Sinopsis K-Drama : Happiness Episode 12 part 1

 

Sinopsis K-Drama : Happiness Episode 12 part 1

Semua tokoh, lokasi, organisasi, agama, insiden dan kelompok dalam drama ini hanyalah fiksi


A new day,  A new hope…

Pagi Sae Bom dimulai dengan proses pengambilan plasma darahnya. Dan selama proses tersebut, Sae Bom hanya terus melihat video pernyataan cinta Yi Hyun. Dia sangat merindukannya. Dia mencoba menelepon ke ponsel Yi Hyun, namun, tidak aktif. Dan hal itu, semakin membuat Sae Bom khawatir.


Proses pengambilan darahnya sudah selesai tapi petugas belum juga kembali. Kebetulannya, dia melihat Seo Yoon yang sedang dibawa oleh para petugas. Kondisinya sudah jauh lebih baik daripada kemarin. Dia juga terlihat sehat. Dan hari ini, dia akan dipertemukan dengan Ibunya. Sama seperti Sae Bom, Seo Yoon juga merindukan Yi Hyun. Sayangnya, Yi Hyun masih di apartemen dan Sae Bom berujar kalau dia akan menjemput Yi Hyun hari ini.


Sae Bom menemani Seo Yoon ke ruangan ibunya di kurung. Seo Yoon terlihat sangat bahagia dan tidak sabar untuk melihat ibunya. Sementara Sae Bom, dia terlihat khawatir. Dia sudah tahu kondisi ibu Seo Yoon yang terinfeksi, makanya, dia masuk dulu untuk memastikan kalau Ibu Seo Yoon tidak sedang dalam keadaan kambuh. Ibu Seo Yoon dalam keadaan normal dan menyembunyikan rantai yang ada di tangannya dengan selimut. Dia juga berusaha keras  menahan rasa hausnya agar tidak berubah. Seo Yoon yang sudah sangat merindukannya, langsung berlari untuk memeluknya. Namun, Sae Bom menahannya agar tidak mendekati ibunya. Ibu Seo Yoon tidak tersinggung sama sekali dan memang berharap Seo Yoon tidak terlalu dekat. Dia berbohong kalau dia terkena flu dan khawatir jika Seo Yoon akan tertular jika terlalu dekat. Ibu Seo Yoon juga sudah mendengar kalau Seo Yoon akan menjalani operasi. Dan karena itu, dia menasehati Seo Yoon untuk menjaga kesehatan dan jalani operasinya seperti gadis dewasa. Patuhilah perkataan Sae Bom. Dengan begitu, mereka bertiga (dia, Seo Yoon dan ayahnya) bisa menjadi keluarga lagi. Seo Yoon mengangguk mengiyakan.


Seo Yoon masih ingin memeluk ibunya, tapi Sae Bom terus menahannya dan memintanya untuk menuruti perkataan Ibunya. Ibunya tahu kalau waktunya sudah tidak lama sampai dia kambuh lagi, makanya, dia mengucapkan perpisahan. Seo Yoon akhirnya pergi dengan lunglai karena tidak bisa memeluk ibunya.


Setelah Seo Yoon keluar, Ibu Seo Yoon mengucapkan terimakasih atas bantuan Sae Bom. Dia mendengar kalau Seo Yoon akan di operasi dan itu semua berkat bantuan Sae Bom. Dia juga berterimakasih karena Sae Bom sudah menyampaikan surat Seo Yoon waktu itu. Berkat surat itu, dia bisa bertahan hingga sejauh ini. Jika tidak, mungkin sekarang dia sudah seperti suaminya. Dia juga meminta tolong sekali lagi agar Sae Bom mau menjaga putrinya sebentar lagi.

Setelah mengatakan permintaan itu, Ibu Seo Yoon meminta Sae Bom segera pergi karena dia tidak bisa bertahan lagi. Dan benar. Beberapa detik kemudian, Ibu Seo Yoon sudah dalam keadaan kambuh. Dia berteriakm namun, entah kenapa, tatapan dan raut wajahnya menunjukkan kesedihan teramat dalam.

Dan hal itu, mengiris hati Sae Bom.


=  H  A  P  P  I  N  E  S  S  =


So Yoon juga ada di markas tersebut dan sekarang sedang bersama Tae Seok usai menjalani test. Tae Seok seperti biasanya, mewawancarai So Yoon mengenai yang terjadi di apartemen dan siapa saja yang sudah terinfeksi. Pertanyaan ini dilakukan sebagai formalitas prosedur yang sudah ada. Sama seperti dia pertama kali mewawancarai Sae Bom.

