Sinopsis K-Drama : Tomorrow Episode 02 part 1

 

Sinopsis K-Drama : Tomorrow Episode 02 part 1

EPISODE 2: BUNGA YANG GUGUR 2



Sebelum memasuki ingatan Eun Bi, Koo Ryeon memperingati Jun Woong untuk tidak menyentuh apapun di dalam sana dan jangan ikut campur juga. And, inilah ingatan Eun Bi.


Mereka memasuki ingatan Eun Bi di masa SMA-nya. Dari sana, mereka mengetahui kalau Eun Bi dan penulis Kim Hye Won adalah teman satu kelas. Saat teralih dengan Hye Won, Jun Woong hampir saja bertabrakan dengan siswi yang berlari, jika Koo Ryeon tidak sigap menariknya ke pinggir. Sekali lagi, Koo Ryeon memperingatinya agar tidak menabrak atau bersentuhan dengan apapun yang ada di dunia ingatan Eun Bi. Jika sampai ada yang menyadari kehadiran mereka, mereka bisa terjebak di ingatan ini dan tidak bisa keluar selamanya.  


Hari itu, hari dimana mimpi buruk Eun Bi dimulai, adalah hari saat Kim Hye Won sedang dalam suasana hati yang buruk. Padahal, Eun Bi tidak melakukan kesalahan apapun. Dia hanya sedang bercengkerama dengan temannya membicarakan acara Infinite Challenge yang lucu. Dia adalah fans Jung Jun Ha, jadi, hanya melihatnya saja di acara itu, Eun Bi sudah bisa tertawa bahagia. Eh, Hye Won malah menganggu. Dia tiba-tiba saja menggeplak kepala Eun Bi dan menuduhnya serta menertertawakannya.


Hal selanjutnya yang dilakukannya adalah membawa Eun Bi ke belakang sekolah dan mendorongnya hingga menabrak dinding. Seolah belum cukup, kedua teman Hye Won mulai membuang isi tas Eun Bi beserta kotak pensilnya. Setelah itu, mereka malah memaksa Eun Bi untuk tertawa. Eun Bi tidak melakukan kesalahan apapun, tetapi dia malah meminta maaf pada mereka. Hye Won dan teman-temannya tidak menerima permintaan maafnya dan malah menendangnya secara brutal sambil memaksanya untuk tertawa.

Tiba-tiba saja, sebuah pikiran jahat muncul di otak Hye Won! Dia meraih pena Hye Won dan mencetek-cetekkannya.

“Mulai dari sekarang, kau harus tertawa, jika mendengar suara ini,” perintah Hye Won.

Saat Eun Bi tidak melakukannya, Hye Won kembali menendangnya. Jun Woong yang melihat itu, nggak tahan dan ingin menolong, tapi Koo Ryeon menghalangi. Dia menyuruh Jun Woong untuk menahan diri. Ingat, jangan menyentuh apapun dan ikut campur. Apa dia mau selamanya terjebak di sini?


Dari sana, mimpi buruk Eun Bi di mulai. Di akhir jam pelajaran, guru menyampaikan kalau pekan depan akan ada kuis dari apa yang sudah mereka pelajari. Di saat guru bicara, Hye Won mulai memainkan penanya. Semua murid mengeluh dengan diadakannya kuis. Hanya Eun Bi yang tersenyum, takut akan Hye Won. Para murid yang nggak tau apa yang terjadi, termasuk guru, menganggap Eun Bi bahagia dengan kuis yang akan diadakan.


Bully-an Hye Won masih nggak berhenti. Dia dan teman-temannya mulai mengisi loker Eun Bi dengan sampah dan kertas memo bertuliskan agar dia mati saja, menjijikan dan sebagainya. Saat Eun Bi membuka loker tersebut, Hye Won memainkan penanya. Tanda kalau Eun Bi harus tertawa. Karena takut akan bullyan Hye Won dkk, Eun Bi harus memaksakan diri tertawa meskipun air matanya mengalir. Dia juga harus terus tertawa meskipun Hye Won menyiramkan susu kotak di atas kepalanya. Semua hal itu dilakukannya di kelas dan semua siswa hanya diam menatap. Soerang teman Eun Bi yang waktu itu bersama dengan Eun Bi membicarakan infinite challenge, akhirnya maju untuk membantunya.


