Original Network : Tencent Video
Salah satu penumpang bus, yaitu
Bapak Putih, ternyata namanya adalah Ma Guoqiang. Dia pernah di penjara. Suatu
hari ketika dia masih berada didalam penjara, Istri nya datang berkunjung. Dia
sangat senang sekali dan dengan bersemangat dia memberitahu Istrinya bahwa dua
bulan lagi, dia sudah bebas dan bisa pulang. Lalu ketika nanti dia sudah bebas,
dia berencana untuk memperbaiki sebidang tanah di rumah mereka dan menanam
semangka. Sebidang tanah yang lainnya, akan disewakan. Lalu putranya, Ma Xiao
Long, kan sudah tidak muda lagi dan akan menikah cepat atau lambat, jadi dia
berencana untuk merenovasi rumah lama mereka.
“Aku sudah menjual rumah,” kata
Istri Ma.
Mendengar itu, Ma Guoqiang
terkejut, tapi dia beranggapan bahwa Istri Ma menjual nya karena ingin pindah
ke kota, dan dia mendukung. Kalau memang Istri Ma dan Xiao Long ingin pindah ke
kota, maka dia akan mencari pekerjaan tetap di kota.
“Kamu tidak usah mencari kami
lagi di masa depan,” kata Istri Ma dengan kejamnya. “Xiao Long telah lulus dan
dia tinggal di Jialin untuk bekerja. Kami pindah ke Jialin. Selama bertahun-
tahun ini, karena keadaanmu, orang- orang menatap kami, menganiaya kami. Semua
orang mengatakan ayahnya adalah seorang pembunuh. Dia tidak bisa hidup jika dia
tinggal disana. Gadis mana yang mau menikah dengannya? Di masa depan, kamu
jalani hidupmu. Kami jalani hidup kami. Kita tidak perlu berhubungan lagi.
Setelah kamu keluar, tolong jangan cari kami lagi,” jelasnya.
“Oke,” respon Ma Guoqiang dengan
sedih. “Selama kalian berdua memiliki kehidupan yang baik, aku bisa melakukan
apapun,” katanya dengan tulus.
Setelah telpon itu, Istri Ma
pergi. Dan Ma Guoqiang merasa sangat sedih.
***
Dikantor polisi. Li
Shiqing di introgasi di dalam ruangan kantor Polisi Zhang. Pertama- tama Polisi
Zhang memberitahu tujuannya memanggil Li Shiqing, dia ingin menjelaskan bahwa
tidak ada korban selamat di dalam bus, itulah sebabnya mereka para polisi
berharap untuk dapat berbicacara dengan para penumpang yang naiki dan turun bus
45 untuk bisa memahami situasi didalam bus. Dan Li Shiqing bersedia untuk
bekerjasama.
“Aku lihat melalui
rekaman cctv, kalian turun sebelum bus meledak, benar?” tanya Polisi Zhaang.
Dan Li Shiqing mengiyakan. “Dari rekaman, sepertinya kalian memutuskan untuk
turun dari bus pada menit terakhir,” tanyanya.
“Begini, pacarku
kehilangan ranselnya di rute bus ini beberapa hari yang lalu. Ketika kami tiba
di halte bus Yanjiang, kami melihat seorang pria membawa ransel yang sama. Itu
sebabnya kami turun dari bus dan ingin berbicara dengannya. Pada akhirnya, itu
hanya kesalapahaman,” jawab Li Shiqing, menjelaskan.
Awalnya Li Shiqing
masih bisa bersikap tenang. Tapi saat pertanyaan Polisi Zhang menjadi lebih
mendalam, dia mulai merasa gugup. Dan tanpa sadar Li Shiqing meremas- remas
tangannya karena gugup. Dan Polisi Zhang memperhatikan itu.
Polisi Zhang
menjelaskan bahwa dia tidak mengerti. Kenapa Xiao Heyun dan Li Shiqing, tidak
memeriksa, ketika Lu Di sudah masuk ke dalam bus saja? Kenapa mereka harus
menarik Lu Di keluar dari bus? Lalu kenapa mereka membuka ritsleting tas Lu Di
dan memeriksa isi didalamnya. Sebab tidak peduli apakah itu beneran tas Xiao
Heyun atau bukan, setelah beberapa hari, pelaku tidak mungkin akan membawa
barang yang sama. Jadi dia ingin tahu mengapa Xiao Heyun dan Li Shiqing harus
membuka risleting tas? Apakah tidak bisa memastikan dari bagian luar tasnya
saja?
