Sinopsis Lakorn
/ Thai-Drama : F4 Thailand - Boys Over Flowers Episode 06 part 2
Kaning
yang cukup peka berusaha menjauhkan Testa dari Thyme, jadi dia menyarankan agar
mereka berpencar dan bertemu lagi nanti di titik temu. Gorya sebenarnya udah
khawatir dari tadi kalau Thyme akan meledak, makanya dia sangat bersyukur
karena Thyme mampu menahan emosi. Dia nggak nyangka sama sekali kalau pacar
Kaning bisa segitunya. Meski begitu, Thyme merasa kalau kencan hari ini sangat
baik jika dia mengesampingkan Tesla.
Untuk
kesekian kalinya, Gorya meluruskan kalau mereka bukan pasangan. Dia nggak
pernah mengiyakan pernyataan Thyme padanya. Entah apa yang merasuki Thyme hari
ini, dia menerima ucapan Gorya. Gorya memang belum mengiyakannya, makanya dia
berusaha melunakkan hatinya. Dia ingin membuat Gorya merasakan hal yang sama
dengannya. Makanya, saat dia sudah yakin, dia akan bertanya kepada Gorya
kembali. Tunggu saja dan jangan buru-buru menjawabnya.
Ucapannya
membuat Gorya merasa tersipu. Suasana jadi terasa lebih santai. Thyme juga
mengajaknya berfoto sembari bercerita kalau pakaiannya hari ini di pilihkan
sama Ren. Mumpung membahas itu, dia mau mengembalikan ponsel Gorya. Belum
sempat dia mengembalikannya, Gorya malah berbohong kalau ponselnya sepertinya
tertinggal di bus, soalnya dia langsung pulang dan tidak menemui siapapun.
Kebohongannya jelas membuat Thyme merasa kecewa. Dia memutuskan pergi ke toilet
sebentar untuk menenangkan diri.
Di
dekat toilet, ternyata ada Tesla. Dia sedang berteleponan dengan temannya
sambil membicarakan Kaning yang bukan tipenya dan sangat hambar. Menurutnya,
Gorya lebih menarik. Jika dia bertemu Gorya terlebiih dahulu, dia pasti akan
mengejarnya dan bukan Kaning.
Thyme
yang awalnya tidak mau mempedulikan apa yang dibicarakannya dengan temannya,
tidak tahan saat mendengar nama Gorya di sebut-sebut. Bukannya meminta maaf
karena sudah ketahuan membicarakan pacar orang, Tesla malah semakin kurang ajar
dengan meminta agar dia menjadi yang selanjutnya dengan Gorya setelah Thyme.
Emosi
Thyme meledak hingga dia memukuli Tesla. Perkelahian tidak terelakkan. Kaning
dan Gorya yang berada tidak jauh dari sana, mendengar keributan dan berusaha
melerai mereka. Tanpa tahu apa yang dikatakan Tesla, Gorya malah memarahi Thyme
yang menggunakan kekerasan. Dia juga membentak Thyme yang masih saja seperti
dulu dan dia membencinya!
Tidak
ada pembelaan dari Thyme. Jika Gorya begitu tidak mempercayainya, dia juga
tidak mau menjelaskan lebih lanjut mengenai dirinya.
--
Karena
insiden itu, Tesla menjadikan hal itu sebagai alasan untuk memutuskan Kaning.
Gorya semakin merasa bersalah karena merasa ini adalah salahnya Thyme padahal
Kaning udah bilang jangan menyalahkan Thyme. Dia baik-baik saja.
Thyme
juga kesal karena Gorya menuduh dan memarahinya padahal dia melakukan itu untuk
Gorya juga yang dilecehkan secara verbal sama Tesla. Untungnya dia punya
sahabat seperti Kavin dan MJ yang menasehatinya untuk mau membicarakan masalah
ini, bukannya hanya diam dan menunggu satu sama lain untuk maju duluan. jika
tidak, mereka tidak akan pernah tahu apa yang dipikirkan satu sama lain.
Terkadang, diam tidak membantu. Mereka mungkin tidak saling memahami, tapi
bukan berarti tidak saling mencintai. Bereskan sebelum terlambat.
“Kalian
pandai mengatakan hal keren,” puji Thyme.
Disaat
yang sama, Ren mendapatkan kiriman dari Prancis. Mira mengirimkan
barang-barangnya yang tidak sempat dibawanya pulang. Ekspresi Ren menunjukkan
kesedihan.
Apa
yang sebenarnya terjadi baru terjawab keesokan harinya. Saat media memberitakan
kabar gembira mengenai Mira yang akan menikah dengan seorang actor Thai dan
tinggal di Prancis. Begitu melihat berita itu, Gorya langsung lari ke atap
untuk menemui Ren. Saking buru-burunya, dia sampai tidak mendengar saat Thyme memanggil-manggil
namanya.
