Original Network : Tencent Video
Dikantor polisi. Para
keluarga korban ledakan bus berkumpul dan menangis. Termasuk Ibu Lu. Tapi
anehnya, Ayah Lu sama sekali tidak menangis, karena dia menemukan sesuatu yang
membuatnya percaya bahwa anak nya, Lu Di, masih hidup. Dan saat menemukan
petunjuk tentang anaknya, Ayah Lu langsung ingin pergi dan mencari anaknya.
Tapi Polisi Xiao menahannya agar jangan pergi dulu.
Tepat disaat itu,
Polisi Zhang lewat. Dan diapun bertanya ada apa. Lalu Ayah Lu menjawab bahwa
anaknya, Lu Di, masih hidup dan baik- baik saja. Dia yakin, karena dia melihat
gps yang dipasang diperangkat elektronik Lu Di bergerak. Dan Polisi Zhang pun
melihat ponsel Ayah Lu.
“Lihat. Setelah dia
meninggalkan Kota Anime, dia terus bergerak,” kata Ayah Lu dengan bersemangat.
“Kota anime…,” gumam Polisi Zhang, terpikir sesuatu.
Li Shiqing mengikuti
Xiao Heyun. Ternyata Xiao Heyun berniat untuk pergi ke rumah temannya.
Polisi Zhang dan para
polisi mengikuti gps di tablet Lu Di.
Ketika Xiao Heyun
datang ke rumahnya, Liu Peng langsung berniat untuk menelpon polisi dan
melaporkan Xiao Heyun. Dengan panik, Xiao Heyun menghentikannya. Lalu dia
menjelaskan bahwa benar dia menusuk seseorang, tapi bukan dia yang mengembom
bus 45. Dan alasan dia datang ke tempat Liu Peng, karena dia ingin Liu Peng
menghapus semua referensi tentang dirinya dari game mereka yang barusaja
dirilis.
“Xiao Heyun, bisakah kamu tidak begitu egois? Kamu ingin menghapus permainan kami dan kami harus melakukannya?!” bentak Liu Peng, menolak.
“Aku salah menjawab
kekerasan dengan kekerasan. Aku minta maaf. Maaf. Sekarang kamu dapat
mengubahnya sesukamu, kan?!” balas Xiao Heyun.
“Maafkan aku. Maaf,” balas Liu Peng dengan tidak tulus.
“Kami meminta kamu untuk mengubah
permainan saat game itu ditolak karena memiliki unsur berdarah dan penuh
kekerasan, tapi kamu tidak melakukannya. Dan sekarang game ini hampir mati.
Jika aku tidak keluar setiap hari menghasilkan uang, apakah kamu akan bisa
berdiri disini untuk berbicara seperti itu?!” balas Liu Peng, marah. Karena menurutnya Xiao Heyun, terlalu egois.
“Kalian sangat penting bagiku. Itulah sebabnya aku tidak ingin kamu
tertangkap. Usir saja aku dan kalian bisa terus melanjutkan game itu,”
kata Xiao Heyun, menjelaskan dengan agak putus asa. “Aku
akui, aku tidak bertanggung jawab dan egois. Tapi ada beberapa hal yang tidak
kamu pahami sampai kamu mengalaminya,” keluhnya, stress harus bagaimana
menceritakannya.
Para polisi sampai ditempat Liu Peng.
Dengan tulus, Liu Peng
menyarankan Xiao Heyun untuk segera menyerahkan diri kepada polisi. Dan Xiao
Heyun tidak perlu khawatir, karena mereka akan tetap menjadi saudara.
“Aku tahu. Aku akan
menyerahkan diri,” kata Xiao Heyun dengan
lemah. Lalu dia pergi bersama Li Shiqing.
Tepat ketika Xiao Heyun
pergi, polisi sampai ditempat Liu Peng.
Ketika polisi memeriksa
tempat Liu Peng, dan mereka tidak bisa menemukan Xiao Heyun dan Li Shiqing.
Mereka membawa Liu Peng sebagai saksi untuk ikut bersama mereka. Dan Liu Peng
mengikuti mereka.
