Sinopsis K-Drama : Happiness Episode 11 part 1

 

Sinopsis K-Drama : Happiness Episode 11 part 1

Semua tokoh, lokasi, organisasi, agama, insiden dan kelompok dalam drama ini hanyalah fiksi


Dasar manusia – manusia bodoh yang tamak! Setelah bekerja sama untuk membantu Andrew masuk ke dalam apartemen Yi Hyun dan Sae Bom, mereka mulai bertengkar satu sama lain. Saling menyalahkan dan melempar kesalahan setelah mengetahui kalau Andrew adalah pembunuh. Se Kyu dan Moon Hee berkilah kalau mereka mengira Andrew hanyalah melakukan pemerasan dan menyudutkan Yeon Ok karena tidak memberitahu kalau Andrew adalah pembunuh. Yeon Ok tidak terima di sudutkan dan membalas Se Kyu yang bilang tidak peduli akan hal lain asalkan mendapatkan persediaan. Hae Sung juga ikut membela diri kalau dia membantu membuka pintu bagi Andrew karena permintaan Yeon Ok. Yeon Ok juga ikut-ikut membela diri kalau dia tidak tahu apapun karena semua adalah rencana Joo Hyeong.



Hal pertama yang dilakukan Yi Hyun ketika masuk ke apartemennya adalah memeriksa keadaan Jung Kook. Sementara Andrew akhirnya mengungkapkan wajah yang selama ini sudah disembunyikannya. Dengan senjata pistol yang ada di tangannya, dia sekarang merasa berkuasa dan mampu mengendalikan semuanya. Ditambah lagi, dia memiliki Seo Yoon sebagai sandera agar Sae Bom tidak berani berbuat nekat. Dia mengizinkan mereka jika ingin mengurus Jung Kook, tapi dia akan membawa Seo Yoon bersamanya.

Eonni akan menjemputmu nanti. Bertahanlah,” janji Sae Bom pada Seo Yoon yang dibawa keluar sama Andrew.


Diluar, semua orang sudah menantinya. Sekarang, Andrew lah yang memegang kuasa di sana. Dia memerintahkan semuanya untuk ke ruang gym duluan dan dia yang akan membawa Sae Bom dan Yi Hyun begitu mereka siap. Yeon Ok tidak mau langsung pergi dan meminta izin agar diizinkan mengambil persediaan dulu.

“Mereka masih diluar,” jawabnya dengan nada sarat penekanan.


Yeon Ok langsung menyerah meminta dan meminta semuanya menurut untuk ke ruang gym sekarang. Se Kyu sempat ingin membawa Seo Yoon ikut bersamanya karena khawatir melihatnya dijadikan sandera, tapi Moon Hee segera menariknya untuk tidak ikut campur. Hae Sung juga ingin ikut turun, tapi Andrew memerintahkannya untuk tetap di sana dan mengawasi Seo Yoon.



Di tangga, rombongan Yeon Ok berpas-pasan dengan So Yoon dan Hyun Kyung yang baru saja mau ke lantai atas karena mendengar keributan. Bukannya memberitahu yang terjadi, Yeon Ok malah menyindir Hyun Kyung yang terlalu sering mengunjungi Soo Min! Dia juga khawatir kalau So Yoon ikut dengan Hyun Kyung. Hyung Kyung jelas kesal dan menegaskan kalau kakaknya baik-baik saja dan sangat berhati-hati. Lukanya juga masih sama!

“Ayo turun. Kita harus membahas unit 501,” perintah Yeon Ok, tidak mempedulikan argumen Hyun Kyun. “Yang lain akan bergabung dengan kita saat mereka siap.”


Di dalam unit 501, Sae Bom dan Yi Hyun membawa Jung Kook ke dalam kamar. Jung Kook terluka parah akibat tikaman Andrew berulang kali ditubuhnya. Wajahnya sudah sangat pucat karena menahan rasa sakit dan kehabisan banyak darah. Dia berusaha sebaik mungkin untuk bertahan. Sae Bom juga berusaha sebaik mungkin untuk menekan luka Jung Kook untuk menghentikan pendarahannya selama mungkin. Dia meminta agar Jung Kook bertahan karena mereka akan segera keluar dan mengobati luka Jung Kook.


