Sinopsis K-Drama
: Happiness Episode 12 part 1
Semua
tokoh, lokasi, organisasi, agama, insiden dan kelompok dalam drama ini hanyalah
fiksi
A
new day, A new hope…
Pagi
Sae Bom dimulai dengan proses pengambilan plasma darahnya. Dan selama proses
tersebut, Sae Bom hanya terus melihat video pernyataan cinta Yi Hyun. Dia
sangat merindukannya. Dia mencoba menelepon ke ponsel Yi Hyun, namun, tidak
aktif. Dan hal itu, semakin membuat Sae Bom khawatir.
Proses
pengambilan darahnya sudah selesai tapi petugas belum juga kembali.
Kebetulannya, dia melihat Seo Yoon yang sedang dibawa oleh para petugas.
Kondisinya sudah jauh lebih baik daripada kemarin. Dia juga terlihat sehat. Dan
hari ini, dia akan dipertemukan dengan Ibunya. Sama seperti Sae Bom, Seo Yoon
juga merindukan Yi Hyun. Sayangnya, Yi Hyun masih di apartemen dan Sae Bom
berujar kalau dia akan menjemput Yi Hyun hari ini.
Sae
Bom menemani Seo Yoon ke ruangan ibunya di kurung. Seo Yoon terlihat sangat
bahagia dan tidak sabar untuk melihat ibunya. Sementara Sae Bom, dia terlihat
khawatir. Dia sudah tahu kondisi ibu Seo Yoon yang terinfeksi, makanya, dia
masuk dulu untuk memastikan kalau Ibu Seo Yoon tidak sedang dalam keadaan
kambuh. Ibu Seo Yoon dalam keadaan normal dan menyembunyikan rantai yang ada di
tangannya dengan selimut. Dia juga berusaha keras menahan rasa hausnya agar tidak berubah. Seo
Yoon yang sudah sangat merindukannya, langsung berlari untuk memeluknya. Namun,
Sae Bom menahannya agar tidak mendekati ibunya. Ibu Seo Yoon tidak tersinggung
sama sekali dan memang berharap Seo Yoon tidak terlalu dekat. Dia berbohong
kalau dia terkena flu dan khawatir jika Seo Yoon akan tertular jika terlalu
dekat. Ibu Seo Yoon juga sudah mendengar kalau Seo Yoon akan menjalani operasi.
Dan karena itu, dia menasehati Seo Yoon untuk menjaga kesehatan dan jalani
operasinya seperti gadis dewasa. Patuhilah perkataan Sae Bom. Dengan begitu,
mereka bertiga (dia, Seo Yoon dan ayahnya) bisa menjadi keluarga lagi. Seo Yoon
mengangguk mengiyakan.
Seo
Yoon masih ingin memeluk ibunya, tapi Sae Bom terus menahannya dan memintanya
untuk menuruti perkataan Ibunya. Ibunya tahu kalau waktunya sudah tidak lama
sampai dia kambuh lagi, makanya, dia mengucapkan perpisahan. Seo Yoon akhirnya
pergi dengan lunglai karena tidak bisa memeluk ibunya.
Setelah
Seo Yoon keluar, Ibu Seo Yoon mengucapkan terimakasih atas bantuan Sae Bom. Dia
mendengar kalau Seo Yoon akan di operasi dan itu semua berkat bantuan Sae Bom.
Dia juga berterimakasih karena Sae Bom sudah menyampaikan surat Seo Yoon waktu
itu. Berkat surat itu, dia bisa bertahan hingga sejauh ini. Jika tidak, mungkin
sekarang dia sudah seperti suaminya. Dia juga meminta tolong sekali lagi agar
Sae Bom mau menjaga putrinya sebentar lagi.
Setelah
mengatakan permintaan itu, Ibu Seo Yoon meminta Sae Bom segera pergi karena dia
tidak bisa bertahan lagi. Dan benar. Beberapa detik kemudian, Ibu Seo Yoon
sudah dalam keadaan kambuh. Dia berteriakm namun, entah kenapa, tatapan dan
raut wajahnya menunjukkan kesedihan teramat dalam.
Dan
hal itu, mengiris hati Sae Bom.
= H A P P I N E S S =
So
Yoon juga ada di markas tersebut dan sekarang sedang bersama Tae Seok usai
menjalani test. Tae Seok seperti biasanya, mewawancarai So Yoon mengenai yang
terjadi di apartemen dan siapa saja yang sudah terinfeksi. Pertanyaan ini
dilakukan sebagai formalitas prosedur yang sudah ada. Sama seperti dia pertama
kali mewawancarai Sae Bom.
So
Yoon bekerja sama dengan baik memberikan pernyataan. Jika Yi Hyun juga
terinfeksi, maka ada dua orang terinfeksi di apartemen. Satu lagi adalah Na Soo
Min dari lantai empat. Sebenarnya ada dua orang lagi yang terinfeksi tapi sudah
meninggal (Woo Chang dan Min Ji).