So Yoon bekerja sama dengan baik memberikan pernyataan. Jika Yi Hyun juga terinfeksi, maka ada dua orang terinfeksi di apartemen. Satu lagi adalah Na Soo Min dari lantai empat. Sebenarnya ada dua orang lagi yang terinfeksi tapi sudah meninggal (Woo Chang dan Min Ji).


Disaat yang sama, Sae Bom mengantarkan Seo Yoon ke mobil ambulans yang akan membawanya. Dia menasehati Seo Yoon untuk tetap kuat dalam menjalani operasi dan dia janji akan mengunjunginya bersama Yi Hyun. Seo Yoon benar-benar pintar. Dia tahu kalau ibunya terinfeksi setelah melihat reaksi ibunya dan Sae Bom barusan. Meski begitu, dia tetap yakin kalau ibunya hanya sakit sepertinya dan pasti akan membaik.


Setelah mengantarkan Seo Yoo, Sae Bom pergi menemui Tae Seok yang sekarang sedang berada bersama istrinya. Hal pertama yang ditanyakan oleh Sae Bom adalah mengenai Ibu Seo Yoon. Tae Seok memberitahunya kalau ibu Seo Yoon bisa bertahan hingga sejauh ini karena keinginan untuk bertemu putrinya dan dia tidak akan bisa bertahan lagi. Ibu Seo Yoon akan dipindahkan ke gudang pembeku beberapa hari lagi. Hati Sae Bom jelas merasa iba.


Seolah tahu apa yang dirasakannya, Tae Seok memberikan sisa obat terakhir yang berhasil dibuat dengan plasma darah Sae Bom. Dan ada kabar buruk lainnya juga, jumlah antibodi di tubuh Sae Bom sudah menurun. Jadi, obat yang diberikannya akan menjadi suntikan terakhir yang efektif untuk penyakit ini Mereka harus mempergunakannya untuk penelitian agar bisa mengembangkan obatnya.

“Jadi, relakanlah ini demi keselematan semua orang,” ujar Sae Bom.

“Seorang komandan medis datang untuk menjemputmu. Mereka berencana membawamu dan obatnya ke laboratorium,” beritahu Tae Seok.


“Jadi, kamu melanggar janjimu?”

Jawabannya terlihat di scene berikutnya.


Saat komandan medis itu tiba, hanya ada Tae Seok di ruangan tersebut yang menodongkan pistol pada mereka. Tae Seok juga sudah menyuktikan obat yang dibuat dengan plasma darah Sae Bom ke tubuh istrinya. Semua rela Tae Seok lakukan, asalkan istrinya dapat diselematkan meskipun dia harus melanggar tugas atau bahkan kehilangan nyawa. Setelah obat disuntikan, Tae Seok meletakkan senjatanya dan mengangkat tangan sebagai tanda kalau dia menyerah. Dia sudah selesai menyelamatkan istrinya dan tidak peduli meskipun harus dihukum. Dia juga memberitahu kalau Sae Bom baru saja pergi.


Benar. Tae Seok menepati janjinya. Beberapa saat sebelumnya, Tae Seok sudah memberikan baju militer dan perlengkapannya untuk Sae Bom kenakan agar bisa mengecoh semua orang. Dia juga sudah menyiapkan apa yang Sae Bom perlukan di mobilnya. Sae Bom agak ragu menerima bantuannya. Agak aneh jika Tae Seok begitu mudah melepaskannya padahal menurtunya, Tae Seok cukup ambisius.

“Aku punya rencana. Jangan khawatir,” ujar Tae Seok saat itu pada Sae Bom.



Dan sekarang, saat dia bisa saja keluar sebelum ada yang menyadari, Sae Bom memilih untuk pergi ke ruangan ibu Seo Yoon. Dia menyuntikkan obat terakhir yang diberikan oleh Tae Seok padanya. Aksinya tersebut ketangkap basah sama Ji Soo. Ji Soo benar-benar nggak habis pikir dengan tindakannya yang memilih menggunakan obat terakhir untuk menyelamatkan nyawa ibu Seo Yoon. Sae Bom sama sekali tidak menyesali pilihannya. Dia yakin kalau pasti ada orang lain diluar sana yang mempunyai antibodi sama sepertinya. Dan juga, Yi Hyun mempunyai dirinya dan dia akan tetap berada di sisi Yi Hyun hingga obat ditemukan. Sementara Seo Yoon, dia hanya memiliki ibunya, makanya dia memilih menggunakan obat tersebut.




