Original Network : Tencent Video
Polisi Ye
melaporkan hasil pemeriksaannya kepada Kepala Du dan Polisi Zhang. Pada saat
mereka menangkap Li Shiqing, didekat taman juga ada Xiao Heyun, orang yang
turun dari halte yang sama dengan Li Shiqing.
Polisi yang
menyelidiki tentang penelpon yang barusan menelpon Li Shiqing, dia juga datang
melaporkan hasil pemeriksaannya. Pemilik nomor telpon itu adalah Xiao Heyun,
orang yang ada di dalam rekaman.
Selesai menelpon Li
Shiqing, Xiao Heyun mematikan ponselnya. Lalu dia menanyai pemilik café, dimana
toko obat terdekat. Dan si pemilik café menjawab tidak tahu, lalu dia
menyarankan Xiao Heyun untuk melihat di map aja.
Dalam perjalanan
menangkap Xiao Heyun.
“Kapten Zhang, dia
mematikan telponnya,” lapor Polisi B.
“Mari kita mulai
dari tempat dia menghilang,” balas Polisi Zhang, memutuskan.
Xiao Heyun menanyai
orang- orang yang lewat dimana toko obat terdekat. Lalu akhirnya diapun
menemukan toko obat yang dicarinya.
Para polisi sampai
di Café, tempat sebelumnya Xiao Heyun berada.
Ditoko obat. Xiao
Heyun meminta sebotol obat tidur kepada apoteker. Tapi ternyata untuk membeli
obat tidur, itu membutuhkan resep dari dokter. Dan Xiao Heyun merasa stres.
“Oh ya, aku ada
melatonin. Hal ini juga dapat membantu tidur,” kata si Apoteker, menyarankan
obat lain. “30 menit. Efeknya pasti sudah terlihat saat itu,” jelasnya.
“Oke. Berapa?” tanya Xiao Heyun.
“49,” jawab si Apoteker. “Kode QR ada disana,” tunjuknya.
Mendengar harga
obatnya, Xiao Heyun merasa ragu untuk menscan QR Barcode. Dia berpikiran bahwa
setelah tidur, dia akan masuk lagi ke dalam Loop, jadi jika dia tidak membayar,
maka tidak apa- apa. Sayangnya, tidak bisa begitu.
“Hei!” panggil si Apoteker, ketika Xiao Heyun ingin pergi begitu saja. “Kode
QR ada disini!” katanya, menunjukkan dengan jelas.
“Oh,” jawab Xiao Heyun, berpura- pura lupa.
Si Pemilik café
memberitahu polisi bahwa Xiao Heyun datang ke café ini sekitar jam 3 siang, dan
terus duduk disini sampai sore. Lalu sebelum Xiao Heyun pergi, Xiao Heyun menanyai,
dimana toko obat.
“Kapten Zhang, dia menyalakan ponselnya lagi. 700m ke arah barat,”
lapor Polisi B yang sedari tadi memperhatikan GPS di ponsel.
“Ayo pergi!” ajak Polisi Zhang, segera bergerak.
Si Apoteker memperhatikan gerak- gerik Xiao Heyun yang tampak mencurigakan. Lalu dia melihat Xiao Heyun pergi ke supermarket yang ada disebrang jalan.
“Bos, apakah kamu memiliki persentase anggur putih yang tinggi
dan semacamnya?” tanya Xiao Heyun dengan buru- buru.
“Ada,” jawab si Penjaga supermarket.
Para polisi sampai
di Apotek. Dan si Apoteker memberitahu para polisi bahwa barusan dia merasa
kalau tingkah Xiao Heyun agak mencurigakan, jadi dia terus memperhatikan Xiao
Heyun, lalu dia melihat Xiao Heyun pergi ke supermarket di sebrang.
“Terima kasih,” kata Polisi Zhang. Lalu dia dan rekannya bergerak ke
supermarket.
Xiao Heyun
bersembunyi didalam gang. Dia menelan obat tidur yang barusan dibelinya. Lalu
dia meminum sebotol anggur putih.
Diruang introgasi.
Li Shiqing menjelaskan kepada Kepala Du bahwa perkataan Xiao Heyun ditelpon
barusan, itu hanya untuk menghiburnya. Karena bagi mereka berdua, bangun
setelah tidur, maka semuanya akan dimulai dari awal lagi. Lalu dia tersenyum
dan menceritakan bahwa sebenarnya dia cukup senang, karena ada Xiao Heyun yang
menemaninya, sebab ini adalah situasi yang mengerikan, jika dia sendirian, maka
dia akan menjadi gila.