Disaat
yang sama, Sae Bom mengantarkan Seo Yoon ke mobil ambulans yang akan
membawanya. Dia menasehati Seo Yoon untuk tetap kuat dalam menjalani operasi
dan dia janji akan mengunjunginya bersama Yi Hyun. Seo Yoon benar-benar pintar.
Dia tahu kalau ibunya terinfeksi setelah melihat reaksi ibunya dan Sae Bom
barusan. Meski begitu, dia tetap yakin kalau ibunya hanya sakit sepertinya dan
pasti akan membaik.
Setelah
mengantarkan Seo Yoo, Sae Bom pergi menemui Tae Seok yang sekarang sedang
berada bersama istrinya. Hal pertama yang ditanyakan oleh Sae Bom adalah
mengenai Ibu Seo Yoon. Tae Seok memberitahunya kalau ibu Seo Yoon bisa bertahan
hingga sejauh ini karena keinginan untuk bertemu putrinya dan dia tidak akan
bisa bertahan lagi. Ibu Seo Yoon akan dipindahkan ke gudang pembeku beberapa hari
lagi. Hati Sae Bom jelas merasa iba.
Seolah
tahu apa yang dirasakannya, Tae Seok memberikan sisa obat terakhir yang
berhasil dibuat dengan plasma darah Sae Bom. Dan ada kabar buruk lainnya juga,
jumlah antibodi di tubuh Sae Bom sudah menurun. Jadi, obat yang diberikannya
akan menjadi suntikan terakhir yang efektif untuk penyakit ini Mereka harus
mempergunakannya untuk penelitian agar bisa mengembangkan obatnya.
“Jadi,
relakanlah ini demi keselematan semua orang,” ujar Sae Bom.
“Seorang
komandan medis datang untuk menjemputmu. Mereka berencana membawamu dan obatnya
ke laboratorium,” beritahu Tae Seok.
“Jadi,
kamu melanggar janjimu?”
Jawabannya
terlihat di scene berikutnya.
Saat
komandan medis itu tiba, hanya ada Tae Seok di ruangan tersebut yang menodongkan
pistol pada mereka. Tae Seok juga sudah menyuktikan obat yang dibuat dengan
plasma darah Sae Bom ke tubuh istrinya. Semua rela Tae Seok lakukan, asalkan
istrinya dapat diselematkan meskipun dia harus melanggar tugas atau bahkan
kehilangan nyawa. Setelah obat disuntikan, Tae Seok meletakkan senjatanya dan
mengangkat tangan sebagai tanda kalau dia menyerah. Dia sudah selesai
menyelamatkan istrinya dan tidak peduli meskipun harus dihukum. Dia juga
memberitahu kalau Sae Bom baru saja pergi.
Benar.
Tae Seok menepati janjinya. Beberapa saat sebelumnya, Tae Seok sudah memberikan
baju militer dan perlengkapannya untuk Sae Bom kenakan agar bisa mengecoh semua
orang. Dia juga sudah menyiapkan apa yang Sae Bom perlukan di mobilnya. Sae Bom
agak ragu menerima bantuannya. Agak aneh jika Tae Seok begitu mudah
melepaskannya padahal menurtunya, Tae Seok cukup ambisius.
“Aku
punya rencana. Jangan khawatir,” ujar Tae Seok saat itu pada Sae Bom.
Dan
sekarang, saat dia bisa saja keluar sebelum ada yang menyadari, Sae Bom memilih
untuk pergi ke ruangan ibu Seo Yoon. Dia menyuntikkan obat terakhir yang
diberikan oleh Tae Seok padanya. Aksinya tersebut ketangkap basah sama Ji Soo.
Ji Soo benar-benar nggak habis pikir dengan tindakannya yang memilih
menggunakan obat terakhir untuk menyelamatkan nyawa ibu Seo Yoon. Sae Bom sama
sekali tidak menyesali pilihannya. Dia yakin kalau pasti ada orang lain diluar
sana yang mempunyai antibodi sama sepertinya. Dan juga, Yi Hyun mempunyai
dirinya dan dia akan tetap berada di sisi Yi Hyun hingga obat ditemukan.
Sementara Seo Yoon, dia hanya memiliki ibunya, makanya dia memilih menggunakan
obat tersebut.
Ji
Soo sudah tidak mempertanyakan lagi pilihannya dan memilih mendukung serta
membantunya. Berkat bantuan Ji Soo, Sae Bom bisa sampai ke pintu keluar tanpa
ketangkap siapapun. Namun, sebelum pergi, Ji Soo ingin meminta sesuatu. Sae Bom
mengira Ji Soo ingin pelukan. Eh, tapi bukan itu. Ji Soo minta Sae Bom
memukulinya biar orang-orang tidak curiga. Jadi, dia mau membuat alibi kalau
Sae Bom berhasil menjatuhkannya dan merebut seragam militernya untuk
penyamaran. Sae Bom nggak segan dan memukuli wajah Ji Soo dengan gagang pistol.
