Sinopsis Lakorn
/ Thai-Drama : F4 Thailand - Boys Over Flowers Episode 10 part 1
Kaning
masih di toko bunga bersama Paman Ga untuk merangkai bungan pesanan sekaligus
menunggu hujan berhenti. Padahal ini bukan musim hujan, tapi malah turun hujan
sederas ini. Hujannya turun membuat suasana jadi lebih mellow bagi Kaning. Tapi,
bagi paman Ga, hujan bisa berpengaruh buruk pada bisnisnya. Sekarang sudah
masuk bulan-bulan kelulusan dan pasti mereka akan menerima banyak orderan
karangan bunga. Jika sampai hujan terus menerus, universitas bakal membatalkan
pesanan bunga karena banjir. Hm, daripada membahas hujan, lebih baik mereka
fokus bekerja.
Kaning
mulai curhat mengenai waktu yang begitu cepat berlalu. Nggak terasa udah 1
tahun sejak dia masuk SMA. Makanya, paman Ga menasehaitnya agar bergegas dan
melakukan apapun yang dia inginkan. Masa remaja itu singkat, jadi jangan buang
waktu dengan ragu-ragu. Kaning juga tahu itu, tapi membuat keputusan itu sangat
sulit. Untuk beberapa hal, jika mereka membuat kesalahan kecil saja, bisa
mengakibatkan konsekuensi yang besar. Jika itu terjadi, akan sangat
menyedihkan. Paman Ga setuju, tapi tidak peduli entah kita membuat keputusan
yang benar atau salah, sampai kita melihat hasilnya dengan mata kita, tidak ada
yang tahu bagaimana ini akan berakhir.
--
Thyme
yang dikurung di dalam kamarnya di lantai dua, berhasil kabur dengan melompat
melalui jendela. Saat para pengawalnya sadar, semua sudah terlambat. Thyme
sudah pergi dari sana dan menuju suatu tempat.
Tidak
lama setelahnya, Gorya mendapat telepon yang membuatnya panik dan bergegas
berlari keluar. Lita datang ke tempatnya. Dia ingin curhat dan satu-satunya
orang yang dipikirkannya adalah Gorya. Tadi, Thyme datang ke rumahnya. Dia
datang dengan kondisi basah kuyup. Dan secara tiba-tiba, dia mengajak Lita
untuk pacaran. Lita awalnya marah, mengira dia bercanda mengenai hal tersebut.
Tapi, tidak. Thyme serius dengan ajakannya. Untuk membuktikan keseriusannya,
dia merubah status facebooknya menjadi “pacaran dengan Lalita Empicca”. Setelah
itu, dia bilang akan mencintai Lita.
Lita
yang memang sudah jatuh cinta padanya, menerimanya. Saking bahagianya, dia
ingin menceritakannya pada seseorang dan orang itu adalah Gorya. Tanpa
mengetahui perasaan Gorya, dia malah terus bercerita. Meskipun sakit, Gorya
malah memaksakan diri mengucapkan selamat pada Lita. Lita semakin bahagia dan
memeluk Gorya sambil menangis mengucapkan terimakasih, dia sangat senang. Dia
nggak menyadari kalau Gorya pun menangis di balik pelukannya, menahan rasa
kehilangan.
= Episode 10 =
The Time
Machine
Berita
perubahan status di facebook Thyme dan Lita, langsung saja menjadi topik hangat
untuk semua netizen. Berita bisnis pun membahas hal ini karena tidak menutup
kemungkinan perusahaan Parama akan semakin berkembang pesat dengan dukungan
dari grup MPC. Intinya, ini berita heboh.
--
Sebenarnya,
entah apa yang dipikirkan oleh Thyme hingga dia mengambil keputusan seekstrem
itu, pacaran dengan Lita. Padahal, di dalam hatinya, dia masih mencintai Gorya.
Buktinya, dia tidak bisa membuang cookies hadiah dari Gorya. Bukankah rasanya
tidak adil bagi Lita yang benar-benar menyukainya?