“Jika akhirnya aku mati, beri tahu istriku aku meminta maaf. Katakan bahwa aku mencintainya,” ujar Jung Kook, menangis.

“Katakan sendiri kepadanya. Kamu bisa dapat bantuan di luar.”

“Kamu sungguh berpikir aku tidak akan mati?”

“Tidak akan. Hanya ada luka kecil di bagian samping tubuhmu,” bohong Sae Bom.

“Sangat kecil? Kamu yakin?”


Sae Bom tidak menjawab pertanyaannya. Dia fokus membersihkan luka Jung Kook dengan alkohol agar tidak infeksi dan mengobati seadanya menggunakan  apa yang ada di dalam kotak P3K. Dia menekan luka Jung Kook dengan keras dan memperbannya. Jung Kook berteriak kesakitan. Dan selama proses pengobatan itu, Yi Hyun ada bersama mereka. Dia berusaha sekuat mungkin untuk menahan rasa hausnya melihat banyaknya darah keluar dari luka Jung Kook.


Wajah Yi Hyun sampai menjadi sangat pucat. Tubuhnya juga begitu gemetar. Dia berusaha sekeras dan sebaik mungkin untuk menekan rasa hausnya. Dia tidak ingin ‘menggigit’ orang-orang terdekatnya.


Sae Bom salah paham melihat kondisinya. Dia mengira Yi Hyun begitu pucat karena mengkhawatirkan kondisi Jung Kook. Makanya, dia menyakinkan Yi Hyun kalau mereka akan bisa keluar dari apartemen ini dan memenjarakan semua orang itu!


=  H  A  P  P  I  N  E  S  S  =


Setelah mengobati Jung Kook, Yi Hyun pergi ke kamar mandi untuk menghubungi Tae Seok menggunakan walkie talkie-nya. Dia melaporkan kalau Jung Kook ditikam di samping tubuhnya dan Seo Yoon kesulitan bernapas, jadi dia meminta Tae Seok untuk menyuruh para petugas medis bersiap. Dia melarang Tae Seok untuk menerobos masuk ke dalam gedung karena Seo Yoon sekarang menjadi sandera dan bisa berbahaya.


“Aku memikirkan alasanmu melakukan ini. Yoon Sae-Bom memiliki antibodi itu, bukan?”


“Bagaimana jika dia memiliki antibodi itu?”

“Kamu harus berikan apa yang kami inginkan. Agar Yoon Sae-Bom bisa meninggalkan apartemen ini.”


Diluar, Andrew merasa sudah cukup memberikan waktu bagi Sae Bom dan Yi Hyun untuk mengobati Jung Kook. Makanya, dia masuk kembali dan memerintahkan Hae Sung untuk menjaga Seo Yoon. Seo Yoon terlihat takut sama Hae Sung yang ikut andil dalam semua ini, makanya, dia menjaga jarak. Dan tanpa malu, Hae Sung malah bilang kalau dirinya bukanlah orang jahat.



Yi Hyun sudah selesai bicara dengan Tae Seok dan sudah menunggu Andrew sedari tadi. Tidak pakai basa-basi lagi, Yi Hyun langsung bilang kalau dia mengenali Andrew. Andrew adalah buronan yang paling dicari kepolisian dan berada di dalam daftar ‘wanted’. Nama aslinya adalah Choi Jong Wook yang dicari karena tindak kejahatan pembunuhan.


“Kau membunuh Ahn Guk Jin, bukan? Berapa banyak orang yang sudah kau bunuh saat memakai topeng itu?”


Andrew tersenyum kecil.



Dia memang membunuh Ahn Guk Jin. Saat itu, Ahn Guk Jin baru saja pulang kerja dan sialnya, dia malah bertemu dengan Andrew, seorang pembunuh gila yang langsung memukul kepalanya dengan palu. Dan begitu dia kehilangan kesadaran, Andrew memukulkan palunya berulang kali hingga Ahn Guk Jin benar-benar meninggal. Setelah itu, dia mencuri identitasnya.


