Sinopsis K-Drama
: Happiness Episode 11 part 2
Tae
Seok menjenguk istrinya. Wajahnya terlihat sedih. Tadi, Yi Hyun sudah mengakui
kalau dirinya terinfeksi. Ditengah pemikirannya, dia mendapat telepon dari Ji
Soo yang melaporkan kalau gedung Se Yang sepertinya mengaktikan sistem listrik
darurat. Tae Seok langsung memerintahkan untuk memindahkan barikade ke tempat
parkir dan pasang kembali setelah Sae Bom keluar. Dia juga memberitahu Yi Hyun
terinfeksi dan jika dia mengancam Sae Bom, tembak saja.
--
Tadi
kan Sae Bom dengan Yi Hyun masuk menggunakan pintu darurat di gedung 2, nah
atap gedung itu terhubung dengan atau gedung 1. Pintu daruratnya di tahan
menggunakan borgol dari luar dan untunglah Bo Ram tinggal di sana, jadi dia
bisa membantu membuka kunci borgol.
Sementara
itu, Andrew masih menunggu di depan lift. Dia sedikit curiga karena Yi Hyun dan
Sae Bom tidak kunjung kembali.
Ditempat
lain, di jam yang sama, Yeon Ok dan Joo Hyeong benar-benar menjarah habis semua
persediaan makanan dan minuman yang dimiliki Sae Bom dan Yi Hyun. Sambil
menjarah, Joo Hyeong mengajaknya berdiskusi terkait Andrew. Yeon Ok sudah
berencana akan mengirim Andrew ke penjara saat keadaan membaik. Lagian mereka
kan tidak tahu dia pembunuh.
Selesai
berdiskusi, Joo Hyeong malah pergi ke kamar Sae Bom dan Yi Hyun. Dia tidak
peduli dengan persediaan. Yang dia inginkan adalah pil Next. Makanya, jika Yeon
Ok menemukannya, berikan itu padanya. Joo Hyeong beneran orang gila. Saat masuk
ke dalam kamar, dia malah mencoba membekap mulut Jung Kook dengan bantal. Jung
Kook meronta dengan sisa-sisa tenaganya.
Dan
setelah puas membekap, Joo Hyeong baru melepaskannya. Dia tidak membunuh dan
beralasan hanya bermain-main. Puas, dia lanjut melakukan pencarian pil. Dia
juga menawarkan Jung Kook minum pil biar bisa bertahan hidup dalam situasi
apapun.
--
Di
ruang golf indoor, Soo Min lagi berusaha meraih tombol AC. Dia selama ini sudah
kepanasan. Tapi karena tangannya diborgol, dia nggak bisa mencapai tombol AC.
Untunglah Hyun Kyung datang menjenguknya. Soo Min mengira kalau karantina sudah
dicabut, makanya listrik sudah menyala kembali.
“Ada
kekacauan besar di luar. Andrew psikopat,” curhat Hyun Kyung, menggebu-gebu.
“Ada
apa?”
“Dia
mengancam pasangan lantai 5 untuk menyalakan listrik darurat.”
“Bukankah
Andrew menyukaimu?”
“Apa?!
Jangan konyol. Bagaimana sekarang? Kita tidak bisa hanya menunggu.”
“Hei.
Kenapa kita tidak bisa menunggu? Sembunyi di sini dan nikmati AC-nya. Memangnya
apa yang bisa kita lakukan? Lagi pula, aku sudah terinfeksi.”
“Tapi
tetap saja, mereka membantu kita,” ujar Hyun Kyung.
Soo
Min menghela nafas. Karna benar, mereka berutang budi pada Yi Hyun dan Sae Bom.
--
Listrik
sudah kembali menyala. Dan hal pertama yang dilakukan oleh Sang Hee adalah
menyalakan laptop Joo Hyeong Dia mau mencoba menerobos masuk ke situs tempat
Joo Hyeong membeli bitcoin.
Dan
kelakuannya itu ketahuan sama Joo Hyeong yang baru saja kembali. Kali ini, Sang
Hee udah nggak ragu. Sama seperti cara Joo Hyeong membunuh istrinya, dia
memukuli kepala Joo Hyeong dengan tongkat golf.
--
Di
unit 602,
Hae
Sung sibuk mencharge HP-nbya. So Yoon kelihatannya sudah lelah sama Hae Sung
dan memintanya untuk pergi mengambilkan air dan makanan di apartemen Sae Bom.
Sementara dia akan tetap disini untuk menjaga Seo Yoon. Dengan berat hati, Hae
Sung pergi. Begitu Hae Sung keluar pintu, So Yoon langsung memasang pengaman
pintu dan mencopot baterai kunci pintu.
Suara
baterai yang dicopot kedengaran sama Hae Sung. Dan benar saja, So Yoon
mengurungnya diluar. Pintu sudah tidak bisa di buka dengan kunci otomatis.