Lita
yang sudah resmi menjadi pacar Thyme sekarang, udah nggak takut-takut lagi. Dia
berani datang ke rumah Thyme dan menerobos masuk hingga ke kamar Thyme meskipun
sudah dilarang oleh kepala pelayan, bibi Yu. Padahal, Thyme sudah menyampaikan
pesan pada mereka kalau dia ingin sendirian dan mereka sudah menyampaikannya ke
Lita, tapi Lita nggak peduli. Dia lebih peduli pada perkataan kalau perempuan
dilarang masuk ke sini, terutama di malam hari. (Dia nggak tahu aja, kalau
bukan dia wanita pertama yang pernah masuk ke kamar Thyme. Wanita pertama yang
dibawa Thyme ke kamarnya adalah Gorya dan bahkan menginap).
Thyme
udah capek meladeni Lita dan membiarkan Lita berbuat sesukanya saja. Bibi Yu
juga tidak mau mengusir Lita dan memilih menyampaikan saja kepada Roselyn. Lita
jelas senang bisa masuk ke kamar Thyme. Dengan santai, dia duduk di samping
Thyme meskipun Thyme mengabaikannya dengan memenjamkan mata, berpura-pura
tidur. Lita harusnya sadar atas sikap dingin Thyme, tapi dia memilih menutup
mata dan terus mengajak berbincang. Dia nggak sabar mau ke pesta prom night sekolah Thyme. Semua orang
sudah mulai membicarakan hal itu. Netizen sampai memilihnya menjadi ratu dansa
sekolah Thyme. Makanya, dia meminta Thyme mengajaknya.
“Aku
tidak mau pergi. Kamu boleh pergi jika mau,” ujar Thyme.
Lita
mana mau. Itu kan pesta dansa sekolah Thyme. Gimana dia bisa datang kalau Thyme
saja tidak datang. Lita malah memaksa dengan menyentuh bagian belakang telinga
Thyme, dimana dia tahu itu adalah bagian sensitif Thyme. Refelks dan kesal,
Thyme pun mendorongnya tanpa menyangka kalau Lita akan terjatuh dari kursi.
Thyme langsung ngerasa bersalah.
Emm..
tapi yang dia hadapain bukan wanita biasa, ini Lita. Lita nggak nangis. Dia
langsung naik ke kursi dan melompat ke atas Thyme dengan marah sambil
mendorongnya kuat-kuat. Dia nggak suka Thyme memperlakukannya kayak sampah. Kan
Thyme yang bilang akan mencoba mencintainya. Dia tahu kalau dia membawa
kekacauan dan dia harus belajar banyak tentang keluarga Thyme, tapi dia
melakukan yang terbaik.
“Maukah
kau membalas usahaku? Aku ingin datang ke pesta dansamu sebagai pacarmu. Apa
itu berlebihan?” mohon Lita.
Thyme
nggak lagi menolak dan mengiyakan permintaannya. Sontak saja Lita menjerit
kesenangan. Satu permintaan terkabul dan dia meminta hal lain lagi, ingin
mengantarkan Thyme ke sekolah. Bukankah Thyme ada ujian hari ini?
“Bagaimana
kau bisa tahu aku ada ujian hari ini?” tanya Thyme, curiga.
“Aku
bertanya kepada MJ,” jawabnya tersenyum lebar sambil menunjukkan buku
catatannya.
Kok
bisa?
Yah,
bisalah. Sehari sebelumnya, Lita pergi mencari MJ ke club dan nggak pakai basa
basi, memaksa MJ untuk memberitahu semuanya tentang Thyme. MJ nggak mau.
Alasannya, pertama, dia nggak mau terlibat dalam urusan Lita dan kalau dia mau
tahu, tanya sendiri ke Thyme. Kedua, dia sedang melakukan hal penting, merayu
para gadis. Byee.
