Sinopsis Lakorn
/ Thai-Drama : F4 Thailand - Boys Over Flowers Episode 07 part 2
Ren dan Gorya udah sampai di mall untuk
menemui Kaning dan Kavin. Tanpa sengaja, dia malah melihat Tesla bersama cewek
lain sedang berada di depan toko tas. Ceweknya mau masuk ke toko itu, tapi
Tesla menolak dengan alasan lelah dsb padahal alasan sebenarnya karena dia
nggak punya uang untuk membelikannya tas. Setelah berbagai rayuan oleh si
cewek, Tesla baru mau masuk.
Gorya
emosi lah karna Tesla ternyata selingkuh. Dia udah mau melabrak, tapi Ren
meghentikannya soalnya dia melihat Kavin ikut masuk ke dalam toko. Pemilik toko
sudah kenal akrab sama Kavin. Cewek Tesla juga ternyata mengenali Kavin yang
adalah anggota F4. Dia langsung heboh dan makin heboh saat Kavin menanyakan tas
yang di sukainya. Setelah membeli tas pilihan si cewek, dia mengajak cewek itu
ikut dengannya dan bantu memilihkan tas lagi.
Tesla
marahlah karena Kavin merayu ceweknya di depan matanya sendiri. Emang dia kira
ceweknya apaan? Kirain si cewek bakal nolak, tapi ternyata malah menerima dan
langsung merangkul Kavin. Makin marahlah Tesla dan menyuruh si cewek memilih,
dia atau Kavin. Jawabannya udah jelas, dia milih Kavin. Si cewek bahkan
langsung memutuskan Tesla dan mengatainya pria kikir bermulut busuk. Tesla
semakin malu karena ada banyak orang di sana. Pas mau pergi, di depan pintu,
dia malah bertemu dengan Kaning.
Kavin
juga sudah membayar tas yang dibelinya. Si cewek udah siap menerima tas itu
dari Kavin sambil memuji pacar Kavin pasti beruntung. Kavin tersenyum dan
membalas dengan ucapan terimakasih sudah dibantu memilihkan tas untuk pacarnya.
Wkwkwk.
Dan
pacar yang dimaksud adalah Kaning. Dia memanggil Kaning dengan panggilan
‘sayang’ dan sok bertanya, apakah Kaning mengenal pria itu (Tesla)? Kaning
untungnya mengerti kode Kavin dan menjawab kalau dia nggak mengenal Tesla. Setelah
di permalukan dua kali, Tesla nggak mau tinggal diam. Dia mengatai anggota F4
yang punya selera rendahan. Sebelumnya dia juga bertemu dengan anggota F4
lainnya yang tertarik dengan gadis miskin yaitu Thyme. Padahal gadis miskin itu
sama saja seperti gadis lain yang biasa dia tiduri dan tinggalkan, tapi Thyme
terlalu menyukai gadis itu dan memukulinya saat dia mengatai pacarnya.
Kavin
emosi. Dia melepas kaca matanya dan bersiap menghajar Tesla. Sayangnya, dia
terlambat selangkah. Sebelum dia melakukannya, Gorya udah menendang Tesla
duluan saat dia menyebut Thyme orang kasar dan cocok dengan gadis miskin
seperti Gorya.
“Pacarku
menggunakan kekerasan karena bajingan sepertimu!!” teriak Gorya. “Lalu kenapa
kalau miskin? Kamu tidak berhak meremehkanku atau meremehkan Thyme. Kamu tahu
kenapa? Setia dalam hubungan seperti yang Thyme lakukan bukanlah sesuatu yang
bisa kau lakukan. Seseorang seperti Thyme jauh lebih berharga daripada
perkataanmu!! Jangan katakan apapun yang menghina Thyme.”
Ren
dan Kavin tersenyum lebar mendengar ucapan Gorya yang membela Thyme. Sayang
saja mereka nggak sempat merekamnya untuk di perdengarkan ke Thyme.
--
MJ
benar-benar sabar. Dia masih terus menunggu di depan pintu kamar Thyme dan
membujuknya agar mau memikirkan ulang keputusannya. Bagaimanapun mereka kan
sudah berteman selama 10 tahun, apa iya dia mau hubungan yang sudah terjalin
begitu lama, hilang begitu saja? Dari membujuk baik-baik, MJ mulai emosi dan
berteriak-teriak. Dia lelah. Kalau Thyme terus seperti ini, rasanya seperti dia
tidak pernah menghargainya dan pertemanan mereka selama ini.
--
Ren
mengantarkan Gorya pulang ke rumahnya. Dalam perjalanan pulang, dia berhenti di
billboard yang selalu memasang wajah Mira, tapi kini, sudah tidak lagi. Tidak
seperti sebelumnya, dia sudah bisa tersenyum. Tampaknya, dia sudah memutuskan
untuk merelakan Mira. Setelah itu, dia menghubungi Thyme.