Padahal Ji Soo sudah minta di pukul di bagian tubuh yang nggak sakit dan nggak
di wajah, tapi Sae Bom merasa kalau wajah adalah pilihan yang paling tepat.
Soalnya, kalau di pukul di wajah, memarnya pasti langsung kelihatan dan paling
cepat sembuh juga. Brakk!!
Setelah
berhasil keluar dari gedung, Sae Bom segera menuju mobilnya dan mencari
‘hadiah’ yang diberikan sama Tae Seok. Hadiahnya adalah sebuah walkie-talkie
dan akses otorisasi untuk memasuki gedung apartemen Seyang yang masih dalam
masa karantina.
Sekarang,
Tae Seok sedang disidang sama Komandan Medis. Dia sangat marah karena Tae Seok
membantu Sae Bom untuk pergi. Dia bisa saja melupakan masalah ini jika Tae Seok
hanya memberikan obat kepada istrinya tanpa izin mereka, namun, Tae Seok malah
membiarkan orang yang mempunyai antibodi untuk kabur dengan obat terakhir. Tae
Seok tetap saja tenang meskipun sudah diintimidasi. Dia merasa kalau dirinya
sudah banyak melakukan hal untuk negara mulai dari pembatasan, karantina dan
pembunuhan, demi mencegah semakin banyaknya korban terinfeksi. Komandan
membenarkan ucapannya dan berkat Tae Seok juga mereka berhasil melindungi
banyak orang.
“Selama
ini aku hanya melihat manusia sebagai ukuran efisiensi dan angka. Tapi setelah
melihat Yoon Sae Bom, aku sadar ada cara lain,” ujar Tae Seok.
--
Sae
Bom akhirnya tiba di gedung apartemen Seyang. Dan dengan hadiah buku akses
otorisasi yang diberikan oleh Tae Seok, dia bisa masuk ke dalam gedung
apartemen tanpa kendala berarti. Begitu berhasil masuk, Sae Bomm mencoba
menghubungi Yi Hyun menggunakan walkie-talkienya, tapi tidak ada respon sama
sekali. Meski begitu, dia tetap bicara, dia bilang kalau tidak ada Yi Hyun
disampingnya membuatnya menyadari betapa berharganya Yi Hyun baginya. Makanya,
dia akan menemukannya dimanapun dia berada.
--
Ji
Soo juga dipanggil menghadap Komandan Medis. Seperti yang sudah
direncanakannya, dia muncul dengan memar di mata kanannya dan berbohong kalau
Sae Bom kabur dengan memakai seragamnya. Komandan mana mempercayai
kebohongannya dan memintanya memberitahu kemana Sae Bom berencana pergi? Ji Soo
berbohong kalau Sae Bom sepertinya mau kabur keluar negeri dengan obat
tersebut, jadi mereka harus segera mengeluarkan DPO untuk bandara Korea.
Padahal
Ji Soo udah sampai memikirkan semua kebohongan, eh, Tae Seok malah jujur kalau
Sae Bom menuju ke apartemen Seyang karena suaminya berada di sana. Ji Soo
benar-benar terkejut karena Tae Seok begitu jujuurrr.
“Seseorang
memiliki antibodi yang tepat di apartemen itu. Beri aku wewenang penuh. Lalu
akan kubawakan obatnya,” ujar Tae Seok, penuh percaya diri.
--
Soo
Min sudah lepas dari borgolnya dan sekarang mengenakan pengaman wajah yang
biasa dipakai pemain baseball dan memakai sarung tangan karet warna pink. Dia
membujuk Hyun Kyung agar mereka pergi keluar dari apartemen ini karena berita
juga sudah memberitakan keadaan diluar yang baik-baik saja. Lagian, semua juga
sudah keluar kecuali Yi Hyun. Hyun Kyung merasa ragu. Dan seperti biasa, mereka
saling berdebat.
Untungnya
mereka berdebat di lantai basement, jadi mereka bisa mendengar suara orang
mengentuk pintu. Sae Bom yang datang dan meminta pintu dibukakan. Tanpa ragu,
keduanya langsung membantu membuka pintu. Hal pertama yang Sae Bom tanyakan
pada mereka adalah mengenai suaminya. Dimanakah suaminya? Apa dia baik-baik
saja?
“Dia…
apa dia masih hidup?”