Dan saat dia tanpa sengaja harus terkurung di gedung apartemen Se Yang ketika sedang dalam penyamaran sebagai Ahn Guk Jin, nafsu membunuhnya tidak bisa dihentikan. Meskipun diluar sana, orang-orang berubah menjadi zombie dan menghisap darah orang lain untuk bertahan, Andrew tetap tidak takut. Berbeda dengan mereka yang terkena penyakit dan kehilangan pikiran ketika menghisap darah orang lain, Andrew dalam keadaan sehat jasmani dan rohani, membunuh demi kesenangannya sendiri. Orang pertama yang dibunuhnya sejak dikarantina di gedung apartemen ini adalah Ibu CS yang waktu itu sedang mencari tempat tinggal.

Andrew tidak menyesal sama sekali. Dia menyamakan tindakannya dengan orang-orang terinfeksi yang menyembunyikan fakta mereka terinfeksi dan bersembunyi di antara orang sehat untuk mencari bangsa.


“Mereka menggila karena terinfeksi. Tapi kamu memang gila,” ujar Sae Bom, menyadarkannya.

--


Di ruang gym,

Se Kyu mulai mengonfrontasi Joo Hyeong yang sudah tahu mengenai Andrew. Sejak kapan dia tahu? Joo Hyeong dengan sangat santainya dan tanpa rasa bersalah, menjawab kalau dia tahu beberapa hari yang lalu. Dia melihat Andrew saat menyingkirkan tubuh Ibu CS yang sudah meninggal.


Joo Hyeong melihatnya tanpa sengaja. Saat itu, dia sedang turun tangga darurat dan melihat kejadian tersebut. Ketakutan, dia berusaha untuk menahan diri tidak menimbulkan suara sedikitpun. Namun, naluri pembunuh Andrew begitu kuat hingga di tahu ada seseorang di tangga darurat. Dia sudah siap membunuh Joo Hyeong dengan palunya, tapi Joo Hyeong berteriak memohon tidak dibunuh. Dia jugalah yang menyarankan agar Andrew menyembunyikan jasad ibu CS di kamar kosong di lantai 11. Dia juga menyuruh Andrew membuat bekas luka gorokan di leher ibu CS agar orang-orang berpikir Ibu CS dibunuh oleh orang yang terinfeksi.


Setelah kejadian tersebut, malamnya, Joo Hyeong langsung menemui Yeon Ok dan menawarkan kesepakatan. Ingat hari saat Woo Chang terbunuh dan di malamnya, ada seseorang yang mengetuk pintu. Itu adalah Joo Hyeong. Dia datang menawarkan cara untuk menyingkirkan pasangan lantai 5 yang di benci Yeon Ok. Begitu Yeon Ok setuju, dia memberitahu Andrew kalau dia bisa mendapatkan keinginannya tapi dia harus membantu mereka.


“Kalian harus berterima kasih kepadaku. Aku tidak ingin membahas ini. Tapi aku yang terbaik di antara para penghuni apartemen ini. Aku bahkan harus berakting untuk mengelabui pasangan di lantai lima. Itu demi kebaikan kalian semua,” ujar Joo Hyeong, bangga.

--



Sae Bom sudah tahu identitas Andrew, sekarang dia mau tahu gimana caranya Andrew bisa masuk ke kediaman Se Hun? Ternyata, caranya amat mudah. Saat sudah malam, Andrew berkunjung ke apartemen Se Hun dan berbohong kalau Sae Bom terluka. Dia datang untuk meminta kotak P3K. Tanpa curiga sedikitpun, Se Hun langsung membukakannya pintu. Sama seperti yang dilakukannya pada Jung Kook, begitu kunci pengaman pintu dilepas, Andrew langsung menerjang masuk dan memukuli kepalanya dengan palu. Dan semua itu disaksikan sama Joo Hyeong yang menunggu dibelakang.




