Sinopsis K-Drama : Tomorrow Episode 02 part 2
Eun Bi
sudah berdiri di pinggir gedung. Sekarang, hanya dengan satu langkah saja, dia
sudah akan jatuh dari atap gedung. Dia sangat marah pada ucapan Koo Ryeon.
Selama ini, dia sudah berusaha keras untuk membebaskan dirinya dan menjalani
hidup. Untuknya, bahkan tertawa saja membuatnya trauma. Apa Koo Ryeon tahu,
sekeras apa usahanya agar bisa tertawa lagi? Tahukah dia, sekeras apa usahanya
untuk bertahan?!
“Namun, itu tak berhasil,” akhiri Eun Bi.
“Kalau begitu, aku akan bertanya lagi. Apa kau
pikir semua akan berakhir jika kau mati?”
Pertanyaan itu membuat Eun Bi menangis keras.
Dia sangat ingin hidup. Dia tidak mau mati. Keinginan hidupnya sangat kuat,
makany dia bisa bertahan hingga sejauh ini. Dan itulah yang selalu dikatakannya
setiap malam untuk mengatasi traumanya, “Berusahalah
untuk mengatasinya. Berusahalah. Jika gagal, coba lagi.”
“Siapa kau?” tanya Eun Bi, terkejut saat Koo
Ryeon tahu apa yang dikatakannya setiap malam, saat itu.
“Aku datang untuk menyelamatkanmu,” jawab Koo
Ryeon. “Bukan. Aku, Malaikat Maut.”
Jawaban yang membuat Eun Bi sangat terkejut
hingga tidak sadar berjalan mundur dan langsung terjun bebas dari atas gedung. Di
moment itulah, dia mengingat kilas balik kehidupannya. Dia teringat saat – saat
membahagiakan di masa SMA-nya, saat bahagia ketika berhasil mendapatkan
pekerjaan impiannya, saat bahagia ketika bercerita dengan kolega kerjanya, saat
bahagia ketika namanya terpampang di acara TV yang di tulisnya.
“Aku
masih ingin hidup,” harap Eun Bi.
Dan tiba-tiba saja, Koo Ryeon sudah berada di
sampingnya. Menopang tubuhnya dan terbang membawanya turun. Wih. Hal yang tidak
akan bisa dipahami dengan logika manusia. Mau tidak mau, Eun Bi tentu percaya
kalau Koo Ryeon bukanlah manusia.
“Menurutmu apa kesalahanmu? Bukankah yang
bersalah adalah orang yang merundungmu tanpa alasan? Karena itu bangkitlah. Ceritamu
belum selesai. Kau pikir kau akan bahagia dengan menghindari kesulitan? Tak ada
penyelamat selain dirimu sendiri. Jadi, jangan pernah membiarkan siapa pun
memperlakukanmu dengan buruk,” nasehati Koo Ryeon.
Setelah memberikan nasehat itu, Koo Ryeon
pergi begitu saja. Ryung Gu sudah menunggunya dan menyampaikan kalau energi
negatif Eun Bi masih tinggi, 50%. Jadi, masih belum bisa dikatakan kalau dia
keluar dari zona berbahaya. Kalau seperti ini, belum ada jaminan mereka
berhasil atau tidak mencegah Eun Bi untuk bunuh diri. Jika gagal, tim MR akan
dibubarkan.
Dan tiba-tiba saja, Jun Woong muncul sambil
menarik Jung Jun Ha. Dia membawa Jun Ha ke hadapan Eun Bi karena ingat melihat
Eun Bi tertawa ketika melihat video Jun Ha (saat berada di ingatan Eun Bi). Entah
bagaimana caranya dia membujuk Jun Ha, tapi Jun Ha mau melucu di hadapan Eun
Bi. Tanpa terasa, air mata Eun Bi menetes, tapi kemudian berganti menjadi tawa
bahagia. Dia benar-benar tertawa. Bukan memaksakan diri tertawa.
Karena Eun Bi sudah tertawa, Jun Ha pun pamit
pergi.
“Jakka-nim
(penulis), tertawalah. Tertawalah seperti kala itu,” ujar Jun Woong sambil
memeluk Eun Bi dan menepuk lembut pundaknya. “Terimakasih. Kau sudah bertahan.
Kau tidak menyerah.”
“Terimakasih,” ujar Eun Bi, tulus.