Mendengar pertanyaan
itu, Li Shiqing menjawab bahwa saat itu mereka terlalu terburu- buru dan tidak
berpikir matang- matang.
“Kapan kalian
mengetahui tentang kecelakaan bus itu?” tanya Polisi Zhang.
“Pria itu memiliki anak
kucing di dalam ranselnya. Saat kucing itu kabur, kami pergi mencarinya, dan
melihat ledakan itu,” jawab Li Shiqing.
“Apa kamu terkejut?”
tanya Polisi Zhang sambil menatap Li Shiqing.
Xiao Heyun di introgasi
di ruangan kantor Polisi Jiang. Dia menjelaskan kepada Polisi Jiang bahwa dia
sangat terkejut ketika bus meledak, dan dia bersyukur karena mereka turun lebih
awal dari bus.
“Oh ya, darimana kamu
naik bus? Apakah kamu sendiri? Berapa lama kamu berada didalam bus?” tanya
Polisi Jiang.
“Aku naik bus di Zona
Gaoxin. Aku bertemu pacarku di bus yang sama. Dia naik bus di University City,”
jawab Xiao Heyun, berbohong dengan lancar.
“Saat kamu berada di
bus, selain insiden tas, apakah kamu ada melihat orang yang mencurigakan?”
tanya Polisi Jiang.
“Mencurigakan?” gumam
Xiao Heyun, berpikir. “Ada. Ada dua pria aneh,” jawab Xiao Heyun sambil
menjelaskan ciri- cirinya.
Pertama, Bapak Coklat
(hahaha… karena pakaian nya coklat, jadi aku tulis Bapak Coklat yaa). Dan
kedua, Ma Guoqiang.
Li Shiqing juga
memberitahukan hal yang sama kepada Polisi Zhang. Saat ditanya, dia menunjuk
foto Ma Guoqiang. Dan Polisi Zhang menanyai, apa alasan Li Shiqing
mencurigainya. Lalu dia juga menyuruh Polisi Ye untuk menyelidiki tentang Ma
Guoqiang. Dan Polisi Ye mengiyakan.
Setelah Polisi Ye
pergi, Li Shiqing menunjukkan siaran Yige di media sosial. Dalam siaran Yige,
disana terlihat senyum diwajah Ma Guoqiang tampak agak aneh. Bahkan dikomentar
netizen, mereka juga menyebut kalau ekspresi Ma Guoqiang tampak sedikit
menakutkan.
Diruang rapat. Dari
hasil wawancara, ketiga kesaksian Xiao Heyun, Li Shiqing, dan Lu Di, semuanya
cocok. Dan mereka juga bekerjasama dengan baik. Jadi Kepala Du tidak merasa ada
yang salah dari mereka ataupun ada yang mencurigakan. Tapi Polisi Zhang ntah
kenapa masih merasa ada sesuatu yang aneh.
“Dalam keadaan normal,
mereka seharusnya tidak mengetahui situasi kasusnya. Mereka seharusnya tidak
tahu ada bom dibus. Tapi mereka semua mengarahkan jari mereka ke Ma Guoqiang.
Mereka mencurigai karungnya,” kata Polisi Zhang, membahas tentang Xiao Heyun
dan Li Shiqing.
“Bukankah kita yang
bertanya kepada mereka, apa yang tampak mencurigakan di bus?” tanya Polisi
Jiang, bingung bagian mana yang mencurigakan.
“Jika kamu penumpang
biasa, apakah kamu akan memperhatikan semuanya sedetail ini? Apakah kamu peduli
jika seorang petani membawa karung? Apakah ini normal?” balas Polisi Zhang
dengan pertanyaan.
“Ketika mereka bekerjasama
dengan polisi, mereka memenuhi permintaan kita. Aku benar- benar bisa mengerti,” respon Kepala Du, tidak
merasa ada yang mencurigakan.
Polisi Ye kemudian
datang dan masuk ke ruang rapat. Dia membagi- bagikan hasil penyelidikannya.
Dulu Ma Guoqiang pernah menabrak dan membunuh seseorang, itu adalah tabrak
lari. Dia kabur selama 4 tahun dan ditangkap pada 2010. Dia divonis 9 tahun. Dia dibebaskan pada awal
2017. Sekarang dia bertani di kampung halamannya, dia membudidayakan semangka
disana. Dia tinggal sendirian. Dia datang ke Jialin, karena mantan istrinya dan
anaknya tinggal di Jialin.
