Sinopsis Lakorn
/ Thai-Drama : F4 Thailand - Boys Over Flowers Episode 07 part 1
Ren
dan Gorya hanya berpelukan sebentar. Tapi, Thyme sudah terlanjur melihat mereka
dan salah paham. Suasana hatinya berubah sangaaaatt buruk. Dia sampai
mengabaikan sapaan MJ dan Kavin. Sialnya, dia melewati dua orang siswa pria
yang sedang membicarakan seorang gadis yang mengirimkan buket padanya hanya
karena dia meninggalkan komentar di IG-nya. Siswa tersebut menyebut gadis itu
gadis bodoh. Saat mendengar pembicaraan mereka itu, emosi Thyme yang sudah
memuncak menjadi tidak terkendali. Nggak ada angin dan hujan, dia memanggil
siswa itu dan bertanya dengan nada marah, apa dia senang membodohi orang lain?
Setelah
mengatakan itu, dia langsung memukuli siswa tersebut hingga babak belur.
Aksinya menuai perhatian dari siswa/i sekitar yang langsung heboh mengambil
video tanpa niat memisahkan. Kavni dan MJ yang berusaha menahannya. Jika dia
terus memukuli siswa itu, dia bisa membunuhnya.
“Kau
mau juga?” tanya Thyme pada MJ dengan emosi.
MJ
dan Kavin tercengang. Thyme nggak bisa dihentikan. Dia terus memukuli siswa itu
tanpa peduli dengan pandangan orang lain. Ren dan Gorya yang baru turun dari
atap, melihat keributan yang dia buat dan berusaha menghentikannya sama seperti
yang dilakukan MJ dan Kavin barusan.
Melihat
mereka berdua, Thyme semakin emosi. Dia langsung mengumumkan kalau hanya akan
ada tiga orang di F4 mulai hari ini. Ren dikeluarkan dari F4.
= Episode 07 =
The Four
Flowers
MJ
nggak setuju dengan keputusannya dan memintanya untuk bicara baik-baik dulu.
Mereka semua kan teman. Thyme nggak mau. Dia juga bilang kalau dia nggak punya
teman brengsek, jadi Kavin dan MJ juga harus berhenti berteman dengan Ren.
“Aku
lelah. Aku tidak mau berurusan dengan ini lagi,” ujarnya dan beranjak pergi.
Gorya
menghentikannya dan mencoba mengajaknya bicara. Thyme udah muak di bohongi. Dia
mengembalikan ponsel Gorya dan bilang tidak ada lagi yang perlu dibicarakan. MJ
tidak ingin kalau pertemanan mereka hancur dan meminta Ren bicara dengan Thyme.
Ren tidak mengatakan apapun dan memilih untuk menolong siswa yang dipukuli
Thyme barusan. Kavin juga ikutan kesal karena semua orang melakukan apa yang
mereka inginkan.
Thyme
benar-benar menggila. Dia meluapkan emosinya dengan menendang-nendang tong
sampah yang ada dihadapannya. Gorya tidak bisa diam saja dan menarik Thyme
masuk ke sebuah ruangan untuk bicara. Nggak basa - basi lagi, Gorya langsung
nanya, apakah Thyme marah padanya karena ponsel itu? Dia tahu dia salah karena
sudah berbohong, tapi satu-satunya orang yang seharusnya dia marahi adalah
dirinya. Tidak perlu melampiaskannya kepada orang lain, terutama Ren. Dia sudah
keterlaluan memukuli orang yang tidak berkaitan dengan ini.
“Apa
yang Ren lakukan hingga dikeluarkan dari F4? Berhentilah membiarkan emosimu
mengambil alih,” teriak Gorya, malah ikut emosi dan marah.
Ucapannya
itu bukan membuat suasana menjadi lebih baik tapi semakin buruk! Saking
emosinya, Thyme sampai melempar kursi yang ada di hadapannya ke lemari kaca
yang ada di belakang Gorya agar dia berhenti bicara. Dia merasa kalau semua
ucapan Gorya hanya untuk melindungi Ren. Gorya terdiam karena terkejut dengan
lemparan kursi Thyme.
“Tentu,
aku tidak akan mengusirnya dari F4. Tapi katakan kamu membencinya!” perintah
Thyme. “Katakanlah. Katakan kamu membencinya!!” teriaknya semakin keras saat
Gorya hanya terus diam.