Mari kita kembali ke 1 hari sebelumnya,
Yeon Ok yang pergi ke atap untuk
mencari Yi Hyun karena sudah mengurungnya, tiba saat Yi Hyun sudah berubah
menjadi ‘zombie’ dan menggigit Andrew hingga kehabisan darah. Setelah memuaskan
‘dahaga’ nya, mata Yi Hyun kembali menjadi normal, namun, dia masih dalam
keadaan setengah sadar gitu. Pikirannya nggak fokus dan dia berjalan melewati
Yeon Ok begitu saja.
Yeon Ok benar-benar sudah jadi gila.
Bukannya kabur ketakutan melihat mayat Andrew, dia malah mau merebut pistol
yang ada dalam genggaman tangannya. Sial baginya karena Andrew begitu erat
menggenggam pistol tersebut.
Hyun Kyung baru saja mau kembali ke
kamarnya setelah menjenguk Soo Min. Tapi, dia malah melihat di sudut lift ada
genangan darah yang sangat banyak. Itu adalah darah dari luka tusukan Se Kyu.
Tentu saja, dia merasa sangat ngeri dan takut. Saat keluar lift, dia tanpa
sengaja melihat Yi Hyun yang bajunya di penuhi darah, berjalan gontai dari arah
tangga darurat menuju apartemennya. Karena rasa khawatir dan peduli, Hyun Kyung
mengikutinya.
Yi Hyun entah kenapa, merasa sangat
lelah. Dia seperti nggak peduli dengan apapun yang ada di sekelilingnya dan
tidur dengan lelap di kasur. Samar-samar, dia mendengar suara Sae Bom yang
memanggilnya untuk bangun karena mereka harus segera bertemu. Dia berhalusinasi
sama seperti Sae Bom. Yang ada di depannya adalah Hyun Kyung. Saat sadar kalau
itu bukan Sae Bom, Yi Hyun berujar kalau dia baik-baik saja dan hanya perlu
tidur sebentar.
Di unit apartemen lain, Sang Hee dan
Hae Sung begitu serius menerjemahkan tulisan tatto yang ada di pundak Joo
Hyeong hingga menjadi kalimat yang bisa dibaca. Saking seriusnya, mereka sampai
nggak sadar kalau Joo Hyeong sudah sadar kembali dan menelan obat pil Next
lagi. Di saat seperti itu, Moon Hee malah menggedor pintu dan meminta
dipertemukan dengan Joo Hyeong. Suaminya ditikam dan perlu Joo Hyeong untuk
mengobatinya.
Selagi perhatian Sang Hee dan Hae Sung
teralih, Joo Hyeong bangun dari pingsannya dan bersembunyi. Sang Hee dan Hae
Sung berbohong pada Moon Hee kalau Joo Hyeong tidak ada dan menutup pintu.
Begitu pintu di tutup dan mereka mau kembali ke ruang tamu, Joo Hyeong langsung
keluar dari persembunyiannya dan menggigit tangan Hae Sung hingga berdarah.
Kondisinya terlihat sangat normal. Itu terlihat dari matanya yang tidak memutih
dan warna kulitnya juga tidak memerah. Tapi, karena dia bertingkah seperti
orang terinfeksi, sontak saja Hae Sung dan Sang Hee ketakutan dan langsung
kabur keluar tanpa membawa laptop, hanya membawa buku catatan. Mereka kabur ke
unit apartemen Hae Sung.
Setelah puas menakuti, Joo Hyeong
baru mau melayani Moon Hee.
Entah berapa jam yang sudah berlalu,
tapi saat Yi Hyun sadar, di dalam apartemennya sudah ada Soo Min dan Hyun Kyung
yang menunggui. Soo Min masih belum tahu kalau Yi Hyun sadar dan malah mengajak
Hyun Kyung untuk ghibah. Dia membahas luka tembak di lengan dan kaki Yi Hyun
yang pendarahannya sudah berhenti. Dan juga, bau darah Yi Hyun membuatnya mual
dan dia tidak mau sama sekali menyentuhnya. Artinya, Yi Hyun sudah terinfeksi.
Hyun Kyung jadi kesal. Kalau abangnya
bilang begitu, apa dia menginginkan darahnya gitu?! Soo Min menjelaskan kalau
bukan itu maksudnya. Jangan mengalihkan topik. Yang dia ingin bahas adalah Yi
Hyun sudah terinfeksi. Ditengah perdebatan mereka, Yi Hyun bangun. Dia langsung
menanyakan, kenapa mereka berada di sini? Hyun Kyung menjawab kalau mereka
hanya membantu mengobati pendarahan Yi Hyun. Karena pendarahannya terlalu
banyak, dia melepaskan borgol Soo Min dan membawanya kemari untuk membantu.
Dan juga, karena khawatir kalau Soo
Min akan kambuh, dia memakaikan helm pengaman untuk bermain baseball punya Yi
Hyun pada Soo Min. Soo Min juga membantu mengambilkan minum untuk Yi Hyun. Btw,
Soo Min bilang kalau rasa hausnya belakangan ini sudah tidak terlalu buruk.
