Sinopsis K-Drama : Happiness Episode 09 part 2


Sinopsis K-Drama : Happiness Episode 09 part 2


Sae Bom mengunjungi apartemen 1501 lagi. Dia ingin meminta bantuan lagi agar dipinjamkan alat – alat untuk bertahan hidup diluar beserta makanan dan minuman juga. Semua alat itu bukan untuknya, tapi untuk orang yang akan tinggal di atap. Se Hun tidak masalah dan memberikan yang Sae Bom butuhkan.


Dengan alat yang diberikan Se Hun, Sae Bom mendirikan tenda sebagai tempat tinggal Bo Ram. Ada juga makanan dan minuman. Bo Ram sangat – sangat berterimakasih atas bantuannya. Diantara semua barang yang diberikan Sae Bom, Bo Ram meminta agar Sae Bom tidak memberikannya air. Karena semakin dia minum air, dia akan semakin haus. Jadi, dia hanya akan membasahi bibirnya saja.


Karena Bo Ram mengatakan hal itu, Sae Bom jadi teringat saat ada pembagian minuman dibawah waktu itu (jebakan yang sengaja dibuat oleh Joo Hyeong), ada beberapa orang yang tidak mengambil minuman karena banyak yang tersisa. Apa Bo Ram ingat siapa saja yang tidak mengambil minuman itu selain dia?

--


Di saat yang sama, Yi Hyun dengan Jung Kook pergi ke ruangan golf indoor untuk mengantarkan makanan dan minuman pada Soo Min. Soo Min yang sudah sangat lapar, langsung makan roti yang diberikan dengan lahap. Yi Hyun merasa kasihan melihatnya makan dengan tangan terbogol, hendak membantu melepaskan borgolnya sementara. Soo Min langsung menolak dan menyuruh Yi Hyun tidak mendekat. Jika mereka mendekat, rasa hausnya akan semakin buruk. Dia tidak masalah sama sekali jika makan sambil diborgol.

“Kamu baik-baik saja kemarin? Pendeta dari lantai 12 itu kemari. Dia lama di sini?” tanya Yi Hyun.

“Tapi dengannya, aku tidak terlalu...”

“Apa mereka memilih korbannya? Nyamuk hanya mengincar satu orang dalam kelompok,” bisik Jung Kook pada Yi Hyun.


Hyung, Kamu bilang orang yang terinfeksi tidak menyerang pendeta itu.”

“Dia pria yang sangat saleh. Dia suci,” jawab Jung Kook sambil memegang kalung salib-nya.

--


Yang dibicarakan sedang berdoa dengan fokus di apartemennya. Dia berusaha menahan rasa hausnya, tapi percuma saja. Semakin ditekan, dia semakin merasa haus. Ditambah lagi, bekas darah Yi Hyun masih bersisa di sana. Saking hausnya, dia sampai tergoda untuk menjilat tissue yang digunakan untuk menyeka darah Yi Hyun yang berceceran kemarin. Dan untuk kesekian kalinya, niatnya batal karena Yeon Ok udah keburu balik duluan.


Yeon Ok pulang dengan membawa gelas berisi darah Andrew. Darah itu akan digunakan untuk mengetest pasangan tua di lantai 3 dan Se Hun yang tadi tidak ikut pertemuan. Yang lebih penting, dia juga harus menarik hati mereka dengan menjaga apartemen tetap aman. Tanpa tahu apa yang dirasakan oleh Woo Chang, Yeon Ok meletakkan gelas itu dihadapannya.


Saking tergodanya dengan darah itu, Woo Chang sampai nggak fokus dan salah dengar. Yeon Ok memintanya memeriksa apakah rambutnya banyak rontok, tapi Woo Chang dengarnya Yeon Ok merelakan Woo Chan menggigit lehernya. Untungnya, otaknya kembali lurus dan menjawab dengan tidak fokus kalau rambut Yeon Ok banyak rontok. Yeon Ok kaget dan langsung lari ke kamar untuk memeriksa apakah benar rambutnya rontok.


Saat dia kembali, Woo Chang sudah meminum semua darah yang ada di gelas. Mulutnya bersimbah dengan darah. Tidak sadar akan hal itu,  Woo Chang malah tersenyum lebar. Sontak, Yeon Ok berteriak keras dan lari ke dalam kamar.