Pas saat itu, aplikasi merah berbunyi.
Terlihat notifikasi kalau energi negatif Eun Bi hanya tersisa 20%. Layar yang
biasanya berwarna merah juga berubah menjadi hijau. Ini pertama kalinya. Ah,
Koo Ryeon langsung teringat ucapan Kaisar Giok yang bilang sudah memperbarui
aplikasi The Red Light. Sepertinya,
ini maksudnya. Warna hijau artinya Noh Eun Bi mungkin tidak akan mencoba bunuh
diri lagi. Artinya, mereka berhasil.
--
Mereka memang berhasil menyelematkan Eun Bi
dari melakukan bunuh diri, tetapi Jun Woong penasaran akan satu hal. Jika
mereka gagal, apa yang akan terjadi pada Eun Bi?
“Dia akan selamanya berjalan di Neraka dengan
penuh rasa penyesalan, sambil mendengarkan tangisan yang berduka karena dia.
Terdengar sangat kejam,” jawab Ryung Gu.
“Memang apa salah Bu Noh sampai harus dihukum?”
“Itu bukan hukuman, tapi harga. Harga dari
sebuah pilihan. Itu pilihan mereka yang lebih takut pada hari esok daripada
kematian. Jadi, mereka membayar dengan berjalan dalam penyesalan,” jawab Koo
Ryeon.
Setelah menjawab pertanyaan itu, Koo Ryeon
memerintahkan mereka untuk pulang duluan.
Mau kemana Koo Ryeon?
Menemui Kim Hye Won. Tanpa rasa bersalah
sedikitpun atas perbuatannya di masa lalu maupun masa sekarang, Hye Won dengan
santai berias. Dia nggak ada niat sama sekali untuk meminta maaf pada Eun Bi.
Meskipun Koo Ryeon memberikan satu kesempatan padanya untuk meminta maaf dengan
tulus kepada Eun Bi, Hye Won malah menggerutu. Gerutuannya dianggap sebagai
jawaban oleh Koo Ryeon.
Nggak pakai basa-basi lagi, Koo Ryeon langsung
mencekik Hye Won. Nada suaranya menunjukkan amarahnya. Selama ini, Hye Won
hanya selalu menggunakan kata ‘bercanda’ saat menghancurkan hidup orang lain!
Namun, bagi para korban itu adalah neraka. Bahkan yang dilakukannya sekarang,
tidak sampai setengah dari rasa sakit yang dirasakan oleh Eun Bi. Dengan
kekuatannya, Koo Ryeon membuat Hye Won seolah dia berada di posisi Eun Bi masa
SMA ketika di bully oleh dirinya di masa lalu bersama teman-temannya. Baru
beberapa tendangan, dia sudah merengek memohon ampun. Detik berikutnya, Koo
Ryeon membawa Hye Won ke tepi atap, saat Eun Bi berniat melakukan bunuh diri.
Pengalaman singkat itu membuat Hye Won sangat
ketakutan dan memohon ampun dari Koo Ryeon. Ah, padahal itu bukan apa-apa, tapi
Hye Won sudah meminta berhenti? Saat Eun Bi menjalani neraka itu, dia menangis
setiap hari dan bahkan berpikir untuk bunuh diri.
Hukuman terakhir yang dilakukan oleh Koo Ryeon
adalah menunjukkan berita yang sedang ditayangkan saat ini. Announcer menyampaikan berita mengenai
Kim Hye Won, penulis webtoon populer Boksun, yang menceritakan dihukumnya
perundung untuk membalas dendam korban, membuat kontroversi saat fakta ini
terungkap : bahwa dia adalah perundung yang mengganggu temannya saat di
sekolah.
“Kau akan dibenci oleh orang yang bahkan belum
pernah kau temui. Cacian mereka akan memakan jiwamu. Namun, lebih baik jika kau
hidup. Sebab Neraka yang kau tempati setelah mati akan lebih mengerikan,” ujar
Koo Ryeon, terakhir kalinya pada Hye Won, sebelum pergi.
--
Lihatlah, saat teman yang dielu-elukan
mendapat masalah, kedua sahabat Hye Won semasa SMA yang selalu memuja mujinya, sekarang
malah menggujingkannya. Mereka tertawa bahagia melihat kehancuran Hye Won
sambil mengatainya tukang pamer. Mereka nggak menyadari kesalahan diri sendiri
dan merasa tidak akan terlibat dalam masalah Hye Won.