Lalu Polisi Zhang yang
terakhir keluar dari dalam rumah, dia menemukan tablet milik Lu Di yang
ditinggalkan ditempat Liu Peng.
Xiao Heyun dan Li
Shiqing duduk didekat tepi pantai. Disana Li Shiqing mulai mengantuk, tapi dia
berusaha untuk tidak tertidur. Karena dia mau menemani Xiao Heyun sampai akhir.
“Apakah kamu benar-
benar akan menyerahkan diri?” tanya Li Shiqing,
memastikan.
“Iya,” jawab Xiao Heyun dengan jujur. “Tapi aku ingin menunggu sampai kamu
tertidur. Jika ini benar- benar Loop terakhir, ini akan menjadi saat terakhir
kebebasanku,” jelasnya, sudah pasrah.
Mata Li Shiqing mulai
terasa sangat berat. Jadi supaya bisa tetap terjaga, maka Li Shiqing pun
berjalan ke dalam laut. Tapi karena saking ngantuknya, dia hampir saja
terjatuh. Melihat itu, dengan khawatir, dia berlari mendekati Li Shiqing dan
menahan tubuhnya dengan tangannya yang terluka.
“Apakah tanganmu baik- baik saja?” tanya Li Shiqing, langsung memeriksa tangan Xiao Heyun yang terluka. Lalu mereka berdua sama- sama terdiam sambil menatap satu sama lain.
Li Shiqing kemudian
bersandar pada Xiao Heyun dan tertidur. Dengan perhatian, Xiao Heyun memeluknya
serta menjaganya.
Setelah Li Shiqing
sudah benar- benar jatuh tertidur, Xiao Heyun mengendongnya dan pergi ke tempat
yang memiliki cctv. Disana dia memperlihatkan dirinya.
***
Xiao Heyun bermimpi. Dia keluar
dari dalam mobil polisi dengan mengenakan pakaian penjara dan tangan serta kaki
diborgol. Lalu dia mendengar suara terikan Li Shiqing yang memanggil- manggil
namanya. Dan diapun mencari darimana asal suara Li Shiqing tersebut.
Xiao Heyun masuk ke dalam bus.
Dia merobek plastik yang menghalanginya. Lalu dia teringat semua kejadian yang
terjadi di Loop sebelumnya.
***
“Apa yang salah denganmu? Apakah kamu baik- baik saja?”
tanya Li Shiqing, khawatir. Karena Xiao Heyun lama baru terbangun.
“Saat aku bangun kali ini, aku merasa lelah,”
jawab Xiao Heyun, lemas.
Mendengar itu, Li Shiqing mengenggam tangan Xiao Heyun dengan
erat.
Setelah agak mendingan, Xiao Heyun menceritakan kepada Li
Shiqing bahwa di Loop sebelumnya, dia menyerahkan dirinya kepada polisi.
Setelah polisi membawa mereka ke dalam mobil, dia merasa mengantuk dan
tertidur. Mengetahui itu, Li Shiqing merasa lega, karena itu artinya Xiao Heyun
tidak terlalu menderita di Loop sebelumnya.
Didalam Loop kali ini, Xiao Heyun dan Li Shiqing bisa dengan
yakin menyimpulkan bahwa mereka akan terus masuk ke dalam Loop. Satu- satunya
cara untuk menghentikan Loop ini adalah menyelematkan setiap orang didalam bus.
“Minta semua orang untuk turun dipemberhentian berikutnya, ini
adalah kesempatan terakhir kita, tapi wanita ini terlalu waspada. Jika kita
mendekati mereka secara verbal satu persatu, itu terlalu berisiko,”
gumam Xiao Heyun. Kemudian dia terpikir suatu ide bagus. Lalu dia mengeluarkan
ponselnya dan mengetik sesuatu.
“Mengetik,” kata Li Shiqing, menebak dengan benar ide Xiao Heyun.