Ji Soo sudah tidak mempertanyakan lagi pilihannya dan memilih mendukung serta membantunya. Berkat bantuan Ji Soo, Sae Bom bisa sampai ke pintu keluar tanpa ketangkap siapapun. Namun, sebelum pergi, Ji Soo ingin meminta sesuatu. Sae Bom mengira Ji Soo ingin pelukan. Eh, tapi bukan itu. Ji Soo minta Sae Bom memukulinya biar orang-orang tidak curiga. Jadi, dia mau membuat alibi kalau Sae Bom berhasil menjatuhkannya dan merebut seragam militernya untuk penyamaran. Sae Bom nggak segan dan memukuli wajah Ji Soo dengan gagang pistol. Padahal Ji Soo sudah minta di pukul di bagian tubuh yang nggak sakit dan nggak di wajah, tapi Sae Bom merasa kalau wajah adalah pilihan yang paling tepat. Soalnya, kalau di pukul di wajah, memarnya pasti langsung kelihatan dan paling cepat sembuh juga. Brakk!!


Setelah berhasil keluar dari gedung, Sae Bom segera menuju mobilnya dan mencari ‘hadiah’ yang diberikan sama Tae Seok. Hadiahnya adalah sebuah walkie-talkie dan akses otorisasi untuk memasuki gedung apartemen Seyang yang masih dalam masa karantina.


Sekarang, Tae Seok sedang disidang sama Komandan Medis. Dia sangat marah karena Tae Seok membantu Sae Bom untuk pergi. Dia bisa saja melupakan masalah ini jika Tae Seok hanya memberikan obat kepada istrinya tanpa izin mereka, namun, Tae Seok malah membiarkan orang yang mempunyai antibodi untuk kabur dengan obat terakhir. Tae Seok tetap saja tenang meskipun sudah diintimidasi. Dia merasa kalau dirinya sudah banyak melakukan hal untuk negara mulai dari pembatasan, karantina dan pembunuhan, demi mencegah semakin banyaknya korban terinfeksi. Komandan membenarkan ucapannya dan berkat Tae Seok juga mereka berhasil melindungi banyak orang.

“Selama ini aku hanya melihat manusia sebagai ukuran efisiensi dan angka. Tapi setelah melihat Yoon Sae Bom, aku sadar ada cara lain,” ujar Tae Seok.

--


Sae Bom akhirnya tiba di gedung apartemen Seyang. Dan dengan hadiah buku akses otorisasi yang diberikan oleh Tae Seok, dia bisa masuk ke dalam gedung apartemen tanpa kendala berarti. Begitu berhasil masuk, Sae Bomm mencoba menghubungi Yi Hyun menggunakan walkie-talkienya, tapi tidak ada respon sama sekali. Meski begitu, dia tetap bicara, dia bilang kalau tidak ada Yi Hyun disampingnya membuatnya menyadari betapa berharganya Yi Hyun baginya. Makanya, dia akan menemukannya dimanapun dia berada.

--


Ji Soo juga dipanggil menghadap Komandan Medis. Seperti yang sudah direncanakannya, dia muncul dengan memar di mata kanannya dan berbohong kalau Sae Bom kabur dengan memakai seragamnya. Komandan mana mempercayai kebohongannya dan memintanya memberitahu kemana Sae Bom berencana pergi? Ji Soo berbohong kalau Sae Bom sepertinya mau kabur keluar negeri dengan obat tersebut, jadi mereka harus segera mengeluarkan DPO untuk bandara Korea.


Padahal Ji Soo udah sampai memikirkan semua kebohongan, eh, Tae Seok malah jujur kalau Sae Bom menuju ke apartemen Seyang karena suaminya berada di sana. Ji Soo benar-benar terkejut karena Tae Seok begitu jujuurrr.

“Seseorang memiliki antibodi yang tepat di apartemen itu. Beri aku wewenang penuh. Lalu akan kubawakan obatnya,” ujar Tae Seok, penuh percaya diri.

--


Soo Min sudah lepas dari borgolnya dan sekarang mengenakan pengaman wajah yang biasa dipakai pemain baseball dan memakai sarung tangan karet warna pink. Dia membujuk Hyun Kyung agar mereka pergi keluar dari apartemen ini karena berita juga sudah memberitakan keadaan diluar yang baik-baik saja. Lagian, semua juga sudah keluar kecuali Yi Hyun. Hyun Kyung merasa ragu. Dan seperti biasa, mereka saling berdebat.

Untungnya mereka berdebat di lantai basement, jadi mereka bisa mendengar suara orang mengentuk pintu. Sae Bom yang datang dan meminta pintu dibukakan. Tanpa ragu, keduanya langsung membantu membuka pintu. Hal pertama yang Sae Bom tanyakan pada mereka adalah mengenai suaminya. Dimanakah suaminya? Apa dia baik-baik saja?

“Dia… apa dia masih hidup?”