“Apakah anggota
keluarganya sudah tiba?” tanya Kepala Du. Dan Polisi Ye mengiyakan. “Old Zhang,
nilai situasinya,” perintah Kepala Du. Dan Polisi Zhang mengiyakan.
“Apakah kita akan melepaskan
tiga anak muda itu?” tanya Polisi Jiang. Dan Kepala Du mengizinkan. Tapi Polisi
Zhang tidak setuju.
“Aku pikir kita bisa
melepaskan Li Shiqing terlebih dahulu. Mari kita perhatikan lokasi ponselnya
dan lihat kemana dia akan pergi setelah di bebaskan. Dua yang lain tahan saja
dulu,” jelas Polisi Zhang. “Aku masih merasakan bahwa ada sesuatu,” katanya
dengan yakin.
Para anggota keluarga dari
korban yang meninggal datang dan berkumpul di satu ruangan didalam kantor
polisi. Polisi Zhang dan Polisi Ye datang ke ruangan tempat mereka berkumpul tersebut
dan mengajak Xiao Long, putra korban Ma Guoqiang, untuk ikut dengannya
sebentar. Mendengar itu, Istri Ma langsung panik dan merasa gugup, ada masalah
apa.
“Tenang saja. Aku hanya
ingin tahu lebih banyak tentang situasi,” kata Polisi Zhang, menenangkan Istri
Ma.
“Tidak apa, mama.
Jangan khawatir,” kata Xiao Long, menenangkan Istri Ma. Lalu dia mengikuti
Polisi Zhang. Sementara Polisi Ye menemani Istri Ma di dalam ruangan.
Ketika Li Shiqing
dibebaskan, dan dia berjalan melewati ruangan tempat para keluarga berkumpul.
Dia berhenti dan menatap ke dalam ruangan itu. Saat dia mendengar obrolan
antara Polisi Ye dan Istri Ma didalam ruangan, dia merasa penasaran.
“Ada apa?” tanya Polisi
Lu, yang menuntun Li Shiqing.
“Ah, tidak ada,” jawab
Li Shiqing. Lalu dia mengikuti Polisi Lu. Tapi kemudian dia memanggil Polisi Lu
dan beralasan bahwa dia ingin menunggu disini sampai pacar nya, Xiao Heyun
keluar, supaya mereka bisa pulang bersama.
“Kamu bahkan tidak tahu
berapa lama kamu harus menunggu. Ayo,” kata Polisi Lu.
“Tidak apa. Lagipula,
saat ini aku tidak akan sempat naik bus, jadi aku akan menunggu dia dan
kemudian naik taksi,” balas Li Shiqing, beralasan.
“Baiklah kalau begitu,”
kata Polisi Lu, mengerti. Lalu dia pergi.
Polisi Ye mengajak
Istri Ma untuk duduk diluar ruangan. Disana dia mengobrol dengan Istri Ma untuk
mencari informasi.
“Pernahkah kamu
mengunjungi Ma Guoqiang selama masa hukumannya?” tanya Polisi Ye.
“Sekali atau dua kali
dalam setahun,” jawab Istri Ma.
Didalam ruangan yang
lain. Polisi Zhang memberikan segelas air kepada Xiao Long. Lalu dia memulai
obrolan ringan untuk mencari informasi. Dan dia juga menunjukkan beberapa foto
Ma Guoqiang, saat berada didalam tahanan, karena dia ingin tahu, apakah Xiao
Long mengetahui, kenapa Ma Guoqiang masuk ke penjara. Dan melihat foto itu Xiao
Long tampak tidak nyaman, tapi dia tetap menjawab semua hal yang ditanyakan
padanya dengan sikap baik.
Xiao Long tidak tahu
bahwa Ma Guoqiang akan datang ke Jialin, karena beberapa tahun ini hubungan
mereka sudah terputus. Tapi sebelumnya, Ma Guoqiang memang ada membuat beberapa
panggilan dan mengatakan ingin datang dan melihat mereka. Namun dia tidak
setuju. Lalu mengenai kasus tabrak lari Ma Guoqiang, tahun itu dia sedang
mempersiapkan ujian masuk ke sekolah menengah, jadi dia tidak ingin Ma Guoqiang
untuk menyerahkan diri, dan Ma Guoqiang pun bersembunyi selama beberapa tahun.
Setelah Ma Guoqiang di tangkap, dia baru mulai kuliah, dan mereka kehilangan
kontak. Tapi dia dan Ibunya yang mengganti rugi untuk pengadilan.
