Original Network : viuTV
Bozo masuk ke dalam hutan dan
melihat Bew yang berlumuran darah serta jasad Dan. Melihat itu, dia sangat
terkejut.
“Bozo, biar kujelaskan,” kata Bew dengan panik. Tapi dia tidak bisa
berdiri, karena dia merasa sangat lemas.
“Cepat sembunyikan jasad Dan dulu,” kata Bozo, menyarankan.
Akibat ulah Fone yang tidak
disengaja, leher Plato terluka parah. Dengan panik, Ken serta Sonar mencoba
menghentikan pendarahan dilehernya. Serta mengobatinya. Sementara Fone sendiri,
dia duduk diluar dan menangis karena merasa sangat bersalah, dan Gel berusaha
untuk menghiburnya.
“Aku tahu kau tak sengaja. Tenanglah,” hibur Gel.
“Aku membunuh Plato!” gumam Fone, sedih dan takut.
Pendarahan dileher Plato tidak
bisa berhenti. Plato merasa sangat kesakitan dan merintih.
Sonar menyuruh Ken untuk terus
menekan luka Plato. Lalu dia mengambil pisau dan membakarnya dengan api. Ntah
apa yang dia mau lakukan, tidak ada yang tahu. Jadi saat melihat itu, Fone
merasa panik.
Mind memijit- mijit dahinya. Nest
duduk disampingnya. Lalu Sonar yang telah selesai membantu Plato datang dan
duduk didekat mereka. Sonar menjelaskan bahwa Plato sudah baik- baik saja,
karena lukanya tidak terlalu dalam.
“Sonar,” panggil
Mind. “Apa yang membuatmu berpikir kalau Fone yang
melakukannya?” tanyanya, ingin tahu.
“Aku tak tahu. Aku juga tak peduli,” jawab Sonar, dengan sikap acuh.
Gel kembali dan duduk disebelah
Fone. Dia memberitahu Fone bahwa Plato sudah lebih baik, jadi Fone tidak perlu
cemas lagi. Namun Fone tetap merasa bersalah. Lalu Fone menebak bahwa semua ini
adalah rencana Sonar, dan Sonar berusaha menyalahkan mereka.
“Tapi apa alasan dia menyelamatkan Plato,” kata Gel.
“Aku mau pergi dari sini. Tempat ini
menyebalkan,” gumam Fone.
“Haruskah kita kabur ke suatu tempat?” tanya Gel, menyarankan. “Aku juga tak tahu siapa yang melakukannya.
Tapi menurutku tempat ini tak aman. Aku tak percaya siapapun selain kita,” jelasnya. Dan Fone setuju.
Didalam tenda. Ken menemani Plato
dan menjaganya dengan sangat baik. Ketika Plato bangun dan meminta air, dia
langsung mengambilkan air dan menyuapinya. Tapi walaupun Ken sudah melakukan
itu dengan selembut mungkin, namun Plato tetap merasa sakit.
“Untungnya, lukanya tak dalam. Kau akan
kesakitan jika lukanya lebih dalam,” kata
Ken, menghibur Plato.
“Brengsek,” keluh
Plato dengan pelan dan lemas.
Fone dan Gel kemudian masuk ke
tenda bersama- sama. Dengan rasa bersalah, Fone menangis dan meminta maaf
kepada Plato. Dan dengan penuh pengertian, Plato memegang tangan Fone dan
mengatakan bahwa dia baik- baik saja.
“Ayo pergi dari sini,” ajak Gel. “Aku dan
Fone sepakat, kalau Sonar dan teman-temannya tak bisa dipercaya. Aku tak nyaman
berada didekat mereka,” jelasnya.
“Kemana tujuan kita? Plato terluka,” balas Ken.
Setelah Bozo membantunya menutupi
jasad Dan di dalam hutan, Bew mengacungkan kapak ditangannya dan menanyai,
kenapa Bozo membantunya. Dengan tenang, Bozo menyuruh Bew menyingkirkan kapak
itu darinya. Tapi Bew tidak mau, dia mau Bozo menjawab pertanyaannya terlebih
dahulu.
“Aku tak mau Mind mengetahuinya. Jika dia
tahu, dia pasti akan membenciku. Lily juga sudah tiada. Satu- satunya yang
tersisa adalah Sonar,” kata Bozo, menjelaskan alasannya mau
membantu Bew.