Mari kita kembali ke 1 hari sebelumnya,



Yeon Ok yang pergi ke atap untuk mencari Yi Hyun karena sudah mengurungnya, tiba saat Yi Hyun sudah berubah menjadi ‘zombie’ dan menggigit Andrew hingga kehabisan darah. Setelah memuaskan ‘dahaga’ nya, mata Yi Hyun kembali menjadi normal, namun, dia masih dalam keadaan setengah sadar gitu. Pikirannya nggak fokus dan dia berjalan melewati Yeon Ok begitu saja.


Yeon Ok benar-benar sudah jadi gila. Bukannya kabur ketakutan melihat mayat Andrew, dia malah mau merebut pistol yang ada dalam genggaman tangannya. Sial baginya karena Andrew begitu erat menggenggam pistol tersebut.


Hyun Kyung baru saja mau kembali ke kamarnya setelah menjenguk Soo Min. Tapi, dia malah melihat di sudut lift ada genangan darah yang sangat banyak. Itu adalah darah dari luka tusukan Se Kyu. Tentu saja, dia merasa sangat ngeri dan takut. Saat keluar lift, dia tanpa sengaja melihat Yi Hyun yang bajunya di penuhi darah, berjalan gontai dari arah tangga darurat menuju apartemennya. Karena rasa khawatir dan peduli, Hyun Kyung mengikutinya.



Yi Hyun entah kenapa, merasa sangat lelah. Dia seperti nggak peduli dengan apapun yang ada di sekelilingnya dan tidur dengan lelap di kasur. Samar-samar, dia mendengar suara Sae Bom yang memanggilnya untuk bangun karena mereka harus segera bertemu. Dia berhalusinasi sama seperti Sae Bom. Yang ada di depannya adalah Hyun Kyung. Saat sadar kalau itu bukan Sae Bom, Yi Hyun berujar kalau dia baik-baik saja dan hanya perlu tidur sebentar.


Di unit apartemen lain, Sang Hee dan Hae Sung begitu serius menerjemahkan tulisan tatto yang ada di pundak Joo Hyeong hingga menjadi kalimat yang bisa dibaca. Saking seriusnya, mereka sampai nggak sadar kalau Joo Hyeong sudah sadar kembali dan menelan obat pil Next lagi. Di saat seperti itu, Moon Hee malah menggedor pintu dan meminta dipertemukan dengan Joo Hyeong. Suaminya ditikam dan perlu Joo Hyeong untuk mengobatinya.


Selagi perhatian Sang Hee dan Hae Sung teralih, Joo Hyeong bangun dari pingsannya dan bersembunyi. Sang Hee dan Hae Sung berbohong pada Moon Hee kalau Joo Hyeong tidak ada dan menutup pintu. Begitu pintu di tutup dan mereka mau kembali ke ruang tamu, Joo Hyeong langsung keluar dari persembunyiannya dan menggigit tangan Hae Sung hingga berdarah. Kondisinya terlihat sangat normal. Itu terlihat dari matanya yang tidak memutih dan warna kulitnya juga tidak memerah. Tapi, karena dia bertingkah seperti orang terinfeksi, sontak saja Hae Sung dan Sang Hee ketakutan dan langsung kabur keluar tanpa membawa laptop, hanya membawa buku catatan. Mereka kabur ke unit apartemen Hae Sung.

Setelah puas menakuti, Joo Hyeong baru mau melayani Moon Hee.



Entah berapa jam yang sudah berlalu, tapi saat Yi Hyun sadar, di dalam apartemennya sudah ada Soo Min dan Hyun Kyung yang menunggui. Soo Min masih belum tahu kalau Yi Hyun sadar dan malah mengajak Hyun Kyung untuk ghibah. Dia membahas luka tembak di lengan dan kaki Yi Hyun yang pendarahannya sudah berhenti. Dan juga, bau darah Yi Hyun membuatnya mual dan dia tidak mau sama sekali menyentuhnya. Artinya, Yi Hyun sudah terinfeksi.


Hyun Kyung jadi kesal. Kalau abangnya bilang begitu, apa dia menginginkan darahnya gitu?! Soo Min menjelaskan kalau bukan itu maksudnya. Jangan mengalihkan topik. Yang dia ingin bahas adalah Yi Hyun sudah terinfeksi. Ditengah perdebatan mereka, Yi Hyun bangun. Dia langsung menanyakan, kenapa mereka berada di sini? Hyun Kyung menjawab kalau mereka hanya membantu mengobati pendarahan Yi Hyun. Karena pendarahannya terlalu banyak, dia melepaskan borgol Soo Min dan membawanya kemari untuk membantu.


