Sinopsis Lakorn
/ Thai-Drama : F4 Thailand - Boys Over Flowers Episode 05 part 2
Tindakan
pembullyan pada Gorya sudah kelewat batas. Mereka memukuli Gorya dan membakar
sepeda motor Kaning. Padahal guru sudah menegur tindakan mereka, tapi
diabaikan. CS3 yang memulai pembullyan ini juga kelihatan amat merasa bersalah,
tidak menyangka kalau siswa lelaki akan bersikap kelewat batas hingga seperti
ini. Namun, mereka juga sangat takut untuk maju dan menghentikannya.
Gorya
benar-benar terpukul dengan yang mereka lakukan. Ini sudah kelewat batas!
“Meski
tidak ada satupun orang di dunia ini yang mempercayaiku, aku tidak akan
menyerah!!” teriak Gorya.
Si
siswa lelaki bgst itu mengangkat tangannya untuk menampar Gorya sekali lagi.
Namun, kali ini, sebelum dia melakukannya, Thyme sudah tiba dan menghentikan
mereka. Thyme sangat marah dengan semua yang mereka lakukan. Gorya juga sudah
lelah dan shock dengan semua yang dialaminya hingga dia jatuh lemas . Dengan
sigap, Thyme menangkapnya dan langsung menggendongnya.
“Maaf
karena membiarkan ini terjadi. Maaf aku datang terlambat. Maaf aku tidak
memercayaimu. Kini aku percaya, Gorya. Maafkan aku. Aku sungguh minta maaf.”
Begitu
mendengar ucapan Thyme yang mempercayainya, tangis Gorya pecah. Dia menangis
terisak-isak di pelukan Thyme.
--
Thyme
membawa Gorya ke rumahnya untuk diobati. Biar nggak ketahuan sama kepala
pelayan, bibi Yu, Thyme meminta bantuan dua orang pembantu. Dia juga
memperingati keduanya agar bibi Yu jangan sampai tahu kalau dia membawa pulang
Gorya. Setelah memberi peringatan, dia mengucapkan terimakasih atas bantuan
mereka. Kedua pembantunya sampai shock karena ini pertama kalinya Thyme bilang
terimakasih.
Gorya
disembunyikan oleh Thyme di gudang rumahnya. Sebelumnya, dia meminta maaf
karena harus menempatkan Gorya di sana karena di rumahnya ada peraturan tidak
boleh membawa gadis ke kamar di malam hari. Dan juga, karena mereka
bersembunyi, mereka jadi nggak bisa menyalakan lampu. Setelah mencari-cari alat
yang bisa menjadi sumber cahaya, Gorya menemukan sebuah bola lampu yang jika
dinyalakan, akan memberikan kesan seperti cahaya kunang-kunang. Melihatnya,
Gorya tertawa kecil mengejek Thyme yang pasti suka membeli barang unik dan
membuat rumah berantakan. Thyme dengan jujur menjawab kalau dia punya masalah
pengendalian diri. Kalau dia sudah ingin sesuatu, dia harus mendapatkannya.
Nah, pada akhirnya, dia membeli banyak barang nggak guna. Jika saja bisa
memperbaiki impulsnya dan memikirkan apa yang penting, keadaan bisa lebih baik.
Dari
perkataan Thyme, Gorya bisa menangkap makna tersiratnya yang sedang meminta
maaf atas apa yang terjadi padanya. Dia sudah dengar sebelumnya dari Thyme
kalau ternyata orang yang menjebak dan menyebarkan foto itu adalah Hana dan
semua karena ucapan dan perlakuan Thyme di masa lalu padanya. Masih sulit bagi
Gorya untuk mempercayai kalau Hana bisa begitu kejam padanya. Dia merasa
dirinya tidak pandai menilai karakter orang.
Thyme
semakin merasa bersalah melihat Gorya sedih. Dia pun mengalihkan topik dengan
mengobati luka di lutut Gorya. Gorya juga hendak mengobati tangan Thyme yang
terluka, tapi Thyme menolak. Dia ingin mengobati Gorya dan ini juga sebagai
salah satu bentuk permintaan maafnya.
“Hei.
Terimakasih sudah datang membantuku.”
“Aku
harus minta maaf. Seharusnya kamu tidak terlibat masalah karena masa laluku.”
“Tidak
apa. Berapa kali kamu meminta maaf padaku hari ini?” goda Gorya.