Dia membawa Eun Bi ke atap dan membujuk agar mereka mengadukan hal ini pada guru. Belum mereka melakukannya, Hye Won dkk muncul setelah mengikuti mereka. Dasar devil, mereka tidak merasa bersalah atas tindakan mereka dan malah bilang kalau selama ini kan mereka bermain-main. Jika Eun Bi tidak mau bermain dengan mereka, tidak apa-apa. Dia bebas sekarang. Kenapa? Karena teman Eun Bi lah yang akan menjadi ganti mainan mereka. Aisshhh!!! (Rasanya, semua kata binatang mau kuucapkaan!!!!)



Melihat temannya akan menjadi korban selanjutnya menggantikannya, Eun Bi nggak tahan. Dia nggak tega. Dan lagi-lagi, dia harus yang meminta maaf atas kesalahan yang nggak pernah dilakukannya. Bahkan supaya Hye Won mau melepaskan temannya, Eun Bi sampai mengambil pena Hye Won dan mencetek-cetekkannya sendiri dan mulai tertawa. Melihat itu, Hye Won dkk tertawa puas. Kejam!! Mereka menghancurkan Eun Bi secara mental. Air mata Eun Bi menetes, tapi bibirnya harus terus tertawa. Jun Woong benar-benar nggak tahan melihat semua itu. Bukan hanya dia, tapi juga Koo Ryeon.


Sejak hari itu, udah nggak ada siapapun di pihak Eun Bi. Dia mulai mengalami penyiksaan secara fisik juga secara terus menerus sama Hye Won dkk. Dia disiram susu dan ditendang. Untuk kali ini, Jun Woong nggak bisa lagi menahan diri dan berlari untuk melindungi Eun Bi dari tendangan mereka. Awalnya, nggak ada yang menyadari Jun Woong, tapi setelah beberapa tendangan, Hye Won menyadarinya. Siapa dia?



Pertanyaan itu, membuat Jun Woong langsung teringat pesan Koo Ryeon. Benar saja, tiba-tiba saja, dihadapan mereka muncul sebuah cermin besar yang tiba-tiba saja mulai pecah. Ingatan Eun Bi mulai hancur dan mereka harus segera keluar sebelum terjebak di sana selamanya. Koo Ryeon menarik Jun Woong untuk kabur. Mereka harus menemukan pintu yang bisa membuat lubang kunci.



Dan kita kembali ke akhir episode 1 kemarin. Mereka memasuki ruang kelas dimana Eun Bi berdri di depan papan tulis yang berisi kata-kata penuh makian untuknya. Tiba-tiba saja, ingatan itu juga mulai hancur. Koo Ryeon dan Jun Woong kembali kabur dan berpindah ke kamar Eun Bi. Di sana, Eun Bi sedang mengantuk-antukkan kepalanya ke dinding sambi berujar : “Aku harus mengatasinya. Jika gagal…”



Dari sana, mereka berpindah ke gedung tempat Eun Bi bekerja. Saat berlari, sekilas, Jun Woong melihat wajah Eun Bi yang tersenyum melihat ID karyawannya. Dari tempat itu, mereka beralih ke sebuah kereta. Di kereta itu, Eun Bi yang mengenakan seragam SMA sedang tertawa melihat acara infinite challenge melalui ponselnya.


Ingatan itu juga mulai pecah. Mereka berpacu dengan waktu untuk menemukan yang cocok dengan lubang kunci. Disaat seperti itu, Koo Ryeon malah menjatuhkan kuncinya. Untungnya, Jun Woong sigap mengambil kunci yang terjatuh dan mencoba membuka pintu dengan kunci ingatan tersebut. Berhasil!! Mereka berhasil keluar dari sana sebelum terjebak!



