dia sampai, Sae Bom sudah menunggu untuk memmarahinya karena bukannya langsung kembali malah berkeliaran.  Yi Hyun mencoba membuat alasan dan bilang kalau dia dapat ide bagus. Karena dia sudah berdarah, dia berencana untuk memanfaatkan lukanya untuk menemukan lebih banyak orang yang terinfeksi. Sae Bom tidak suka dengan idenya. Dia sangat-sangat mengkhawatirkan luka Yi Hyun tersebut.


Jung Kook juga merasa tidak enak hati sudah mencurigai mereka, makanya, dia merasa malu untuk menemui mereka dan tinggal di apartemen mereka. Dia mengaku sebagai orang yang sangat mudah tertipu dan akhirnya, malah membuat mereka menjadi semakin repot. Makanya, dia memutuskan untuk tidur di lantai dua atau pusat kebugaran sekarang ini.


“Tidak apa-apa. Masuk saja. Kita juga harus mengobati luka Yi Hyun,” ujar Sae Bom. “Ahjussi, bersemangatlah. Mulai sekarang, jika punya kekhawatiran, bagikan dengan kami. Jangan mengkhanati kami,” lanjut Sae Bom dan mengembalikan pistolnya.

“Aku tidak… Itu kali pertamaku mengkhianati seseorang.”


Semua sudah berbaikan. Jung Kook seperti biasa, menemani Seo Yoon agar tidak mengganggu Sae Bom mengobati luka Yi Hyun. Sambil mengobati, Sae Bom memarahi Yi Hyun karena berbuat sebodoh itu. Tadi itu, dia hanya berniat melukai sedikit tangannya untuk menakuti mereka, tapi Yi Hyun malah melukai tangan hingga darah bercucuran. Yi Hyun masih juga membela diri kalau dia itu kuat dan sebagainya. Ah, padahal sudah jelas kalau dia terluka parah.


“Jangan lakukan ini lagi. Aku tidak senang karena kamu terluka,” pinta Sae Bom. “Perutku sakit dan kurasa aku tidak bisa makan malam.”

“Aku juga merasa begitu. Semua orang itu menatapmu tajam, dan kamu memegang pisau, mengancam akan melukai diri. Bagaimana aku bisa diam saja? Aku... Aku bisa melakukan ini, tapi kamu tidak bisa.”

“Kenapa tidak bisa?”


“Pokoknya jangan lakukan itu,” tegas Yi Hyun.

--




D+2

Hae Sung dan So Yoon tiba di ruang gym duluan dibandingkan yang lain untuk rapat. Dan seperti biasa, Hae Sung malah membuat keributan dengan mengomel karena Bo Ram di kurung di sini. Untungnya Yi Hyun dan Sae Bom tiba dan membantu Bo Ram pergi dengan menutupi wajah Bo Ram menggunakan handuk. Di lorong, mereka juga berpas-pasan dengan penghuni lainnya dan semua menyingkir seolah dia adalah hal menjijikan yang harus dijauhi. Bo Ram bisa merasakannya, makanya dia meminta dikurung diruangan terbuka daripada di ruang golf indoor. Dia merasa sesak jika berada di dalam ruangan.


Semua penghuni berkumpul kecuali Se Hun dan pasangan tua (kakek Hak Je dan Nenek sung Sil) yang ingin tetap di rumah. Oh, satu lagi yang tidak ada, Woo Chang. Yeon Ok beralasan kalau Woo Chang sedang tidak enak badan dan beristirahat di rumah. Yi Hyun curiga dan menyuruh agar Woo Chang juga diperiksa apakah terinfeksi atau tidak. Emosi Yeon Ok sempat terpancing dan hampir berdebat lagi kalau Jung Kook tidak menenangkan.


Moon Hee baru teringat dan memberitahu kalau ibu CS juga tidak ada di sini. Tidak ada yang tahu dia dimana. Dia nggak ada di tempat Hyun Kyung juga. Se Kyu berkomentar kalau ibu CS mungkin ada di basement. Kan katanya di sana ada ruang staff. Hae Sung ikut bersuara menyuruh agar pemeriksaan segera dimulai saja.


Untuk bisa melakukan pemeriksaan, mereka butuh darah. Kan Hae Sung mau semuanya cepat, ya udah, sumbangkan darahnya setengah gelas. Cih! Dasar pengecut, dia menolak dan beralasan itu kerjaan polisi, lagipula kan Yi Hyun udah terluka. Joo Hyeong setuju dengannya.

