Original Network : viuTV
Plato
merasa pesimis. Dia bertanya- tanya, apakah mereka bisa pergi dari pulau ini.
Dan dengan yakin, Ken menjawab tentu saja. Karena orang yang merencanakan semua
ini, pasti juga tak mau terdampar dipulau ini selamanya.
“Aku mau
pulang,” kata Plato
dengan lemah. “Sekarang
semua orang mulai panaroid. Aku tak tahu harus apa lagi,” gumamnya.
“Dengarkan
aku. Kita akan pergi dari pulau ini,” kata Ken dengan sangat serius sambil menatap
Plato. “Aku tak akan
membiarkan siapapun menyakitimu. Paham?”jelasnya.
Mendengar
perkataan Ken yang penuh perhatian, Plato merasa sangat tersentuh. Dan secara
perlahan dia mendekatkan wajahnya kepada Ken.
Fone dan Gel berjalan mengelilingi hutan sambil mengobrol. Gel menanyai, apakah Fone tahu apa yang mau Bew ungkapkan tentang Plato. Dan Fone menjawab bahwa tidak tahu.
“Ahh!!” teriak Fone
sambil menarik tangan Gel.
Gel
terkejut dan bingung, ada apa. Lalu saat dia mengikuti arah pandang Fone, dia
melihat jasad Dan yang terkubur dan ditutupi dengan dedaunan.
Ketika
bibir mereka berdua sudah dekat, Plato berhenti. Dia tidak jadi mencium Ken. “Bukankah
kita sudah berjanji untuk menyudahinya?” gumamnya, pelan.
Tepat
disaat itu, Fone dan Gel kembali.
Dengan
panik, Ken berusaha menjelaskan kepada Gel. Tapi Gel tidak mau mendengarkan dan
langsung menamparnya. Akhirnya dia tahu, apa yang ingin Bew ungkapkan tentang
Ken dan Plato.
“Gel,
dengarkan aku,” pinta Ken.
“Apa kau mau
aku tetap disini melihat kalian ciuman? Dasar brengsek!” balas Gel,
marah dan jijik. Lalu dia berjalan pergi.
Tanpa
mengatakan apapun, Fone pergi mengikuti Gel.
“Dimana Mind?
Apa yang kau lakukan padanya?” tanya Bozo
dengan serius.
“Aku tak
melakukan apa- apa,” jawab Sonar
dengan gugup. “Bozo,
dengarkan aku. Mind bukan seperti yang kau kira,” jelasnya. “Dia menaruh racun tikus di air kami …”
“Aku tak
percaya!” bentak
Bozo. “Mind bukan
orang seperti itu. Jangan menuduhnya seperti itu!” jelasnya.
Sonar
sangat yakin bahwa Mind adalah pelaku dari semua ini. Juga Mind mungkin adalah
orang yang telah membunuh Mac. Tapi Bozo tidak percaya, karena Mind menderita
tumor otak.
“Dia
membodohimu! Dia menipu dan memanfaatkanmu, Bozo! Kau bahkan tak tahu betapa
bodohnya dirimu!” ejek Sonar.
“Mind adalah
pembunuh!” tegasnya.
“Sonar!” teriak
Bozo, marah. Lalu dia menyerang Sonar.
Gel
menangis sedih, karena ternyata Ken mengkhianatinya. Dan Fone menghiburnya agar
tidak perlu kembali kepada Ken, dan mereka bisa bersama.
“Apa kau tak
marah pada Plato?” tanya Gel,
heran.
“Aku tak
peduli. Lagipula, dia tak peduli dengan kita,” balas Fone, bersikap acuh. “Jangan
sedih, ya? Kaulah yang paling tangguh,” hiburnya. “Aku takkan meninggalkanmu. Kau gadis yang
sangat tangguh. Aku mencintaimu, Gel,” kata Fone, menyatakan cinta tanpa diduga. “Aku selalu
mau memberitahumu. Aku mencintaimu!” jelasnya. Lalu dia memeluk Gel.
Mendengar
pernyataan cinta dari Fone yang sangat tiba- tiba, Gel sangat terkejut, karena
dia sama sekali tidak menyangka bahwa Fone mencintainya. Jadi dia mendorong
Fone dan meminta Fone untuk meninggalkannya sendirian.
“Maafkan aku,” mohon Fone.
“Tolong
jangan marah padaku! Jangan marah! Kita bisa kembali seperti dulu. Apa kau bisa
melupakan semua yang terjadi tadi?” tanyanya, panik dan penuh harap.
Gel
merasa agak jijik, karena sikap Fone. Jadi diapun mendorong Fone. Tanpa sengaja
hal itu menyebabkan Fone terjatuh dan salah satu matanya tertusuk ranting.
Melihat itu, Gel merasa terkejut dan takut. Lalu diapun langsung berlari pergi
darisana.
“Gel!” panggil
Fone, putus asa dan sedih.
Tiba- tiba seorang gadis berseragam sekolah datang dan berdiri didepan Fone. Gadis tersebut adalah Lyla.