Dan juga, karena khawatir kalau Soo Min akan kambuh, dia memakaikan helm pengaman untuk bermain baseball punya Yi Hyun pada Soo Min. Soo Min juga membantu mengambilkan minum untuk Yi Hyun. Btw, Soo Min bilang kalau rasa hausnya belakangan ini sudah tidak terlalu buruk.

“Di mana Sae Bom?” tanya Yi Hyun, masih belum sadar sepenuhnya. Lupa kalau Sae Bom sudah pergi bersama lainnya keluar.

“Dia tidak ada di apartemen ini. Detektif satunya dan anak itu juga sudah pergi,” jawab Hyun Kyung.

“Mereka sudah pergi, bukan?Menurut berita, semua baik-baik saja di luar. Kecuali di tempat yang dikarantina, darurat militer dihapuskan. Bukankah pintunya terbuka?” tanya Soo Min.

“Aku tidak tahu apa yang terjadi di luar.”


Yi Hyun meski sudah dalam tahap seperti ini, dia masih saja mengkhawatirkan orang lain. Dia jujur pada mereka kalau dia sudah menggigit Andrew. Makanya, dia ingin memeriksa ke atap kondisi Andrew. Jika sampai Andrew tidak meninggal dan ikut terinfeksi, maka akan sangat berbahaya.  Makanya, dia harus menangkapnya.

Sebelum pergi ke atap, Yi Hyun menukar bajunya dulu.


Apa yang ditakutkan Yi Hyun menjadi kenyataan. Tubuh Andrew tidak ada lagi di atap. Yang ada di sana malah tongkat baseball-nya. Pencarian Andrew pun di mulai.


Joo Hyeong memang minum pil Next. Tapi, dia tidak terinfeksi. Lukanya juga tidak membaik. Lebih anehnya lagi, dia mau mengizinkan Moon Hee dan Se Kyu masuk ke apartemennya dan memberikan bantuan pertama pada luka Se Kyu. Joo Hyeong sepertinya mau mengonsumsi obat Next lagi, tapi belum sempat dia memakannya, sudah ada yang mengetuk pintu Yang datang adalah Yi Hyun dengan Soo Min dan Hyun Kyung.


Yi Hyun menanyainya sedikit dan Joo Hyeong langsung memberitahu semuanya. Megenai Se Kyu yang menderita luka tikaman Andrew dan dia menjaganya dengan alasan kemanusiaan (terus, kenapa dia membunuh Min Ji? dan mencoba membunuh yang lain juga?). Yi Hyun tidak mau mendengarkan omong kosongnya dan menanyakan mengenai keberadaan Andrew dan Yeon Ok yang entah ada dimana? Joo Hyeong juga nggak tahu. Dia malah lebih penasaran karena Yi Hyun tidak bersama Sae Bom. Yi Hyun mana mau memberitahu kalau Sae Bom sudah pergi. Sebelum pergi, Yi Hyun menasehati Joo Hyeong untuk tidak membiarkan Andrew masuk ke dalam apartemennya jika melihatnya. Karena, dia ingin mempenjarakan Andrew, Joo Hyeong dan Yeon Ok (maksudnya, jangan sampai Joo Hyeong mati di tangan Andrew).


Joo Hyeong nggak terima diintimidasi begini dan melaporkan kalau Sang Hee bekerja sama dengan Hae Sung mencoba membunuhnya. Harusnya, Yi Hyun memenjarakan mereka terlebih dahulu! Hyun Kyung dan Soo Min yang ada dibelakang Yi Hyun sedari tadi, angkat bicara kalau mereka barusan dari unit 602 dan Hae Sung menunjukkan bekas luka gigitan Joo Hyeong.


Dengan bangganya, Joo Hyeong membenarkan kalau dia menggigit Hae Sung. Dia juga bilang kalau dirinya terinfeksi! Tapi, bukan hanya dia orang yang menggigit. Jadi siapa yang bisa menuntutnya? (Maksudnya, dia melakukannya karena dalam status sakit). YI Hyun udah sangattt muak.

“Pak Oh. Kamu tidak terinfeksi. Aku tahu karena aku terinfeksi. Aku hampir tidak bisa menahan keinginan untuk menggigitmu.”

“Aku juga meminum pil itu. Aku meminum pil itu!”

“Meminum pil itu tidak berarti kamu akan terinfeksi. Beberapa orang menunjukkan gejala setelah cukup lama, dan beberapa bahkan tidak sakit,” jelas Yi Hyun.



Yi Hyun juga memutuskan untuk masuk ke apartemen Joo Hyeong untuk memeriksa keadaan Se Kyu. Kondisi Se Kyu semakin lemah dan wajahnya juga sudah sangat pucat. Dia sudah kehilangan sangat banyak darah. Tidak banyak yang bisa Joo Hyeong lakukan soalnya, pisau itu menancap di pundak Se Kyu. Se Kyu yang udah sekarat, masih saja bisa teriak-teriak dan menyuruh istrinya untuk mengusir semua orang dari hadapannya. Joo Hyeong jelas kesal. Ini rumahnya!!