Huft! Untunglah. Setelah berhasil bebas, Koo Ryeon langsung memarahi Jun Woong habis-habisan. Dia kan sudah bilang jangan melakukan apapun. Jun Woong membela diri, kalau dia tetap diam saja, Eun Bi bisa mati. Koo Ryeon berteriak mengingatkan kalau yang mereka masuki adalah ingatannya! Jun Woong nggak bisa membela diri lagi selain mengaku kalau tubuhnya bereaksi lebih dahulu sebelum dia bisa berpikir. Maaf.

Ya udah, sekarang, kembalikan saja kunci ingatannya. Sialnya, kuncinya ternyata rusak. Ujungnya patah. Astagaaa! Jun Woong mulai takut kalau giginya bakal hilang dipukuli sama Koo Ryeon.

--


Sementara itu, si sumber masalah, Kim Hye Won, sedang berpesta dengan teman-temannya. Kedua temannya memuji Hye Won yang sekarang sangat terkenal karena webtoon-nya dan jika wawancanya di tayangkan, dia akan menjadi selebritas. Ah, ngomong-ngomong, bukankah Noh Eun Bi bekerja di sana sebagai penulis acara TV?

Bjgn!! Hye Won malah nggak ingat dengan Eun Bi. Kedua temannya yang mengingatkannya kalau Eun Bi itu anak yang harus tertawa jika mendengar Hye Won mencetekkan pena. Begitu ingat, Hye Won jadi semangat tapi juga merasa bingung, kenapa Eun Bi mengabaikannya tadi?

“Dia pasti pura-pura kaget karena takut. Kau merudungnya, kan?”

“Apa maksudmu? Kapan aku pernah begitu?” sangkal Hye Won.

Tanpa menyadari kesalahannya sama sekali yang telah meninggalkan trauma mendalam pada Eun Bi, dia malah tersenyum jahat.


Dia nggak tahu, kalau sekarang, Eun Bi harus berjuang keras melawan trauma masa lalunya saat menuliskan hasil wawancaranya barusan. Semakin dia menuliskan apa yang dikatakan Hye Won kepada korban bully, semakin batinnya merasa tersiksa. Dia nggak sanggup melakukannya.


Jun Woong sangat marah! Dia nggak terima melihat pelaku perundungan yang bahagia sementara korbannya harus menderita. Koo Ryeon berpendapat kalau Eun Bi terkurung di masa lalunya seperti tahanan. Jun Woong bisa mengerti mengenai Eun Bi karena tidak mungkin melupakan luka seperti itu. Auh!! Jun Woong memaki Hye Won yang bahkan bukan manusia. Apa dia nggak sadar saat menulis buku seperti itu? Apa dia nggak punya nurani?!

“Orang yang menginjak tidak akan ingat. Hanya yang diinjak yang ingat,” ujar Koo Ryeon.  

Ditengah perbincangan mereka, Ryung Gu kembali. Sepertinya, Ryung Gu selalu pulang tepat waktu di saat alarmnya berbunyi untuk mencari sesuatu / seseorang. Soalnya, waktu dia datang, Koo Ryeon bertanya, apa dia juga tidak menemukannya hari ini? Ryung Gu menggeleng. Koo Ryeon tidak bertanya lebih lanjut lagi dan mengajaknya untuk lanjut bekerja.

--



Hari ini, Eun Bi masih harus melakukan wawancara pada Hye Won. Sialnya, mereka malah bertemu di toilet. Eun Bi berusaha untuk menghindarinya, tapi Hye Won yang sudah mengenalinya, menyapanya dengan sangat ramah dan memaksa Eun Bi untuk tersenyum karena jika tidak, orang-orang bisa berpikir dia membully-nya. Aish!!

“Mungkin bagimu, itu hanya sesaat. Namun, untukku, itu seumur hidup,” ujar Eun Bi, memberanikan diri.