Xiao Heyun mabuk
dan jatuh tertidur.
Kepala Du keluar
dari ruang introgasi dan memerintahkan Polisi Ye untuk mempersiapkan tes
narkoba.
Didalam ruang
introgasi. Li Shiqing bersandar di kursi dan tidur.
Ketika para polisi
datang, dalam keadaan agak tidak sadar, Xiao Heyun menepis tangan Polisi Zhang
dan mengatakan bahwa dia tidak ingin pergi ke kantor polisi lagi. Dia tidak
ingin kembali ke ruangan hitam kecil itu lagi, yang bahkan tidak memiliki
jendela.
“Apa katamu? Kamu tidak ingin pergi ke kantor polisi lagi? Apakah
kamu pernah ke sana sebelumnnya?” tanya Polisi Zhang.
“Old Zhang (Zhang Tua), mengapa kamu mengirim polisi ke tempat
kejadian? Kalian bahkan tidak
berada dalam Loop, mengapa kamu mengirim polisi?” tanya Xiao Heyun, kesal. “Kalian
bahkan berani mempercayai omong kosong Li Shiqing, sungguh menakjubkan,”
komentarnya.
“Bawa dia kembali!” perintah Polisi Zhang.
Didalam mobil. Polisi
Zhang mengingat tentang kenangannya bersama Polisi Jiang. Dan dia merasa sedih,
sebab sekarang Polisi Jiang sudah tidak ada lagi.
Xiao Heyun secara
perlahan- lahan mulai merasa ngantuk. Lalu dia tertidur.
Ketika Xiao Heyun
terbangun, dia melihat dirinya berada didalam ruangan yang aneh. Didalam
ruangan tersebut dia melihat model Bus 45 yang sangat banyak dan terus
berputar- putar. Melihat hal itu, Xiao Heyun merasa bingung.
Lalu ada sebuah
suara yang memanggilnya, “Xiao Hei. Xiao Heyun”
***
Li Shiqing memanggil-
manggil Xiao Heyun supaya bangun. Dan ketika Xiao Heyun terbangun, lalu dia
melihat ke sekelilingnya, dia merasa lega. Karena ini berarti dugaan mereka
memang benar, ketika mereka tertidur, mereka akan kembali ke dalam Loop. Dan Li
Shiqing diam.
“Apa kamu masih marah padaku?” tanya Xiao Heyun dengan hati-
hati.
“Tidak… aku hanya marah dengan diriku sendiri. Petugas Polisi Jiang
meninggal,” jawab Li Shiqing sambil
menundukkan kepalanya. “Seharusnya aku tidak melapor ke polisi. Situasi berbahaya seperti itu juga terlalu berisiko bagi
polisi. Ini semua salahku,” gumamnya.
Xiao Heyun menghibur Li
Shiqing untuk tidak perlu merasa bersalah, sebab jika mereka tidak mengambil
resiko, maka tidak ada cara untuk mencegah ledakan sama sekali. Kemudian dia
meminta maaf, karena sebelumnya telah meninggalkan Li Shiqing sendirian. Dan
dia menyarankan supaya bila lain kali Li Shiqing ingin melapor kepada polisi,
maka Li Shiqing harus mengingatkan polisi untuk jangan bertindak gegabah. Namun
kali ini Li Shiqing tidak ingin melapor ke polisi lagi, karena menurutnya Xiao
Heyun benar, mereka belum mendapatkan informasi apapun. Jadi dia ingin
menyelidiki nya sendiri. Pertama, mengamati, kemudian mencari petunjuk.
Setidaknya dia harus tahu, dimana bomnya.
“Oke, kita selidiki sendiri kalau begitu,”
kata Xiao Heyun, mendukung.
“Jangan khawatirkan aku. Kamu segera turun dari bus,” balas Li Shiqing sambil menyingkir
sedikit, membiarkan Xiao Heyun untuk pergi.
“Aku tidak akan turun. Kita adalah mitra. Kita maju dan mundur bersama,”
balas Xiao Heyun. Dan Li Shiqing menatapnya
dengan tatapan tidak menyangka serta tersentuh.
Bus berhenti. Pria
bermasker hitam masuk ke dalam bus. Ketika dia masuk, dia tersandung, disaat
itu dia melindungi tasnya dengan memegangnya sangat erat. Lalu dia berjalan ke
bagian belakang bus dan dan duduk disana.
“Periksa dia,” kata Xiao Heyun, merasa curiga kepada Pria masker hitam.