Alasan So Yoon karena dia sudah muak dengan sikap Hae Sung yang tidak merasa
bersalah atas tindakannya dan egois. Dia selalu saja merasionalkan tindakannya.
Yi
Hyun dan Sae Bom berpisah di tangga darurat. Yi Hyun akan pergi membawa Jung
Kook sementara Sae Bom akan pergi menjemput Seo Yoon di apartemen So Yoon. Dia
tiba di saat yang tepat saat Hae Sung sedang membuat alasan pada So Yoon. Hae
Sung beralasan kalau dia tidak ada hubungan apapun dengan Sang Hee. Dia hanya
membatu Sang Hee mengambil penggelapan dana Joo Hyeong yang diinvestasikan ke
crypto. Dia hanya mau menghasilkan banyak uang untuknya.
“Dunia
akan berakhir. Kamu pikir bisa dapat uang dengan cara seperti itu?” teriak So
Yoon.
Hae
Sung tetap saja bersikeras pada pendapatnya. Sae Bom saja sampai muak. Dia
akhirnya memelintir tangan Hae Sung dan meminta So Yoon membukakan pintu
untuknya. Seo Yoon sangat senang saat mendengar suaranya. So Yoon akhirnya membukakan
pintu dan meminta Sae Bom melepaskan Hae Sung karena Hae Sung begitu lemah
untuk melawan.
Yi
Hyun tiba di apartemennya tepat di saat Yeon Ok mau pergi. Karena takut, Yeon
Ok mengambil tongkat baseball yang ada di sana sebagai senjata. Dasar gila, dia
malah mengancam kalau Sae Bom dan Yi Hyun tidak akan bisa keluar dari sini!
Semuanya akan terkurung disini! Ckcck. Dia kira dia bisa melawan Yi Hyun. Yi
Hyun jauh lebih berpengalaman dan kuat menghadapi orang sepertinya. Dengan
mudahnya, Yi Hyun merebut tongkat baseball dari tangannya dan menariknya ke
kamar mandi. Yeon Ok berteriak histeris, menuduh Yi Hyun akan membunuhnya
seperti dia membunuh suaminya!!
Yi
Hyun tidak terpengaruh dengan teriakannya. Yang Yi Hyun lakukan adalah mencopot
gagang pintu kamar mandi dengan kekuatannya kemudian menutup pintu kamar mandi.
Dia juga menyuruh Yeon Ok tidak khawatir karna dia tidak akan pergi, jadi
tunggulah di sna. Karena pintu gagang di copot, pintu jadi tidak bisa dibuka
dari dalam dan harus dari luar. Yeon Ok dikurung di dalam sana.
Yi
Hyun sudah membawa Jung Kook ke dalam lift dan menuju lantai 6 untuk menjemput
Sae Bom dan Seo Yoon. Hae Sung masih saja takut Andrew akan marah kalau tahu
Seo Yoon dibawa Sae Bom, makanya dia membujuk So Yoon untuk tidak membiarkannya.
So Yoon nggak mau mendengarkannya untuk kali ini. Dia tidak akan menyerahkan
Seo Yoon pada pembunuh hanya demi menyelamatkan Hae Sung.
Tidak
hanya itu, So Yoon membuat keputusan besar lainnya. Dia memilih ikut dengan Sae
Bom keluar apartemen meskipun berbahaya. Dia meninggalkan Hae Sung. Dia juga
melemparkan cincin pernikahannya pada Hae Sung. Hubungan mereka berakhir di
sini.
Setelah
di dalam lift, Seo Yoon memberikan tasnya pada Yi Hyun yang berisi bom asap. Di
lantai bawah, Andrew mulai curiga karena lift begerak naik ke atas. Akhirnya,
dia memutuskan menaiki tangga darurat. Di lantai 2, dia bertemu dengan Se Kyu
dan Moon Hee. Dia pun memerintahkan mereka untuk menunggu di sana untuk menahan
Sae Bom dan Yi Hyun jika muncul, sementara dia akan memeriksa ke atap.
Kali
ini, Se Kyu tidak mau menurut dan menggunakan tongkat ditangannya untuk
menjatuhkan Andrew. Sialnya, bukannya dia yang melumpuhkan Andrew, malah Andrew
yang melumpuhkannya. Dia menancapkan pisau ke leher Se Kyu. Moon Hee panik.
Makin panik saat Andrew bilang kalau pisau di cabut, Se Kyu akan mati.
Sae
Bom dkk udah tiba di atap. Kali ini, Sae Bom mengajak Bo Ram untuk ikut bersama
mereka. Sial. Benar-benar sial. Andrew tiba dan bersiap menembak Sae Bom. Yi
Hyun panik dan langsung melempar bom asap sehingga pandangan Andrew menjadi
terhalang apalagi ada suara mengengingnya. Meski begitu, dia tetap saja
menembak.