Mendengar ucapan itu, Hye Won malah tertawa dan mengejeknya yang sudah berani. Dia mengungkit saat masih sekolah, Eun Bi bahkan tidak berani menatap matanya. Sepertinya, dia mulai tidak tahu diri. Dia memperingati Eun Bi untuk nggak macam-macam dan bersikaplah seperti waktu itu. Aufff!!!



Dasar muka ganda, saat di depan semua orang, dia menyapa Eun Bi dengan sangat ramah dan memberitahu semua staff kalau mereka adalah teman satu sekolah. Dia juga berbohong kalau saat muda, mereka sering bertengkar, tapi sebenarnya itu bukanlah hal besar, kan? Melihat tingkah menjijikkannya, Jun Woong benar-benar muak. Terlihat dari wajahnya kalau dia dipenuhi emosi. Ryung Gu sampai harus berbisik menegurnya agar berhenti melotot.

Saat wawancara di mulai, Hye Won dengan sengaja mulai mencetek-cetekan penanya sambil menatap Eun Bi dengan sangat tajam. Eun Bi sekuat mungkin berusaha untuk mengabaikannya, tapi Hye Won malah menekan penanya semakin kejam. Melihat itu, Jun Woong langsung merebut pena dari tangan Hye Won dengan alasan kalau pendengarannya sensitif dan suara pena Hye Won sangat mengganggu. Hye Won udah mau marah, tetapi demi mempertahankan citranya, dia meminta maaf pada Jun Woong.


Begitu wawancara selesai, Koo Ryeon menegur Jun Woong untuk kesekian kalinya. Dia kan sudah memperingatinya untuk tidak ikut campur. Jun Woong nggak terima. Dia nggak bisa diam saja setelah melihat ingatan Eun Bi. Koo Ryeon tetap menegurnya karena tujuan mereka disini bukan untuk menghukum Hye Won. Ryung Gu juga memarahi Jun Woong yang sudah merusak kunci ingatan yang berakibat, mereka tidak akan bisa masuk ke ingatan orang lagi. Hm, kalau untuk masalah kunci ingatan, Jun Woong mengaku salah dan meminta maaf.


Hari ini adalah jadwal tayang wawancara Hye Won. Dan setelah memikirkannya sepanjang malam dan hari ini, Eun Bi merasa kalau Hye Won tidak pantas untuk muncul di TV. Dia menyampaikannya pada Produser Seo dan langsung kena maki. Meskipun Eun Bi sudah bilang kalau Hye Won merundungnya sangat parah saat sekolah, Produser Seo tetap nggak peduli. Dia tetap mau wawancara itu ditayangkan. Masa hanya karena kejadian masa lalu, mereka harus menayangkan layar hitam?! Dia menyebut Eun Bi nggak punya rasa tanggung jawab sebagai penulis acara TV.

“Berhentilah menyalahkan orang lain, dan pikirkan alasan itu bisa terjadi!” teriak Produser Seo, via telepon.



Eun Bi yang nggak tahan mendengar makian dan omelannya, memutuskan menutup telepon. Begitu telepon di tutup, dari belakang, muncul Hye Won. Sedari tadi, dia sudah menguping pembicaraan Eun Bi dengan Produser Seo. Dia mulai mengungkit saat masa SMA, Eun Bi juga mengadukannya pada guru, namun, tidak ada yang menolongnya kan? Sama seperti sekarang. 

“Eun Bi-ah, dunia masih sama. Mau di sekolah atau di kantor, tak ada yang pernah memihak pecundang sepertimu. Jadi, tertawalah, Eun Bi,” intimidasi Hye Won dan mulai mencetekan pena di dekat telinga Eun Bi, “Tertawa.! Tertawa! Ayo tertawa!!”

Eun Bi berusaha keras untuk menutup telinganya dan meminta Hye Won untuk berhenti. Hingga akhirnya, dia memutuskan untuk kabur. Terlihat sekali kalau dia sangat depresi. Koo Ryeon dkk melihatnya yang berlari memasuki pintu darurat, menuju ke atap. Dari aplikasi merah, terlihat energi negatif Eun Bi telah mencapai 92%. Resiko bunuh dirinya sangat tinggi.