Telepon
dari Ren membuat Thyme tiba-tiba saja menjadi sangat emosi dan langsung pergi
dari rumah. MJ jelas heran karena Thyme tiba-tiba keluar sambil membanting
pintu. Mau kemana dia?
“Ren
memanggilku ke sekolah. Bagus. Aku punya urusan dengannya,” jawab Thyme.
Khawatir
kalau terjadi sesuatu, MJ langsung menelepon Kavin dan menyuruhnya untuk ke
sekolah sekarang juga.
Gorya
sudah sampai di rumah dan mencoba menghubungi Thyme, tapi tidak ada satupun
pesannya yang di balas.
Sementara
itu, Thyme, MJ dan Kavin sudah tiba di stadion terbengkalai di belakang
sekolah. Tempat mereka biasa menyaksikan para korban mereka di bully, dulu. Di
sana, Ren sudah menunggu. Sikapnya masih sama seperti biasa, sangat tenang.
Sangat berbeda dengan Thyme yang emosian.
“Thyme,
aku ingin bicara tentang….”
“Jika
soal Gorya, tidak perlu. Aku tidak tertarik lagi dengan gadis itu. Aku sudah
berpikir cukup lama. Bersamanya hanya membawa masalah. Aku harus kehilangan teman.
Itu tidak sepadan.”
“Kamu
serius?”
“Ren,
aku serius. Bagian saat aku mengusirmu dari F4, itu sejarah. Kamu bisa kembali.
Dia hanya gadis biasa. Aku tidak peduli. Kamu bisa memilikinya. Dia milikmu,”
ujar Thyme, memilih pertemanannya dengan Ren.
Ren
tersenyum dan berterimakasih karena Thyme memikirkannya. Namun, dia merasa
Thyme tidak pantas menyerahkan Gorya padanya karena sedari awal, Gorya bukanlah
milik Thyme. Gorya tidak pernah menyukai Thyme. Gorya menyukainya. Dia sudah
menanyakan perasaan Gorya hari ini dan jawabannya, Gorya masih merasakan hal
yang sama seperti dulu. Gorya memintanya menjadi pacarnya.
Kavin
yang mendengar omong kosong Ren, panik dan menyuruhnya berhenti. Sayangnya, Ren
tidak mau. Dia malah terus memprovokasi dengan bilang tidak akan pacaran dengan
Gorya dan hanya menjadikannya hiburan untuk membuatnya bahagia. Dan juga, Gorya
hanya mau pria kaya.
Ucapannya
yang terakhir membuat Thyme amat marah. Dia sudah mau melepaskan Gorya pada
sahabatnya, tapi sahabatnya malah tidak menghargai Gorya dan merendahkannya.
Thyme nggak bisa terima kalau wanita yang di cintainya di rendahkan seperti
itu.
Perkelahian
tidak terelakkan. MJ dan Kavin yang berusaha melerai, malah ikut terkena
imbasnya. MJ yang paling kasihan. Dia capek karena semua sibuk dengan perasaan
sendiri dan tidak peduli dengan F4. Kavin juga nggak terima saat MJ menyebutnya
tidak peduli dengan F4. Keempatnya mulai adu jotos.
Padahal
di saat itu, Gorya sedang mengetik pesan pada Thyme. Dia meminta maaf karena
udah salah paham dan tidak mempercayai Thyme padahal Thyme memukul Tesla juga
demi dirinya dan Kaning. Gorya sudah mengetik begitu panjang tapi belum sempat
dia mengirimnya, ada telepon dari Thea. Thea tadi kan ada di rumah dan melihat
Thyme yang pergi dengan emosi dan MJ yang menelepon Kavin menyuruhnya ke
sekolah. Karena khawatir terjadi sesuatu, Thea menelepon Gorya untuk
menyuruhnya ke sekolah.
“Akui
saja Thyme, kau hanya anak kecil yang posesif dengan mainannya!” ujar Ren.
“Sudah
ku bilang, aku tidak pernah menganggap Gorya seperti itu!” balas Thyme,
memukulinya. “Tarik kembali ucapanmu, Ren!!”
Keduanya
terlihat sudah sama-sama lelah, tapi tidak juga mau berhenti. MJ dan Kavin juga
udah capek, jadi mereka hanya duduk meihat keduanya saling adu jotos. Setelah
di pancing sedari tadi sama Ren, Thyme baru bilang kalau dia sayanng dan cinta
pada Gorya. Gorya penting baginya, jadi berhenti menghinanya!!
Begitu
kata-kata itu keluar dari mulut Thyme, Ren berhenti dan tertawa penuh kelegaan.
Dengan santai, dia berujar kalau semua ucapannya tadi hanyalah kebohongan.
Soalnya, jika dia tidak melakukannya, Thyme tidak akan mengaku kalau sudah
jatuh cinta sama Gorya. Kavin jelas bingung, apa pentingnya hal itu bagi Ren
“Gorya
sangat mencintaimu. Kau tahu, aku pergi dengannya hari ini. Dia tidak bisa
berhenti membicarakanmu. Setelah kamu tahu, kamu masih mundur?” beritahu Ren.