“Di mana Sae Bom?” tanya Yi Hyun,
masih belum sadar sepenuhnya. Lupa kalau Sae Bom sudah pergi bersama lainnya
keluar.
“Dia tidak ada di apartemen ini. Detektif
satunya dan anak itu juga sudah pergi,” jawab Hyun Kyung.
“Mereka sudah pergi, bukan?Menurut berita,
semua baik-baik saja di luar. Kecuali di tempat yang dikarantina, darurat
militer dihapuskan. Bukankah pintunya terbuka?” tanya Soo Min.
“Aku tidak tahu apa yang terjadi di
luar.”
Yi Hyun meski sudah dalam tahap
seperti ini, dia masih saja mengkhawatirkan orang lain. Dia jujur pada mereka
kalau dia sudah menggigit Andrew. Makanya, dia ingin memeriksa ke atap kondisi
Andrew. Jika sampai Andrew tidak meninggal dan ikut terinfeksi, maka akan
sangat berbahaya. Makanya, dia harus
menangkapnya.
Sebelum pergi ke atap, Yi Hyun menukar
bajunya dulu.
Apa yang ditakutkan Yi Hyun menjadi
kenyataan. Tubuh Andrew tidak ada lagi di atap. Yang ada di sana malah tongkat
baseball-nya. Pencarian Andrew pun di mulai.
Joo Hyeong memang minum pil Next.
Tapi, dia tidak terinfeksi. Lukanya juga tidak membaik. Lebih anehnya lagi, dia
mau mengizinkan Moon Hee dan Se Kyu masuk ke apartemennya dan memberikan
bantuan pertama pada luka Se Kyu. Joo Hyeong sepertinya mau mengonsumsi obat
Next lagi, tapi belum sempat dia memakannya, sudah ada yang mengetuk pintu Yang
datang adalah Yi Hyun dengan Soo Min dan Hyun Kyung.
Yi Hyun menanyainya sedikit dan Joo
Hyeong langsung memberitahu semuanya. Megenai Se Kyu yang menderita luka
tikaman Andrew dan dia menjaganya dengan alasan kemanusiaan (terus, kenapa dia
membunuh Min Ji? dan mencoba membunuh yang lain juga?). Yi Hyun tidak mau
mendengarkan omong kosongnya dan menanyakan mengenai keberadaan Andrew dan Yeon
Ok yang entah ada dimana? Joo Hyeong juga nggak tahu. Dia malah lebih penasaran
karena Yi Hyun tidak bersama Sae Bom. Yi Hyun mana mau memberitahu kalau Sae
Bom sudah pergi. Sebelum pergi, Yi Hyun menasehati Joo Hyeong untuk tidak
membiarkan Andrew masuk ke dalam apartemennya jika melihatnya. Karena, dia
ingin mempenjarakan Andrew, Joo Hyeong dan Yeon Ok (maksudnya, jangan sampai
Joo Hyeong mati di tangan Andrew).
Joo Hyeong nggak terima diintimidasi
begini dan melaporkan kalau Sang Hee bekerja sama dengan Hae Sung mencoba
membunuhnya. Harusnya, Yi Hyun memenjarakan mereka terlebih dahulu! Hyun Kyung
dan Soo Min yang ada dibelakang Yi Hyun sedari tadi, angkat bicara kalau mereka
barusan dari unit 602 dan Hae Sung menunjukkan bekas luka gigitan Joo Hyeong.
Dengan bangganya, Joo Hyeong
membenarkan kalau dia menggigit Hae Sung. Dia juga bilang kalau dirinya
terinfeksi! Tapi, bukan hanya dia orang yang menggigit. Jadi siapa yang bisa
menuntutnya? (Maksudnya, dia melakukannya karena dalam status sakit). YI Hyun
udah sangattt muak.
“Pak Oh. Kamu tidak terinfeksi. Aku
tahu karena aku terinfeksi. Aku hampir tidak bisa menahan keinginan untuk
menggigitmu.”
“Aku juga meminum pil itu. Aku meminum
pil itu!”
“Meminum pil itu tidak berarti kamu
akan terinfeksi. Beberapa orang menunjukkan gejala setelah cukup lama, dan
beberapa bahkan tidak sakit,” jelas Yi Hyun.
Yi Hyun juga memutuskan untuk masuk ke
apartemen Joo Hyeong untuk memeriksa keadaan Se Kyu. Kondisi Se Kyu semakin
lemah dan wajahnya juga sudah sangat pucat. Dia sudah kehilangan sangat banyak
darah. Tidak banyak yang bisa Joo Hyeong lakukan soalnya, pisau itu menancap di
pundak Se Kyu. Se Kyu yang udah sekarat, masih saja bisa teriak-teriak dan
menyuruh istrinya untuk mengusir semua orang dari hadapannya. Joo Hyeong jelas
kesal. Ini rumahnya!!
