Original Network : Tencent Video
Ketika Lu Di sudah setuju. Dan semua rencana telah
mantap. Li Shiqing berjalan dan mendekati si supir bus. Dengan suara pelan, dia
memberitahu si supir bus bahwa ada seorang wanita gila didalam bus. Mendengar
itu, si supir bus tiba- tiba saja menginjak rem. Lalu dia menatap Li Shiqing.
“Jangan lihat aku. Tetap lihat ke jalan,” bisik Li Shiqing. Dan si supir bus pun menjalankan
bus kembali. “Aku tahu kamu shok, tapi aku mengatakan yang
sebenarnya, wanita itu didekat pintu belakang. Dia memiliki bom, dan itu ada
didalam kantong plastik tepat dibawah kakinya,” jelas Li Shiqing. Dan si supir bus langsung menatap ke
belakang. “Jangan lihat ke belakang, dia sanagt berbahaya. Dia
sangat waspada dan dia akan tahu,” jelas Li Shiqing, memperingatkan dengan gugup.
Mendengar itu, si supir bus diam dan menelan
ludahnya. “Apa yang kamu ingin aku lakukan?” tanyanya.
“Jangan takut. Seorang petugas polisi akan menahan
wanita gila itu. Begitu sampai dijembatan, mereka akan mengambil tindakan. Pada
saat itu, kamu perlu menepi, dan kami akan melemparkan bom ke jembatan,” jawab Li Shiqing, memberitahukan rencana nya.
“Bagaimana kamu tahu?” tanya si supir bus, ingin tahu.
“Polisi sudah memberitahu semua orang dibus. Mereka
ingin aku memberitahu kamu secara diam- diam,” jawab Li Shiqing dengan serius.
Ketika bus sudah mendekati jembatan. Xiao Heyun dan
Jiao langsung menahan Tao Yinghong. Lalu Lu Di mengambil bom dibawah kaki Tao
Yinghong. Dan Li Shiqing mengambil pisau yang Tao Yinghong sembunyikan
ditubuhnya.
Melihat itu, si supir bus menatap waktu dijam
tangannya.
“Jangan panik. Mereka semua adalah petugas polisi.
Wanita itu memiliki pisau dan memiliki niat untuk membunuh. Silahkan duduk,” jelas Li Shiqing dengan suara keras untuk
menenangkan para penumpang yang terkejut.
Lalu setelah itu, Li Shiqing kembali mendekati si
supir bus. Dan dia memberitahu bahwa ini sudah hampir waktunya, jadi dia ingin
si supir bus untuk berhenti.
“Wang Xingde! Apa yang kamu lakukan?” teriak Tao Yinghong, memanggil nama si supir bus.
Dan mendengar itu, Li Shiqing merasa terkejut. “Apakah kamu yang menelpon polisi? Kamu pengecut! Kamu takut
mati,”jeritnya.
“Aku tidak menelpon polisi,” gumam si supir bus, Wang Xingde sambil memegang
erat stang kemudi bus. Dan lalu dia diam, termenung.
“Pak! Hentikan bus, tidak ada waktu lagi,” pinta Li Shiqing, panik. “Hentikan busnya! Bukankah kamu mengatakan akan
menghentikan bus nya! Hentikan busnya!” teriak Li Shiqing.
Mendengar itu, Wang Xingde langsung menghentikan
bus. Tapi dia tidak mau membuka pintu bus sama sekali. Dia sudah siap untuk
mati.
Ketika bus berhenti, Li Shiqing langsung ingin
keluar untuk melemparkan bom yang ada. Tapi Wang Xingde sama sekali tidak mau
membuka pintu bus. Dan ketika Li Shiqing ingin membuka pintu bus secara paksa,
dia menghentikannya.
Xiao Heyun memperhatikan waktu dijam tangannya. “Dia tidak akan membuka pintu. Kita kehabisan waktu!
Tolong aku!” teriaknya.
Mendengar itu, pria berbadan besar langsung datang dan
membantu Xiao Heyun untuk menahan Tao Yinghong.
Saat ada yang membantu, Xiao Heyun langsung
mengambil alat pemecah dan memecahkan kaca jendela bus. Lalu dia melompat
keluar. Dan Li Shiqing pun memberikan bom yang ada kepada Xiao Heyun.
Namun sayangnya, mereka berdua terlaambat. Karena
pada saat itu, waktu telah habis. Dan bom pun meledak. Duarrr… !!!
***
Dulu pada saat Li Shiqing menaiki bus, dia kehilangan
dompetnya. Dan dia meminta Wang Xingde untuk tolong bantu dia mencari dompetnya
yang dicuri, karena didalam dompetnya ada ID Ujiannya. Dan dia harus menghadiri
ujian hari ini juga. Mendengar itu, Wang Xingde langsung menghentikan busnya.
Wang Xingde berdiri dengan tegap menghadap para penumpang
didalam bus. “Semua penumpang. Dompet wanita muda ini telah dicuri. ID
ujiannya ada didalam dompet. Siapa yang mengambil dompetnya, keluar sekarang.
Kami tidak akan mengambil tindakan apapun terhadapmu,” katanya dengan tegas.
Mendengar itu, semua penumpang diam.
