Sinopsis Lakorn
/ Thai-Drama : F4 Thailand - Boys Over Flowers Episode 05 part 1
MJ
dan Kavin juga ada di sana dan melihat semuanya dari belakang. Mereka melihat
Thyme yang meminta penjelasan dari Gorya mengenai semua foto-foto tersebut.
Belum juga Gorya menjelaskan, siswa-i dibelakang sudah memojokkannya. Thyme
langsung menyuruh mereka diam karena dia hanya ingin mendengar penjelasan dari
Gorya. Gorya sudah bilang kalau dia tidak melakukan apapun dan sudah dijebak,
namun, Thyme sulit menerima jawaban tersebut. Dia nggak bisa mempercayai Gorya
setelah melihat semua foto-foto itu yang tidak terlihat seperti diedit! Apa
Gorya mengira dia sebodoh itu? Saking emosinya, Thyme sampai menyebut Gorya
sebagai wanita gampangan.
Gorya
marah mendengar kalimat merendahkan tersebut. Dia merasa percuma menjelaskan
apapun karena Thyme nggak akan mempercayainya. Dari awal, Thyme sudah
mempercayai semua omong kosong ini, jadi untuk apa lagi bertanya! Tidak ada
yang peduli entah foto itu benar atau tidak!!
“Benar
atau tidak? Kamukah yang ada di foto ini?” tanya Thyme.
“Itu
aku,” akui Gorya, karna memang benar itu fotonya. Tapi tidak seperti yang
terlihat di foto, dia tidak melakukan hal tidak bermoral.
Namun,
seperti yang dikatakannya barusan, nggak ada yang mau peduli mengenai kebenaran
di balik foto tersebut. Semua langsung mencemoohnya yang awlanya menyangkal
tapi sekarang mengakui itu fotonya. Thyme sangat kecewa dengan jawaban tersebut.
Saking kecewanya, dia sampai membanting kursi yang ada di sampingnya.
Sekarang,
tidak ada lagi pelindung bagi Gorya. Semua semakin menghinanya.
Satu-satunya
sahabat yang bisa diajaknya membicarakan masalah ini adalah Kaning. Dia
mengirimkan semua fotonya yang disebarluaskan pada Kaning dan meminta
pendapatnya. Dia sudah sangat stress memikirkan, gimana caranya mereka bisa
mendapatkan foto-foto itu dan kenapa baru disebarkan sekarang? Sangat aneh.
Mulai dari brosur rentenir yang ditinggalkan di sepedanya, kemudian, tenggat
waktu yang di majukan dan dia diminta melayani pria tua. Seolah ada yang
mempermainkannya.
“Tolong
aku, Kaning. Aku harus mencaritahu siapa dalang di balik semua ini.”
Bukan
hanya Gorya yang ingin mencari tahu siapa pelaku penyebaran foto itu, tapi juga
MJ dan Kavin. Sepertinya, orang yang menyebarkan foto itu mengira mereka foto.
Makanya, sekarang, MJ dan Kavin sudah memutuskan kalau mereka akan masuk ke tim
Gorya dan membersihkan nama baiknya.
= Episode 05 =
The Glass Mask
Begitu pulang kerja, Kaning dan Gorya langsung
pergi ke bar, tempat foto itu di ambil. Dasar polos, mereka malah datang masih
dengan mengenakan seragam sekolah. Tentu saja, sama security mereka di usir.
Ah, tapi, meski mereka tukar pakaian, mereka tetap tidak boleh masuk karena
mereka bukan anggota klub. Baru juga mau pergi, mereka malah bertabrakan dengan
Kavin. Kavin adalah anggota di sana dan bebas keuar masuk. Dia juga sudah
mengenal nama wanita-wanita penghibur di sana dan kelihatan akrab, makanya
Kaning semakin ilfeel dengannya.
Dengan
ramah, Kavin menanyakan tujuan mereka kemari. Kaning menjawab dengan jutek
kalau dia mau membantu Gorya untuk memeriksa foto-foto itu. Setelah itu, dia
balik bertanya tujuan Kavin di sana. Kavin menjawab kalau dia mau bersenang-senang.
“Ini
bukan tempat untuk anak-anak. Pulanglah,” usirnya.
“Aku
bukan anak kecil. Aku lahir hanya dua tahun setelahmu,” balas Kaning, sengit.
“Itu
artinya kamu lebih muda, Tupai,” ujar Kavin lagi, tersenyum sambil mencubit
pipi Kaning.