“Korban bersekolah
disekolah yang sama denganmu?” tanya Polisi Zhang, melihat file kasus Ma
Guoqiang dulu.
“Iya. Dia teman
sekelasku,” jawab Xiao Long.
“Sudah bertahun- tahun,
keluarga korban, apakah mereka pernah mengancammu atau Ibumu? Atau
mengungkapkan bahwa mereka ingin membalas dendam pada Ayahmu?” tanya Polisi
Zhang.
“Kurasa tidak,” jawab Xiao
Long.
Xiao Long mulai merasa
ada yang aneh dengan pertanyaan- pertanyaan dari Polisi Zhang, jadi dia
menebak, apakah mungkin kecelakaan hari ini ada penyebabnya dengan keluarga
tabrak lari dulu. Dan Polisi Zhang menjawab bahwa mereka sedang menyelidikinya.
“Oh ya, bagaimana
kesehatan mental Ibumu? Apakah nyaman untuk memintanya bekerja sama dalam
penyelidikan?” tanya Polisi Zhang.
“Iya,” jawab Xiao Long.
“Kalau begitu tolong
minta dia untuk datang ke sini,” pinta Polisi Zhang.
Awalnya Li Shiqing
ingin mendekati Istri Ma, tapi karena Polisi Ye tampak terus memperhatikannya,
maka diapun tidak berani untuk mendekati Istri Ma.
Xiao Long datang
menghampiri Istri Ma. Dan dengan gugup, Istri Ma langsung berdiri serta
menanyai, apa yang terjadi. Lalu Xiao Long menenangkan Istri Ma untuk jangan
khawatir, dan dia menceritakan apa yang dikatakan Polisi Zhang tadi. Namun
Istri Ma tetap tidak bisa tenang, dia khawatir kalau kasus tabrak lari Ma
Guoqiang dulu akan mempengaruhi pekerjaan Xiao Long.
“Ma, ayah sudah pergi.
Kenapa masih membicarakan itu?” kata Xiao Long, menghentikan ke khawatiran
Istri Ma.
“Jika ini benar- benar
karena Ayahmu, karena seseorang datang untuk balas dendam padanya dan kemudian
menyebabkan kerusakan seperti itu pada bus yang penuh dengan orang, lalu kita…
bagaimana kita harus memberi kompensasi?!” tanya Istri Ma, stress. “Ini adalah
dosa besar,” keluhnya.
Melihat kondisi Istri
Ma agak terlalu emosional, Polisi Ye pun menghampirinya dan memberikannya
segelas air. Tapi Istri Ma tidak mau meminumnya. Dan Xiao Long pun membujuk
Istri Ma untuk terima saja, minum, dan tenang, karena masalah ini tidak ada
hubungannnya dengan mereka. Lalu dia pamit ke toilet dulu.
Saat Xiao Long pergi,
Li Shiqing langsung mengikutinya. Dan Polisi Ye memperhatikan hal tersebut.
Xiao Long sebenarnya
bukan pergi ke toilet, tapi dia pergi ke beranda untuk mencari udara segar.
Xiao Long sebenarnya
bukan pergi ke toilet, melainkan dia pergi ke beranda untuk mencari udara
segar. Dan Li Shiqing datang menghampirinya. Lalu mengobrol dengannya. Li Shiqing
menceritakan kepada Xiao Long bahwa dia sama seperti Xiao Long, dia datang ke
sini untuk bekerjasama dengan penyelidikan.
“Di bus itu, apakah
kamu bertemu dengan seorang lelaki tua yang membawa karung besar?” tanya Xiao
Long.
“Aku ingat. Ada
semangka di karungnya,” jawab Li Shiqing. “Ada lubang di karungnya, dan aku
melihat kulit semangka,” jelasnya.
“Itu adalah Ayahku,”
kata Xiao Long dengan sedih. “Ini semua salahku. Aku yang salah,” katanya,
tampak sangat bersalah.
“Mengapa kanu
mengatakan itu?” tanya Li Shiqing, ingin tahu.
Dengan sedih, Xiao Long mengatakan kalau ini adalah salahnya. Kepadahal Ayahnya sudah berada ditahanan selama 7 tahun, lalu setelah keluar Ayahnya juga terputus dari masyarakat. Tapi ntah kenapa dia masih merasa takut. Jadi ketika Ayahnya ingin datang berkunjung, dia selalu menolak. Karena hal inilah, dia menyalahkan dirinya sendiri.