Dengan bantuan Joo Hyeong, dia mengingkat Se Hun dikursi dan memaksanya untuk menulis memo tersebut. Jika dia tidak mau, Andrew akan terus memukuli kepalanya. Dan begitulah yang terjadi. Setelah dia menulis surat itu, Andrew membunuhnya. Tidak lama, Joo Hyeong datang sambil membawa sekantong bubuk jeruk nipis. Itu adalah bubuk miliknya dan dia berikan pada Andrew untuk menyingkirkan semua barang bukti. Dengan menebarkan bubuk itu di tubuh mayat, mereka bisa menyamarkan bau membusuk mayat.



Andrew tahu kekuatan Sae Bom dan kalau Sae Bom tidak punya rasa takut, makanya, dia berusaha sebisa mungkin menjaga jarak agar Sae Bom tidak bisa merebut pistolnya. Dia juga baru akan melepaskan mereka dengan Jung Kook setelah mereka menuruti perintahnya. Ah, apa mereka juga berhubungan dengan orang luar?

--



Di ruang gym,

So Yoon dan Hyun Kyung yang tadi datang terlambat, benar-benar nggak mengerti apa yang mereka bicarakan dan meminta penjelasan lebih rinci. Dong Hyun juga nggak ngerti, tapi memilih untuk tetap diam. Yeon Ok dengan gaya bicaranya yang berusaha terdengar elegan dan bijak, menjawab kalau dia sudah menjelaskan sebelumnya pada Se Kyu, Moon Hee dan Hae Sung tapi belum sempat pada mereka berdua. So Yoon agak kaget karena mereka sudah bicara pada suaminya. Yeon Ok membenarkan dan menambahkan kalau Hae Sung begitu senang karena adanya banyak makanan di lantai 5 dan 15.


Ditengah kebingungan So Yoon dan Hyun Kyung, Andrew sudah tiba bersama Yi Hyun and Sae Bom. Dia juga sudah menyita walkie talkie Yi Hyun dan menyerahkannya pada Yeon Ok. Yeon Ok sangat marah saat tahu selama ini mereka berhubungan dengan orang luar dan melaporkan semua yang terjadi di dalam sini. Joo Hyeong juga ikut protes sekaligus menuduh keduanya yang pasti menerima perlakuan istimewa dari ‘luar’ karena sudah mengawasi mereka selama ini.



Yeon Ok juga langsung menyalakan walkie talkie dan mencoba bicara dengan Tae Seok. Seperti biasa, dia menyebut dirinya sebagai perwakilan penghuni gedung 101 yang bertanggung jawab atas semua hal di apartemen ini, jadi jika perlu sesuatu, bisa bicara dengannya (Oh, man. Aku muak mendengar kata perwakilan penghuni. Apa gunanya sih status itu disituasi kayak gini. Nothing!!!) . Tae Seok yang mendengar suaranya, langsung saja mematikan walkie talkienya. Dia tidak akan membuang waktu untuk mendengar omong kosong. Hahaha.


“Aku sudah memberi tahu mereka,” ujar Sae Bom dengan santai pada mereka semua.

“Memberi tahu apa?  Kamu menyebarkan rumor berdasarkan imajinasi konyolmu?” protes Yeon Ok, berteriak.


“Ya. Aku sudah memberi tahu mereka semuanya. Mereka akan membuat keputusan mengenai tindakan kalian. Kalian berdua akan dipenjara atas percobaan pembunuhan,” jawab Sae Bom, berusaha sedapat mungkin menahan emosinya. Dia kemudian menatap ke Moon Hee dan Se Kyu yang berdiri ketakutan, “Bagaimana kalian akan menghadapi putra kalian nantinya?”

“Aku setuju hanya karena mereka bilang akan memberi kami makanan. Aku sungguh tidak tahu ini akan terjadi. Sungguh,” tangis Moon Hee, membela diri.