“Aku ke sini bukan untuk donor darah! Jadi, kamu harus menawarkan diri,” ujar Yi Hyun dan menyodorkan pisau.


Wahahahaha. Kalau udah giliran minta pengorbanan aja, semua langsung memalingkan wajah. Tapi, pas membuat masalah dan minta hak milik orang lain, semua pada mau maju duluan tanpa di minta. Akhirnya, yang mau mengorbakan darahnya adalah Andrew. Dia menggores lengan tangannya dengan darah dan menampung darahnya hingga setengah gelas. Darah itu kemudian ditunjukkan bergilir ke semua orang. Satu persatu. Artinya, tidak ada yang terinfeksi di antara mereka.


Pemeriksaan sudah selesai dan sekarang saatnya membicarakan stok makanan dan minuman. Hae Sung langsung menyerang Se Kyu dan Moon Hee yang mencoba memeras mereka dengan menjual stok makanan yang ada dengan harga sangat tinggi. Perdebatan lagi-lagi dimulai. Yang satu merasa tidak salah mematok harga tinggi pada mereka yang tinggal di apartemen mewah, yang satu lagi merasa mereka tidak tahu untung udah dibiarkan tinggal. Benar-benar memuakkan.

--


Sementara itu, Ji Soo menemukan hal aneh pada para pasien kritis. Para pasien itu menunjukkan gejala mutasi, menjadi bisa menyesuaikan interval waktu kambuh, bisa menahan rasa haus dan menunjukkan gejala hanya saat mereka yakin sudah aman. Tae Seok berkomentar kalau penyakit ini sama liciknya seperti manusia.

“Para atasan kita menginginkan rencana cadangan lainnya. Tapi kita kekurangan sampel mutasi,” beritahu Ji Soo.


Ucapannya dihentikan begitu mereka tiba di sebuah ruangan yang dijaga ketat. Yang berada di dalam adalah tn. Choi. Dia sudah diberikan obat penenang dan akan berada dalam keadaan normal selama sekitar 10 menit, tapi, kemungkin besar begitu berubah, tn. Choi tidak akan pernah pulih lagi. Tae Seok mengerti dan masuk ke dalam meskipun hanya ada waktu 10 menit.



Dari pembicaraan mereka, kita jadi tahu kalau tn. Choi sudah dikabarkan meninggal diluar sana. Tidak ada yang tahu kalau dia sebenarnya masih hidup dan dikurung di dalam sini untuk uji coba klinis. Keadaan sudah berbalik. Dia tidak lagi bisa menekan Tae Seok. Tapi, meski begitu, dia tetap memperingatinya untuk berhati-hati karena Tae Seok hanyalah anjing pemburu yang dimanfaatkan oleh mereka yang berada di atasnya. Dan begitu obat di temukan, maka Tae Seok tidak lagi berguna. Yang harus Tae Seok ingat juga adalah, istri dan anak Tae Seok (yang masih di dalam kandungan) akan berakhir menjadi sama sepertinya!

“Waktumu sekitar 5 menit lagi untuk bicara seperti orang waras,” respon Tae Seok. “Aku anjing pemburu? Begitu menemukan obatnya,  siapa yang akan diperlakukan seperti anjing?”


Setelah mengatakan hal itu, Tae Seok langsung keluar dari ruangan tersebut. Dia ingin tahu kapan hasil test darah Sae Bom akan keluar. Ji Soo menyampaikan kalau hasilnya akan keluar besok sore. Dia juga melaporkan lagi mengenai pasien mutasi yang bisa menyembunyikan dahaganya sehingga sulit bagi mereka untuk membedakannya. Dan mereka juga tidak bisa menunggu sampai yang terinfeksi mengalami mutasi.


“Apartemen Hutan Seyang. Di sanalah banyak kasus kritis seperti itu. Mereka dikarantina 10 hari lalu. Pasti ada beberapa kasus mutasi juga,” yakin Tae Seok.

“Itukah alasanmu bersikeras mengurung mereka di sana? Untuk melacak mutasi?”

“Kita harus mencari tahu perubahan virus seiring waktu di alam.”

“Mereka seperti wadah untuk membudidayakan virus. Kamu pasti berpikir, jika beruntung, mereka juga mengembangkan antibodi.”


“Buka sedikit gerbangnya cukup untuk satu orang melarikan diri. Orang yang terinfeksi akan berusaha keluar,” perintah Tae Seok.

 

Post a Comment

Previous Post Next Post