Eh,
Lita malah tiba-tiba berteriak dan menangis karena MJ meninggalkannya padahal
dia sedang hamil. Untuk semakin meyakinkan, dia menampar MJ dan tidak
memberikan kesempatan bagi MJ menyangkal. Para gadis yang melihat itu, tentu
salah paham dan percaya pada semua ucapan bohong Lita. Semua pergi
meninggalkannya.
Terpaksa,
MJ memberitahu semuanya, termasuk jadwal Thyme. Saat tahu hal itu, Kavin langsung
mengatainya bodoh. MJ balas mengungkit saat mereka kencan dengan Lita, Kavin
lah yang paling kesulitan menanganinya. Kavin ngebalas, kalau dia setidaknya
tidak menjadi pelatih Lita seperti MJ. Cobalah pikirkan Gorya, bukannya dia
bilang ada di tim Gorya?
“Aku
masih di Tim Gorya,” balas MJ.
Kavin
akhirnya ngebahas topik penting, gimana ceritanya Gorya dan Thyme bisa
tiba-tiba berhenti bertemu padahal sebelumnya mereka kan lagi pedekate. Tidak ada yang tahu
jawabannya. Meski tidak tahu, tapi mereka yakin tidak mungkin alasannya karena
Thyme menyukai Lita.
--
Seperti
biasa, jika sedang ada masalah, Gorya akan pergi ke atap sekolah untuk
menenangkan diri. Kali ini, yang muncul bukan Talay, melainkan Ren. Nggak basa
basi, Ren langsung mengenai Gorya dan Thyme yang putus. Gorya meluruskan kalau
mereka tidak putus karena sedari awal, mereka tidak pernah berpacaran.
Suasana
hati Gorya yang buruk, mendadak baik saat dia mendapat video dari Talay yang
memamerkan kalau mereka sedang memanen durian Mon Thong, kesukaan Gorya. Mereka
akan mengirimkan buah ini padanya. Ayah juga berjanji kalau mereka akan kembali
bersatu sebagai keluarga setelah dia menyelesaikan masalah keuangan mereka.
Melihat
senyum lebar Gorya, Ren tidak lagi membahas Thyme dan menanyakan keluarga
Gorya. Dia nggak tahu kalau keluarga Gorya bertani. Gorya menjawab kalau kebun
itu milik kerabatnya. Gorya juga tidak ingin memikirkan Thyme lagi dan mau
fokus ujian. Makanya, dia meminta bantuan Ren untuk mengajarinya. Ren setuju.
Dia pun memberikan list buku yang bisa dibaca Gorya dalam menyiapkan diri
menghadapi ujian.
“Jika
kenyataannya tidak, jangan berpura baik-baik saja,” nasehati Ren.
“Thyme
bisa melanjutkan hidup. Aku juga bisa.”
“Thyme
bukan tipe orang yang bisa melanjutkan hidup dengan mudah, terutama jika
menyangkut dirimu.”
Dari
atap, Gorya pergi ke perpustakaan. Baru juga sampai, dia melihat banyak siswa
berlarian heboh ke kaca yang menghadap ke halaman sekolah. Kenapa? karena
mereka mendengar kabar kalau Thyme datang bersama pacarnya, Lita. Dari sana,
terlihat kalau Thyme berbalik dan tiba-tiba saja, Lita menciumnya.
Pemandangan
yang sama juga dilihat sama F3. Semua yang melihat juga nggak mau kehilangan
moment dan langsung memotretnya. Ren tidak suka dan langsung pergi mencari
Gorya. Gorya juga langsung berbalik dan tidak melihat adegan selanjutnya.
Padahal, selanjutnya, Thyme langsung melompat mundur dan memarahi Lita karena
menciumnya. Lita nggak merasa bersalah sama sekali dan bilang kalau dia hanya
sedang memberikan ciuman untuk mendoakan ujian Thyme. Ini yang biasa dilakukan
para pasangan. Walau sudah dilarang agar tidak dilakukan lain kali, Lita malah
bilang akan melakukan lebih lain kali.