“Makanan dikirimkan dari suatu tempat. Kalian pasti sudah tahu seseorang akan terluka. Kalian setuju hanya karena akan dapat makanan jika mengabaikannya,” cerca Yi Hyun.



Yeon Ok tidak peduli dengan apa yang sudah dikatakan Sae Bom dan Yi Hyun. Dia merasa kalau yang paling penting adalah melewati karantina. Dan dasar iblis, dia menyuruh agar Sae Bom dan Yi Hyun pergi ke ruang listrik untuk menyalakan sakelar cadangan listrik. Andrew membenarkan. Itulah perintahnya. Jika mereka sudah melakukannya, dia baru akan melepaskan Seo Yoon.


Ah dan mengenai yang terjadi, jika mereka sudah keluar dari masa karantina, mereka bisa berbohong kalau pria gila dengan pistol (Jung Kook) yang bertanggung jawab atas semuanya. Hyun Kyung ngga mau disuruh tutup mulut atas kejahatan mereka. Begitu dia mengajukan protes, Andrew langsung mengarahkan pistol padanya dan bersiap membunuhnya. Sontak, Hyun Kyung menjerit histeris.

“Jangan menyakiti orang lain! Jika kami berdua mengejarmu, kamu juga bisa mati,” perintah Sae Bom.


Untungnya Andrew masih mau sedikit mendengarka dan batal membunuh Hyun Kyung. Yi Hyun dan Sae Bom langsung menyuruh Hyun Kyung dan So Yoon pergi dari sana karena mereka tidak terlibat. Sae Bom juga meminta So Yoon pergi ke apartemennya karena Hae Sung ada dengan Seo Yoon di tempatnya. Seo Yoon pasti sedang ketakutan dan dia mohon agar So Yoon membantunya menjaganya.


“Kembalilah setelah kalian menyalakan listriknya. Setelahnya akan kubiarkan Park Seo-Yoon dan detektif itu pergi,” perintah Andrew.

--



Di unit 501,

Seo Yoon yang mengkhawatirkan Jung Kook, hendak masuk ke dalam kamar. Namun, Jung Kook memintanya untuk tidak masuk. Dia menutupi tubuhnya dengan selimut agar Seo Yoon tidak melihat lukanya dan bersikap sebaik mungkin agar tidak terlihat kesakitan. Dia berbohong kalau dia baik-baik saja dan tunggulah di ruang tamu. Dia takut kalau Seo Yoon masuk, dia bisa terinfeksi. (So touched!) Jung kook juga meminta tolong agar Hae Sung membawa Seo Yoon ke apartemennya daripada berada di sini.


Hae Sung setuju dan membujuk agar Seo Yoon ikut bersamanya. Seo Yoon kelihatan berat untuk pergi. Hae Sung masih terus membujuk. Pas sekali So Yoon tiba. Hae Sung langsung meminta istrinya bicara denagn Seo Yoon, kebetulan nama mereka juga terdengar mirip.  So Yoon masih bingung yang terjadi dan ingin penjelasan suaminya.


“Pria itu gila. Dia pasti pembunuh. Abaikan saja. Kita hanya perlu terus bersembunyi sampai karantina berakhir,” jawab Hae Sung, tanpa rasa bersalah.

“Apa kamu membantunya?”

“Kamu menganggapku apa? Bu Oh memberitahuku soal itu. Bahwa aku hanya perlu membantunya.”

“Kamu tidak seperti ini. Saat menjadi pengacara pembela umum, kamu mengurus orang-orang yang dituntut secara tidak adil. Kamu bahkan membagi waktumu untuk menyelidiki.”

“Apa yang kudapat dari semua itu? Aku juga harus mencari cara untuk bertahan hidup!” teriak Hae Sung.



Di saat mereka berdebat itu, Seo Yoon sempat mengambil sesuatu dari tas yang Yi Hyun yang diberikan oleh Tae Seok. Saat itu, dia sempat melihat beberapa bom asap disimpan di dalam tas tersebut. Makanya, ketika perhatian Hae Sung sedang teralihkan, dia memasukkan bom asap itu ke dalam tasnya. Baru kemudian dia mengikuti Hae Sung.