Xiao Heyun dan Li
Shiqing berbisik- bisik, membahas rencana. Gimana sih caranya untuk bisa
melihat isi tas Pria bermasker hitam.
“Paham?” tanya Li Shiqing, setelah dia selesai memberitahu rencananya.
“Oh,” jawab Xiao Heyun dengan agak ragu- ragu.
Li Shiqing kemudian
pergi ke bagian belakang dan duduk disana. Dia berpura- pura seperti wanita
yang sedang ngambek dengan pacarnya. Tapi setelah Li Shiqing menunggu cukup
lama, Xiao Heyun belum juga mendekatinya dan membujuknya. Sehingga Li Shiqing
merasa agak gelisah dan terus memberikan kode.
Lalu Xiao Heyun
akhirnya pun mendekati Li Shiqing, tapi dia tidak tahu harus mengatakan apa.
Jadi akhirnya, Li Shiqing lah yang berbicara duluan.
“Kenapa kamu tidak bicara? Jika kamu tidak mengatakan apa- apa lagi, kita berdua akan
berakhir,” tanya Li Shiqing, marah.
“Aku tidak ingin berakhir,” balas Xiao Heyun dengan pelan.
“Kamu tidak ingin berakhir? Tapi kenapa kamu selalu membuatku marah?”
tanya Li Shiqing, berpura- pura ngambek.
“Kamu cukup mudah marah ya,”
balas Xiao Heyun sambil tertawa canggung.
Li Shiqing kemudian
menepuk- nepuk bangku kosong di sebelahnya sebagai tanda supaya Xiao Heyun
mendekat. Dan mengerti kode itu, Xiao Heyun pun mendekat. Melihat itu, Pria
bermasker hitam langsung berdiri untuk pindah tempat tidur. Disaat itu, dengan
cepat Xiao Heyun serta Li Shiqing bekerja sama untuk merebut tasnya.
“Apa yang ada ditasmu?” tanya Xiao Heyun, mencoba merebut
tas Pria bermasker hitam. Dan Xiao Heyun membantunya.
“Itu bukan urusanmu!” balas Pria bermasker hitam
sambil menjaga tasnya dan mendorong Xiao Heyun.
Tiba- tiba nada dering
yang sering Li Shiqing dengar sebelum terjadinya ledakan, terdengar. Mendengar
nada dering itu, Li Shiqing tertegun. Lalu sebelum dia sempat bereaksi, bus
meledak. Duarrr … !!
***
Li Shiqing dan Xiao
Heyun terbangun dengan perasaan tidak nyaman. Saat Li Shiqing terbangun, dia
mengomentari bahwa di Loop sebelumnya, Xiao Heyun terlalu banyak membuang
waktu. Dan Xiao Heyun beralasan bahwa dia takut, jika mereka membuat keributan,
pengemudi akan melamabat, lalu bus akan meledak. Lagian dia juga tidak pandai
berdebat.
“Kamu masih tidak bisa berdebat?” tanya Li Shiqing dengan sinis,
tidak percaya. “Jadi apa yang harus kita lakukan?” tanyanya.
“Apa lagi? Periksalah,” balas Xiao Heyun.
Bus berhenti. Pria
bermasker hitam masuk ke dalam bus. Dan Xiao Heyun serta Li Shiqing
memperhatikannya. Lalu Xiao Heyun terpikir satu rencana, ketika dia melihat
Pria bermasker hitam memegang ponsel dan sibuk memotret sesuatu.
“Apa yang ingin kamu lakukan?
Bukankah kamu bilang kamu tidak ingin berakting lagi?”
tanya Li Shiqing, penasaran.
Tanpa menjelaskan
apapun, Xiao Heyun langsung berdiri dan mulai marah- marah. “Kamu
bajingan menjijikan. Apa kamu baru saja memotret pacarku?”
tanyanya, mendekati Pria bermasker
hitam. “Apakah
aku mengizinkanmu untuk mengambilnya?!” tanyanya sambil menahan Pria
bermasker hitam.
“Aku tidak!” balas Pria bermasker hitam, panik.
Mendengar keributan
itu, para penumpang melihat ke belakang. Dan Pria Hijau langsung merekam. “Jika
kamu merekam pacarnya, tanpa izin mereka, kamu tidak bisa dibiarkan begitu
saja!’
katanya, menasehati.
“Bantu kami,” pinta Xiao Heyun sambil menahan Pria bermasker hitam yang
menjauh. Dan Li Shiqing membantunya.