Kaning
jelas makin kesal dan melarang Kavin memanggilnya ‘tupai’. Kavin nggak peduli
dengan protes nya dan menyuruh mereka pergi dan lakukan hal lain. Seperti,
mencari makan? Dia mengatakan itu karna perut Kaning dan Gorya berbunyi
kelaparan. Keduanya jelas malu.
Sementara
Kavin pergi ke klub untuk menyelidiki foto, MJ menemani Thyme pergi ke klub
langganan mereka. Thyme kelihatan masih terpukul dengan foto-foto itu. Jauh di
dalam hatinya, dia itu mempercayai Gorya, namun, otaknya tidak menerima.
Makanya, dia melampiaskan stressnya dengan minum-minum. Sebagai sahabat, MJ
hanya bisa menemani.
Kavin
menikmati waktunya di klub dengan beberapa gadis bar. Sambil mengobrol, dia
mulai mencaritahu apakah di sana ada CCTV. Si gadis bar menjawab kalau tempat
mereka ini sangat eksklusif, jadi tidak akan ada kamera apapun yang merekam
aktivitas mereka. Tidak perlu khawatir. Setelah mendengar jawabannya, Kavin
menunjukkan foto Gorya di bar itu dan menanyakan, kalau memang tempat ini
tertutup, gimana caranya foto itu bisa tersebar?
Begitu
mendengar pertanyaan Kavin, penjaga ruangan langsung mendekati dan
memerintahkannya untuk tidak bertanya apapun dan silahkan pergi. Jika tidak,
mereka akan menggunakan kekerasan. Sayangnya, yang mereka tidak ketahui,
meskipun tampak lembut dan lemah, Kavin itu kuat. Dia pandai bela diri. Seorang
diri saja dia bisa mengalahkan para penjaga.
Pertengkaran
yang terjadi terdengar hingga ke manager klub. Langsung saja, dia turun tangan
untuk memeriksa keadaan. Dia sangat mengenal Kavin dan keluarganya yang kaya
dan berkuasa, makanya, dia meminta maaf atas perlakuan para anak buahnya. Kavin
nggak mau basa basi dan hanya ingin tahu, gimana foto itu tersebar? Tentu saja
si manager tidak mau memberitahu karena hal itu bertentangan dengan prinsip
tempat itu, menjaga rahasia. Kavin tetap tenang dan meminta di pertemukan
dengan pimpinan klub.
Tidak
di sangka, si manager ternyata adalah pimpinannya. Ya udah, Kavin semakin
mengintimidasinya. Sebagai orang yang lahir dari keluarga kaya dan berbisnis,
meskipun dia nggak berada dalam bisnis seperti ini, dia tahu kalau semua bisnis
memiliki sisi depan dan belakang. Jadi, tolong katakan, siapa yang
mendukungnya?
Si
pemilik tetap bungkam. Kavin menatapnya tajam dan kejam, memberi peringatan
terakhir. Jika keluarganya turun tangan, dia yakin orang yang mendukung tempat
ini tidak akan nyaman.
“Jangan
hanya melhat luarnya. Ini bukan tentang privasi pelanggaran atau bagaimana foto
itu tersebar. Ini tentang bagaimana kami ditantang dan aku ingin tahu oleh
siapa,” ujar Kavin.
--
Di
klub tempat MJ dan Thyme berada,
Thyme membuat keributan dengan melemparkan gelas hingga pecah. Beberapa gadis juga
berusaha mendekatinya. Tidak lama, seorang gadis bergaun merah dan seksi,
mendekati tempat tersebut. Gadis itu adalah Hana. MJ sampai terkejut melihat
penampilan Hana. Dia ingat Hana adalah teman Gorya dan penampilannya di sekolah
cukup polos. Hana kelihatan mencurigakan. Dia memesan sebuah minuman dan
memasukkan sesuatu ke minuman tersebut kemudian mendekati Thyme. Nah, karna MJ
duduk agak jauh dan sibuk juga, dia ngga melihat kalau Hana memasukkan sesuatu
ke minuman.
Dia
hanya melhat Hana mendekati Thyme dan menyingkirkan para gadis yang mendekati
Thyme. Tentu saja, gadis-gadis itu nggak mau langsung pergi, tapi, saat Hana
menatap dengan tatapan sengit dan tanpa ragu menampik tangannya yang memegang
gelas hingga gelas melayang, gadis-gadis itu jadi takut dan pergi. Mereka tidak
mau berurusan dengan orang gila.
