Original Network : viuTV
Didalam hutan. Ken merasa stress
saat memeriksa kalau mereka sudah kehabisan makanan. Lalu dia mulai berpikir,
apakah mungkin geng Sonar tak bersalah, dan malahan mereka lah yang berada
dalam bahaya.
“Kita semua dalam bahaya. Walaupun kita semua
bersama, Lily tetap mati,” kata Gel, menyadari situasi sekarang dengan
jelas. Mereka semua dalam bahaya.
“Tidak perlu pedulikan mereka. Sonar itu
seorang pembohong,” jelas Fone.
@@@
Dikantor Guru. Tepat
ketika Fone sudah selesai berbicara dengan Bu Guru dan ingin keluar. Sonar
datang. Melihat sikap Sonar yang tampak penuh emosi, Fone merasa penasaran, ada
apa. Jadi diapun tidak jadi keluar dari ruangan.
Sonar datang menemui Bu
Guru, karena dia ingin bertanya sesuatu. Sebelumnya Bu Guru bilang bahwa dia
diizinkan untuk ikut Olimpiade Matematika tahun ini, tapi kenapa tiba- tiba
malah dibatalkan. Dan Bu Guru pun menjelaskan bahwa Sonar memang memenuhi
syarat, tapi dia harus memilih orang yang paling cocok.
“Kenapa Lyla lebih cocok
daripadaku?” tanya Sonar, menahan
rasa kesalnya.
“Cocok atau tidak, itu
adalah keputusanku,” jawab Bu Guru.
“Jadi, gosip soal seali
ini menerima suap ternyata benar?” tanya Sonar dengan sinis.
“Hei, Sonar! Beraninya
kau menuduhku seperti itu!” tegur Bu Guru, marah.
“Apa ayah Lyla
memberikan banyak uang padamu?” tanya Sonar, tidak mau
berhenti dan tidak merasa bersalah. “Aku akan mengajukan keluhan kalau nominasinya tak adil!”
@@@
Gel juga mengetahui kejadian itu.
Karena sejak kejadian itu terungkap, sekolah tak lagi berpatisipasi dalam Olimpiade
Matematika tahun itu. Juga karena kejadian dulu inilah, Gel jadi merasa kalau
Sonar ternyata tak selugu yang orang kira. Karena Sonar mampu melakukan hal itu
kepada sahabat sendiri. Apalagi kepada mereka.
Namun Plato dan Ken tidak setuju.
Menurut mereka, hal dulu itu tak berhubungan dengan hal sekarang. Jadi Sonar
belum tentu dalang dalam kejadian sekarang.
“Itu karena kau tak paham, apa yang mampu
dilakukan oleh orang- orang yang cemburu,” kata Gel
dengan serius.
“Begini saja. Dugaan awal kita adalah
pelakunya pasti mencintai Lyla hingga mau membalaskan kematiannya, kan? Tapi
setelah kupikir lagi, Sonar sama sekali tak cocok dengan kriteria itu. Kenapa
dia membunuh Mac dan Lily?” tanya Plato sambil menjelaskan analisis nya.
“Ken dan aku juga tak pernah melakukan apapun
pada Lyla,” lanjutnya.
“Kenapa kau membelanya? Aku sungguh tak paham,” keluh Fone.
Pagi hari. Nest tidak sengaja
melihat Mind sedang menuangkan sesuatu ke botol minuman, lalu mengocoknnya.
Tapi dengan sikap biasa saja, dia kemudian berjalan mendekati Mind dan
memanggilnya.
“Apa kau menemukan Sonar?” tanya Mind sambil menyimpan botol minumnya
ke dalam tas. Lalu dia berdiri.
“Tidak ada tanda- tanda dia,” jawab Nest.
Disaat Mind mulai berpikir,
apakah Sonar meninggalkan mereka. Sonar muncul dan melemparkan pisang kepada
mereka.
“Kau meninggalkanku selamam. Sekarang kau
takut aku akan meninggalkanmu?” tanya Sonar, menyindir. Dan Mind diam.
Melihat sikap Mind, Sonar yakin
kalau Mind pasti berpikiran jahat lagi. Karena Mind selalu menciptakan keretakan
diantara orang- orang. Lalu dia mulai memberitahu Nest mengenai hal buruk yang
telah Mind katakan serta lakukan.
“Dia bilang
kau pengecut. Kau selalu pura- pura rentan dan itu menyebalkan. Dia mengurusmu
dengan baik, karena mau terlihat baik di depan semua orang,” kata Sonar,
memberitahu Nest. “Dia meminta
bantuan finansial kepada sekolah. Kau tahu untuk apa itu?” tanyanya
pada Nest.
“Tutup
mulutmu!” bentak
Mind, panik.
“Bantuan
finansial untuk orang- orang dengan kebutuhan khusus. Dia selalu menirumu. Dia
mendapatkan keuntungan darimu. Bukan itu saja. Dia memintanya setiap tahun.
Akhirnya, dia ketahuan. Tapi pihak sekolah takut reputasi mereka akan hancur.
Jadi, mereka merahasiakannya,” jelas
Sonar, membongkar kebusukan Mind.
“Mind, apa
itu benar?” tanya Nest,
tidak menduga.
“Apa hubungan
itu dengan masalah ini?” balas Mind.
Tanpa
mengatakan apapun, Nest mengambil tas Mind dan mengeledahnya. Lalu dia menemukan
bubuk hijau didalam plastik. Dan itu adalah racun tikus. Melihat itu, Mind
langsung menuduh kalau ini pasti ulah Sonar dan Sonar yang memasukkan itu ke
dalam tasnya.
“Kenapa kau
melakukannya?” tanya Mind.
Dan Sonar hanya diam.
Tiba-
tiba Mind merasa kepalanya sakit. Melihat itu, Sonar merasa panik dan heran,
ada apa. Lalu dia mengira bahwa Mind pasti hanya pura- pura sakit. Tapi
kemudian, Mind mulai muntah- muntah.
“Mind!” teriak
Bozo, memanggil Mind dari kejauhan.
Mendengar
suara Bozo, Sonar langsung menarik Nest untuk ikut pergi bersamanya dan pergi
meninggalkan Mind sendirian.
Setelah
berlari cukup jauh ke dalam hutan, Sonar dan Nest malah berpapasan dengan Bozo.
Lalu ketika Bozo menanyai, dimana Mind. Sonar dan Nest hanya diam saja, karena
mereka tidak bisa menjawab. Melihat itu, Bozo jadi curiga bahwa pasti ada
sesuatu, jadi diapun mengeluarkan tongkat/pisau yang dibawanya. Dan hal itu
mengejutkan Sonar dan Nest.
“Nest, kau pergi dulu,” kata Sonar, mendorong Nest untuk pergi. Tapi Nest tidak mau meninggalkan Sonar sendirian. “Jika tetap bersama, kita tak akan selamat!” jelas Sonar, mendorong Nest.