Seo Yoon takut sama Hae Sung dan meminta agar dia bersama dengan So Yoon. So Yoon langsung memeluknya. So Yoon setidaknya masih punya hati. Dia mau membawa Jung Kook bersama mereka atas permintaan Seo Yoon. Sayangnya, kondisi luka Jung Kook terlalu parah dan tidak memungkinkan baginya untuk naik tangga. Dia hanya bisa meminta tolong agar So Yoon menjaga Seo Yoon.

--


Para manusia beban itu mengantarkan Yi Hyun dan Sae Bom hingga ke pintu darurat. Sebelum pergi, Sae Bom dengan dingin menasehati mereka agar tidak sampai mati saja di tangan Andrew. Biar mereka nggak mempermalukan diri sendiri karena sudah membantu pembunuh! Cih! Mereka memang sangat mengharapkan kematian Yi Hyun dan Sae Bom. Sampai-sampai, senjata tongkat baseball pun tidak diberikan.


Saat mereka sudah mau keluar, Dong Hyun meminta izin untuk ikut. Akhirnya, mereka keluar bertiga dari gedung tersebut menuju ruang listrik. Kondisi sangat gelap. Meski Dong Hyun menyebalkan tapi Sae Bom tetap mengkhawatirkannya dan menyuruhnya menunggu saja di sana dan tidak perlu membahayakan diri. Tunggulah sampai lampu menyala kemudian kembali ke atas.


“Itu tidak masalah?” tanya Dong Hyun, ragu.


Sae Bom juga sebenarnya mau tahu alasan Dong Hyun mau ikut mereka. Ditambah lagi, Dong Hyun tidak membawa hape untuk merekam, jadi nggak masuk akal kalau dia mau ikut. Dong Hyun menjelaskan kalau tepat di depan pintu ini adalah mobilnya. Dia sekarang tidak punya tempat tujuan. Jadi, dia ngin mencoba menerobos pintu dengan mobilnya untuk keluar. (Aku yakin, ada perasaan menyesal di hati Dong Hyun karena sudah mengkhianati kedua orang tuanya dan pergi ke tempat lain. Ke tempat yang jauh lebih buruk dari dugaannya. Untuk kembali, dia merasa malu. Padahal, aku yakin, ibu dan ayahnya pasti akan tetap menerimanya).

“Semoga berhasil!” doakan Sae Bom.


Mereka pun keluar dari pintu. Sae Bom dan Yi Hyun menuju gedung 103, dimana ruang listrik berada sementara Dong Hyun langsung menuju ke mobilnya. Meski keadaan sangat gelap, tapi bisa terdengar kalau ada suara seperti pipa yang diketuk-ketuk. Sangat mencekam.


Yi Hyun dan Sae Bom tanpa kendala berarti, berhasil masuk ke ruang lstrik dan menemukan generatornya. Hanya dengan satu tarikan pada tombol on-off, lampu seisi gedung langsung menyala diiringi dengan suara keras yang sangat berisik. Listrik sudah kembali menyala.



Sekarang mereka harus berpacu dengan waktu untuk kembali sebelum semua orang terinfeksi berkumpul. Benar saja, begitu mereka keluar dari ruang listrik, puluhan orang terinfeksi sudah berlari dengan ganas menuju ke arah mereka. Kini, mereka harus berpacu dengan waktu. Ditengah pelarrian, Yi Hyun menarik Sae Bom untuk masuk ke pintu darurat unit yang lain, bukan ke pintu tempat mereka keluar tadi. Mereka bisa masuk karena Yi Hyun ternyata menyimpan ID ibu CS dan dengan ID itu mereka bisa membuka pintu darurat tersebut. Naluri detektif Yi Hyun sudah memprediksi kalau Andrew akan langsung membunuh mereka begitu mereka kembali.