Sayang sekali, perkiraan mereka salah. Koo
Ryeon datang untuk memberikan hukuman. Hanya dengan satu jentikan tangan,
keduanya terdiam bengong dan tiba-tiba saja mengantukkan kepala mereka dengan
sangat keras ke atas meja.
Bukan hanya Hye Won dan teman-temannya yang
mendapat hukuman, tapi juga Produser Seo. Berita yang ditayangkan, menyebutkan
kalau Produser acara Celebrity sudah
tahu mengenai masalah ini dan tetap menanyangkan acara tersebut walaupun
anggota timnya adalah korban perundungan Nn. Kim.
Eun Bi yang sudah mendengar berita itu, telah
memutuskan satu hal. Dia akan speak up mengenai
apa yang dialaminya. Dia siap untuk melakukan wawancara. Ini adalah langkah
pertamanya untuk membebaskan dirinya yang terjebak dalam terowongan panjang nan
gelap.
--
Tugas sudah selesai dan Koo Ryeon pergi
menemui Kaisar Giok. Dia masih nggak mengerti, kenapa tiba-tiba saja Kaisar
Giok mengancamnya akan membubarkan tim?
“Apa lagi? Aku ingin kau segera bertemu orang
itu. Orang yang harus kau selamatkan.”
“Kapan aku bisa bertemu orang itu? Apa orang
itu sungguh ada?” tanya Koo Ryeon, penasaran.
“Suatu saat, kau akan bertemu orang itu. Karena
dengan itu kau bisa mendapatkan yang kau inginkan.”
Kasiar Giok kemudian mengalihkan topik dengan
membahas Jun Woong. Meskipun untuk kasus kali ini, Jun Woong lumayan membantu,
tapi tetap saja Koo Ryeon menolak menerima Jun Woong menjadi anggotanya. Oowh, poor Jun Woong!
Hm, tapi ditolak sama Koo Ryeon juga nggak
masalah. Jun Woong sudah memutuskan tidak akan masuk ke tim MR, melainkan ke tim
penyunting. Tugasnya adalah menyatukan kenangan-kenangan seorang manusia selama
masa hidup menjadi satu video. Yup, video itu adalah kilas balik kehidupan. Baru
saja bekerja, dia sudah mendapatkan banyak pujian dari koleganya. Pujian-pujian
itu membuatnya sangat bangga dan mungkin saja betah bekerja di tim tersebut,
hingga….
Mereka mulai membicarakan tim MR dan menyebut
tim tersebut menyedihkan. Intinya, mereka merasa pekerjaan tim MR nggak guna
karena mencari orang bunuh diri setiap hari. Emangnya, kenapa orang-orang itu
mau bunuh diri? Apa tekad mereka begitu?
“Saat menyunting video hidup orang itu, mereka
hanya berpikir sebagai yang paling sengsara. Hidupku juga berat!”
“Apa maksudmu? Hidup kita lebih berat. Mereka
mengeluh pada hal-hal kecil. Setelah lihat langsung kau setuju, 'kan?” timpali
yang lain.
Komentar-komentar itu membuat Jun Woong amat
marah. Soalnya, dia melihat sendiri Eun Bi yang berusaha keras untuk bertahan
hingga berada di titik seperti itu, mau bunuh diri, bukan karna dia lemah. Dia
juga ingin hidup. Dan semua komentar menghina yang didengarnya barusan,
benar-benar menjengkelkan. Tanpa sadar, dia berteriak menyuruh mereka untuk
tidak berkomentar seperti itu saat tidak tahu apapun tentang mereka!! Para
koleganya sampai terdiam membeku ketakutan melihat kemarahannya.
Setelah marah-marah, Jun Woong baru menyesal.
Wkwkwk. Kalau begini, apa artinya dia harus hidup koma selama 3 tahun? Auhhh…
--
Diruang kerjanya,
Koo Ryeon teringat saat dia berjalan di lorong
yang panjang. Hingga Kaisar Giok datang menemuinya. Kaisar Giok nggak mengerti
kenapa Koo Ryeon masih bertahan. Dia kira, jika dia sedikit menakut-nakutinya,
dia akan memohon untuk dibebaskan atau dibuat lupa. Bagaimana bisa dia tidak
pernah mencarinya sedikitpun?