Setelah
tidak ada siapapun di sisi Thyme, Hana mulai memanggilnya dengan lembut. Dia juga
bilang kalau Thyme bisa bicara padanya jika tidak ada yang memahaminya. Karna
sudah dalam keadaan setengah mabuk dan stress, Thyme tidak lagi awas dan
langsung meminum saja apa yang diberikan Hana.
Sial
baginya, saat itu seorang pelayan pergi ke meja MJ untuk menyodorkan billing.
Dia berdiri di depan MJ sehingga MJ tidak melihat keduanya. Saat pelayan itu
menyingkir, Thyme dan Hana sudah menghilang.
--
Kaning
mengajak Gorya untuk menginap di rumahnya. Dia juga sudah memberitahu orang tua
Gorya. Kaning benar-benar memahami Gorya dan membantu sebisanya. Dia membuatkan
makanan untuk Gorya dan menghiburnya. Btw, ayah Kaning juga sangat baik sama
Gorya
(kalau di versi Korea, kita kan nggak pernah melihat Jan-Di ke rumah Ga-Eul,
atau melihat orang tua Ga-Eul. Jadi aku lebih suka ini sih, kayak terlihat aja
mereka sahabatan).
Gorya tentu sangat berterimakasih atas kebaikan Kaning dan orang tuanya.
Sambil
makan, Gorya sibuk melihat medsos dan tanpa sengaja, dia melihat IG Story Hana
yang memposting kalau dia sedang bersama Thyme yang tertidur. Kaning awalnya
nggak sadar dan menceritakan kekesalannya mengenai Kavin yang sok keren. Saat
sadar, dia langsung menanyakan, apa hubungan Gorya dan Thyme sebenarnya?
Gorya
juga nggak begitu mengerti dengan hubungannya dan Thyme, hanya saja, saat
melihat tatapan mata Thyme tadi, hatinya terasa sakit.
“Jangan
dipikirkan lagi. Ini hari yang melelahkan bagimu,” hibur Kaning.
--
Thyme
tidak sadarkan diri setelah meminum minuman yang disodorkan oleh Hana tadi. Dan
hal itu dimanfaatkan Hana untuk diam-diam membawanya ke hotel. Dia juga membuka
ponsel Thyme untuk membalas pesan MJ yang menanyakan keberadaannya. (Bukanya
pakai sidik jari Thyme). Setelah itu, dia hendak mencium bibir Thyme. Belum sempat
dia melakukannya, dia mendengar Thyme mengigau nama Gorya. Tentu saja,
kemarahannya pada Gorya semakin meningkat.
Sementara
itu, Gorya tidak bisa tidur hingga larut malam karena memikirkan postingan
Hana.
Akibatnya,
besoknya dia terlambat bangun dan hampir terlambat juga ke sekolah jika Kaning
tidak meminjamkannya motornya. Nasib sial Gorya masih belum berhenti. Saat dia
sampai ke kelas, meja dan kursinya sudah dihancurkan. Siswi tersebut (ketua
CS3) marah karena merasa Gorya sudah mempermainkan Thyme dan menghancurkan F4. Dia
mengajak yang lain untuk membully Gorya, tapi tidak ada yang berani karena
kartu merah sudah dihapuskan. Siswi itu nggak peduli dan mengirim pesan pada
Thyme untuk meminta agar kartu merah batal dihapuskan.
Hanya
sedetik setelah dia mengirim pesan, Thyme sudah langsung membalasnya dan
mengizinkannya untuk melakukan yang diinginkannya. Langsung saja, siswa/i yang
awalnya nggak berani ikut campur, langsung bergerak. Berita mengenai kartu
merah yang dikembalikan langsung disebarkan ke semua siswa. Ugh! Padahal yang
membalas pesan itu adalah Hana.
Pembullyan
Gorya kali ini cukup parah. Mereka tidak segan – segan untuk menghancurkan
sepeda motor Kaning yang dipakai Gorya padahal Gorya sudah bilang kalau itu
adalah milik temannya dan jangan di sentuh. Namun, percuma saja. Di mata
anak-anak kaya itu, sepeda motor tua itu tidak lebih daripada sampah. Tanpa
ragu dan ampun, mereka menjatuhkan dan menendangnya. Gorya jelas marah karena
itu harta Kaning, sahabatnya. Saking marahnya, dia mendorong mereka hingga
salah satu dari mereka terjatuh dan tangannya terkena luka gores. Hanya luka
gores kecil di siku, tapi sudah memancing kemarahan siswa lelaki tersebut.
Dengan bantuan teman-temannya yang memegang Gorya, siswa lelaki itu mulai
menampar dan memukli Gorya! WTF!
