Sinopsis Lakorn / Thai-Drama : F4 Thailand - Boys Over Flowers Episode 06 part 1

 


Sinopsis Lakorn / Thai-Drama : F4 Thailand - Boys Over Flowers Episode 06 part 1



Meskipun sibuk bekerja, Roselyn tetap memperhatikan gerak gerik Thyme selama ini, ditambah lagi sejak menerima laporan dari kepala pembantu mengenai handuk pink yang ditemukan di lemari Thyme. Setelah diselidiki, dia mendapati kalau insiden yang terjadi belakangan ini disekitar Thyme selalu melibatkan seorang gadis, Gorya. Terlalu kebetulan. Makanya, dia bertanya pada Thea, apakah dia mengenali gadis tersebut? Thea sudah tahu mengenai Gorya, namun berbohong kalau dia tidak tahu. Roselyn sudah tahu dia berbohong. Kenapa? Karena dia diam-diam sudah meletakkan orang di sekitar Thea juga dan ada salah satu foto dimana Thea bersama Gorya.



“Kamu akan kembali ke Thailand malam ini? Urus itu. Pastikan semuanya kembali sesuai tempatnya,” perintahnya dengan tatapan mata yang menyeramkan. “Jangan kecewakan ibu. Kamu tahu benar bahwa ibu benci perubahan. Perubahan apapun.”


= Episode 06 =


The Tulip Mania


Gorya galau berat. Cinta pertamanya, Ren, kembali dengan aura berbeda. Paman Ga sampai menggodanya dengan membicarakan makna bunga tulip yang melambangan cinta pertama yang sangat romantis, dan cocok dengan kondisi mental Gorya saat ini yang penuh kebingungan setelah pria impiannya telah kembali. Kaning juga ikut menertertawakannya. Tapi, dia juga kepo. Ren kan udah kembali nih seminggu, apa dia masih menyukainya? Gorya menjawab tidak. Dia hanya merasa sedikit gelisah karena Ren berubah.


Flashback

Kepulangan Ren juga membuat anggota F4 yang lain kaget. Dia tiba-tiba saja pulang. Anehnya, sikapnya jadi jauh lebih agresif. Dia berjalan mendekati Gorya, menyentuh wajahnya sambil bertanya, apa dia pergi selama itu? Gorya sampai terdiam, nggak tahu harus bereaksi seperti apa atas perhatian Ren. Thyme jelas cemburu dan merangkul Gorya sembari memberitahu kalau dia dan Gorya sekarang pacaran. Gorya langsung membantah. Dia nggak pernah setuju.

“Benarkah? Aku bahagia untukmu,” ujar Ren, memberikan selamat.

End



Karena itu Gorya merasa kalau Ren berubah. Tapi, dia juga bingung menjelaskannya. Paman Ga menyarankan agar Gorya mencoba bicara saja dengan Ren. Gorya juga maunya begitu, masalahnya, Ren selalu bersama F4. Kaning memberi saran supaya Gorya dekati saja dengan alasan mau beri hadiah atau kembalikan sapu tangannya. Tidak ada gunanya kalau hanya dipikirkan. Kalau tidak bicara, gimana dia bisa yakin kalau Ren masih sama atau berbeda.



Gorya merasa kalau nasehat Kaning ada benarnya. Baru juga dia mau mencoba menghubungi Ren, dia tanpa sengaja melihat IGS salah satu anggota F4. Mereka sedang berada di sebuah klub dan terekam kalau Ren lagi ciuman sama salah satu gadis di sana. Woaahhh, Gorya dan Kaning langsung heboh!! Pas mau stalking lebiih jauh, hape Gorya malah mati. Paman Ga sampai geleng-geleng kepala melihat kelakuan dua karyawannya itu. Udah kayak mak-mak rempong wkwkwk.

--


Upacara pagi, (sepertinya. Soalnya ada pidato dari kepseknya. Tapi, kenapa di dalam aula sambil duduk ya (?))