“Apa itu artinya kau mau membungkam Sonar?” tanya Bew, curiga. Dan Bozo hanya diam.
Melihat sikap Bozo, akhirnya Bew
menurunkan kapaknya. Dan Bozo menghela nafas lega.
Nest menyatukan kembali kepala
Mac dengan tubuh Mac yang berada didalam hutan. Dan Mind menemaninya. Lalu
tiba- tiba Sonar datang dan bersikap panik.
“Gel kabur! Dia mencuri barang- barang kita!
Ayo!” panggil Sonar. Lalu dia berlari duluan. Dan
Nest serta Mind langsung mengikutinya.
Setelah memeriksa tasnya, Mind
mengeluh. Karena geng Gel dan Fone mengambil semua makanan serta obat-
obatannya. Dan Sonar merasa menyesal, karena telah membantu Plato sebelumnya.
“Kemana saja kau?” tanya Mind, kesal. “Kenapa kau tak mengawasi tenda?”
“Aku pergi mencari Dan serta Bew. Aku tak tahu
kemana mereka pergi,” balas Sonar. Dia tidak menduga kalau geng
Gel dan Fone akan mencuri barang mereka.
Mind tiba- tiba merasa kepalanya
sangat sakit sekali. Melihat Mind tampak tidak sehat, Sonar merasa khawatir.
“Aku baik- baik saja,” kata Mind. Lalu dia menatap Sonar. “Kita harus apa sekarang?” tanyanya.
“Ayo pergi,” ajak Sonar. “Memburu mereka,” jelasnya.
Setelah berjalan cukup jauh, Mind
menyarankan agar mereka kembali, tapi Sonar tidak setuju. Karena sekarang
mereka tidak punya makanan.
Nest yang berjalan paling
belakang, berhenti berjalan dan duduk, karena dia merasa sangat kelelahan.
Melihat itu, akhirnya Sonar pun menyarankan supaya Mind menemani Nest, dan dia
akan pergi sendirian untuk mencari geng Gel dan Fone. Namun Nest tidak setuju,
karena sangat berbahaya sendirian.
“Sial. Jadi, aku harus apa?” keluh Sonar.
Karena Mind dan Nest tidak bisa
lanjut berjalan lagi, maka Sonar pun berhenti. Mereka bertiga duduk dan
beristirahat di dekat pembatuan sungai.
“Jika Lyla masih hidup, dia mungkin akan
mengeluh karena tak bisa mandi daripada mati karena dehidrasi,” kata Sonar, teringat tentang Lyla. Jadi
diapun membahas tentang Lyla.
“Apa menurutmu Lyla masih hidup seperti kata
Fone?” tanya Nest.
“Mungkin saja. Karna jasadnya tak pernah ditemukan,” jawab Sonar.
“Lyla yang malang,” gumam Nest.
Mind agak malas membahas tentang
Lyla. Menurutnya, Lyla tidak perlu mereka kasihani. Karena Lyla pun tidak
peduli dengan mereka. Contohnya, mengenai Olimpiade Matematika, Lyla bilang
tidak tak akan ikut, tapi akhirnya Lyla malah ikut.
“Bukankah Lyla bilang kalau ayahnya yang
memasukkan namanya?” kata Nest, mengingatkan. Karena menurutnya
kejadian itu bukan salah Lyla.
“Kau sangat setia,” komentar Mind, sinis.
“Kenapa kau punya banyak masalah dengan Lyla?” tanya Sonar, ingin tahu.
“Tutup mulutmu. Aku tahu kalau …” balas Mind. Tapi Nest langsung
menghentikannya.
Akhirnya Sonar, Mind, dan Nest,
mereka bertiga berhenti membahas tentang Lyla. Kemudian Mind mengajak mereka
berdua untuk kembali ke tenda, karena mereka juga tak akan bisa menemukan geng
Gel dan Nest juga sudah tak sanggup.
“Kau terus memanfaatkannya sebagai alasan
karena takut melanjutkan, kan?” keluh Sonar, kesal.
“Alasan apa? Kau tak lihat apa? Apa kau bahkan
peduli padanya?” balas Mind dengan sikap keras.
Melihat Sonar dan Mind berdebat
karenanya, Nest pun memberitahu Mind bahwa dirinya baik- baik saja. Dan dia
bisa tidur diluar sini.