Suara teriakan itu kedengaran sama Sae Bom dan Yi Hyun. Keduanya bertemu di tangga darurat dan sama-sama mau menuju ke apartemen Yeon Ok. Mereka berdua, sudah curiga kalau Woo Chang terinfeksi. Sae Bom tahu karena Bo Ram bilang kalau Woo Chang juga tidak minum air yang dibagikan. Yi Hyun tahu karena orang yang terinfeksi tidak mengincar Woo Chang. Yi Hyun menyimpulkan kalau orang yang terinfeksi tidak akan saling menggigiti satu sama lain.


Woo Chang masih dalam keadaan normal dan meminta Yeon Ok agar mau bicara dengannya. Masalahnya, Yeon Ok sudah sangat takut dan mengunci diri di dalam kamar. Dia semakin marah saat tahu Woo Chang terinfeksi karena mengonsumsi pil Next yang diberikan Seng Beom. 


Woo Chang sudah tahu kalau dia terinfeksi dan tidak berani memberitahu Yeon Ok, soalnya takut diusir. Dia sudah berusaha menahan diri dengan meminum darah sendiri, tapi percuma. Rasanya sangat tidak enak. Yang ada, dia hanya semakin haus. Dia sudah berusaha selama ini untuk menahan diri dan itu sangat sulit.

“Haruskah aku turun ke pusat kebugaran juga?” tanya Woo Chang.


“Sun Woo-Chang, kamu dan aku sudah melalui banyak hal bersama.  Jika orang tahu kamu terinfeksi, menjadi perwakilan penghuni akan sulit. Kamu akan merelakan semuanya begitu saja?” cegah Yeon Ok, masih saja hanya memikirkan posisi perwakilan penghuni.

“Lalu kita harus bagaimana?”

“Masuklah ke kamarmu. Akan kubawakan makanan. Anggap saja kamu sakit. Bertahanlah beberapa hari. Nanti para tentara akan datang. Kamu bisa bertahan sampai saat itu. Kamu bisa melakukan itu, bukan?”


Tidak ada jawaban. Kenapa? Karena Woo Chang sudah pergi dari sana. Pas sekali, tidak lama kemudian, Sae Bom dan Yi Hyun tiba. Seperti yang diduga, Yeon Ok masih mencoba menyembunyikan fakta bahwa Woo Chang tidak terinfeksi. Keduanya tidak percaya. Yi Hyun langsung menerobos masuk untuk memeriksa. Sementara Sae Bom yang menunggu diluar, mendengar ada suara orang belari dari arah tangga darurat. Tanpa memberitahu Yi Hyun, Sae Bom pergi memeriksa seorang diri.


Woo Chang yang ada di tangga darurat mencoba lari ke lantai bawah, tapi baru ditengah jalan, dia malah berpas-pasan dengan Jung Kook. Jung Kook memang mau ke atas menemuinya untuk berdoa. Panik dan takut kalau Jung Kook melihat mulutnya yang dipenuhi darah, Woo Chang kabur. Dia sekarang berada di lantai 6 dan dalam keadaan kambuh. Joo Hyeong yang pertama kali melihatnya, langsung kabur ke dalam apartemennya dan masuk ke dalam kamar. Saking takutnya, dia udah nggak peduli lagi dengan Hae Sung dan Sang Hee yang lagi ‘gituan’ di ruang tamunya. Hae Sung sudah panik karena Joo Hyeong mendadak masuk dan sudah mau membuat alasan. Tapi, dalam sekejap, rasa panik berubah menjadi rasa takut saat melhiat Woo Chang yang terinfeksi masuk ke dalam.


Nyawanya dan Sang Hee hampir saja celaka jika Sae Bom tidak mendadak masuk dan menolong mereka. Dia berusaha menahan Woo Chang seorang diri, tapi kekuatan Woo Chang sangat kuat. Hae Sung dan Sang Hee juga nggak berniat membantu sama sekali dan hanya melihat dari sudut. Untungnya, Yi Hyun tiba tepat waktu. Untuk mengalihkan perhatian Woo Chang dari  Sae Bom, dia membuka perban ditangannya dan mengiris kembali lukanya. Darahnya menetes.