Tiba-tiba
saja, Thyme menjadi sangat serius. Dia menyatakan cinta pada Gorya. Dia
mengatakan kalau dia jatuh cinta pada Gorya. Gorya jelas terkejut dan canggung
mendengar pernyataan cinta tiba-tiba Thyme. Untuk menyembunikan rasa malunya,
Thyme mengomel panjang lebar mengenai Gorya yang harus selalu ada di dekatnya
dsb. Saat dia sibuk mengomel, Gorya udah ketiduran. Dengan perlahan, Thyme
memindahkan kepala Gorya agar tidur berbantalkan pahanya. Dia tersenyum melihat
wajah Gorya.
--
Saat
pagi tiba, Thyme sudah tidak ada di sana. Dan seorang pelayan datang untuk
mengantarkan seragam dengan sepatu baru untuknya. Itu adalah pesan Thyme. Tidak
hanya seragam dan sepatu baru, Thyme juga membelikan Gorya sepeda motor untuk
ganti motornya yang di rusak kemarin. Masalahnya, Thyme nggak ingat bentuk
motor Kaning dan hanya ingat warnanya merah, jadi dia menyuruh pembantunya
memesan semua motor berwarna merah dan biarkan Gorya memilih. Gorya sampai speechless.
Sementara
itu, kemana Thyme? Dia menyuap direktur agar menghapus semua CCTV yang terjadi
kemarin. Dan untuk siswa yang memukuli dan membully Gorya kemarin, dia menyuruh
MJ yang menangani. MJ mengumpulkan mereka semua dan mengikat mereka di tiang
dengan posisi terbalik. Dan ada satu lagi yang harus Gorya tahu, Hana
memutuskan keluar dari sekolah.
Saat
tahu hal itu, Gorya pergi ke sekolah untuk menemui Hana terakhir kalinya. Nggak
pakai basa – basi, dia langsung menegur perbuatan Hana yang sangat jahat dan
dia nggak bisa memaafkannya. Walau begitu, ada yang ingin dia katakan, selama
mereka berteman, dia tidak pernah merasa Hana berpura-pura padanya. Dia yakin
perasaan Hana nyata. Makanya, dia nggak mau mereka berpisah tanpa berpamitan.
Semoga dia sukses.
Hana
hanya mendengarkan sambil membalikkan badan. Dia nggak sanggup untuk menatap
Gorya. Satu-satunya hal yang ditinggalkannya untuk Gorya adalah sekotak minuman
kenangan mereka.
CS3
yang sudah tahu perbuatan mereka salah, menemui Gorya untuk meminta maaf. Tapi
karna gengsi yang begitu besar, mereka kesulitan mengatakannya. Yang ada, Thyme
salah paham mengira mereka mau mengganggu Gorya lagi. Dia udah capek harus
melindungi Gorya terus dari mereka, jadi dia umumkan saja sekarang untuk
semuanya : “Jangan ada yang berani mengganggu Gorya. Jika ada yang bermasalah
dengan pacarku, kalian punya masalah denganku. Mengerti?!”
Sontak
saja semua kaget. CS3 yang awalnya mau minta maaf, kembali kesal dan menyebut
Gorya ular berbisa. Padahal, Gorya juga sama kagetnya dengan mereka. Sejak
kapan meraka pacaran?
“Kemarin,
aku memintamu menjadi pacarku dan kamu setuju. Kau tidak ingat?” ujar Thyme
dengan suara keras.
Pft!
Padahal kemarin malam, dia meminta Gorya menjadi pacarnya saat Gorya lagi
tidur. Pas pula Gorya mengigau dan bilang ‘em,’ yang langsung diartikan sama
Thyme sebagai kata ‘ya.’
“Itu
dia. Kamu bilang ya. Lagipula, kamu tidak menerimanya begitu saja,” lanjut
Thyme.
Maksudnya,
mereka ciuman. Pas kemarin Thyme lagi memandangi wajah Gorya, Gorya bergerak
dan tanpa sengaja bibir mereka bersentuhan. Yang langsung membuat Thyme tersipu
malu.
Gorya
yang nggak ingat apapun (ya iyalah, soalnya dia tidur) jelas panik. Apa Thyme
melakukan sesuatu padanya? Thyme menyangkal. Mereka kembali bertengkar.
Hal
itu dilihat sama MJ dan Kavin dari lantai atas. Keduanya tertawa melihat
tingkah kekanakan keduanya.
“Masalah
lagi, ya?” tanya sebuah suara.
“Ren!!”
teriak keduanya, bersamaan.
Yap.
Ren kembali
“Aku
pergi cukup lama. Sekolah ini sekacau sebelumnya.”