Sinopsis K-Drama : Business Proposal Episode 8 part 1
Ha Ri benar-benar shock dengan yang dilakukannya.
Dia yang duluan mencium Tae Moo, tapi dia malah biang kalau itu hanya kesalahan
dan anggap saja hal tadi nggak terjadi. Woaah, dia benar-benar mirip seperti
Yeon Soo. Yeon Soo kan waktu itu juga menyuruh Sung Hoon untuk menganggap apa
yang mereka lakukan tidak pernah terjadi. Tae Moo mana bisa menerima alasannya
dan ingin bicara lagi, tapi Min Woo mendadak muncul dan mengajaknya untuk
lanjut syuting.
Tae Moo benar-benar nggak terima diperlakukan
seperti itu. Padahal Ha Ri yang menciumnya tapi malah bilang itu kesalahan.
Menurutnya, Ha Ri sangat jago memainkan hati!
Sementara Ha Ri, benar-benar menyesal sudah
mencium Tae Moo. Andaikan saja dia masih punya sisa cuti, dia pasti akan
mengambilnya. Sekarang, gimana caranya dia bisa menghadapi Tae Moo?
Hal buruk (?) terkadang diikuti dengan hal baik.
Siapa sangka kesalahan yang dilakukan Ha Ri kemarin saat syuting malah mendapat
respon negatif dari netizen. Pihak video editor sangat pandai memotong clip
syuting dan menangkap moment penting. Jadi, di syuting kemarin kan Ha Ri nggak
sengaja memencet botol saus hingga isinya menciprat dan membuat orang panik
karena mengira tangannya terpotong pisau. Nah, ada lanjutannya. Ha Ri bilang
sama Min Woo nggak usah khawatir kalau saus itu akan meninggalkan noda di
bajunya karena perusahaan mereka tidak pernah memasukkan zat pewarna di saus.
Jadi, nodanya akan cepat hilang dan tidak berbekas.
Video itu ditampilkan di youtube dan mendapat
komentar positif. Para netizen menganggap Ha Ri sebagai karyawan kompeten
karena pandai mempromosikan kualitas produk perusahaan yang tidak memakai
pewarna buatan.
--
Ditempat lain, Tae Moo menelepon Ha Ri, tapi
tidak ada satu panggilannya pun yang diangkat. Tae Moo hari ini sedang berada
di rumah sakit untuk memberikan donasi pengobatan kanker langka sebesar
300.000.000 won kepada pihak rumah sakit. Nah,
disana dia bertemu dengan Kepala dari Galeri Marine bernama Jin Chae Rim
yang juga berdonasi ke rumah sakit. Jin Chae Rim adalah Ibu dari Yoo Jung. Yang
artinya, dia adalah bibi Young Seo. Dunia memang sempit kan. Sama seperti Yoo
Jung, dia juga nggak begitu menyukai keponakannya, Young Seo. Dia menyebut Tae
Moo terlalu baik untuk Young Seo. Sung Hoon yang mendengarkan ucapannya,
diam-diam mendengus kesal. Mana mungkin dia nggak kesal mendengar pacarnya di
jelek-jelekann seperti itu.
Ny. Jin ini sama seperti Yoo Jung, terlalu
sombong. Tingkahnya sangat sok bermartabat. Dia selalu mengulurkan tangannya
dengan postur agar di gengam gitu, bukan untuk berjabat tangan gitu. Pantasan
saja sikap Yoo Jung begitu sok. Buktinya, Yoo Jung meneleponnya sambil merengek
mau berhenti kerja dan minta agar diberikan posisi di galeri. Ny. Jin nggak
mengizinkan karena jika Yoo Jung berhenti, posisinya akan diambil sama Young
Seo. Makanya, daripada Yoo Jung berhenti, dia akan meminta pada Kakek untuk
menjadikan Yoo Jung menjadi direktur pengelola. Yoo Jung langsung bersorak
girang.
Saat bekerja dengan Tae Moo, Sung Hoon
menyempatkan waktu untuk curi-curi menelpon Young Seo. Eh, dia malah ketangkap
basah sama Tae Moo. Tae Moo langsung tahu kalau pasti ada hal bahagia, soalnya
Sung Hoon menelpon sambil senyum-senyum. Sebagai sahabat dan bos yang baik, dia
mengizinkan Sung Hoon untuk pulang cepat kali ini supaya bisa menikmati makan
malamnya.