“Jika tidak ada yang mau mengakuinya, maka aku akan memanggil
polisi. Ada kamera pengintai dibus ini. Aku berharap semua orang dapat bekerja
sama memahami situasi,” jelas Wang Xingde, mengancam si pencuri.
Mendengar itu, para penumpang langsung mengomeli si pencuri
yang menghabiskan waktu mereka dan kasihan kepada Li Shiqing. Tapi tetap saja,
si pencuri diam.
“Bagaimana bila begini. Semua orang lihat ke jendela, jangan
mengintip dan beri dia kesempatan,” jelas Wang Xingde, memberikan kesempatan.
Mendengar itu, para penumpang, Wang Xingde, dan Li Shiqing,
mereka semua mengalihkan pandangan mereka. Dan memberikan kesempatan kepada si
pencuri.
Tidak lama kemudian, sebuah dompet jatuh dilantai. Dan Wang
Xingde pun mengambil dompet tersebut serta memberikannya kepada Li Shiqing.
Setelah Li Shiqing mengecek bahwa kartu ID nya ada didalam dompet, Wang Xingde
mengucapkan terima kasih kepada semua penumpang. Lalu dia mengingatkan bahwa
jangan ada yang mencuri didalam busnya lagi, karena dia tidak akan
mentolerirnya.
“Terima kasih, semuanya ada didalam,” kata Li Shiqing, sangat berterima kasih atas bantuan Wang Xingde.
“Bisakah kamu mengikuti ujian?” tanya Wang Xingde, perhatian.
“Ya,” jawab Li Shiqing sambil melihat waktu dijam tangannya. Lalu
dia memperhatikan sarung tangan yang dipakai oleh Wang Xingde, sedikit
berlubang.
Beberapa hari kemudian, ketika Li Shiqing menaiki bus 45
lagi. Dia memberikan sarung tangan baru kepada Wang Xingde sebagai ucapan
terima kasih. Namun Wang Xingde menolak dan menyuruh Li Shiqing untuk duduk
saja. Dan dengan kecewa, Li Shiqing duduk ditempatnya.
Melihat wajah kecewa Li Shiqing, dengan keras Wang Xingde
berkata, “Terima kasih,” katanya.
“Tidak perlu,” kata Li Shiqing, kembali bersemangat. “Sebenarnya akulah yang seharusnya berterima kasih,” jelasnya.
“Nona, apakah kamu belajar di Universitas Jialin?” tanya Wang Xingde. Dan Li Shiqing, mengiyakan. “Putriku juga.”
“Putrimu juga disana? Tahun berapa? Gelar yang mana?” tanya Li Shiqing, ingin tahu.
Mendengar itu, Wang Xingde terdiam selama sesaat. Lalu dia
menjawab, “Dia sudah bekerja.”
***
Li Shiqing mendekati Wang Xingde, dan Wang
Xingde menyarankannya untuk duduk. Tapi Li Shiqing diam. Dan dengan perhatian,
Wang Xingde menanyai, apakah Li Shiqing ingin turun dari bus.
“Aku tidak
berpikir itu akan menjadi kamu. Mengapa? Mengapa kamu melakukan ini?” tanya Li Shiqing, marah dan kecewa. Tapi Wang
Xingde hanya diam saja. “Aku tanya,
mengapa?!”
“Bisakah kamu
berhenti mengobrol dengan pemudi?” tanya Yige, yang sok ikut campur, kepadahal tidak tahu apa-
apa.
“Diam,” bentak Li Shiqing.
Wang Xingde diam tidak menjawab pertanyaan Li
Shiqing. Tapi ekspresinya tampak merasa bersalah.
“Kamu bukan
orang yang seperti ini. Apakah kamu punya alasan? Apakah kamu diancam oleh
seseorang? Apakah wanita itu memaksamu?” tanya Li Shiqing sambil menunjuk Tao Yinghong. “Aku tidak mengerti, mengapa kamu perlu
melakukan tindakan jahat ini! Aku ingin tahu!”
“Wang Xingde.
Siapa dia? Apa yang sedang dia bicarakan?” tanya Tao Yinghong, merasa curiga dan marah. “Wang Xingde! Jawab aku!”
Xiao Heyun yang duduk ditempatnya merasa sakit
dan tidak nyaman.
“Aku
mempercayaimu. Aku bahkan ingin menyelamatkanmu, tapi kamu ingin membunuh
seluruh penumpang dibus! Apa alasannya? Mengapa? Katakan sesuatu!”kata Li Shiqing dengan penuh emosi.
“Kamu siapa?” tanya Wang Xingde sambil menatap Li Shiqing.
Melihat itu, Tao Yinghong tersenyum. Lalu dia
menarik pelatuk bom. Dan bus pun meledak. Duarrr… !!!
***
Ketika bus sampai dihalte Desa Baru Gangwu, Wang
Xingde merasa ragu untuk membuka pintu bus dan membiarkan Tao Yinghong masuk.
Namun karena Jiao mengetuk pintu bus, maka diapun membuka pintu bus.
Ketika Tao Yinghong masuk, dia tersenyum kepada Wang Xingde, karena dia tahu Wang Xingde tidak akan menghentikannya. Walaupun Wang Xingde tampak ragu untuk membiarkannya masuk ke dalam bus.