Original Network : viuTV
Disebuah pulau terpencil.
Sepasang kekasih berciuman dengan mesra sambil berbaring dipasir putih yang
indah.
Tanpa mereka berdua perhatikan,
pada saat air laut datang, sebuah bola mata muncul disana.
@@@
Ditepi laut, dibawah menara, Mac
duduk sambil menatap foto diponselnya. Foto tersebut diambil pada liburannya
bersama dengan teman- temannya dulu di sebuah pulau.
Nest datang menghampiri Mac dan
memberikannya sepotong coklat berbentuk hati. Dan Mac menolak coklat itu.
“Kau bahkan belum sarapan. Kau akan kelaparan.
Ini. Makanlah sesuatu,” bujuk Nest dengan baik.
“Tidak apa- apa. Aku tak lapar,” tolak Mac. Dan Nest merasa kecewa.
Nest kemudian membahas tentang
pesan yang dikirim kepada mereka. Dan Mac juga tidak tahu, bagaimana bisa pesan
itu terkirim ke mereka.
@@@
Lyla datang ke kantin
dan menghampiri Mac serta memberikannya sepotong coklat berbentuk hati. Dan Mac
menerimanya tanpa menatap Lyla. Menyadari ada yang aneh, Lyla pun memperhatikan
wajah Mac, dan dia menyadari bahwa ada luka diwajah Mac. Dengan perhatian, Lyla
menanyai ada apa. Dan Mac menjawab bahwa dia dipukuli oleh orang yang melatih
Lyla menjadi pemain drum.
“Bew? Kenapa dia
melakukannya?” tanya Lyla, tidak
mengerti. Dan Mac hanya diam saja. “Apa kau sudah melapor pada guru?”
“Kau tahu, siapa ayahnya
Bew,” balas Mac, murung.
Mendengar itu, dengan
perhatian Lyla memegang tangan Mac untuk memberikannya penghiburan dan semangat.
Merasakan hal itu, Mac balas memegang tangan Lyla dan tersenyum kecil. Lalu dia
memakan coklat dari Lyla yang dipegangnya.
“Enak?” tanya Lyla
sambil tersenyum. Dan Mac mengangguk.
@@@
Tidak lama kemudian, Bew datang.
Juga Dan, yang datang sambil membawa sebuket bunga. Melihat mereka, Mac merasa
terkejut, bagaimana mereka berdua bisa datang juga. Lalu diapun pergi menjauh.
“Bew, Dan, hai,” sapa Nest.
“Hai,” sapa Bew
serta Dan.
“Apa kabar teman—teman,” teriak Bozo, datang dan menyapa Dan
serta Bew dengan bersemangat.
“Sejak kapan kau datang?” tanya Bew.
“Baru
saja. Bersama Plato dan Ken.”
Teman- teman yang lain juga
datang. Yaitu, Ken, Plato, Fone, Sonar, Gel, Mind, dan Lily, yang merupakan
adik Lyla.
Melihat Lily datang, Fone serta Gel
jadi mencurigainya, apakah mungkin Lily yang mengirimkan pesan itu kepada
mereka. Dan Lily menjelaskan bukan dia yang mengirimnya. Tapi mereka berdua
tidak percaya. Sonar yang datang bersama- sama dengan Lily langsung melindungi
serta membela Lily.
“Aku
serius. Aku tak mengirimnya. Ponsel Lyla hilang sejak waktu
itu,” kata Lily menjelaskan dengan sikap baik.
“Orang yang sudah meninggal tak bisa mengirim
pesan,” kata Gel, tidak percaya.
“Tapi kau tak bisa menuduh Lily
sebagai pelakunya,” kata Mind, yang datang bersama dengan Lily serta Gel. “Kami
tak memaksamu untuk datang.”
“Jika Ken dan Plato tak
mengundang kami, mustahil kami mau kembali ke pulau terpencil itu!” balas Fone
dengan suara keras.
Mendengar keributan mereka, Ken
serta Plato mendekati mereka berlima. Plato menyuruh Ken untuk pergi bersama
Gel serta Fone, terlebih dahulu. Lalu dengan sikap baik, Plato menjelaskan
bahwa dia bukan mau menuduh Lily, hanya saja Lily adalah saudara Lyla.
Tanpa mengatakan apapun, Lily
menunjukkan pesan yang diterimanya dari Lyla. “Rindu kalian semua. Bisakah kita
bertemu lagi dipulau itu?”
Karena
Lily menerima pesan yang sama seperti semuanya, maka dia memutuskan untuk
datang.
Nest berdiri
didekat dermaga. Dia diam memperhatikan Mac yang sedang berdiri menyendiri
diujung dermaga.
@@@
Dipulau. Mac melihat Lyla berdiri didekat tebing. Dengan senang, dia
memangil dan mendekatinya. Lalu dia ingin memeluk Lyla, tapi tiba- tiba saja
Lyla menghilang begitu saja.
Ketika Mac menyadari itu, dia membuka matanya. Dan lalu dia melihat
tubuh Lyla mengambang dilautan. Pakaian putihnya pun bernodakan dengan warna
merah. Melihat itu, Mac langsung berteriak memanggil namanya, “Lyla!”
@@@
Dikapal.