Ren
tahu kalau kedatangan Gorya kemari, pasti karena dia sudah mendengar beritanya,
kan? Gorya mengiyakan. Dia merasa bersalah dan meminta maaf. Seharusnya, dia
tidak menyuruh Ren mengikuti Mira ke Prancis. Ren tidak menyesal dengan
pilhannya karena apa yang dikatakan Gorya benar, kalau dia harus menghadapinya.
Dan juga, dia jadi tahu bagaimana perasaan Mira sesungguhnya.
Saat
dia datang ke Prancis pertama kali, Mira kelihatan sangat bahagia melihatnya.
Untuk beberapa waktu, dia menghabiskan hari-hari yang menyenangkan bersama Mira
selagi mereka tinggal bersama. Tidak ada hal spesial yang mereka lakukan. Hanya
memasak, makan bersama dan bercerita. Dia terus menemani Mira dan menghabiskan
waktu dengan melukis potret – potret Mira yang sibuk bekerja. Namun, cinta saja
tidak cukup. Perlahan, dia mulai menyadari betapa berbedanya dia dan Mira. Di
saat dia tidur, Mira sibuk bekerja hingga tengah malam. Perlahan, timbul
perasaan rendah diri bahwa dia tidak bisa mendukung Mira dengan cara apapun.
Dan perasaan itu semakin lama, semakin membesar. Tanpa disadarinya, dia dan
Mira semakin jauh. Semakin jauh. Lalu suatu hari, dia menyadari bahwa dunianya
dan dunia Mira jelas berbeda.
Itu
disadarinya saat dia berkunjung ke tempat kerja Mira dan melihat Mira yang
sedang melakukan meeting. Saat itu, Mira bersama seorang lelaki. Dan dia adalah
kekasih Mira. Saat tersadar akan perbedaan dunia mereka, Ren memutuskan pergi
dari dunia Mira dan kembali ke dunianya. Dia meninggalkan buku sketsanya di sana.
Namun, Mira mengembalikan buku sketsa itu kembali padanya.
“Benar
apa yang mereka katakan. Sebesar apapun cintamu kepada seseorang, bukan berarti
kalian ditakdirkan bersama. Jadi, aku memutuskan untuk pergi dari hidupnya.
Kebenaran sangat menyakitkan. Tapi itu bagus untuknya lihat? Dia bertemu pria
yang lebih baik dariku.”
“Jangan
bilang begitu. Itu mungkin kesalahpahaman.”
Ren
tidak setuju. Dia tidak ingin membodohi dirinya sendiri lagi. Kenapa? Karena di
buku sketsa yang dikembalikan Mira, Mira meninggalkan sebuah pesan : “Kuharap kamu menemukan cinta baru yang
lebih baik dariku.”
Gorya
ikut bersedih dengannya. Ditambah lagi saat Ren bilang kalau pria tidak
berharga sepertinya, hanya akan menghambat Mira. Gorya nggak suka dengan ucapan
rendah dirinya itu! Siapa bilang dia tidak berharga?! Apa dia nggak ingat hari
dia menolongnya?! Jika dia nggak ada, entah apa yang akan terjadi pada dirinya.
“Jangan
pikir kamu tidak berharga hanya karena dia tidak mencintaimu! Aku tahu apa yang
akan ku katakan mungkin tidak penting bagimu.
Tapi, kamu berharga bagiku. Jika bukan karenamu, aku tidak akan berada
di sini. Kamu tidak pernah tidak berharga, setidaknya, itulah yang kurasakan.
Sejak hari pertama kita bertemu, kamu orang yang penting bagiku,” tangis Gorya,
terisak-isak.
Melihat
seorang gadis menangis untuknya, membuat Ren merasa sangat terhibur. Dia
memeluk Gorya untuk menenangkannya.
--
Di
tempat lain, Roselyn sudah bersiap-siap. Dia akan kembali ke Thailand.
Sekretarisnya sudah menyiapkan semuanya.
“Sepertinya
Anda sangat menyukai tulip belakangan ini. Artinya, ‘kamu tidak pernah melupakan cinta pertamamu’, bukan?” tanya
sekretarisnya.
“Tidak.
Pernah dengar tentang tulip mania? Ini krisis tulip. Dari bunga termahal, semuanya
berubah dalam sekejap. Aku menyimpannya sebagai pengingat bahwa perubahan
selalu berbahaya. Makin tinggi sesuatu naik ke atas, saat jatuh, itu akan makin
berbahaya.”
Ucapannya
sama seperti apa yang sedang dirasakan oleh Thyme saat ini. Dia menyaksikan Ren
yang sedang berpelukan dengan Gorya, wanita yang dicintainya.