Darah yang membuat Woo Chang langsung menyerangnya. Bekerja sama dengan Sae Bom, akhirnya, mereka berhasil meringkus Woo Chang. Dengan kain yang ada, mereka mengikat kedua tangannya dan menutupi wajahnya dengan kain. Setelah itu, mereka baru keluar dan menjelaskan pada para penghuni yang hanya menunggu diluar agar menjauh dari sana. Mereka harus menunggu hingga Woo Chang tenang, baru boleh masuk.


Woo Chang masih dalam keadaan kambuh dan membentur-benturkan kepala ke lantai. Saat itu, seseorang melepaskan kain yang menutupi wajahnya hingga Woo Chang bisa melihat.  Dari pupil matanya yang mengecil, dia bisa melihat ada seseorang yang berdiri dihadapannya. Karena rasa haus, Woo Chang berlari untuk menerkam orang tersebut.


Bruak!! Saat dia sudah berlari, orang itu tiba-tiba merunduk dan membuatnya terjatuh dari atas balkon. Dan pelakunya adalah Joo Hyeong. Suara gedubrak terdengar sangat keras hingga keluar. Sae Bom dan Yi Hyun langsung masuk kembali ke dalam. Tentu saja, mereka sudah terlambat. Yeon Ok juga ikut masuk dan melihat tubuh suaminya sudah berada di tanah. Suaminya terjatuh dari lantai 6. Hal yang terucap dari bibirnya adalah, mereka sudah membunuh suaminya. Mereka.


Tidak ada kata bantahan. Sae Bom dan Yi Hyun hanya diam, tidak tahu kata penghiburan apa yang bisa diucapkan. Yi Hyun hampir saja mengira ini adalah kecelakaan tidak disengaja, tapi, saat dia melihat ke sekeliling ruangan, dia menyadari ada yang aneh. Kain yang digunakan menutupi tubuh Woo Chang sudah berpindah dari posisi seharusnya, yang artinya, seseorang sengaja mencelakainya. Dugaan Yi Hyun semakin kuat saat dia menemukan Joo Hyeong meringkuk di dalam kamar.


Joo Hyeong mana mungkin mengakui perbuatannya. Dia berakting seolah bersembunyi dari tadi di dalam kamar dan tidak tahu bagaimana kondisi di luar sana.


Di saat suasana sudah menjadi seperti ini, Hae Sung dan Sang Hee malah kabur untuk melanjutkan perselingkuhan di lorong. Dengan sok manis, Hae Sung berujar seolah menyesal karena bukan dia yang melindungi Sang Hee barusan. Sang Hee tidak masalah dan berujar yakin kalau Hae Sung pasti akan melindunginya selanjutnya. Dia yakin itu. Hae Sung mulai membujuk Sang Hee untuk tinggal bersamanya dengan alasan khawatir jika Joo Hyeong terinfeksi karena bersama Woo Chang di dalam sendirian (mereka belum tahu Woo Chang sudah meninggal). Sang Hee menolak.

Sang Hee malah mengalihkan topik perihal uang Joo Hyeong. Dia itu tahu kalau Joo Hyeong hanya pura-pura bangkrut, tapi sebenarnya, dia menginvestasikan semua uangnya ke crypto. Makanya, dia berusaha mencari tahu kata sandinya. Jika mereka menemukannya, semua uang itu akan bisa menjadi milik mereka.



Dasar suami bajing** memang! Padahal di apartemen, Soo Yoon menunggunya dengan cemas. Takut dia kenapa-kenapa. Tanpa merasa bersalah sedikitpun, Hae Sung berbohong kalau dia tadi ke atap, duduk di depan pintu darurat sebentar saat melihat kondisi Woo Chang. Benar-benar mengerikan. Setelah itu, dia mulai bertanya, jika Soo Yoon punya kode sandi penting yang panjang dan rumit, dan tidak ingin ada siapapun yang tahu, dimana dia akan mencatatnya?

“Aku akan menghafalnya. Atau menulisnya di tempat yang tidak bisa ditemukan siapapun. Agar hanya aku yang menemukannya.”