Yi Hyun tidak bisa berkata banyak,
soalnya rasa hausnya semakin menjadi-jadi melihat darah Se Kyu. Joo Hyeong
bilang kalau pisau yang menancap di pundak Se Kyu tidak boleh di cabut karena
dia akan langsung mati. Jika dibiarkan begitu saja, mungkin Se Kyu akan bisa
bertahan beberapa hari.
“Aku akan mencari cara untuk
membawanya keluar. Awasi dia sampai saat itu.”
“Aku memberinya pereda nyeri dan kamar
tidurku. Apa lagi yang bisa kulakukan?” teriak Joo Hyeong, kesal.
Tapi teriakannya langsung lenyap saat Yi
Hyun membanting tubuhnya dan melayangkan tongkat baseball. Untungnya, dia sigap
menghindar. Yi Hyun udah bisa menebak rencana licik Joo Hyeong. Joo Hyeong
pasti sengaja membiarkan Se Kyu dan Moon Hee di apartemennya, untuk jaga-jaga
jika dia mulai merasa haus kan! Joo Hyeong tidak bisa mengelak lagi dan mengaku.
Tapi, dia juga minum pil karena hampir mati.
Yi Hyun tidak mau mendengarkan
protesnya dan pergi keluar. Joo Hyeong nggak puas dan mengejarnya.
Apartemen dalam keadaan kosong. Moon
Hee secara diam-diam, mengambil pi obat Next yang ada di meja dan meminumkannya
pada Se Kyu. Sama seperti pemikiran Joo Hyeong, dia merasa kalau pil itu
satu-satunya cara agar suaminya tetap hidup. Tentu saja, sebagai orang biasa,
dia punya ketakutan kalau Se Kyu akan berubah menjadi ‘zombie.’ Namun, dia
menyakinkan diri kalau Se Kyu tidak akan menggigitnya meskipun terinfeksi
karena mencintainya.
Yi Hyun, Hyun Kyung dan Soo Min kali
ini memeriksa keadaan di unit 302. Yang membukakan pintu adalah kakek Hak Je.
Dia masih sangat setia menjaga nenek Sung Sil dan melarang mereka untuk masuk,
untuk jaga-jaga. Yang lebih penting adalah dia meminta tolong agar mereka
membantunya menjaga putranya. Dia mendengar kalau putranya ada di lantai 2.
“Dia bilang ingin pergi, tapi...”
“Jika kamu kebetulan melihatnya, suruh
dia pulang. Katakan kami baik-baik saja. Seperti itulah rumah. Kita pulang ke
rumah saat keadaan sulit.”
“Baiklah. Dan jika Andrew... Begini...
Kalau ada orang tidak dikenal, jangan buka pintunya. Dia sangat berbahaya.”
“Baiklah. Aku ragu dia akan datang ke
sini. Hanya ada aku dan istriku di sini.”
Hyun Kyung jadi merasa iba dan
menawarkan untuk memberikannya makanan lagi jika kekurangan. Kakek Hak Je jelas
berterimakasih atas tawarannya.
Dan seperti biasanya lagi, Soo Min
mengomeli Hyun Kyung yang berbagi makanan dengan orang lain dan khawatir mereka
akan kehabisan stok. Hyun Kyung jelas kesal dan memarahinya yang begitu egois.
Selagi bertengkar, terlihat kalau lift
bergerak. Yi Hyun segera menekan tombol lift agar berhenti. Dia sudah siap
siaga d engan tongkat baseball ditangannya. Yang ada di dalam lift adalah Yeon
Ok dengan penampilan yang berantakan. Yeon Ok keluar dari lift sambil
memperingati Hyun Kyung dan Soo Min untuk menjauh dari Yi Hyun. Dengan wajah
terlihat senang, dia memberitahukan kalau Yi Hyun terinfeksi dan menggigit
Andrew!
“Aku juga terinfeksi,” gumam Soo Min
yang langsung mendapat pukulan kecil dari Hyun Kyung. Kode biar diam.
Wkwkwkwkw. Ya iyalah Soo Min bilang gitu. Ngapain dia harus jaga jarak sama Yi
Hyun padahal mereka sama-sama orang terinfeksi.
“Kemungkinan besar Andrew masih di
dalam gedung ini.”