--
Di
tempat lain, Kavin dan MJ hari ini tidak sekolah. Mereka masih sibuk mencari
tahu dalang penyebaran foto tersebut. Kavin sudah mendapatkan petunjuk dan
menemukan kalau ruangan VIP yang ada di foto itu adalah milik Kritsana
Malakarn. Kritsana Malakarn adaah salah satu kolongmerat terkemuka yang
bergerak di sektor keuangan dan mengendalikan bisnis di area tersebut. Nah, tapi dia nggak bisa menemukan
alasan dan bagaimana foto Gorya bisa tersebar dan disebarkan.
Kavin
kemudian menanyakan keadaan Thyme. MJ memberitahu kalau Thyme kemarin lepas
kendali dan bertemu seorang gadis kemudian menghilang. Tapi tidak perlu
khawatir karena dia sudah mengirim pesan dan Thyme membalas kalau dia sudah
pulang. Gadis yang dimaksudnya adalah Hana, teman Gorya. Penampilan Hana saat
di sekolah dengan di luar sekolah sangat jauh berbeda.
Saat
mendengar nama Hana, Kavin langsung terpikir sesuatu dan menyuruh MJ untuk
menyelidiki latar belakangnya. MJ yang sangat ahli dalam komputer dan hacker langsung bisa menemukan catatan
siswa Hana. Nama asli Hana adalah Vidal Malakarn, putri dari Kritsana Malakarn.
Kavin semakin yakin dengan ingatannya, kalau nama Hana terdengar tidak asing.
Dia ingat saat mereka SD ada siswa yang bernama Malakarn. Dan benar saja, saat
dia memeriksa buku catatan siswa SD, ada seorang siswi yang bernama Kornkanok
Malakarn yang lebih muda 2 tahun dari mereka.
MJ
langsung mengerahkan kemampuan hacking-nya dan mendapati kalau Kornkanok
Malakarn adalah nama Hana sebelum dia mengubahnya menjadi Vidal Malakarn.
Mereka makin panik dan langsung menelepon Thyme. Yang tentu saja, tidak
diangkat. Ponsel Thyme masih ada sama Hana. Hana tampak aneh. Dia berada di
kamar mandi dengan sebuah vas pecah di sebelahnya. Dia mengambil salah satu
pecahan vas dan membungkusnya dengan tissue kemudian menyimpannya di dalam saku
baju mandinya.
Thyme
yang baru bangun, merasa bingung berada di tempat asing. Dia ingin pergi dan
mengabaikan Hana, tapi Hana menahannya. Dia malah memeluk Thyme dan sok baik
menyuruhnya berisitrahat dan melupakan Gorya. Lebih baik bersamanya dan dia
akan membuatnya bahagia.
“Aku
tidak mau,” tolak Thyme dan melepaskan pelukan Hana.
Dia
kemudian sibuk mencari ponselnya. Hana mulai menunjukkan wajah aslinya dan
memerintahkan Thyme untuk tidak pergi. Dia nggak terima dengan Gorya yang
mempedulikan Gorya lebih daripadanya. Padahal, dia lah satu-satunya orang yang
sangat memahami Thyme. Dan demi bisa bersanding pantas dengan Thyme dia sudah
melakukan banyak hal. Dan tidak ada wanita lain yang bisa melakukan hal seperti
yang dilakukannya.
Ucapannya
membuat Thyme merasa semakin bingung. Kenapa dia bicara seolah begitu
mengenalnya padahal dia baru saja pindah ke sekolahnya semester ini.
“Tidak,
kita sudah lama bertemu. Kamu mungkin tidak ingat siapa aku. Tapi kamu tahu?
Hal pertama yang ku tahu tentangmu adalah kamu membenci gadis jelek. Aku hanya
anak sD yang selalu mengagumimu.”
Hana
dulunya adalah seorang anak perempuan yang tidak cantik (padahal cantik itu kan
relatif). Dia mengagumi Thyme dan suatu hari memberanikan diri untuk memberikan
Thyme hadiah saat Thyme sedang bermain basket bersama teman-temannya. Ketika
dia memberikan hadiah itu, seorang teman bermain Thyme (yang bukan anggota F4)
mengejek dengan bertanya, “Siapakah gadis
jelek itu? Pacarmu?”
Thyme
yang mendapat pertanyaan ejekan seperti itu, merasa malu dan melampiaskannya
pada Hana. Dia menyuruh Hana menjauh karena dia jelek. Dia juga membuang hadiah
pemberian Hana.