“Iya,” jawab Xiao Heyun, membenarkan. “Kita tidak punya banyak waktu,
mari kita lakukan bersama,” jelasnya. Dan Li Shiqing pun mengeluarkan hpnya dan mulai
mengetik juga disana.
Pada saat mengetik, Li Shiqing teringat sesuatu. Yaitu bagaimana
caranya memberitahu si supir bus. Dan Xiao Heyun memutuskan agar tunggu sampai
semua penumpang turun dulu dari bus, lalu dia dan si supir akan menjadi yang
terakhir pergi. Karena jika mereka semua turun, termasuk si supir bus, maka
resikonya akan terlalu besar.
“Tapi…” gumam Li Shiqing, ragu.
“Kita kehabisan waktu. Apa kita akan melakukannya?”
sela Xiao Heyun.
Karena sudah tidak ada waktu lagi, maka Li Shiqing pun
mendengarkan rencana Xiao Heyun. Mereka berdua mendekati para penumpang satu
persatu, dan berbicara kepada mereka bahwa mereka ada mengadakan acara offline
dihalte selanjutnya, jadi apakah mereka tertarik untuk ikut. Mereka berdua
menanyakan hal tersebut sambil menunjukkan ponsel mereka kepada para penumpang.
Aku
seorang polisi. Saat kamu ,melihat teks ini, tetap tenang. Ada bom dibus, tepat
dibawah wanita berjas abu- abu itu, kamu harus turun dihalte berikutnya. Wanita
itu memiliki pisau, jangan berinteraksi dengan yang lain. Jika kamu mengerti,
silahkan mengangguk.
Ketika sudah mendekati
para penumpang satu persatu, Li Shiqing sengaja mendekati Tao Yinghong
supaya dia tidak curiga. Dia mengatakan hal yang sama seperti kepada para
penumpang yang lain sambil menunjukkan ponselnya. Tapi kali ini diponselnya,
tidak ada tulisan teks yang mereka ketik, melainkan foto- foto acara yang
rencananya akan diadakan. Melihat foto itu, kecurigaan Tao Yinghong pun
menghilang.
Setelah
memberitahu semua penumpang, Li Shiqing berniat untuk memberitahu si supir bus
juga. Tapi Xiao Heyun langsung menghentikanya.
“Pak supir, ini halte Yanjiang East Road ya,”
kata Xiao Heyun, berpura- pura bertanya. Lalu dia menggelengkan kepala kepada
Li Shiqing agar jangan bertindak gegabah.
Tepat
ketika bus berhenti dihalte, Li Shiqing langsung keluar duluan dari pintu depan
dan menahan Lu Di yang ingin masuk ke dalam bus. Para penumpang yang lain juga
buru-buru ikut keluar melalui pintu belakang.
Melihat
ada yang tidak beres, Tao Yinghong pun langsung menarik platuk bomnya. Dan bus
pun meledak.
***
Xiao
Heyun terbangun dan merasa sangat tidak nyaman. Menyadari itu, Li Shiqing
menanyai ada apa. Dan Xiao Heyun menjawab tidak apa.
“Jika
kita dapat meminta dua orang menahannya ketika kita tiba diperhentian Yanjing
East Road, maka kamu bisa pergi dan mengambil pot (bom) itu dan mengeluarkannya
dari bus,” gumam
Xiao Heyun, memikirkan rencana baru.
Li
Shiqing diam dan berpikir. Lalu dia teringat bahwa diLoop yang telah berlalu,
Jiao ada membantu mereka. Terakhir kali Jiao membantu, ketika Xiao Heyun
mengambil pisau, disaat itu hanya Jiao yang berani untuk maju dan
menghentikannya. Jadi Li Shiqing berpendapat bahwa mereka bisa meminta bantuan
Jiao. Tapi mereka tidak bisa berhenti begitu saja dihalte selanjutnya, yaitu
halte Yanjing East Road, karena ada banyak orang disana. Dan Xiao Heyun diam,
berpikir.
“Gimana
bila begini, kita tunggu sampai bus naik ke jembatan, aku akan pergi dan
mengambil pot. Lalu aku akan membuangnya ke sungai. Ini harusnya menjadi
pilihan paling aman,” kata
Li Shiqing, berpendapat.