“Andrew sudah mati,” ujarnya sangat
yakin. Kenapa? Karena saat dia mau merebut pistol dari tangan Andrew, Andrew
bergerak. Dia masih hidup. Dan karena ketakutan, Yeon Ok memukull kepalanya
berulang kali menggunakan tongkat baseball hingga mati. Dialah yang membunuh
Andrew. “Aku ingin keluar dan bicara dengan orang yang bertanggung jawab atas
karantina. Tapi ada juga orang
terinfeksi di depan apartemen ini. Tapi setelah menyingkirkan pembunuhnya, kita
bisa menunggu,” ujarnya, mulai melantur.
“Jadi, di mana jasadnya? Kamu
memindahkan jasadnya?”
“Ada di atap. Kamu menggigitnya sampai
mati!”
“Tidak ada orang di atap.”
“Kamu pasti mencoba menipuku. Kamu
pikir aku bodoh? Tidak! Aku sangat sehat. Aku tidak terinfeksi seperti kalian!”
teriaknya, menggila dan kabur ke dalam lift.
Kondisi Yeon Ok benar-benar sudah
parah. Dia sudah gila. Hyun Kyung dan Soo Min sampai takut melihatnya. Yi Hyun
mencoba memahaminya. Yeon Ok begitu karena Woo Chang meninggal dan dia butuh
orang untuk disalahkan.
Yeon Ok ternyata pergi ke atap untuk
memeriksa mayat Andrew. Dan sama seperti yang dikatakan Yi Hyun, mayat Andrew
tidak ada. Yeon Ok semakin ketakutan dan mencoba menyakinkan diri kalau Yi Hyun
menyembunyikan jasad Andrew untuk menipunya. Dalam kondisi mental yang tidak
stabil ini, Yeon Ok berencana untuk membunuh Yi Hyun jika terus mengganggunya.
Yi Hyun sekarang berada di basement
bersama Hyun Kyung dan Soo Min. Hyun Kyun merasa kalau Andrew dan Dong Hyun
pasti sudah meninggalkan gedung, soalnya, mereka sudah berkeliling dan tidak
menemukan keduanya. Umur panjang. Baru juga di bahas, Yi Hyun menemukan mobil
Dong Hyun yang masih ada di posisi semula. Dia masih belum pergi dari sini.
Makanya, dia pergi keluar untuk memeriksa. Sementara Hyun Kyung disuruhnya
tetap menunggu di dalam gedung.
Dong Hyun ada di dalam mobil. Dia
gagal kabur. Mobilnya tidak bisa menyala dan tubuhnya penuh luka. Dia sudah
digigit dan sekarang hanya bisa menangis, menyesali semua tindakannya. Nasi sudah
menjadi bubur. Yi Hyun tetap membantunya. Dia membawa Dong Hyun ke dalam
gedung.
“Tunggu. Begini, bukankah dia
terinfeksi?” tanya Soo Min, mempertanyakan tindakan Yi Hyun yang membawa masuk
Dong Hyun.
“Dia belum menunjukkan gejala apa pun.
Dia akan bisa bertahan lebih lama jika tetap bersama keluarganya,” ujar Yi
Hyun.
Dong Hyun memutuskan untuk kembali
sendirian ke keluarganya. Dia sangat menyesal dan meminta maaf sambil menangis
pada ayahnya. Ayahnya tidak marah sama sekali. Dia juga tidak takut. Yang ada,
dia malah menangis terharu memberitahu istrinya kalau putra mereka sudah
kembali. Mereka menerima Dong Hyun.
--
Di unit 601,
Moon Hee mulai bertingkah kelewat
batas. Dia memeriksa barang-barang yang ada di kamar Joo Hyeong dan terkesima
dengan semua koleksi perhiasan Min Ji. Se Kyu juga menyadari hal itu. Kondisi
Se Kyu sudah lebih baik setelah meminum pel Next. Dia bahkan meminta Moon Hee
untuk mencabut pisaunya. Tapi, sebelumnya, biarkan dia meminum sekali lagi pil
Next. Setelah meminumnya, Moon Hee mencabut pisaunya. Setelah pisau di cabut,
mereka mulai menyusun rencana. Keduanya, ingin merebut apartemen Joo Hyeong.
Dengan aktingnya, Moon Hee memanggil
Joo Hyeong ke dalam kamar setelah berbohong kalau Se Kyu meninggal. Begitu Joo
Hyeong masuk, Se Kyu yang bersembunyi di bawah selimut, langsung menikamnya
dengan pisau yang tadi menusuknya. Joo Hyeong berhasil menghindar sehingga
pisau hanya mengiris tangannya, kemudian mendorong Moon Hee dan kabur keluar
apartemen.
Di unit 602, Sang Hee masih saja
berkutat untuk menganalisa kata sandi akun crypto Joo Hyeong. Sementara Hae
Sung terus saja memeriksa bekas luka gigitan Joo Hyeong. Dia sangat takut kalau
lukanya infeksi. Masalahnya, Sang Hee udah menunjukkan sifat aslinya dan nggak
peduli lagi untuk jaim. Yang ada dia malah membentak-bentak Hae Sung. Sekarang
yang harus dipikirkan adalah laptop! Misalkan mereka tahu kata sandinya, tapi
laptop Joo Hyeong ngga ada dengan mereka.