Dong Hyun juga sudah siap untuk melarikan diri. Sialnya, mobilnya tidak mau menyala. Yang ada, suara mesin mobil yang dicoba dinyalakan, malah memicu orang terinfeksi untuk berkumpul di mobilnya. Semua menerjang dan memukui mobilnya mencoba untuk masuk. Dong Hyun berteriak ketakutan meminta tolong. Mobil juga tidak kunjung menyala. Situasi benar-benar menakutkan baginya.



Listrik sudah menyala dan sekarang Yeon Ok mencoba bermulut manis dengan Andrew. Tujuannya, meminta pistol agar diserahkan padanya. Sementara Joo Hyeon meminta agar Andrew segera membunuh Sae Bom dan Yi Hyun sekarang. Yeon Ok masih saja mencoba membujuk dan menawarkan kerja sama. Jika Andrew mau, dia akan tutup mulut atas semua yang terjadi sehingga setelah masa karantina berakhir, dia bisa kabur. Moon Hee tidak mau terlibat lagi dan berujar kalau mereka tidak tahu apapun. Saking takutnya, Moon Hee sampai menarik Se Kyu untuk kembali ke apartemen yang mereka tinggali untuk menampung air. Dia juga menolak saat Yeon Ok mengajak untuk ke lantai 5, mengambil persediaan Sae Bom dan Yi Hyun.


Intinya, Moon Hee tidak mau terlibat apapun lagi dengan mereka. Sayangnya, Se Kyu tidak sependapat dengannya. Saat sudah agak jauh dari mereka, Se Kyu protes sama Moon Hee, soalnya menurutnya, Andrew bukanlah orang jahat! Moon Hee sampai frustasi padanya.


Sae Bom dan Yi Hyun sekarang berada di dalam lift menuju lantai atas. Ada beberapa orang yang ingin Sae Bom selamatkan untuk dibawa keluar, tapi dia khawatir kalau Tae Seok tidak akan menerima mereka. Yi Hyun menyakinkan kalau Tae Seok pasti akan menerimanya. Dia juga memberitahu fakta kalau Sae Bom punya antibodi yang dibutuhkan sama Tae Seok makanya dia menggunakan Seo Yoon sebagai alasan untuk menjemputnya.


“Hanya kamu yang mempunyai antibodi itu,” ujar Yi Hyun.



Sae Bom sedikit terkejut dengan informasi tersebut. Rasa terkejut berubah menjadi rasa ngeri ketika lift tiba-tiba terbuka di sebuah lantai dan beberapa orang terinfeksi ada di depan mereka. Orang-orang itu langsung berusaha untuk masuk ke dalam lift. Dengan sigap, Yi Hyun langsung berlari keluar dan menerjang agar mereka tidak bisa masuk. Sae Bom mau membantu, tapi Yi Hyun berteriak menyuruhnya tidak keluar. Dengan tubuhnya, Yi Hyun menahan orang-orang itu.



Sae Bom mana mungkin membiarkannya dan menarik baju Yi Hyun agar masuk bersamanya. Saat itulah, dia melihat ada bekas luka menghitam di dekat Yi Hyun. Sekejap, pikirannya menjadi blank. Orang – orang terinfeksi juga tidak menggigit Yi Hyun. Yi Hyun sudah dipastikan terinfeksi.

Pintu lift perlahan menutup. Di detik-detik terakhir, Sae Bom langsung menariknya. Keduanya berhasil kabur.

“Yi Hyun-ah Ini...”


“Maafkan aku. Aku tidak bisa memberitahumu. Maaf aku sudah melanggar janji kita. Aku selalu ingin menunjukkan sisi terbaikku,” ujar Yi Hyun, berusaha tegar. “Jangan terlalu dekat. Setiap kali melihatmu, jantungku berdetak lebih cepat, dan aku merasa haus.”



Sae Bom tidak peduli dan tetap mendekatinya, “Aku juga. Karena aku menyukaimu,” nyatakan Sae Bom, menangis dan sambil memeluk Yi Hyun. Dia tidak peduli meskipun Yi Hyun terinfeksi.

Ah, kenapa harus menyatakan perasaan di saat seperti ini T-T


 

Post a Comment

Previous Post Next Post