Yi Hyun tidak bisa berkata banyak, soalnya rasa hausnya semakin menjadi-jadi melihat darah Se Kyu. Joo Hyeong bilang kalau pisau yang menancap di pundak Se Kyu tidak boleh di cabut karena dia akan langsung mati. Jika dibiarkan begitu saja, mungkin Se Kyu akan bisa bertahan beberapa hari.

“Aku akan mencari cara untuk membawanya keluar. Awasi dia sampai saat itu.”

“Aku memberinya pereda nyeri dan kamar tidurku. Apa lagi yang bisa kulakukan?” teriak Joo Hyeong, kesal.

Tapi teriakannya langsung lenyap saat Yi Hyun membanting tubuhnya dan melayangkan tongkat baseball. Untungnya, dia sigap menghindar. Yi Hyun udah bisa menebak rencana licik Joo Hyeong. Joo Hyeong pasti sengaja membiarkan Se Kyu dan Moon Hee di apartemennya, untuk jaga-jaga jika dia mulai merasa haus kan! Joo Hyeong tidak bisa mengelak lagi dan mengaku. Tapi, dia juga minum pil karena hampir mati.

Yi Hyun tidak mau mendengarkan protesnya dan pergi keluar. Joo Hyeong nggak puas dan mengejarnya.



Apartemen dalam keadaan kosong. Moon Hee secara diam-diam, mengambil pi obat Next yang ada di meja dan meminumkannya pada Se Kyu. Sama seperti pemikiran Joo Hyeong, dia merasa kalau pil itu satu-satunya cara agar suaminya tetap hidup. Tentu saja, sebagai orang biasa, dia punya ketakutan kalau Se Kyu akan berubah menjadi ‘zombie.’ Namun, dia menyakinkan diri kalau Se Kyu tidak akan menggigitnya meskipun terinfeksi karena mencintainya.


Yi Hyun, Hyun Kyung dan Soo Min kali ini memeriksa keadaan di unit 302. Yang membukakan pintu adalah kakek Hak Je. Dia masih sangat setia menjaga nenek Sung Sil dan melarang mereka untuk masuk, untuk jaga-jaga. Yang lebih penting adalah dia meminta tolong agar mereka membantunya menjaga putranya. Dia mendengar kalau putranya ada di lantai 2.

“Dia bilang ingin pergi, tapi...”

“Jika kamu kebetulan melihatnya, suruh dia pulang. Katakan kami baik-baik saja. Seperti itulah rumah. Kita pulang ke rumah saat keadaan sulit.”

“Baiklah. Dan jika Andrew... Begini... Kalau ada orang tidak dikenal, jangan buka pintunya. Dia sangat berbahaya.”

“Baiklah. Aku ragu dia akan datang ke sini. Hanya ada aku dan istriku di sini.”

Hyun Kyung jadi merasa iba dan menawarkan untuk memberikannya makanan lagi jika kekurangan. Kakek Hak Je jelas berterimakasih atas tawarannya.

Dan seperti biasanya lagi, Soo Min mengomeli Hyun Kyung yang berbagi makanan dengan orang lain dan khawatir mereka akan kehabisan stok. Hyun Kyung jelas kesal dan memarahinya yang begitu egois.


Selagi bertengkar, terlihat kalau lift bergerak. Yi Hyun segera menekan tombol lift agar berhenti. Dia sudah siap siaga d engan tongkat baseball ditangannya. Yang ada di dalam lift adalah Yeon Ok dengan penampilan yang berantakan. Yeon Ok keluar dari lift sambil memperingati Hyun Kyung dan Soo Min untuk menjauh dari Yi Hyun. Dengan wajah terlihat senang, dia memberitahukan kalau Yi Hyun terinfeksi dan menggigit Andrew!


“Aku juga terinfeksi,” gumam Soo Min yang langsung mendapat pukulan kecil dari Hyun Kyung. Kode biar diam. Wkwkwkwkw. Ya iyalah Soo Min bilang gitu. Ngapain dia harus jaga jarak sama Yi Hyun padahal mereka sama-sama orang terinfeksi.

“Kemungkinan besar Andrew masih di dalam gedung ini.”


“Andrew sudah mati,” ujarnya sangat yakin. Kenapa? Karena saat dia mau merebut pistol dari tangan Andrew, Andrew bergerak. Dia masih hidup. Dan karena ketakutan, Yeon Ok memukull kepalanya berulang kali menggunakan tongkat baseball hingga mati. Dialah yang membunuh Andrew. “Aku ingin keluar dan bicara dengan orang yang bertanggung jawab atas karantina.  Tapi ada juga orang terinfeksi di depan apartemen ini. Tapi setelah menyingkirkan pembunuhnya, kita bisa menunggu,” ujarnya, mulai melantur.