Lagi memikirkan hal itu, terdengar
suara gedoran di pintu. Joo Hyeong yang datang dan meminta diizinkan masuk! Dia
akan memberikan uangnya, tapi biarkan dia masuk. Namanya juga gila ketemu gila,
yah ujung-ujungnya Sang Hee nggak menolongnya.
Yang bisa dimintai tolong hanyalah Yi
Hyun. Joo Hyeong menangis, meminta Yi Hyun menolongnya. Akhirnya, Yi Hyun
menemani Joo Hyeong kembali ke apartemennya. Memang dasar stress, Moon Hee
malah bersikap seolah apartemen itu adalah miliknya. Dia memasang pengaman
pintu agar tidak ada yang bisa menerobos masuk. Udah gitu, dia berbohong kalau
Joo Hyeong memberikan mereka obat Next pada suaminya. Sekarang, suaminya masih
belum baikan dan hanya berbaring. Makanya, dia minta Yi Hyun mengusir Joo
Hyeong karena dia terlalu takut sama Joo Hyeong.
Joo Hyeong jelas frustasi karena itu
apartemennya, tapi malah dia yang diusir. Mana Yi Hyun kelihatan nggak percaya.
Ya udah, nggak punya pilihan lain, Joo Hyeong pasrah diusir. Tapi, setidaknya,
berikan laptopnya! Setelah menerima laptopnya, Joo Hyeong pasrah aja di bawa
sama Yi Hyun ke ruangan gym.
Di lift, mereka malah ketemu sama Yeon
Ok yang udah kayak hantu. Penampilannya benar-benar mengerikan. Hyun Kyung saja
kelihatan merinding.
--
Se Kyu dan Moon Hee benar-benar gila!!
Mereka membongkar dan mengumpulkan semua benda berharga di rumah Joo Hyeong dan
mencobainya. Keduanya benar-benar pencuri! Mereka sudah menyusun skenario akan
menuntut kompensasi apartemen Joo Hyeong karena sudah memberikan obat Next.
Kalau bisa, mereka mau membunuh Joo Hyeong sebelum masa karantina berakhir.
Bunuh dan buat seolah orang terinfeksi yang melakukannya.
Lebih gilanya lagi, Se Kyu sudah
mengonsumsi obat Next sebanyak 2 pil. Dan Moon Hee malah menawarkan 1 pil lagi
untuk diminum. Stress!
--
Yi Hyun udah sangat capek berkeliling
apartemen dan mengurusi banyak hal. Akhirnya, dia pun bisa kembali ke
apartemennya. Hyun Kyung sebenarnya heran, apa alasan Yi Hyun tidak ikut pergi
bersama Sae Bom keluar?
“Aku harus menjaga rumah ini sampai
Sae Bom kembali. Kami sudah berjuang untuk mendapatkan rumah ini sebagai
ketentuan khusus bagi PNS.”
“Aku tahu kamu mencemaskan kami. Jika
bukan karena bantuanmu, masalah besar bisa terjadi. Terima kasih,” ujar Hyun
Kyung, tulus.
“Aku akan beristirahat sebentar dan
mencari Andrew lagi. Itu mungkin berbahaya, jadi, kalian pulang saja.”
“Kami juga bisa membantumu.”
“Aku juga berbahaya,” ujar Yi Hyun,
mengingatkan kalau dia juga sudah terinfeksi. “Kamu tampak jauh lebih baik
sekarang, tapi tidak bagiku,” ujarnya melihat kondisi Soo Min.
Soo Min langsung saja memberi kode
sama Hyun Kyung agar mereka pergi. (Soo Min ini nggak jahat. Dia penakut dan
pengecut. Tapi, setidaknya, dia penurut).
Setelah ditinggal sendirian, Yi Hyun
mulai membersihkan apartemennya yang sangat berantakan setelah berbagai
kejadian. Ketika sedang berberes itulah, dia menemukan walkie talkienya. Sayangnya,
walkie talkie itu sudah dalam rusak. Walau begitu, dia tetap saja bicara,
seolah Sae Bom bisa mendengarnya.
“Bom-ah. Kamu baik-baik saja? Aku
merindukanmu.”
Dan
semua kejadian itulah yang di sampaikan Hyun Kyung dan Soo Min pada Sae Bom.
Sae Bom sangat amat bahagia mendengarnya karena Yi Hyun baik-baik saja dan
berada di apartemen. Tanpa membuang waktu, dia langsung berlari menuju
apartemennya sambil menyuruh mereka untuk kembali ke apartemen dan tidak
berkeliaran karena karantina akan segera berakhir.