“Artinya
kamu harus menyakinkan si supir bus untuk berhenti, kemudian kamu ambil potnya.
Kamu yakin bisa melakukannya?” tanya
Xiao Heyun, ragu.
“Kita
masih membutuhkan uluran tangan,” gumam Li Shiqing,
berpikir.
“Uluran
tangan,” gumam
Xiao Heyun, berpikir juga.
Setelah
berpikir selama sejenak, Li Shiqing teringat satu orang yang bisa membantu
mereka. Yaitu Lu Di.
Sebelum
bus mendekati halte. Xiao Heyun terlebih dahulu mendekati Jiao untuk meminta
bantuannya. Dia menggunakan cara lama untuk berkomunikasi, yaitu dengan menulis
pesan teks di ponselnya dan menunjukkan nya kepad Jiao.
“Aku
seorang polisi. Ketika kamu melihat teks ini, tetap tenang. Ada bom dibus,
tepat dibawah wanita berjas abu- abu itu. Dia punya pisau, aku butuh bantuanmu
untuk menahannya. Seseorang akan menghapus bom tersebut. Mengangguk jika kamu
mengerti.”
Membaca pesan itu, Jiao diam. Dan melihat
reaksinya, Xiao Heyun merasa kecewa, karena ini tidak seperti yang dia
pikirkan. Dia mengira Jiao akan bersedia untuk membantu. Dan disaat Xiao Heyun
merasa putus asa, Jiao menarik bajunya dengan pelan.
“Anak muda,” panggil Jiao dengan gugup. “Apakah kamu menganggap ini sebagai samaria yang baik?” tanyanya. Dan walau merasa agak bingung, Xiao
Heyun mengangguk. “Jika aku membantumu?”
“Ya,” jawab Xiao Heyun.
Ketika bus sampai dihalte Yanjiang East Road, Xiao
Heyun memberikan kode kepada Li Shiqing untuk bersiap.
Saat Lu Di masuk ke dalam bus, Xiao Heyun
menghentikannya dan berbisik dengan pelan. “Lu. Rasul kucing. Penakluk asma. Seseorang yang dipilih oleh
cahaya,” katanya. Dan mendengar itu, Lu Di tertegun serta
menatap Xiao Heyun dengan heran.
Dengan fokus, Li Shiqing memperhatikan reaksi Lu
Di.
Tanpa mengatakan apapun lagi, Xiao Heyun langsung
menarik Lu Di untuk duduk bersamanya. Lalu dia menunjukkan pesan teks, seperti
yang ditunjukkannya kepada Jiao barusan.
“Kamu siapa? Apa yang sedang coba kamu lakukan?” tanya Lu Di, bersikap waspada. Dan Li Shiqing
serta Xiao Heyun langsung saling menatap satu sama lain selama sesaat.
“Aku seorang polisi. Aku membutuhkan bantuanmu,”kata Xiao Heyun dengan agak canggung, karena harus
berbohong.
“Apakah kamu memiliki kredensial?” balas Lu Di, bertanya.
Mendengar pertanyaan Lu Di itu, Xiao Heyun merasa
bingung harus membuktikkan bagaimana bahwa dia adalah seorang polisi. Karena
itu bohong. Jadi akhirnya, diapun membongkar semua rahasia Lu Di yang
diketahuinya. Seperti ada kucing didalam tas Lu Di, password apatermen Lu Di
adalah 666666. Namun setelah mendengar itu, Lu Di sangat yakin kalau Xiao Heyun
pasti bukanlah polisi. Dan Xiao Heyun merasa putus asa harus bagaimana.
“Aku tidak peduli lagi, karena kamu memanggil namaku dan juga tahu rahasia terdalam ku, aku bersedia bekerja sama denganmu,” kata Lu Di, membuat Xiao Heyun dan Li Shiqing kembali merasa bersemangat. “Beritahu aku, apa yang harus aku lakukan?” tanyanya.