“Aku tidak merekam!” balas Pria bermasker hitam, membela diri.
“Lepaskan dia,” kata Li Shiqing, berpura- pura ingin menghentikan Xiao Heyun.
Tapi sebenarnya dia membantu Xiao Heyun untuk merebut tas Pria bermasker hitam.
“Berhenti omong kosong! Kamu yang selau merekam!”
keluh Xiao Heyun, karena Pria Hijau
tidak membantu sama sekali, tapi malah sibuk merekam mereka aja.
“Siapa yang kamu bicarakan? Apakah kita saling mengenal?”
tanya Pria Hijau, bingung.
Ketika lampu lalu
lintas sudah berubah menjadi hijau, Xiao Heyun memberikan Li Shiqing kode
dengan matanya. Lalu Li Shiqing pun mendekati supir bus, ketika bus akan
melanjutkan perjalanan lagi.
“Paman, jangan terburu- buru. Kita bisa menunggu beberapa detik,”
kata Li Shiqing, mengingatkan. Kemudian disaat itu, seorang pengantar barang
lewat. Untung saja, bus tidak jalan, sehingga tidak terjadi kecelakaan.
Pria bermasker
hitam tiba- tiba jatuh sakit. Asmanya kambuh. Dan Li Shiqing langsung meminta
obat kepada Ibu Ungu. Sayangnya, Ibu Ungu tidak punya obat asma.
“Bukankah kamu mengatakan kamu memiliki semua jenis obat?”
tanya Li Shiqing, tanpa sadar, karena panik.
“Kapan aku pernah mengatakan itu?” balas Ibu Ungu.
Kondisi Pria
bermasker hitam cukup buruk. Jadi Pria Hijau meminta supir bus untuk berhenti.
Dan Ibu Ungu menyarankan supaya mereka mencari di dalam tas Pria bermasker
hitam saja, karena biasanya penderita asma selalu membawa obat- obatannya.
Namun ketika Xiao Heyun serta Li Shiqing ingin membuka tas Pria bermasker
hitam, dia tidak membiarkan mereka
menyentuh tasnya sama sekali.
Beberapa penumpang
mendekat dan membantu Pria bermasker hitam untuk berdiri dan duduk di kursi
terlebih dahulu. Disaat itu, Pria bermasker hitam memasukkan tangannya ke dalam
tas. Lalu bus meledak. Duaar…!!!
***
Xiao Heyun dan Li
Shiqing terbangun. Kali ini mereka yakin kalau Pria bermasker hitam memang
mencurigakan. Dan pasti ada sesuatu ditasnya.
“Mengapa kita tidak menghentikannya
sebelum dia naik ke bus?” tanya Xiao Heyun, menyarankan rencana baru.
Bus berhenti distasiun.
Ketika Pria bermasker hitam ingin masuk ke dalam bus, Xiao Heyun dan Li Shiqing
berkerja sama menarik Pria bermasker hitam agar jangan masuk ke dalam bus.
Mereka berdua menyeret Pria bermasker hitam ke belakang stasiun dan dengan
paksa membuka tasnya. Lalu ketika tas terbuka, seekor kucing keluar dari
dalamnya. Dan Xiao Heyun serta Li Shiqing sama- sama tertegun.
“Kamu punya masalah?!” tanya Pria bermasker hitam,
marah. Lalu dia pergi untuk mencari kucingnya yang kabur.
Karena rasa bersalah,
Li Shiqing dan Xiao Heyun pun membantu Pria bermasker hitam untuk mencari kucingnya
yang kabur.
Setelah mencari ke
sana- ke sini, akhirnya Xiao Heyun dan Li Shiqing berhasil menemukan kucing
milik Pria bermasker hitam. Dan mereka berdua mengembalikan kucing tersebut
serta meminta maaf.
“Temanku kehilangan ranselnya dibus minggu lalu. Tas nya tampak
persis seperti milikmu, jadi …” kata Li Shiqing, menjelaskan alasan dari tindakannya tadi.
“Aku minta maaf. Kami …” kata Xiao Heyun, merasa tidak enak.
Tiba- tiba dari jauh
terdengar suara ledakkan keras. Dari jembatan tempat mereka berada sekarang,
mereka bisa melihat asap hitam yang membumbung tinggi.
“Kemudian jika tidak ada yang lain,
kami akan pergi dulu,” kata Xiao Heyun sambil menarik Li Shiqing untuk segera pergi.
Dengan heran, Pria bermasker hitam memperhatikan ke pergiaan mereka berdua.