“Bagaimana rasanya melawan kami?”
“Payah,”
jawab Thyme, tersenyum.
Ren
mengulurkan tangan untuk membantu Thyme berdiri. Dia memuji Thyme yang sudah
berubah dan berjalan ke arah yang benar, jadi jangan pernah kembali seperti
dulu. Jika dia memilih jalan yang salah lagi, dia tidak akan mundur untuk kedua
kalinya.
Umur
panjang, Gorya tiba saat perkelahian itu sudah selesai. Dia terlihat sangat
khawatir tapi Thyme malah berjalan ke arahnya sambil tersenyum. Gorya tentu
kesal dan memukuli Thyme yang sudah membuat semua orang khawatir. Untungnya di
sana masih ada MJ dan Kavin yang langsung mencoba menghentikan Gorya memukuli
Thyme. Ren hanya tertawa melihat itu.
Karena
masalah pertemanan mereka sudah selesai, Ren mengajak MJ dan Kavin pergi agar
Thyme dan Gorya bisa menyelesaikan masalah mereka. Sebelum pergi, Ren
memberikan hadiah terakhir pada Thyme. Dia memberitahu kalau di mall tadi,
Gorya berteriak keras menyebut Thyme dengan sebutan ‘pacar.’ Thyme amat senang
mendengarnya. Gorya yang malu, berteriak kalau dia hanya salah bicara. Thyme
nggak peduli dan menggodanya karena sudah mengakuinya sebagai pacar.
Saat
perjalanan kembali, Ren berhenti sesaat untuk menatap langit yang indah. Saat
itu, terlihat ada hujan meteor. MJ pun menegurnya untuk berhenti menjadi
seperti seorang indie. Kavin juga
menegurnya yang sudah berlebihan tadi dengan membuat perasaan Thyme kacau.
“Aku
hanya ingin memukuli Thyme. Aku belum membalasnya karena merobek bonekaku,”
ujar Ren.
Jawaban
yang mendapat sorakan dari MJ dan Kavin, soalnya kejadian itu kan sudah sangat
lama. Saat mereka masih TK. Tapi, tetap saja mereka lega karena berhasil
mempertahankan pertemanan mereka.
Sementara
itu, Thyme menghabiskan waktu berdua dengan Gorya. Setelah mengobati luka
Thyme, Gorya meminta maaf karena sudah salah paham. Dia sudah tahu kalau Thyme
memukuli Tesla karena melindungi kehormatannya. Dia jadi sadar kalau dia belum
pernah mencoba memahami Thyme dan membuat keadaan menjadi rumit. Thyme pasti
merasa frustasi karenanya. Makanya, maaf.
“Bagaimana
aku bisa tetap marah padamu? Hanya kamu yang kucintai,” ujar Thyme. Bucin.
Walau
begitu, Thyme juga paham kalau Gorya salah paham padanya karena bagaimanapun,
dulunya dia adalah orang jahat. Seumur hidupnya, orang-orang memberitahunya,
bahwa dia adalah pewaris Paramaanantra. Dia terlahir lebih hebat dan lebih
istimewa dari siapapun. Pada kenyataannya, dia tidak pernah percaya diri. Dia
takut kehilangan kekuatan itu. Takut tidak akan diterima. Makin dia takut,
makin dia berusaha membangun kekuatan. Ini adalah bentuk pembuktian diri. Dia
pikir jika bisa menguasai sekolah, dia bisa menguasai Grup Parama. Sejujurnya,
dia melihat kehidupan orang lain sebagai permainan menyenangkan. Sampai dia
bertemu dengan Gorya. Hanya Gorya yang tidak takut melawannya. Gorya membuatnya
berpikir ulang, jika yang dilakukannya benar. Saat mengingat hal itu, dia benci
pada dirinya. Dia benci ‘Thyme’ yang mabuk kekuasaan. Yang hanya memakai
kekerasan untuk menyelesaikan masalah.
“Kamu
tahu, kamu membuatku ingin berubah. Kamu membuatku ingin membuktikan, aku
pantas mendapatkanmu. Aku ingin kamu menerimaku, bukan Paraamanantra. Aku sudah
memutuskan. Mulai sekarang, aku tidak akan menggunakan kekerasan. Tidak ada
yang akan mendapat kartu merah dari F4. Sudah resmi!” ujar Thyme.
Dan
untuk membuktikan ucapannya, dia menyegel pintu masuk stadion. Ucapan dan
pembuktiannya tersebut, menyentuh hati Gorya.
Moment
romantis itu hilang dalam sekejap saat Thyme salah menulis tulisan thai di
pintu yang di segel. Gorya mencoba membetulkan tapi Thyme malah mengomel karena
merasa tidak salah.
--
Gorya
baru pulang ke rumah saat hari sudah pagi. Dan saat dia tiba, di rumahnya sudah
ada tamu. Roselyn dengan asistennya.
Lanjutt.semngat...yg epsd 5 kok g ada
ReplyDelete