Tae Moo ternyata benar-benar berusaha keras. Dan
akhirnya, dia berhasil membawa Ha Ri ke mobilnya. Ini masalah kemarin. Dia
masih nggak terima Ha Ri bilang kalau ciuman yang dilakukannya adalah kesalahan
dan setelah itu, dia malah menghindari teleponnya. Ha Ri masih saja membuat
berbagai alasan, salah satunya mereka terlalu dekat kemarin dan akhirnya
berbenturan, seperti tabrakan kecil. Tae Moo protes, emangnya bibirnya seperti
palang parkir yang bisa di tabrak gitu? Setelah perdebatan panjang, Ha Ri
akhirnya bilang kalau dia akan tanggung jawab. Langsung saja Tae Moo membawanya
ke restoran mahal.
“Namun, ini terlalu mahal untuk rakyat jelata
sepertiku,” protes Ha Ri saat melihat harga di buku menu.
“Katamu kamu akan membayar kompensasi.”
Ha Ri tetap nggak terima harus membayar
kompensasi dengan mentraktir makanan semahal itu dan mulai membela diri kalau
ciuman itu kan tidak dilakukannya sendiri, Tae Moo juga membalas ciumannya
seperti seorang ahli. Yah udah, Tae Moo bersedia kok tanggung jawab.
“Baik, aku juga akan bertanggung jawab. Biarkan
aku menanggung hidupmu selamanya sebagai pasangan,” ujar Tae Moo.
Nah, Ha Ri jadi salting. Ditambah lagi, Tae Moo
bilang kalau Ha Ri bisa menggantinya dengan hal lain. Mata untuk mata, ciuman
untuk ciuman. Akhirnya, Ha Ri nggak protes dan lebih memilih membayar
makanannya saja.
--
Di restoran Min Woo,
Min Woo lagi melakukan wawancara untuk
restorannya. Di sela-sela pengambilan gambar, Yoo Ra selalu saja berusaha
menunjukkan kemesraannya dengan Min Woo, dengan sok merapikan rambut Min Woo
dan sebagainya, padahal nggak ada yang perlu dirapikan. Min Woo merasa risih
dan protes. Yoo Ra nggak terima dan ikutan protes kalau sikap Min Woo berubah
sejak di Sokcho, seolah marah. Min Woo merasa kalau dia hanya lelah dengan
pekerjaan.
Ah, tapi siapapun pasti tahu itu bohong. Soalnya,
saat reporter membahas video syuting Min Woo dengan Ha Ri mengenai Ha Ri yang
membicarakan pewarna makanan, apakah itu skrip? Yoo Ra tersenyum lebar mau
menjawab, kalau itu mungkin saja. Tapi Min Woo langsung memotong ucapannya dan
menjawab kalau itu bukan script. Wajahnya juga jadi lebih ceria ketika
membicarakan mengenai Ha Ri. Melihat ekspresinya, Yoo Ra kelihatan makin kesal.
Kekesalannya bertambah saat dia melihat komentar
atas video itu yang semuanya memuji Min Woo dan Ha Ri terlihat serasi.
--
Kembali ke tempat Ha Ri dan Min Woo. Makanan yang
dipesan rasanya enak, tapi harganya mahal, jadi Ha Ri nggak bisa menikmatinya
sama sekali. Setiap satu suapan selalu mengingatkannya akan tagihan kartu
kredit bulan depan. Nah, lagi asyik makan, Ha Ri lagi-lagi teralihkan dengan
bibir Tae Moo. Hampir aja dia ngeces, untungnya, dia keburu sadar. Begitu
tersadar, dia langsung ke toilet untuk menenangkan diri sendiri.
Saat dia kembali, Tae Moo udah duduk di depan dan
memainkan piano. Permainan pianonya membuat Ha Ri terpesona. Dia makin jatuh
cinta dengan Tae Moo. Rasa sukanya makin tambah saat pegawai bilang kalau
makanannya sudah dibayar sama Tae Moo.
“Setelah dipikirkan lagi, aku tak ingin kau membalas
ciuman dengan ini. Aku ingin yang lebih besar, jadi bersiaplah. Atau… bayar
dengan hal lain,” ujar Tae Moo.
Ha Ri menolak dan lebih memilih mentraktirnya
makanan lain kali.
--
Young Seo membuat kejutan untuk Sung Hoon. Da
menyiapkan makan malam untuknya. Ini pertama kalinya dia memasak dan dia
berharap kalau Sung Hoon akan menyukainya. Baru suapan pertama, Sung Hoon udah
menunjukkan eskpresi berbeda tapi dia tetap memuji masakan Young Seo enak.