Suasana
hati Gorya menjadi sangat down. Disaat
begitu, CS 3 yang biasa membully-nya, malah muncul untuk mengejeknya karena
gagal menjadi menantu keluarga kaya dan malah terlibat dalam masalah. Lagi
asyik mengejek, tiba-tiba saja seseorang menjatuhkan buku dihadapan mereka.
Yang melakukannya adalah Talay. Ini sebagai bentuk hukuman. Karena CS3 masih belum
mau pergi juga, maka Talay menjatuhkan lebih banyak buku lagi yang langsung
membuat ketiganya menjerit ketakutan dan berlarian pergi dari sana.
Gorya
jelas berterimakasih. Talay bukan hanya membantunya mengusir CS3 tapi juga
membantu dengan memberikan soal-soal ujian lama untuk Gorya pelajari. Dia
memintanya dari guru. Alasan Talay membantunya karena mereka sama dan harus
saling membantu. Kepercayaan Gorya pada Talay semakin meningkat. Dia nggak
canggung lagi dan malah menanyakan apakah Talay punya pekerjaan sampingan
seperti mengantre waktu itu?
“Jadilah
istriku.”
“Hah?!”
“Aku
hanya bercanda. Maksudku, menjadi asisten kurir. Kau belum pernah mendengarnya?
Tugasnya menerima telepon, membantu membawa barang, bicara dengan klien,” jelas
Talay.
Gorya
emang belum pernah dengar, tapi dia tertarik. Ya udah, Talay mengajaknya untuk
mulai bekerja besok. Nah, kedekatan keduanya terlihat sama Ren yang ke
perpustakaan untuk mencari Gorya.
--
Gorya
selalu saja sok kuat di hadapan orang-orang, padahal sebenarnya, dia lemah
banget. Seperti sekarang, dia malah menceritakan mengenai Thyme dan Lita yang
berciuman pada Paman Ga dan Kaning. Dia bersikap seolah dia baik-baik saja dan
juga ikut senang karena Lita adalah temannya. Melihatnya bahagia membuatnya
ikut bahagia. setelah bercerita begitu panjang, dia pun pamit pulang duluan
untuk pergi kerja sambilan dengan Talay (Ini nih yang agak buat bingung. Dia
kan kerja sama Paman Ga, tapi kenapa dia bisa izin sesering itu minta izin
untuk kerja di tempat lain? Emang gajinya nggak kena potong? Emang jam kerjanya
beda ya dengan Kaning? Soalnya, jadinya kan Kaning yang sering kerja sampai
malam).
Melihat
Gorya yang begitu tegar, ada sedikit rasa iri di hati Kaning. Andaikan saja dia
bisa mempunyai separuh keberanian milik Gorya.
“Kamu
pasti bisa,” semangati Paman Ga. “Ah ya, F4 akan mengikuti ujian terakhir
besok.”
Kaning
bingung karna setaunya, ujian terakhir Gorya bukan besok. Paman Ga menjelaskan
kalau para senior akan selesai ujian lebih dahulu. Dia sudah mencaritahunya,
soalnya dia adalah penggemar nomor satu F4 sekarang. Dia kan sudah pernah
bilang, jika ada yang mau dia lakukan, sekarang saatnya.
Memang
ada yang mau dilakukan Kaning. Dia sudah menyiapkan karangan bunganya sendiri
untuk dia berikan pada Kavin. Hihihi, dia udah jatuh hati sama Kavin.
--
Siswa-siswa kelas 3 SMA
International Kocher Bangkok sudah menyelesaikan ujiannya dan menerima
pengumuman kelulusan. Di hari kelulusan mereka, Kaning akhirnya memberanikan
diri untuk datang mengucapkan selamat dengan membawa sebuket bunga khusus untuk
Kavin. Di depan pintu masuk, dia bertemu dengan MJ dan Ren yang menyapanya. MJ
juga sempat menggoda Kaning yang datang untuk menyatakan cinta karena dia
membawa bunga cinta. Wkwkwk. Dengan malu-malu, Kaning protes agar MJ tidak
menggodanya.