Gorya
menggeleng kepala dan menangis ketakutan. Thyme menjadi semakin tidak
terkendali dengan melemparkan barang-barang disekitarnya. Dia juga sudah
mengangkat tangan hendak memukuli Gorya, tapi dia tidak sanggup melayangkannya.
Tatapannya terlihat sangat sedih dan frustasi pada dirinya sendiri.
“Lagipula,
kamu tidak akan pernah memilihku,” ujar Thyme dengan suara kecil namun sarat
kesedihan.
Setelah
dia mengatakan hal itu, dia pergi begitu saja. Sementara Gorya? Hanya diam dan
menghela nafas.
--
Pihak
sekolah menemui Thea untuk membicarakan masalah yang ditimbulkan oleh Thyme.
Masalah kali ini sudah terlalu besar dan mustahil untuk ditutupi lagi. Orang
tua dari siswa yang dipukuli oleh Thyme mengancam akan menuntut sekolah.
Meskipun Thea bilang akan memberikan uang donasi yang besar bagi sekolah untuk
perbaikan properti dan tanggung jawab kepada siswa yang dipukuli, tetap tidak
akan menyelesaikan masalah. Klip kekerasan yang dilakukan oleh Thyme sudah
menyebar. Beberapa siswa ada yang merekam dan mulai membagikannya. Jika klip
itu tersebar, pihak sekolah tentu harus menjaga nama baik mereka sendiri.
Baru
saja dibicarakan, klip yang dibicarakan, tiba-tiba saja menghilang total dari
dunia maya. Sekretaris Roselyn sudah menyelesaikannya dengan menyewa ahli IT
terbaik. Semua sudah dipersiapkan sebaik mungkin, termasuk uang damai untuk
korban dan sekolah. Tentu saja, kekuatan uang ‘mampu’ menyelesaikan semua
masalah.
Thea
cukup kaget dengan kedatangan Pruek, sekretaris Roselyn. Jika dia disini,
dimana ibunya?
Roselyn
sudah pulang ke rumah. Hal pertama yang dilakukan adalah menegur Thyme. Tapi,
karena Thyme mengurung diri di kamar, dia menyuruh orang untuk mendobrak
pintunya. Dia sangat marah sama kelakuan Thyme yang membuat perusahaan harus
rugi ratusan juta baht demi menyelesaikan masalah yang ditimbulkannya.
“Kau
terus mengecewakan Ibu. Penyebab semua ini adalah gadis ini, bukan?” tanyanya
sambil menunjukkan foto saat Thyme kencan dengan Gorya di kebun binatang.
Thyme
kaget karena Ibunya sudah berbuat sejauh ini untuk menyelidiki Gorya. Diantara
tumpukan foto yang dilemparkan ibunya, ada juga form informasi mengenai Gorya.
Dia mulai marah, tapi kemarahan ibunya lebih besar. Dia awalnya diam karena
mengira Thyme hanya sedang bersenang-senang saja, tapi ternyata, Thyme menggila
karena seorang gadis. Hentikan semuanya dan kembali saja ke dirinya yang lama.
“Jangan
paksa Ibu melakukan apa yang Ibu lakukan ke kakakmu,” ancam Roselyn.
“Mengerti?”
--
Paman
Ga sudah mendengar dari Gorya mengenai apa yang dilakukan Thyme. Dan dia
beneran takjub soalnya hanya dalam waktu beberapa jam, semua bukti video yang
awalnya tersebar, lenyap tanpa sisa. Seolah-olah, tidak pernah ada keributan
yang terjadi. Orang-orang lebih suka membahas mengenai bubarnya F4. Mereka
sedih karena F4 mau bubar.
Huft.
Padahal yang lagi benar-benar sedih itu adalah kedua karyawatinya. Gorya sedih
karena memikirkan Thyme dan Ren. Kaning sedih karena tiba-tiba diputuskan sama
Tesla dan tiba-tiba menghilang. Dia sudah mengirim pesan tapi tidak ada balasan
sama sekali. Untungnya mereka punya bos seperti paman Ga yang bisa memahami
masalah mereka dan menasehati keduanya untuk mencoba tenang dan santai. Semua
akan beres dengan sendirinya. Ah, dia juga akan tutup toko lebih cepat hari
ini, biar mereka bisa cepat pulang untuk mengobati luka hati. Lagipula dari
pagi nggak ada pelanggan.
Baru
juga tanda ‘Closed’ di pasang, mereka langsung kedatangan seorang pelanggan.
Hm, atau mungkin bukan? Yang datang adalah Ren. Pas sekali toko sudah tutup,
jadi dia bisa mengajak Gorya untuk jalan.