Young Seo malah mendesaknya untuk jujur saja. Karena Young Seo bilang begitu,
Sung Hoon akhirnya jujur dan memberitahu kalau semua makanan terasa asin.
Karena Young Seo bertanya lagi, Sung Hoon akhirnya menjelaskan lebih mendetail
mengenai kekurangan semua masakan Young Seo. Penilaiannya tidak pernah melebihi
1 sendok dari 5 sendok.
Udah jujur, Young Seo malah bermuka muram. Sung
Hoon jadi merasa bersalah dan meminta maaf. Dia seperti ini karena terbiasa
memberikan masukan jujur dalam pekerjaannya.
--
Meskipun udah pacaran dengan Sung Hoon, Young Seo
masih nongkrong dengan Ha Ri. Tentu saja, dia curhat mengenai hubungannya
dengan Sung Hoon. Mereka udah pacaran, tapi kayak belum. Dia memasakkan makan
malam untuk pertama kali seumur hidup, tapi Sung Hoon malah bilang asin. Kan
harusnya, sebagai pacar, dai tetap memakan semuanya meskipun rasanya seasin air
laut.
“Tidak, kau bisa mati,” komentar Ha Ri, nggak
setuju.
Young Seo nggak peduli dan curhat terus. Kali
ini, mengenai Tae Moo yang mengganggu saat dia sedang nonton dengan Sung Hoon
kemarin. Mana Tae Moo menelepon Sung Hoon selama 30 menit! Seharusnya dia nggak
melakukan hal itu!! Ha Ri langsung membela Tae Moo. Hm, Young Seo langsung
curiga kalau Ha Ri ada apa-apa dengan Tae Moo.
--
Hari ini, Kakek lagi nongkrong dengan
teman-temannya. Dia masih sangat marah karena Tae Moo putus dengan Geum Hui.
Teman-temannya langsung menyalahkan Kakek yang pasti terlalu suka ikut campur
makanya mereka putus. Kakek nggak terima. Dia itu bukan orang tua kolot yang
suka merendahkan orang, sebaliknya, dia sudah memperlakukan Geum Hui dengan
baik sekali. Teman-temannya tetap saja menasehatinya untuk tidak ikut campur
dalam hubungan Tae Moo kalau mau mau cucunya itu menikah.
Lagi asyik berbincang, mereka malah bertemu
dengan Ny. Jin. Nggak pakai basa basi, Ny. Jin menyarankan untuk menjodohkan
Tae Moo dengan putrinya, Yoo Jung.
--
Karena ini akhir pekan, Sung Hoon mengajak Young
Seo untuk pergi hiking. Ini salah
satu hobinya. Dan tentu saja, Young Seo menolak habis-habisan. Dia itu penganut
kaum rebahan dan diakhir pekan maunya cuma tiduran aja. Lagipula, dia memakai
sepatu heels.
Eitt! Tenang saja. Sung Hoon udah menyiapkan
sepatu hiking untuk Young Seo. Jadi,
nggak ada alasan untuk menolak. Ciee, kencan.
--
Yang kencan bukan cuma mereka kok. Ha Ri juga
diajak ketemu sama Tae Moo, dengan dalih kompensasi ciuman waktu itu lho. Waktu
berangkat, Ha Ri sok menggerutu tapi pas melihat Tae Moo, hatinya
berdebar-debar bahagia. Meskipun ini sebagai ganti rugi ciuman, tapi Ha Ri
sangat bahagia bisa menikmati waktu bersama Tae Moo. Sangat bahagia. Mereka
benar-benar seperti pasangan yang lagi pacaran.
--
Berbeda dengan mereka, hanya Sung Hoon yang
menikmati pendakian ini. Young Seo sama sekali nggak menikmati karena terlalu
capek. Saat beristirahat, mereka berbincang santai. Dari perbincangan santai,
Young Seo malah menghibah Tae Moo yang menyuruh Ha Ri membayar makanan karena
sesuatu. Dasar picik.
“Dia bukan orang yang seperti itu. Kau tak
seharusnya menjelek-jelekkan orang seperti itu.”
“Apa maksudmu? Memang kenyataannya Presdir Kang menindas
Ha-ri. Seharusnya, dia bersikap seperti pria saat dia tahu Ha-ri itu Geum-hui, dan
meminta penjelasan dari Ha-ri. Seperti orang normal. Namun, dia tak menanyakan
apa pun. Dia hanya membuat Ha-ri sangat gelisah dan mengganggunya di kantor. Dia
menyalahgunakan kekuasaan.”