Sedikit berbasa basi, Kaning pun
menanyakan dimana anggota F4 yang lainnya? Ren menjawab kalau Thyme di rumah
karena terlalu malas datang, sementara Kavin masih ada di aula untuk membacakan
pidato perpisahan. Kalau kata MJ, di SMA Kocher untuk menjadi perwakilan yang
berbicara di acara perpisahan, tidaklah perlu menjadi murid terbaik, yang
penting harus punya paman yang seorang menteri pendidikan. Wuaohh. Ngeri
sindiran MJ!
Sekarang, giliran Ren yang
bertanya, dimana Gorya? Kaning memberitahu kalau Gorya bekerja sambilan
mengantarkan barang dengan Talay. Talay itu nama siswa di sini juga. Hm,
sepertinya ada mencurigakan. Ren merasa nama itu asing dan MJ merasa nggak
pernah ada siswa di sini yang bekerja sebagai kurir.
--
Di sela-sela mengantarkan barang
pesanan dan menunggu pesanan, Gorya menyempatkan waktu untuk belajar. Talay
menegurnya untuk tidak begitu serius meskipun besok hari terakhir ujian, tapi
carilah kebahagiaan. Untuk mencari kebahagiaan, semua orang bisa melakukannya.
Seperti sekarang, makan yoghurt sambil melihat pemandangan kota, bukankah sudah
termasuk kebahagiaan? Kebahagiaan itu mudah ditemukan. Diri kita sendiri yang
menentukannya.
Untuk menghiburnya, Talay mengajaknya
melancong sambil bekerja. Dia akan membawa Gorya mencari kebahagiaan.
“Kita tidak bisa mengubah kembali
dan mengubah awalnya, tapi kalian bisa memulai dari posisi sekarang dan
mengubah akhirnya” – C.S. Lewis.
“Saat
kita memasuki dewasa, pernahkah kalian merenungkan bagaimana kehidupan sekolah
kalian di sekolah ini? Banyak yang memikirkan hal – hal buruk. Banyak yang
ingin kembali untuk memperbaiki masa lalu. Itu hal biasa. Kita pandai mengingat
kesalahan kita.”
Thyme masih saja memikirkan Gorya
padahal dia menjalani hubungan dengan Lita. Buktinya sekarang, dia berada di
kamarnya dan memakan cookies hadiah dari Gorya (gila, cookies nya bertahan berapa lama ya itu? Ini waktu dari dia dapat
hadiah hingga sekarang, udah berapa lama, ya?). Waktu Lita mendadak menerobos
masuk ke dalam kamarnya, Thyme langsung panik menyembunyikan cookies tersebut
di bawah selimutnya.
Lita datang untuk memaksa Thyme
menemaninya berbelanja ke mall.
Disaat yang sama, Talay membawa
Gorya berkeliling kota. Awalnya, Gorya terlihat bahagia tapi itu hanya beberapa
menit, menit berikutnya, tawa di wajahnya menghilang. Seolah sebelumnya dia
hanya memaksakan diri untuk bahagia.
“Semua
orang terluka dengan cara mereka sendiri. Pada akhirnya, kita semua harus
melupakannya. Tidak ada yang bisa naik mesin waktu dan kembali untuk
memperbaiki masa lalu. Kuharap semua orang mengingat masa lalu dan menatap masa
depan. Kehidupan remaja adalah tentang membuat kesalahan dan bertumbuh. Jangan
terus melihat ke belakang dan lupa hal indah di depan kalian. Simpan rasa sakit
kalian dan belajar dari itu. Mulai hari ini, aku ingin kalian semua percaya.
Ada jalur maju yang menunggu kita darimanapun arahnya,” inilah isi pidato Kavin.
Semangatttt...
ReplyDeleteLanjut lagi...