Gorya stress berat karena hape-nya rusak total. Nggak bisa nyala sama sekali. Jadinya, yah dia nggak konsen dengar pidato. Pas namanya di panggil-panggil sama Thyme yang mendadak naik ke panggung, dia juga nggak denger. Dia baru ngeh saat semua orang melihat ke arahnya. Thyme menyuruhnya untuk menemuinya di belakang aula pertemuan.  Kepala sekolah juga kelihatan kesel dengan kelakuan Thyme yang terlalu sesukanya.


Tujuan Thyme ngajak bertemu untuk protes karena Gorya nggak menjawab telepeonnya. Gorya yang udah kesal sedari tadi, menjawab dengan nada ketus kalau ponselnya rusak. Thyme udah menduga hal itu, makanya dia sudah membelikan ponsel untuk Gorya. Gorya jelas menolak. Thyme nggak peduli, kalau Gorya nggak mau menerima, dia tinggalkan saja ponselnya di lantai dan siapapun yang menemukan, silahkan ambil. Mau nggak mau, Gorya menerimanya.


Thyme tersenyum senang. Selanjutnya, dia mengajak Gorya untuk kencan di hari Sabtu ini. Walaupun Gorya menolak, Thyme nggak peduli. Yang penting, tunggu saja telepon darinya mengenai lokasi kencan mereka. Setelah mengatakan itu, Thyme langsung pergi begitu saja.



Seperti biasa, kalau moodnya lagi jelek, Gorya pergi ke atap. Tapi, dia ke sana juga sambil membawa sapu tangan Ren. Dia hendak mengembalikannya dan secara kebetulan, Ren memang ada di sana. Gorya langsung saja menanyakan mengenai Ren yang berubah dan tidak lagi menggambar. Ren menjawab kalau buku sketsanya hilang, padahal sebenarnya, buku itu ditinggalkannya saat meninggalkan Paris.

Sepertinya Ren tidak ingin kalau Gorya membahas dirinya lagi, jadi dia mengalihkan topik dengan menanyakan hubungan Gorya dan Thyme. Seperti biasa, Gorya menyangkal kalau dia pacaran dengan Thyme. Thyme hanya berasumsi sendiri. Ren malah menyuruhnya untuk tidak khawatir karena jika memang dia mengencani Thyme, mereka tetap masih bisa berteman, kok.

“Atau kamu ingin menjadi lebih dari sekedar teman?” tanya Ren, menggoda. “Kita bisa berkencan tanpa sepengetahuannya. Thyme tidak perlu tahu,” tawarkannya.


Gorya kaget. Sangat kaget. Melihat reaksinya, Ren tertawa kecil dan berujar kalau dia hanya bercanda. Meski dia udah bilang gitu, Gorya tetap saja jadi nggak nyaman. Dia memutuskan buru-buru pergi setelah mengembalikan sapu tangan Ren.

“Pentingnya sesuatu baru kamu sadari saat mendapatkannya kembali. Aku tidak terlambat pulang, bukan?” tanya Ren pada Gorya yang berjalan pergi.


Pertanyaan yang membuat Gorya langsung merasa dilema. Ren benar-benar sudah berubah. Dia yakin itu. Saat dia menceritakannya pada Kaning dan Paman Ga, mereka juga setuju kalau Ren mencoba merayu Gorya. Kaning juga menggoda Gorya yang sekarang punya banyak penggemar. Satunya adalah cinta pertama yang membuat jantungnya berdebar, satu lagi maniak yang membuat kesal.


Umur panjang. Baru saja di bicarakan, Thyme sudah mengirim banyak sekali stiker. Gorya beneran merasa risih. Dia nggak mau kencan sama Thyme, tapi kalau dia menolak, pasti akan lebih ribet. Hm, Kaning jadi terpikir sebuah ide. Dia mengajak Gorya untuk melakukan double date saja. Kebetulan, sabtu ini dia akan pergi ke kebun binatang dengan Tesla, pacarnya. Gorya suka dengan idenya, tapi tidak dengan Thyme.


Thyme menolak pergi ke kebun binatang dan melakukan double date. Gorya juga malas membujuknya. Kalau nggak mau ya udah!! Paman Ga sampai heran. Apa mereka nggak bisa saling bersikap sopan? Dia menyuruh Gorya untuk lebih sabar dan coba bicarakan baik-baik. Tapi… yang dihadapin kan Thyme yang kekanak-kanakkan.