Tengah malam. Ketika Mind
terbangun dan melihat Sonar masih tidur, dia bangun dan mendekati Nest serta
membangunkannya. Lalu sebelum Nest sempat bersuara, Mind memberikan tanda
supaya Nest jangan bersuara supaya Sonar tidak terbangun. Lalu dia membawa Nest
ke tempat yang agak jauh dari Sonar.
@@@
Kejadian 1
Disekolah. Ketika Mind
berjalan, dia tidak sengaja melihat Sonar mencabut foto penghargaan Lyla yang
ditempel dimading.
Jam Istirahat. Ketika
geng Lyla berjalan melewati mading, Nest menyadari kalau foto Lyla yang
tertempel dimading hilang. Jadi diapun berhenti berjalan dan memberitahu Lyla.
“Kurasa mereka mungkin
iri padamu,” kata Mind,
berkomentar.
“Itu pasti ulang orang
bodoh,” kata Sonar, ikut berkomentar. Dia
bersikap seperti biasa, seperti bukan dia pelakunya. “Mereka melakukan ini karena tak
tahu cara mengalahkanmu,” jelasnya. Mendengar
itu, Mind melirik Sonar.
“Abaikan saja mereka,” kata Nest, menghibur Lyla.
“Ya. Aku tak peduli. Aku
tak punya waktu untuk orang seperti mereka. Ayo pergi,” kata Lyla, bersikap acuh.
“Aku akan minta OSIS
untuk memasangnya lagi,” hibur Sonar, bersikap
seperti sahabat yang baik.
Kejadian 2
Dikamar mandi. Ketika
Mind keluar dari bilik kamar mandi, dia tidak sengaja melihat Sonar dan Lyla
yang sedang bertengkar.
Sonar marah kepada
Lyla, karena Lily dirudung sangat parah, tapi Lyla malah bersikap tidak peduli
dan tidak mau melindunginya. Sayangnya, walaupun Sonar marah, Lyla tetap
bersikap tidak mau tahu dan tidak peduli.
“Aku juga temanmu! Apa
kau tak akan membantuku sama sekali?” tanya Sonar.
“Mungkin kalian layak
mendapatkannya,” balas Lyla, tidak
peduli sama sekali. Dan mendengar itu, Sonar pun menamparnya.
@@@
Mind memberitahu Nest bahwa
sebenarnya Sonar sangat membenci Lyla. Lalu dia juga curiga kepada Sonar,
karena Sonar tampak terlalu tenang dan tidak takut sama sekali. Jadi dia merasa
kalau ini adalah rencana Sonar.
“Kenapa dia membunuh Mac dan Lily?” tanya Nest, tidak percaya bahwa Sonar
mencurigakan. “Selain itu, dia bersama kita saat Lily
tenggelam.”
“Entah bagaimana dia bisa melakukannya. Tapi
coba pikirkan ucapannya,” balas Mind. “Sekarang
dia menyuruh kita keluar dari tenda. Apa yang dia pikirkan?” tanyanya.
“Dia memikirkan Gel dan Fone yang hilang,” jawab Nest. Dan dia merasa ini alasan yang
masuk akal.
Walaupun alasan Sonar mengajak
mereka meninggalkan tenda, didasarkan oleh alasan yang masuk akal, yaitu untuk
mencari geng Gel dan Fone yang mencuri barang mereka. Tapi Mind tetap
mencurigai Sonar. Karena ada beberapa hal yang tidak masuk akal menurutnya.
Yaitu saat Sonar bilang bahwa dirinya pergi mencari Dan serta Bew. Untuk apa Sonar
pergi mencari Dan serta Bew. Kepadahal sebelumnya, Sonar sendiri yang
memberitahu mereka untuk waspada kepada Bew. Lalu mereka sudah menyuruh Sonar
untuk berjaga ditenda, tapi kenapa barang mereka tetap bisa hilang dicuri. Juga
benarkah geng Gel dan Fone yang telah mencuri barang mereka atau tidak.
Sebenarnya, Nest sama sekali
tidak curiga kepada Sonar, tapi setelah mendengar analisis Mind. Dia jadi ragu
dan tidak tahu harus perbuat apa.
“Berhati- hari saja jika didekatnya,” kata Mind, mengingatkan Nest.