Yang
terkena tembakan adalah Yi Hyun T_T
“Maaf
aku tidak bisa ikut dengan kalian,” dan setelah mengatakan itu, Yi Hyun mengunci
pintu dari luar dengan borgolnya.
Sae
Bom mana mau meninggalkannya. Apalagi setelah mendengar suara Andrew yang
menembak Yi Hyun berulang kali. Situasi sudah semakin kacau. Bo Ram bisa
mendengar suara orang menuju lantai atas karena suara tembakan. Tidak punya
pilihan lain, Sae Bom memutuskan menyelamatkan yang lain dulu. Soalnya, Yi Hyun
menyuruhnya untuk tidak menyerah. Sae Bom pergi setelah memperingati Andrew
tidak menyentuh Yi Hyun karena dia akan segera kembali.
Yi
Hyun sudah dalam keadaan lemah. Dalam keadaan itu, dia masih bisa memprovokasi
Andrew untuk tidak usah menghabiskan peluru dengan menembak borgo. Percuma! Itu
borgol baru. Untuk makin membuatnya kesal, dia melemparkan kunci borgol
jauh-jauh!! Woaaahhhh. Homerun!!!
Kondisi
Yi Hyun sudah sangat lemah. Namun, dia nggak ada rasa takut. Dia malah dengan
santai menatap langit dan mengingat kalau dia bertemu dengan Sae Bom di atap
seperti ini. Saat itulah dia jatuh cinta padanya. Langit juga sangat indah
seperti ini. Berpamitan dengannya pada hari cerah seperti ini diatap, terdengar
sempurna.
Emosi
Andrew terpancing. Dia mau menembak kepala Yi Hyun. Namun, dia meminta Yi Hyun
berbalik dan menatapnya. Para korbannya harus menatapnya sebelum dia membunuh
mereka.
Yi
Hyun menuruti permintaannya. Dia berbalik tapi dalam kondisi sudah menjadi
zombie. Paniklah Andrew dan mau menembaknya. Tapi, dia kurang cepat. Yi Hyun
sudah lebih dulu menggigit lehernya.
--
Sang
Hee yang sudah berhasil membuat Joo Hyeong pingsan, mulai membuka bajunya untuk
melihat tatto sandi yang ada di pundak Joo Hyeong. Masalahnya, sandinya sudah
dibaca. Mau di foto dulu, ponselnya sudah habis baterai. Umur panjang, Hae Sung
datang berkunjung. Dengan ramah, dia menarik Hae Sung masuk. Udah gitu, dia
bohong kalau Joo Hyeong pingsan karena tekanan darah tinggi.
Setelah
itu, dia menyuruh Hae Sung membaca tattoo yang ada di tubuh Joo Hyeong. Hae
Sung bukan orang bodoh. Dia tahu kalau Sang Hee memukulkan tongkat golf ke
kepala Joo Hyeong karena ada tongkat golf yang ujungnya berlumuran darah.
“Bukankah
itu tulisan dokter? Saat mereka menulis resep. Kamu tidak tahu? Kupikir kamu
bekerja di rumah sakit.”
“Aku
hanya memberikan konsultasi,” jawab Sang Hee, kesal. Nada suaranya sudah sangat
berbeda.
Dia
menyuruh Hae Sung untuk memotret tattoo itu, tapi Hae Sung malah nggak bawa
hape. Mana Joo Hyeong mulai sadar lagi. Yang dilakukannya pertama kali adalah
mengonsumsi pil Next. Yap, dia berhasil menemukan pil tersebut. Baru juga minum
obat, Sang Hee sudah memukul kepalanya lagi.
Kali
ini, dia memerintahkan Hae Sung untuk mencatat dengan benar sandi itu ke buku.
Jangan sampai salah! Jika sampai salah 10 kali, mereka tidak bisa mendapatkan
uangnya. Hae Sung ketakutan dan menurutinya. Wkwkw.
Sementara
itu, akhirnya setelah berusaha keras, Yeon Ok berhasil menjebol pintu kamar
mandi. Penampilannya sangat berantakan. Dia sangat marah dan dendam. Dengan
membawa tongkat baseball, dia mau pergi mencari Yi Hyun.
Namun,
di dalam lift, dia menemukan Se Kyu dan Moon Hee. Kondisi Se Kyu parah. Dia
nggak bisa menggerakan kakinya. Kondisinya sangat kacau. Se Kyu menyalahkan
Yeon Ok yang membuat keadaan menjadi seperti ini. Yeon Ok nggak peduli. Dia
hanya mau mencari Andrew dan Yi Hyun.