Thyme akhirnya mau pergi kencan ke kebun binatang, asalkan Gorya mau memintanya dengan baik-baik. Dia menyuruh Gorya berujar seperti ini : ‘P’Thyme, kamu yang terkeren. Maukah kamu berkencan dengan Gorya?’ Anggota F4 yang ada di  sana tertawa ngakak. Gorya dengan menahan emosinya, mengatakan apa yang diminta Thyme.


Tapi Thyme belum puas. Dia minta Gorya berujar : “Meong meong” Gorya jelas marah. Tapi Kaning yang ada di sebelah menyuruhnya bersabar sedikit lagi karena sudah hampir berhasil. Menahan amarahnya, Gorya melakukan gerakan mengeong. Hahahha.


Padahal Gorya sudah melakukan apa yang dimintanya, tapi Thyme masih juga belum puas dan masih mau minta hal lain. Ren yang juga ada di sana, langsung nimbrung. Kalau Thyme nggak mau ke kebun binatang, dia mau menggantikannya. Thyme langsung bilang kalau dia setuju ke kebun binatang dan nggak minta Gorya melakukan hal aneh lagi.


Baru selesai teleponan dengan Thyme, dia sudah kedatangan tamu lain. Kali ini, kakak Thyme, Thea, menemuinya. Dia sekalian mengantar pulang Gorya dan mengajaknya ngobrol. Kelihatannya, dia takut kalau terjadi sesuatu pada Gorya yang disebabkan oleh Ibunya. Makanya, dia menyuruh Gorya memberitahunya jika sesuatu terjadi. Padahal Gorya baru pernah bertemu sekali dengan Thea, tapi dia sudah merasa nyaman hingga bisa curhat mengenai keanehan Ren. Thea menjawab bijak kalau siapapun bisa berubah. Lihat saja Thyme yang sudah sangat berubah. Mengenai itu, Gorya setuju.


“Dengar. Menjadi sesuatu yang kamu belum pernah, melakukan sesuatu yang kamu belum pernah, itu tidak mudah. Itu bukan sesuatu yang terjadi begitu saja. Pasti ada hal penting yang memengaruhimu dan mengubahmu. Dan kurasa, hal yang paling kuat adalah cinta,” ujar Thea. “Aku selalu ada untukmu. Jangan lupa. Jika ada masalah, segera beritahu aku.”


“Tentu. Jika Thyme mengacau, aku akan mengadukannya,” jawab Gorya, riang.


Pembicaraan singkat mereka berakhir sangat cepat. Gorya meminta untuk diturunkan di dekat pemberhentian bus dekat rumahnya. Baru saja turun dan ditinggalkan sama mobil Thea, Gorya melihat sosok Ren yang berada di seberang jalan memandangi billboard yang memasang wajah Mira. Rasa penasaran membuat Gorya menghampirinya.



Kali ini, dia memberanikan diri untuk menanyakan, bagaimana perjalanan Ren ke Prancis? Ren tahu maksud pertanyaan sebenarnya Gorya, tapi berpura-pura polos dan menjawab kalau Prancis sama seperti yang ada di kartu-kartu pos. Gorya tersenyum kecil dan menjelaskan kalau dia mau tau mengenai Mira.

“Kamu mengkhawatirkanku? Tidak perlu. Mira sangat bahagia saat melihatku,” ujar Ren. “Terimakasih karena melarangku mengalihkan pandanganku dari masalah. Saat aku melihat dari dekat, ternyata sangat bagus.”

“Benarkah?”


Ren terdiam sesaat sebelum menjawab, “Sungguh.” Dia juga langsung mengalihkan topik dengan menanyakan kabar Gorya. Gorya menjawab kalau hidupnya sama seperti biasanya, membosankan. Ren nggak setuju. Dari yang dilihatnya, hidup Gorya berwarna-warni.


Sikap aneh Ren membuat Gorya menjadi semakin salting. Dia buru-buru kabur dengan alasan busnya sudah datang. Saking buru-burunya dia menjatuhkan ponselnya dan Ren yang menemukannya.