Ketika berlari menuju atap, Eun Bi teringat kembali ke masa-masa SMA nya. Dulu, dia pernah berpikiran untuk mati karena tidak tahan atas tindakan bully Hye Won. Ini bukan pertama kalinya dia berniat bunuh diri. Jun Woong yang mengejarnya, berusaha membujuknya agar tidak melakukan hal yang dipikirkannya sekarang. Jun Woong nggak bisa terima, kenapa harus Eun Bi yang menderita padahal dialah korbannya. Dia berjanji akan membantu Eun Bi semampunya.




“Tidak. Tidak ada yang pernah mengulurkan tangan karena takut akan menyulitkan mereka. Sekarang dan waktu itu. Semuanya masih sama. Seperti terowongan yang tak berujung. Aku tak bisa membebaskan diriku!” teriak Eun Bi dan membuka pintu menuju atap.

Saat pintu terbuka, di depannya sudah ada Koo Ryeon dan Ryung Gu.


“Jadi, kau memilih bunuh diri dengan terjun dari atas atap? Kau pikir ini jalan yang terbaik? Kalau begitu, matilah. Jika kau pikir mati adalah jawabannya, maka matilah. Bukankah kau memutuskan akan mati saat menuju ke sini?” ujar Koo Ryeon, to the point. “Kenapa? Setelah sampai di sini, kau takut? Atau hanya merajuk agar orang menyadari kau sedang kesulitan?”

“Apa aku… terlihat merajuk?” tanya Eun Bi, balik.



Jun Woong yang mendengar ucapan Koo Ryeon, otomatis marah. Menurutnya, yang dibutuhkan Eun Bi adalah penghiburan, kenapa Koo Ryeon malah mendorongnya untuk mati? Dia nggak mengerti dengan cara pikir Koo Ryeon. Koo Ryeon juga nggak punya waktu untuk menjelaskannya. Dan hanya dengan satu tanda darinya, Ryung Gu langsung menarik Jun Woong, menjauh dari pintu. Pintu juga langsung menutup otomatis. Ryung Gu dengan tenang, menyuruh Jun Woong  untuk mempercayakannya pada Koo Ryeon.

“Itu sudah lama berlalu, lupakanlah. Jika tak bisa, selesaikanlah. Kau pikir semua akan selesai jika kau mati?” tanya Koo Ryeon.



“Setidaknya aku tidak akan merasa sesakit sekarang.”

“Benar. Itu semua adalah pilihanmu untuk hidup atau mati,” ujar Koo Ryeon dan membiarkan Eun Bi untuk memutuskannya. Dia hanya melihat Eun Bi berjalan menuju pagar pembatas. “Berusahalah untuk mengatasinya. Jika gagal, coba lagi.  Pernahkah berpikir untuk mengatasinya? Mereka merundungmu karena kau lemah, karena tak punya keinginan, atau keberanian untuk melawan. Karena kau lemah. Karena kau lemah. Kehadiranmu saja sudah menyusahkan!”



Bahkan Jun Woong yang mendengarkan semuanya dari balik pintu saja, merasa kalau ucapan Koo Ryeon sangat kelewatan. Dari aplikasi merah, terlihat kalau energi negatif Eun Bi meningkat hingga 97% setelah mendengar ucapan Koo Ryeon. Jung Woong nggak bisa mengerti, apakah itu cara mereka menyelamatkan yang mau bunuh diri? Apa bisa menyelamatkan dengan cara seperti itu?

Jun Woong nggak bisa mendapatkan jawaban dari Ryung Gu. Kalau mereka punya cara mereka, maka Jun Woong juga punya caranya sendiri. Entah apa yang dipikirkannya, Jun Woong mulai berlari ke lantai bawah.

 

Post a Comment

Previous Post Next Post