--
Di
saat yang sama, Kavin dan MJ masih terus berusaha membujuk Thyme agar mau
menyelesaikan masalahnya dengan Ren. Untuk melunakkan hatinya, mereka
menunjukkan berita mengenai Mira yang akan menikah yang mungkin mempengaruhi
tingkah Ren belakangan ini. Bukannya melunak, Thyme malah melempar ipad MJ dari
balkon rumahnya. Sikapnya itu lama kelamaan membuat Kavin muak. Thyme nggak
peduli dan menyuruh keduanya untuk tidak ikut campur. Setelah itu, dia
memerintahkan pembantunya untuk membawa MJ dan Kavin keluar dan jangan biarkan
orang luar masuk ke kamarnya.
Emosi
Kavin memuncak. Dia udah nggak peduli lagi. Ngapain mereka peduli dengan Thyme
jika bagi Thyme mereka orang luar?! Lebih baik mereka berhenti saja! Jika MJ
tidak mau, tinggal saja, dia akan pergi. Persetan dengan semuanya. Mungkin
memang udah saatnya mereka bubar!!
Aghhr!!
Bruk!! MJ berteriak keras dan mengepalkan tangan kemudian menumbukkannya dengan
kuat ke dinding untuk meluapkan rasa frustasinya. Buku-buku jarinya sampai
berdarah. Dia sangat tidak ingin, pertemanan mereka selama bertahun-tahun ini,
bubar begitu saja. Karena MJ, emosi Kavin sedikit mereda. Dia mau berusaha
sedikit lagi untuk menyatukan F4. MJ membagi tugas. Dia akan bicara dengan
Thyme, sementara Kavin dengan Ren.
“Baiklah,
aku akan bicara dengan Ren. Tapi jika tidak berhasil, kita berpisah,” ujar
Kavin sebelum pergi.
(Huft,
untung mereka mempunyai anggota seperti MJ yang tetap mau berusaha
mempertahankan pertemanan mereka. Disini, kelihatan sekali sih dewasanya MJ dan
gimana dia sangat peduli dengan semua anggota).
--
Ren
mengajak Gorya jalan-jalan ke mall. Dia juga membelikan Gorya susu kedelai
dengan es krim kedelai. Gorya awalnya mengira Ren suka sama kedelai, tapi
ternyata tidak. Ren malah alergi sama kedelai. Ren membelikan menu berbahan
kedelai karena dia kira Gorya suka kedelai. Waktu itu, dia kan pernah melihat
Gorya minum susu kedelai.
Tujuan
Ren mengajak Gorya keluar untuk menghiburnya. Dia yakin kalau Gorya stress
dengan masalah yang terjadi, makanya dia ingin menyenangkannya. Gorya tertawa.
Dia tahu bukan hanya dia yang stress tapi juga Ren. Ren pasti stress karena
masalah Mira dan Thyme. Jadi, dia tidak perlu mengkhawatirkan orang lain.
Karena sudah diluar, daripada hanya makan untuk menghilangkan stress, lebih
baik bermain.
Di
saat mereka bersenang-senang, Thyme menghabiskan waktu sendirian dan kelihatan
patah hati berat.
Kavin
juga ada di toko bunga untuk mencari Ren. Dia ada feeling kalau Ren mungkin
saja ke sana untuk menemui Gorya. Dan benar saja, Kaning bilang kalau barusan
Ren datang dan pergi kencan dengan Gorya. Langsung saja dia menelepon MJ untuk
melapor. Dia beneran kesal saat tahu Ren malah ngajak Gorya kencan.
“Tapi
Gorya juga salah karena mudah berganti pihak,”
dumel Kavin.
“Gorya
tidak mudah,” protes Gorya.
“Kamu
akan memanggilnya apa? Setia?” ejek Kavin.
Mj
yang mendengar pertengkaran mereka, menyuruh Kavin untuk fokus dengan masalah
mereka dulu. Coba bicaralah dengan Ren. Kavin nggak mau, dia udah cukup
membantu dan mau istirahat. MJ menghela nafas panjang. Dia nggak mau memaksa
lagi dan meminta Kavin untuk membiarkannya bicara sebentar dengan Kaning.
“Kaning,
apa kamu tahu ke mana Ren dan Gorya pergi?” tanya MJ.
“Ya.”
“Bisa
tolong antar temanku untuk beristirahat? Beri dia makanan dan air. Perawatannya
cukup rendah,” pinta MJ.