“Jadi, di mana jasadnya? Kamu memindahkan jasadnya?”

“Ada di atap. Kamu menggigitnya sampai mati!”


“Tidak ada orang di atap.”

“Kamu pasti mencoba menipuku. Kamu pikir aku bodoh? Tidak! Aku sangat sehat. Aku tidak terinfeksi seperti kalian!” teriaknya, menggila dan kabur ke dalam lift.

Kondisi Yeon Ok benar-benar sudah parah. Dia sudah gila. Hyun Kyung dan Soo Min sampai takut melihatnya. Yi Hyun mencoba memahaminya. Yeon Ok begitu karena Woo Chang meninggal dan dia butuh orang untuk disalahkan.



Yeon Ok ternyata pergi ke atap untuk memeriksa mayat Andrew. Dan sama seperti yang dikatakan Yi Hyun, mayat Andrew tidak ada. Yeon Ok semakin ketakutan dan mencoba menyakinkan diri kalau Yi Hyun menyembunyikan jasad Andrew untuk menipunya. Dalam kondisi mental yang tidak stabil ini, Yeon Ok berencana untuk membunuh Yi Hyun jika terus mengganggunya.


Yi Hyun sekarang berada di basement bersama Hyun Kyung dan Soo Min. Hyun Kyun merasa kalau Andrew dan Dong Hyun pasti sudah meninggalkan gedung, soalnya, mereka sudah berkeliling dan tidak menemukan keduanya. Umur panjang. Baru juga di bahas, Yi Hyun menemukan mobil Dong Hyun yang masih ada di posisi semula. Dia masih belum pergi dari sini. Makanya, dia pergi keluar untuk memeriksa. Sementara Hyun Kyung disuruhnya tetap menunggu di dalam gedung.

Dong Hyun ada di dalam mobil. Dia gagal kabur. Mobilnya tidak bisa menyala dan tubuhnya penuh luka. Dia sudah digigit dan sekarang hanya bisa menangis, menyesali semua tindakannya. Nasi sudah menjadi bubur. Yi Hyun tetap membantunya. Dia membawa Dong Hyun ke dalam gedung.


“Tunggu. Begini, bukankah dia terinfeksi?” tanya Soo Min, mempertanyakan tindakan Yi Hyun yang membawa masuk Dong Hyun.

“Dia belum menunjukkan gejala apa pun. Dia akan bisa bertahan lebih lama jika tetap bersama keluarganya,” ujar Yi Hyun.


Dong Hyun memutuskan untuk kembali sendirian ke keluarganya. Dia sangat menyesal dan meminta maaf sambil menangis pada ayahnya. Ayahnya tidak marah sama sekali. Dia juga tidak takut. Yang ada, dia malah menangis terharu memberitahu istrinya kalau putra mereka sudah kembali. Mereka menerima Dong Hyun.

--



Di unit 601,

Moon Hee mulai bertingkah kelewat batas. Dia memeriksa barang-barang yang ada di kamar Joo Hyeong dan terkesima dengan semua koleksi perhiasan Min Ji. Se Kyu juga menyadari hal itu. Kondisi Se Kyu sudah lebih baik setelah meminum pel Next. Dia bahkan meminta Moon Hee untuk mencabut pisaunya. Tapi, sebelumnya, biarkan dia meminum sekali lagi pil Next. Setelah meminumnya, Moon Hee mencabut pisaunya. Setelah pisau di cabut, mereka mulai menyusun rencana. Keduanya, ingin merebut apartemen Joo Hyeong.



Dengan aktingnya, Moon Hee memanggil Joo Hyeong ke dalam kamar setelah berbohong kalau Se Kyu meninggal. Begitu Joo Hyeong masuk, Se Kyu yang bersembunyi di bawah selimut, langsung menikamnya dengan pisau yang tadi menusuknya. Joo Hyeong berhasil menghindar sehingga pisau hanya mengiris tangannya, kemudian mendorong Moon Hee dan kabur keluar apartemen.


Di unit 602, Sang Hee masih saja berkutat untuk menganalisa kata sandi akun crypto Joo Hyeong. Sementara Hae Sung terus saja memeriksa bekas luka gigitan Joo Hyeong. Dia sangat takut kalau lukanya infeksi. Masalahnya, Sang Hee udah menunjukkan sifat aslinya dan nggak peduli lagi untuk jaim. Yang ada dia malah membentak-bentak Hae Sung. Sekarang yang harus dipikirkan adalah laptop! Misalkan mereka tahu kata sandinya, tapi laptop Joo Hyeong ngga ada dengan mereka.