Setelah
banyak rintangan, Sae Bom berhasil membawa yang lain ke dalam mobilnya. Dan
dengan mobil, mereka berhasil kabur dari apartemen. Di depan gedung, Tae Seok
dan tim sudah bersiaga. Sae Bom meminta yang lain tidak cemas karena orang –
orang itu ada di pihaknya.
“Beri
aku pistol, agar aku bisa menjemput Jung Yi-Hyun,” itu yang pertama kali Sae
Bom katakan begitu keluar dari mobil.
Sayangnya,
Tae Seok tidak mengabulkan permintaannya. Dia langsung di suntik. Jung Kook dan
Seo Yoon juga di bawa terpisah. Bo Ram di setrum dengan stunt gun. Karena obat
bius masih belum mempan pada Sae Bom, Tae Seok kembali menyuntiknya. Kali ini,
Sae Bom tidak berkutik.
Dalam
perjalanan dibawa ke markas rahasia, samar-samar, Sae Bom bisa melihat
masyarakna berkeliaran di taman dengan bahagia. Seolah virus tidak pernah ada.
Seolah karantina tidak pernah diberlakukan. Seolah semuanya baik-baik saja.
--
Setelah
beberapa saat, Sae Bom akhirnya sadar dari pengaruh obat bius. Yang
dibayangkannya pertama kali ada di hadapannya adalah Yi Hyun. Sayangnya, bukan.
Yang berdiri di hadapannya adalah Tae Seok.
“Kamu
mencabut situasi darurat militer? Tanpa memberi tahu kami? Aku yakin kamu
bilang setiap area dikelola secara individual. Lalu, kamu menemukan antibodiku
dan mengeluarkanku dari apartemenku.”
“Penawar
yang kusuntikkan kepadamu akan membuatmu pusing,” ujar Tae Seok tanpa menjawab
pertanyaan Sae Bom. “Berbaringlah. Ini ponselmu.”
“Siapa
yang memberikannya?”
“Detektif
Kim Jung-Gook. Dia bilang Jung Yi-Hyun menyuruhnya membawa ponselmu.”
“Aku
harus menjemput Jung Yi-Hyun.”
“Apa
dia sepadan? Bukankah itu pernikahan kontrak? Ada lebih banyak orang di luar
sana yang bisa kamu lindungi.”
“Kamu
bilang bahwa dunia yang kita tahu bisa berubah.”
“Maaf
atas kejadian yang menimpa Jung Yi-Hyun, tapi begitu kami menemukan obat dan
mengendalikan situasi, semua yang kamu inginkan bisa menjadi milikmu.”
Sae
Bom tidak peduli. Prioritasnya adalah menyelamatkan Yi Hyun. Jika tidak, dia
yang akan hancur.
Tae
Seok bisa mengerti perasaannya. Makanya, untuk pertama kalinya, dia
mempertemukan Sae Bom pada istrinya. Dia juga memberitahu kalau berkat plasma
darah Sae Bom, istrinya sudah tidak kambuh lagi tapi dia juga tidak punya
banyak waktu lagi. Dan sekarang, Sae Bom akan diawasi sampai besok. Dan jika
kondisinya sudah stabil, pemerintah akan membawanya ke suatu tempat, dimana
orang yang tidak berkepentingan dilarang masuk. Fasilitas keamanan biologi
tingkat empat.
“Apa
mau sebenarnya?”
“Dia
butuh satu set plasmamu lagi untuk bisa sepenuhnya sembuh.”
“Kalau
begitu, mari saling membantu. Aku akan memberimu plasma atau apa pun maumu. Bantu
aku pulang. Tetap nyalakan listrik di apartemenku sampai itu terjadi. Listrik
darurat apartemen tidak akan bertahan lama.”
“Menurutmu
Jung Yi-Hyun masih hidup?”
“Tentu
saja,” yakin Sae Bom.
Kerja
sama disetujui.
Sae
Bom kembali ke ruangannya. Saat itulah dia baru memeriksa ponsel yang diberikan
Tae Seok tadi. Di dalamnya ada sebuah video yang direkam oleh Yi Hyun. Dan isi
video tersebut adalah penyataan cinta Yi Hyun.
Maaf
aku tidak pernah melamarmu dengan layak. Saat itu, aku tampak setuju mengenai apartemen
itu, bukan? Itu tidak benar. Aku terus mengatakan aku menyukaimu. Andai kamu
salah paham. Aku tidak semudah itu. Mendapatkan apartemen itu penting, tapi
siapa yang tinggal bersamamu lebih penting. Benar, bukan? Kuharap kita bisa
keluar dan bisa menonton video ini bersama. Jika itu terjadi, akan kukatakan
dengan benar.
Sae
Bom menangis terisak-isak melihat video tersebut. Tangisan yang tidak bisa
dihentikannya. Dia terus menerus menontonnya. Dia mencintai Yi Hyun.
H A P P I N E S S