--


Setelah semua orang pergi dari rumahnya, Joo Hyeong mulai mandi. Sang Hee juga baru pulang dan tanpa sengaja melihat ada tato berisi angka di bahu kanan Joo Hyeong. Sayangnya, tulisannya akan sulit di baca dari jauh. Belum lagi, Joo Hyeong sudah memakai bajunya kembali.

--


Sae Bom mengobati luka Yi Hyun lagi dan kembali memarahinya karena lagi-lagi melukai tangan. Dia tidak boleh melakukan hal ini lagi karena mereka juga tidak punya antibiotik. Yi Hyun menenangkan kalau dia adalah vitamin manusia dan akan baik-baik saja. Dia juga tahu kalau Sae Bom pasti terpukul atas kematian Woo Chang dan menenangkan kalau kematiannya, bukanlah salah mereka.

“Aku tahu. Tapi aku merasa tidak enak. Dia seharusnya memberi tahu kita bahwa dia sakit.”

“Sulit mengakui bahwa kamu terinfeksi penyakit itu. Dia pasti takut akan dorongan yang dia rasakan untuk menggigit orang. Aku yakin dia berpikir jika menahannya sedikit lagi, mereka akan membuat obatnya. Dia mungkin takut orang terdekatnya akan takut padanya. Itu juga akan sulit.”


Sae Bom menghentikan obrolan dengan menyuruhnya untuk minum obat anti demam dan beristirahat malam ini. Yi Hyun mengiyakan. Namun, anehnya, dia terlihat gelisah.

--


Yeon Ok sekarang tinggal sendirian. Dia kelihatannya terpukul dengan kematian Woo Chang. di tengah malam, dia mencoba mengintip ke bawah melalui balkon kamarnya. Dari sana, dia harusnya bisa melihat tubuh Woo Chang. Masih ada.

Meski begitu, saat mendengar ada suara di depan pintu, Yeon Ok masih saja berharap kalau itu adalah suaminya. Dia memberanikan diri membuka sedikit pintu, tapi tidak ada apapun di sana.

--


D+3

Huft. Melelahkan. Baru pagi, sudah ada masalah. Se Kyu, Moon Hee dan Andrew datang ke apartemen mereka dan memohon di berikan jatah makanan. Dasar penjilat, keduanya malah bermulut manis menyuruh Sae Bom dan Yi Hyun yang menjaga ketertiban, soalnya Yeon Ok sudah membohongi mereka. Selesai memuji-muji, ini mereka meminta diberikan air.


Andrew juga menambahkan kalau beberapa penghuni ada yang pergi ke lantai 15 untuk meminta dari Se Hun. Btw, mereka sudah mendapatkan sedikit air dari Bo Ram. Barusan mereka ke sana dan Bo Ram bilang tidak butuh air.

“Kalian tidak menyakitinya, kan?” tanya Yi Hyun, memastikan.

“Untuk apa kami menyentuhnya. Orang terinfeksi sangat menakutkan,” sangkal Se Kyu.

Moon Hee mulai mengalihkan topik lagi. Dia mendapatkan drum air itu dari Bo Ram dan di drum itu tertulis nama Kim Se Hun, lantai 15, artinya, dia juga punya banyak air bukan? Se Kyu sudah tahu jawabannya saat melihat ekspresi Yi Hyun dan Sae Bom.


Sekarang, semua orang sangat butuh stock air. Namun, hujan sepertinya tidak akan turun dalam waktu dekat. Yah, salah sendiri sih, soalnya penghuni lain tidak mau menampung air hujan saat Yi Hyun menginformasikan akan hujan. Sekarang bagi semua penghuni, mereka dan lantai 15 adalah orang yag paling tepat untuk di jarah.


Memang benar, semua penghuni berkumpul di depan kamar Se Hun dan memintanya untuk berbagai stok air. Sebelum keributan terjadi, Sae Bom dan Yi Hyun sudah muncul dan menyuruh semuanya bubar sementara mereka mencoba bicara dengan Se Hun. Se Hun sudah akrab dengan mereka, jadi hanya keduanya yang diizinkan untuk masuk.


Stock makanan dan minuman Se Hun memang sangat banyak. Yi Hyun memintanya berbagi dengan blak-blakan. Untung Sae Bom mengambil alih dan menyuruhnya untuk memikirkan.