--


Baru juga pulang dan mau istirahat, dia malah dapat telepon dari Thyme. Eit, Thyme menelepon ke hp Kla Khao, soalnya Gorya nggak menjawab teleponnya. Wah, Gorya baru tersadar kalau hp-nya hilang. Tapi, biar nggak kena marah sama Thyme, dia berbohong kalau hp-nya ketinggalan di tempat kerja. Untung Thyme nggak terlalu mempermasalahkannya meskipun dia tahu gerak-gerik Gorya mencurigakan. Dia menelepon hanya untuk menanyakan, jam berapa dan dimana mereka harus bertemu besok? Apa perlu dia menjemputnya?


“Tidak perlu. Mari bertemu di depan kebun binatang di pintu masuk. Pukul 13.00. Jika kamu di sana dan hujan, cari tempat untuk berlindung.”

“Lucu sekali. Jika kamu terlambat, aku akan membuatmu membayarnya. Datanglah tepat waktu.”

Setelah telepon di akhiri, Gorya baru menginterogasi Kla Khao mengenai HP yang dipakainya. Itu HP baru, darimana dia mendapatkannya?

“Kak Thyme memberikannya,” jawab Kla Khao.


Wuihh! Thyme ternyata membeli banyaaaak sekali HP dan mengirimkannya ke keluarga Gorya. Ibu Gorya sampai bertanya-tanya, apakah mereka harus menerima ini sebagai mahar?

--



Subuh hari,

Ren masih belum bisa tidur dan mencoba menghabiskan waktu dengan melukis. Namun, tidak ada satupun inspirasi yang datang ke kepalanya. Saking frustasinya, dia mencoret-coret lukisannya sendiri. Rasa stressnya sedikit terobati berkat Thyme yang meminta saran mengenai baju apa yang harus dikenakannya besok.


Selera busana Thyme benar-benar unik. Ren sampai tertawa melihat pilihan pakaiannya.

“Omong-omong, sejak kembali, kamu jarang tertawa. Aku bertanya apa yang terjadi di sana, tapi kamu diam saja. Kamu tampak bingung. Kamu baik-baik saja?” tanya Thyme, serius.


Ren kelihatan sekali tidak mau membahasnya. Dia mengalihkan topik dengan sibuk memilihkan kemeja untuk Thyme kenakan besok. Saat Ren sibuk memilihkan kemeja untuknya, Thyme menemukan ponsel Gorya di kursi yang di duduki Ren barusan.


“Benar juga. Aku baru akan memintamu mengembalikannya ke Gorya. Dia menjatuhkannya sat bertemu denganku,” ujar Ren saat melihat Thyme menemukan ponsel Gorya.

--



Seperti biasa, Thyme tiba duluan di tempat kencan. Gorya yang baru tiba udah panik duluan kalau Thyme akan marah dan langsung membela diri kalau dia nggak terlambat tapi Thyme yang kecepetan. Thyme kelihatannya emang mau ngomel, tapi nggak jadi saat melihat penampilan Gorya. Dengan suara kecil dan malu-malu, dia memuji pakaian Gorya manis. Mereka hampir mulai bertengkar karna Gorya terus menerus berpura-pura tidak mendengar pujian Thyme. Tapi, untuk hari ini, Gorya meminta kerja sama pada Thyme untuk menahan amarahnya. Setidaknya, lakukan itu untuk Kaning. Kaning itu sudah seperti keluarganya sendiri, makanya, jangan sampai mereka mengacaukan kencan Kaning.


Umur panjang. Yang dibicarakan muncul bersama pacarnya, Tesla. Thyme berusaha sebaik mungkin untuk bersikap ramah dan mengontrol emosinya, tapi Tesla benar-benar menjengkelkan. Contohnya, saat Thyme mengulurkan tangan untuk berjabat, tapi Tesla malah menolak menjabat tangannya. Kemudian, saat dia merasa ketakutan dikelilingi burung, Tesla malah menetertawakannya dengan keras dan malah semakin mengganggu.



 

Post a Comment

Previous Post Next Post