Ucapan
itu menjadi pukulan hebat bagi Hana. Dia sampai takut melihat dirinya sendiri
di cermin. Dia mulai terobsesi pada Thyme dan mengumpulkan semua jejak digital
Thyme. Menjadi stalkter. Intinya, dia mau tahu apa saja yang dilakukan Thyme, apa
yang disukainya dan tidak. Dan setelah mencapai usia yang cukup, dia melakukan
operasi plastik. Setelah yakin bisa mendapatkan perhatian Thyme, dia kembali
muncul. Namun, semua menjadi kacau sejak dia bertemu Gorya. Padahal, Gorya
hanyalah orang yang pura-pura dijadikannya teman agar bisa berbaur.
Hana
juga memang sengaja menabrak Thyme hari itu untuk mendapatkan perhatiannya.
Tapi, yang tidak diduganya, Gorya malah maju membelanya dan merebut perhatian
yang harusnya Thyme berika padanya. Dari sana, semuanya mulai berjalan salah
dari apa yang direncanakan dan diharapkan. Makanya, dia mau menghancurkan
Gorya. Dia menyuruh orang untuk meletakkan brosur pinjaman di sepeda Gorya
untuk memancing keluarganya. Dan benar saja, sesuai perkiraannya, sangat mudah menghancurkan
orang miskin. Gorya masuk dalam jebakannya dan berakhir di tempat bar itu,
dimana dia sudah memasang kamera di bawah meja.
Tapi,
yang tidak dimengertinya, setelah semua yang dilakukannya, kenapa Thyme masih
belum bisa melupakan Gorya? Thyme juga nggak habis pikir dengan semua yang
sudah dilakukan Hana. Tapi, Hana benar-benar sudah terobsesi dengan Thyme. Dia
merasa perbuatannya tidak salah. Dia melakukan semuanya untuk Thyme karena dia
mencintainya.
“Cintaku?
Kamu harusnya membenciku!”
“Memang.
Aku membencimu. Aku sangat membencimu. Tapi kamu tahu? Sejak hari itu, aku
terus memikirkanmu. Aku merasakan cinta dan benci kepadamu. Tidakkah P’
mengerti? Aku ingin cinta, P’,” teriak Hana.
Thyme
bisa mengerti apa yang dirasakan Hana. Karna awalnya, dia merasakan hal
demikian pada Gorya. Dia benci dengan Gorya yang berani menentangnya, namun,
juga jatuh cinta pada keberaniannya. Makanya, meskipun semua orang berbicara buruk pada Gorya, jauh didalam hatinya, dia
percaya pada Gorya. Pada akhirnya, gadis yang dipilihnya adalah Gorya. Makanya,
tidak peduli seberapa keras Hana berusaha dan berkembang, dia tidak akan pernah
bisa menjadi Gorya. Tidak ada yang bisa menjadi Gorya. Gorya adalah Gorya.
Ucapan
Thyme membuat Hana tertawa miris. Dia seperti sudah kehilangan akal. Pada
akhirnya, dia menyuruh Thyme memilih, dirinya atau Gorya? Dia menunjukkan hape
Thyme yang ada padanya dan pecahan vas yang tajam. Pilihlah, Gorya atau Hana.
Meskipun dia sudah melakukan hingga sejauh ini, Thyme tetap memilih Gorya.
“Baiklah,
jika ini yang kamu inginkan. Wajah ini tidak lagi diperlukan. Mari kita akhiri
di sini. Aku akan memberitahu semua orang kamu menyakiti gadis tidak berdaya.
Semua orang akan mengutukmu. Sisanya akan hancur seperti rumah kartu. Jika aku
tidak bisa bahagia, tidak ada orang yang bisa,” ujar Hana dan meletakakan
pecahan vas di dekat pipinya.
Syaat!
Sebelum dia menyayat wajahnya sendiri, Thyme sudah menghentikannya dengan
tangannya. Darah menetes dari telapak tangannya, tapi Thyme tetap saja
menggenggam pecahan vas tersebut.
“Hana,
maafkan aku. Tapi orang yang harus kamu cintai adalah dirimu sendiri, paham?”
Hanya
butuh satu kalimat tersebut untuk membuat Hana sadar atas perbuatannya selama
ini. Dia menangis tersedu-sedu setelah mendengar kata ‘maaf’ dari mulut Thyme.
Thyme juga berhasil mendapatkan ponselnya kembali dan melihat isi chat yang
hendak membully Gorya. Dia pun langsung bergegas menuju sekolah.