“Jika keadaan terlalu sulit, kami akan keluar dan mengambilnya lagi,” janji Sae Bom.


“Kalian tidak perlu keluar. Gedung 103. Di Ruang Listrik dibawah pusat warga lansia, ada tombol peralihan darurat yang disebut EPS. Alat itu ada untuk mengendalikan lampu dan lift saat keadaan darurat. Jika kamu menyalakannya, listrik dan air akan menyala kembali. Tapi itu memakai generator diesel. Itu akan membuat suara besar,” beritahu Se Hun.

“Suara itu akan menarik orang yang terinfeksi.”

“Kami akan membicarakannya,” putuskan Yi Hyun dan mengajak Sae Bom keluar.

“Besok. Di pagi hari. Aku akan memilih apa yang menurutku bisa kuberikan,” ujar Se Hun, bersedia berbagi.


Sae Bom sangat senang mendengarnya dan berterimakasih. Saking senangnya, dia sampai mau menyalami Se Hun. Eh, Yi Hyun yang cemburuan, malah menarik Sae Bom dan menggantikannya untuk menyalami Se Hun.


Setelah pembicaraan itu, Sae Bom dan Yi Hyun keluar dan menyampaikan agar semuanya tenang karena Se Hun akan memikirkannya sampai besok. Jadi, jangan mengganggu. Bukannya mendengarkan, semuanya masih saja menggerutu takut kalau Se Hun akan berubah pikiran.

--



Sae Bom sangat berterimakasih atas bantuan Se Hun dan hendak memberikan hadiah. Kebetulan dia ingat kalau dia pernah mendapat baju dengan logo FBI saat berlatih dengan Pasukan Reaksi Cepat FBI. Baju itu ukurannya cukup besar dan rasanya akan cukup untuk Se Hun. Dia ingin memberikannya pada Se Hun.

--


Tae Seok menjenguk istrinya. Kondisi istrinya kelihatan sangat buruk. Dan dalam keadaan seperti itu, dia mengkhawtirkan kondisi anak mereka di kandungannya. Dia takut kalau anaknya akan kenapa-napa. Tae Seok juga bilang kalau anak mereka mungkin saja terinfeksi. Mendengar itu, Young In meminta agar mereka tidak menyerah pada anak mereka. Tae Seok mengiyakan. Kelihatan sekali kalau keduanya berada dalam dilema besar.


Untuk menenangkan diri, Tae Seok pergi keluar. Dia tidak ingin Young In semakin bersedih melihatnya menangis. Ji Soo yang selalu bersamanya menyampaikan kalau mereka sudah tidak bisa menunda kelahiran anak Tae Seok lagi.

“Aku akan menggugurkan bayi itu jika bisa. Young In tidak stabil dan jika bayi itu dikeluarkan, kondisinya bisa memburuk.”

“Kamu tetap harus memilih. Jika kamu hanya bisa menyelamatkan satu, siapa pilihanmu?”

“Aku hanya punya satu pilihan,” jawab Tae Seok.


“Hasil tes darah Yoon Sae-Bom sudah keluar. Dia punya antibodi.”

Kabar yang sangat baik bagi Tae Seok. Setelah sekian lama, akhirnya mereka menemukan antibodi.

--


D+4

Pagi-pagi, Sae Bom sudah mau pergi ke tempat Se Hun untuk mengambil jatah makanan dan minuman yang akan dibagikan Se Hun sekaligus memberikan hadiah kaos FBI. Dia melarang Yi Hyun untuk ikut karena hanya akan membuat Se Hun merasa tidak nyaman. Lagipula, dia akan segera kembali.


Setelah Sae Bom pergi, Yi Hyun pergi ke kamar mandi sambil membawa walkie-talkie. Mana tahu saja Tae Seok akan menghubungi. Wajah Yi Hyun kelihatan pucat. Ada sesuatu yang disembunyikannya. Apa itu?


Dia sudah terinfeksi. Ada bekas luka menghitam di bawah lehernya yang tertutup baju kaos. Dia mendapatkan luka itu kemarin saat menahan Woo Chang yang mau mencelakai Sae Bom. Dan di saat seperti ini, walkie talkie berbunyi. Tae Seok menghubungi mereka.


H A P P I N E S S

 

 

Post a Comment

Previous Post Next Post