Lagi memikirkan hal itu, terdengar suara gedoran di pintu. Joo Hyeong yang datang dan meminta diizinkan masuk! Dia akan memberikan uangnya, tapi biarkan dia masuk. Namanya juga gila ketemu gila, yah ujung-ujungnya Sang Hee nggak menolongnya.



Yang bisa dimintai tolong hanyalah Yi Hyun. Joo Hyeong menangis, meminta Yi Hyun menolongnya. Akhirnya, Yi Hyun menemani Joo Hyeong kembali ke apartemennya. Memang dasar stress, Moon Hee malah bersikap seolah apartemen itu adalah miliknya. Dia memasang pengaman pintu agar tidak ada yang bisa menerobos masuk. Udah gitu, dia berbohong kalau Joo Hyeong memberikan mereka obat Next pada suaminya. Sekarang, suaminya masih belum baikan dan hanya berbaring. Makanya, dia minta Yi Hyun mengusir Joo Hyeong karena dia terlalu takut sama Joo Hyeong.



Joo Hyeong jelas frustasi karena itu apartemennya, tapi malah dia yang diusir. Mana Yi Hyun kelihatan nggak percaya. Ya udah, nggak punya pilihan lain, Joo Hyeong pasrah diusir. Tapi, setidaknya, berikan laptopnya! Setelah menerima laptopnya, Joo Hyeong pasrah aja di bawa sama Yi Hyun ke ruangan gym.




Di lift, mereka malah ketemu sama Yeon Ok yang udah kayak hantu. Penampilannya benar-benar mengerikan. Hyun Kyung saja kelihatan merinding.

--



Se Kyu dan Moon Hee benar-benar gila!! Mereka membongkar dan mengumpulkan semua benda berharga di rumah Joo Hyeong dan mencobainya. Keduanya benar-benar pencuri! Mereka sudah menyusun skenario akan menuntut kompensasi apartemen Joo Hyeong karena sudah memberikan obat Next. Kalau bisa, mereka mau membunuh Joo Hyeong sebelum masa karantina berakhir. Bunuh dan buat seolah orang terinfeksi yang melakukannya.

Lebih gilanya lagi, Se Kyu sudah mengonsumsi obat Next sebanyak 2 pil. Dan Moon Hee malah menawarkan 1 pil lagi untuk diminum. Stress!

--


Yi Hyun udah sangat capek berkeliling apartemen dan mengurusi banyak hal. Akhirnya, dia pun bisa kembali ke apartemennya. Hyun Kyung sebenarnya heran, apa alasan Yi Hyun tidak ikut pergi bersama Sae Bom keluar?

“Aku harus menjaga rumah ini sampai Sae Bom kembali. Kami sudah berjuang untuk mendapatkan rumah ini sebagai ketentuan khusus bagi PNS.”

“Aku tahu kamu mencemaskan kami. Jika bukan karena bantuanmu, masalah besar bisa terjadi. Terima kasih,” ujar Hyun Kyung, tulus.

“Aku akan beristirahat sebentar dan mencari Andrew lagi. Itu mungkin berbahaya, jadi, kalian pulang saja.”


“Kami juga bisa membantumu.”

“Aku juga berbahaya,” ujar Yi Hyun, mengingatkan kalau dia juga sudah terinfeksi. “Kamu tampak jauh lebih baik sekarang, tapi tidak bagiku,” ujarnya melihat kondisi Soo Min.

Soo Min langsung saja memberi kode sama Hyun Kyung agar mereka pergi. (Soo Min ini nggak jahat. Dia penakut dan pengecut. Tapi, setidaknya, dia penurut).


Setelah ditinggal sendirian, Yi Hyun mulai membersihkan apartemennya yang sangat berantakan setelah berbagai kejadian. Ketika sedang berberes itulah, dia menemukan walkie talkienya. Sayangnya, walkie talkie itu sudah dalam rusak. Walau begitu, dia tetap saja bicara, seolah Sae Bom bisa mendengarnya.

“Bom-ah. Kamu baik-baik saja? Aku merindukanmu.”


Dan semua kejadian itulah yang di sampaikan Hyun Kyung dan Soo Min pada Sae Bom. Sae Bom sangat amat bahagia mendengarnya karena Yi Hyun baik-baik saja dan berada di apartemen. Tanpa membuang waktu, dia langsung berlari menuju apartemennya sambil menyuruh mereka untuk kembali ke apartemen dan tidak berkeliaran karena karantina akan segera berakhir.

 

Post a Comment

Previous Post Next Post