“Kalau begitu, biarkan aku hidup,” ujar Koo
Ryeon, tampak lemah.
“Aku tidak memercayaimu.”
“Jika tidak, bebaskanlah aku.”
“Kau berbohong.”
“Aku serius.”
“Lupakan saja. Neraka macam apa yang tidak ada
penyesalan atau dendam? Kau ingat? Hari kedatanganmu. Permintaanmu padaku. Maukah
kuwujudkan? Sebagai gantinya, bekerjalah di Jumadeung. Suatu saat, jika tiba
waktunya, orang yang harus kau selamatkan akan muncul. Kau harus
menyelamatkannya dari kematian. Tentu saja, itu jika kau ingin mendapatkan yang
kau inginkan. Jadi… pilihannya bergantung padamu. Pikirkanlah baik-baik.”
“Siapa orang itu?”
“Orang yang akan bunuh diri. Selamatkan
mereka, yang telah kehilangan nilai kehidupan,” jawab Kaisar Giok.
Nggak butuh waktu panjang bagi Koo Ryeon untuk
berpikir. Dia menerima tawaran tersebut.
--
Dan sekarang, para ketua tim lagi rapat untuk
memutuskan siapa yang mau menerima Jun Woong. Semuanya menolak dengan berbagai
alasan. Kalau tidak ada yang mau menerima, nggak ada pilihan lain bagi Kaisar
Giok untuk membiarkan Jun Woong kembali koma.
“Akan kuterima dia,” ujar Koo Ryeon tiba-tiba,
mengangkat tangan. “Aku akan menerima dia,” tegasnya.
Entah apa yang sebenarnya terjadi antara Joong
Gil dan Koo Ryeon, tapi sepertinya ada suatu masa lalu yang belum terungkap
untuk sekarang. Soalnya, saat rapat selesai, Joong Gil menemui Koo Ryeon dan
bilang : “Seharusnya, aku mengenalimu
hari itu.”
Saat Joong Gil bilang begitu, Koo Ryeon
teringat saat dia masih berambut panjang dan mengenakan setelan hitam, berdiri
di pinggir gedung, memegang tangan seorang pria yang memohon untuk hidup. Joong
Gil saat itu berdiri di belakang dan menyuruh Koo Ryeon melepaskan tangan pria
tersebut. Ketika Koo Ryeon tidak melakukannya, Joong Gil menarik paksa tangan
Koo Ryeon dan pria itu pun terjatuh.
“Semoga kita tidak bertemu lagi kecuali saat
aku mengawal kasus bunuh diri,” ujar Joong Gi. “Itu tak menyenangkan” lanjutnya
dan berlalu pergi begitu saja.
Koo Ryeon hanya tetap diam dan memasang wajah
dingin.
=-T O M O R R O W-=
Epilog,
Masih ingat kan saat Jun Woong
mendadak pergi ketika Koo Ryeon bicara dengan Eun Bi di atap. Nah, Jun Woong
ternyata pergi ke toilet. Dia masuk ke bilik di samping Jung Jun Ha. Gile, stalkingnya,
sampai tahu Jun Ha akan ke sana. wkwk.
Nah, saat Jun Ha masuk, Jun
Woong udah memasang tanda di depan toilet, biar nggak ada siapapun yang masuk.
Jun Ha yang nggak tahu apapun, melakukan ‘bisnis’nya. Begitu selesai, dia baru
sadar kalau nggak ada tissue toilet dan dia juga nggak membawa ponsel.
Satu-satunya yang bisa diminta tolong adalah orang di balik bilik sebelah. Jun
Woong. Jun Woong duduk di sana dengan banyak sekali tissue toilet. Bhuaahahaha.
Dia mau membantu Jun Ha, asalkan Jun Ha juga mau membantunya.
Negosiasi berlangsung sengit. Jun
Woong mengajak kerja sama dengan imbalan tissue toilet. Jika Jun Ha terus ragu,
tissue yang ditawarkan akan terus berkurang.
“Jung Jun Ha –ssi, aku ingin melindungi martabatmu,”
ujar Jun Woong.
Hahahaha. Nggak punya pilihan,
Jun Ha setuju menolongnya dengan imbalan tissue toilet. Dan itulah cara Jun
Woong membawa Jun Ha menemui Eun Bi.