Mac terbangun dari mimpi buruknya. Melihat Mac tampak seperti tidak sehat, Nest mengecek suhu tubuh Mac dan mengira kalau
Mac mabuk laut. Jadi dia berniat untuk mengambilkan obat untuk Mac. Tapi Mac
memegang tangannya dan menghentikannya.
“Aku sungguh
baik- baik saja,” kata Mac,
menjelaskan.
Kapten
kapal datang dan menanyai, apakah Mac masih bisa bertahan. Dan Mac mengiyakan.
Lalu Kapten kapal memperhatikan Nest serta Mac,
dan mengingat sesuatu. Dan dia menanyai, apakah Nest serta Mac
adalah teman dari gadis yang sudah mati itu. Dan Nest mengangguk,
mengiyakan.
“Maaf,
izinkan aku bertanya, kenapa kalian kembali ke sana?” tanya
Kapten kapal, ingin tahu.
“Hari ini
peringatan lima tahun kematian temanku,” jawab Mac. Lalu dia melihat ke arah Nest.
“Aku hanya
tanya, karena tidak ada orang yang ke sana selama bertahun- tahun,” kata Kapten
kapal, menjelaskan alasannya bertanya.
“Kenapa? Apa
ada hantu?” tanya Nest, sedikit bercanda.
“Hantu? Tidak
ada yang takut hantu pada zaman sekarang. Aku lebih takut pada yang hidup,” balas
Kapten kapal. Dan Nest terdiam
sambil tersenyum kecil.
Dikapal
belakang, teman- teman yang lain duduk disana. Selagi yang lain saling
mengobrol, Lily hanya diam saja sambil menatap ke arah pulau yang akan segera mereka
kunjungin.
Sesampainya
dipulau. Kapten kapal memberikan barang- barang mereka. Lalu dia memberitahu
Mac serta Nest untuk
berhati- hati dan dia akan menjemput mereka besok sore. Dan Nest mengiyakan, lalu mengucapkan terima kasih
juga.
Setelah
itu, Kapten kapal pun pergi.
Dipulau.
Setiap orang mulai bekerja sama untuk mendirikan tenda masing- masing. Ketika Ken
sedang sibuk merapikan tenda, Gel mencoba mencari sinyal dengan ponselnya. Tapi
ternyata sama sekali tidak ada sinyal. Dan menurut Ken itu adalah hal yang
wajar.
“Tempat ini
sangat terbelakang,”keluh Gel.
“Ayolah. Kita
sudah datang jauh- jauh ke sini,” hibur Ken. “Kemarilah dan bantu aku mendirikan tenda,
Gel,” panggilnya.
Disisi
lain. Melihat Fone tampak capek, Plato menyarankan agar Fone isrirahat saja,
biar dia yang selesaikan tendanya.
“Cuacanya
panas sekali. Dimana aku bisa istirahat?” keluh Fone. Dan Plato diam.
Tenda
Mac serta Nest sudah
selesai. Jadi Nest pun mulai
memberes- bereskan barangnya sekaligus beristirahat. Tampaknya kaki Nest terluka, karena dikakinya, dia memakai sesuatu
seperti penahan.
Sonar dan Lily masih sibuk
mendirikan tenda mereka. Lalu dengan perhatian, Sonar menanyai, apakah Lily
baik- baik saja. Dan Lily menjawab, bagaimana bisa dia baik- baik saja, karena
Gel terus saja menyalahkannya dan tak peduli dengan perasaannya.
“Jangan terlalu dipikirkan,” hibur Mind. “Bukankah
mereka selalu mencari masalah dengan kita sejak SMA?”
“Tapi ini aneh. Siapa yang mengerjai kita?” tanya Sonar.
“Lyla merasuki seseorang, menemukan sebuah
ponsel dan mengirim pesan pada kita?” tebak Mind
dengan sikap serius.
“Apa maksudmu?” balas
Sonar. Lalu dia tertawa dan memberikan kode dengan menatap ke arah Lily.
Menyadari arti kode Sonar, Mind
langsung meminta maaf kepada Lily dan menjelaskan bahwa dia hanya bercanda
saja. Mendengar itu, Lily tersenyum sambil memutar matanya, karena dia tahu dan
tidak menganggap serius tebakan Nest tadi.
Mac membawa sebuket bunga dan
mengajak Nest untuk ikut bersamanya. Saat melewati tenda Lily, Sonar, dan Mind,
dia memberitahu mereka bahwa dia mau pergi ke tebing. Dan mereka bertiga
mengiyakan.
Dari jauh. Dan melihat Mac serta Nest
tampak ingin pergi mengunjungi tebing tempat Lyla meninggal. Jadi dia
memberitahu Bew dan Bozo serta menanyai, apakah mereka ingin ikut.
“Iya,” kata Bew
sambil mengangguk.
“Mari kita selesaikan ini dulu,” kata Dan.
Plato juga melihat Mac dan Nest
yang pergi. Melihat itu, dia menanyai Fone, apakah mau pergi bersama mereka.
Dan Fone menolak, karena dia tidak mau pergi dengan mereka.
Beberapa orang pergi ke tebing
bersama- sama untuk mengenang kematian Lyla. Kecuali Plato, Fone, Ken, dan Gel.
Setelah setiap orang sudah meletakkan bunga, setiap orang berdiri diam. Lalu Mac mulai menangis dengan sedih untuk Lyla. Melihat itu, Bew merasa agak malas serta pergi duluan. Dan pun mengikutinya pergi.