Kavin
langsung merebut kembali ponselnya dan protes. Dia kan udah bilang nggak mau
menemui Ren, kenapa malah minta Kaning mengantarkannya ke Ren dan Gorya?
“Aku
mohon, Kavin. Jika kamu melihat Ren, hadapi dia,” mohon MJ.
Kavin
juga nggak tega menolak jika dia udah minta seperti itu. Mau tidak mau, dia
harus pergi mencari Ren dengan Kaning.
Ren
dan Gorya lagi dalam perjalanan pulang. Gorya beneran senang dengan perjalanan
hari ini, sangat berbeda jika dibandingkan saat dia kencan dengan Thyme.
Rasanya lebih mirip perjalanan dari neraka. Saat mereka berkencan, selalu saja
ada masalah. Meskipun kedengarannya seperti keluhan, tapi Gorya menceritakannya
sambil tersenyum lebar. Wajahnya menunjukkan kalau dia beneran senang dengan
kencannya dengan Thyme.
“Tapi
kamu tampak bahagia saat membicarakannya,” komentar Ren.
“Tidak.
Bagaimana aku bisa bahagia? Lebih baik seperti ini.”
“Apa
benar-benar lebih baik? Apakah ini benar-benar lebih baik?” tanya Ren, serius.
Pertanyaan
yang tidak bisa dijawab sama Gorya. Dia terdiam. Ren tidak menyerah dan malah
bertanya siapa yang akan dipilih sama Gorya antara dia dengan Thyme? Pertanyaan
itu membuat Gorya semakin grogi. Saking groginya, dia sampai menjatuhkan
ponselnya dan refleks keduanya berusaha menangkap ponsel tersebut. Hal itu
membuat wajah keduanya menjadi sangat dekat.
Mereka
sudah seperti akan berciuman. Namun, yang ada di pikiran Gorya malah Thyme. Dia
seperti melihat sosok Thyme. Ren juga sepertinya sudah sadar kalau Gorya tidak
punya perasaan apapun lagi untuknya. Beruntungnya, Kaning menelepon, jadi dia
bisa lepas dari situasi canggung tersebut.
Setelah
menelepon Gorya, Kaning bilang ke Kavin kalau Gorya dan Ren akan menemui mereka
di sini, jadi tunggu saja. Sambil menunggu, mereka nongkrong di café. Kavin
cukup peka. Dia sadar kalau sedari tadi Kaning terus melihat ponselnya dan bisa
menebak kalau dia pasti bertengkar dengan pacarnya. Dengan baiknya, Kavin
memberikan nasehat agar Kaning bersiap. Saat pria melakukan ini, biasanya
berarti dia menemukan seseorang yang baru. Dia bisa tahu karena dia juga
melakukan hal begitu.
“Tidak,
Tesla bukan orang seperti itu,” marah Kaning.
“Kamu
bilang kalian tidak bertengkar.””
“Tapi
pacarku bukan buaya darat sepertimu.”
“Kamu
selalu naif,” senyum Kavin sambil menyentuh kepala kaning yang langsung ditepis
sama Kaning.
Umur
panjang. Tesla ternyata juga ada di mall tersebut tapi bersama cewek lain. Saat
Kaning menyapanya, dia berpura-pura tidak mengenalinya dan mengajak pacarnya
pergi. Kaning shock dong. Apa yang dikatakan Kavin ternyata benar. Biar nggak
ketahuan kalau dia menangis, dia langsung pamit ke toilet, padahal sebenanrya
dia duduk di dekat basement dan menangis.
Kavin
diam-diam mengikutinya dan menawarkan sapu tangannya. Bukankah dia udah bilang
kalau Kaning terlalu naif? Kaning nggak suka dengan kedatangannya karena
mengira Kavin mau mengejeknya. Kavin menjawab kalau dia mau menghibur. Tapi,
dia nggak tahu caranya dan malah diam-diam memfoto Kaning. Kaning jelas marah
dan berusaha menghapus foto itu. Hal itu membuatnya melupakan kesedihannya.
Kavin juga tertawa dan berujar kalau ini barulah Kaning.
“Membosankan
jika kamu menangis. Beberapa gadis menangis dengan cantik. Tapi, air mata bukan
untuk orang sepertimu. Hapus air matamu dan kembalilah menjadi petarung,” hibur
Kavin.
“Kamu
tidak tahu cara menghibur orang dengan normal?”
Kavin
tersenyum dan mengajaknya untuk kembali. Mari selesaikan masalah Kaning. Tidak
menyenangkan jika membiarkannya begitu saja.