“Menyalahgunakan kekuasaan? Dia punya hak untuk
marah karena sudah dibohongi. Selain itu, kau tak seharusnya bicara seperti
itu. Kau juga salah. Jika kau tak meminta Nona Shin menggantikanmu, hal seperti
ini tak akan…”
“Ini tak masuk akal. Kalau kau pacarku, seharusnya
kau bersyukur aku tidak pergi kencan dengan pria lain. Kau pikir masuk akal
untukmu mengomeliku karena tidak pergi kencan buta?”
“Young-seo, tenanglah. Berpikirlah lebih logis…”
“Bagaimana bisa? Apa gunanya punya pacar? Bukankah
pacar itu harusnya selalu memuji dan membelaku dalam hal apa pun? Aku memasak
untukmu, tetapi katamu terlalu asin. Kau tak bisa fokus pada film karena
pekerjaan. Bahkan sekarang! Kau tak membelaku. Kau malah membela Tae-moo.”
“Maafkan aku. Aku tak bermaksud begitu. Jangan marah.
Ayo kita mendaki ke puncak,” bujuk Sung Hoon.
“Mendaki ke puncak? Tidak! Kenapa kau tidak
mendaki gunung sialan ini dengan Kang Tae-moo saja?”
--
Kencan Ha Ri masih terus berlanjut. Tapi, dia
tetap saja merasa nggak tenang belum mentraktir Tae Moo makan. Dan saat dia
menyuruh Tae Moo bilang saja mau makan apa, Tae Moo malah hanya minta dibelikan
corndog. Meski sederhana, Tae Moo
sangat menikmati makanan itu. Soalnya, makanan itu punya makna mendalam dalam
hidupnya. Saat dia berumur 7 tahun, dia memakannya bersama orang tuaku. Saat
itu, sosis panggangnya terasa enak sekali. Makanya, saat teringat hal itu, dia
selalu ke tempat itu sendirian untuk memakannya.
Karena Tae Moo sudah menceritakan makanan yang
penuh kenangan untuknya, maka Ha Ri juga menceritakan kisahya. Dia sangat suka
gimbab selain hamburger. Responnya yang seperti itu, membuat Tae Moo semakin
menyukainya. Soalnya, saat dia membahas orang tuanya, sebagian besar orang
tampak kelabakan untuk bicara dan merasa prihatin untuknya. Jadi, dia tidak
pernah membicarakannya di depan orang lain walau itu adalah hari-hari
terbahagia di hidupnya, bahkan pada kakeknya. Namun, terkadang, dia ingin
berbicara pada seseorang mengenai orang tuanya. Terimakasih karena sudah
membiarkannya menceritakan hal ini.
Moment romantis diantara mereka terinterupsi saat
Ha Ri mendapat telepon yang membuatnya langsung panik dan bergergas pergi.
--
Young Seo yang kesal sama Sung Hoon langsung
mencoba turun gunung sendirian meskipun nggak tahu arah. Hasilnya, tentu saja
dia tersesat. Untungnya Sung Hoon mengikutinya. Dan sudah karakter Sung Hoon
untuk berkomentar jujur. Dia memberitahu kalau Young Seo salah jalan. Harusnya
tadi Young Seo belok kiri, tapi Young Seo malah belok kanan. Eh, bukannya
mengaku salah, Young Seo malah marah-marah menuduh Sung Hoon menyalahkannya.
Dia juga sok kalau dia bisa menemukan jalan turun sendiri dan jangan
mengikutinya. Baru saja dia mengatakan itu, dia malah terjatuh dan kakinya
terkilir. Sung Hoon langsung panik memeriksa kondisi kakinya dan menyuruh Young
Seo naik ke punggungnya. Dia menyakinkan Young Seo kalau dia bukan asal bicara
dan akan mengusahakan turun gunung sambil menggendong Young Seo.
Pas udah kayak gitu, Young Seo baru menyadari
ketulusan Sung Hoon. Amarahnya yang tadi meluap-luap langsung hilang.
“Apa kau tahu bahwa kau seksi sekali saat ini? Amarahku
sudah reda tadi. Aku mengeluh sepanjang perjalanan, tetapi kau tak mengatakan
apa pun selagi menggendongku sejauh ini. Tampaknya kau pria sejati, ya? Aku rasa
aku jatuh cinta padamu lagi,” ujar Young Seo. “Baiklah, kita harus bergegas
pulang, lalu bermesraan,” bisiknya dan mengecup Sung Hoon.
Ciee, akhirnya baikan.
Makasih...
ReplyDeleteDitunggu....